Anda di halaman 1dari 5

4.2.

PEMBAHASAN Penilain status gizi pada manusia dapat dilakukan dengan berbagai macam

cara. Salah satu penilaian status gizi secara langsung adalah antropometri (ukuran tubuh manusia). Ditinjau dari sudut pandang gizi, antropometri gizi beruhubungan erat dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berabagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berat badan (BB) merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan dalam pengukuran antropometri. Berat badan memberikan gambaran status gizi masa kini, sementara tinggi badan dapar menggambarkan status gizi masa lampau. BB dapat menjadi parameter yang baik untuk melihat perubahan massa tubuh akibat perubahan-perubahan konsumsi makanan dan perubahan kesehatan. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Praktikum kali ini akan membahas mengenai IMT untuk sekitar 25 mahasiswa pada 5 fakultas yang ada di Universitas Padjdjaran. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa pada umumnya mahasiswa Unpad memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) yang ideal. Berat badan ideal adalah di mana berat badan seseorang berada pada posisi sesuai dengan tinggi badannya. Selain itu, berat ideal dimana energi yang dikonsumsi dan dibutuhkan seimbang. Pada IMT anthropometri ini tidak terdapat perbedaan antara lokal maupun internasional karena IMT tidak berpengaruh terhadap umur maupun ras, sehingga tidak terlihat perbedaan yang mencolok. Selain berat badan ideal, terdapat kurang ideal atau kurus ringan maupun kurus berat. Sebagai contohnya yang memiliki IMT kurus berat paling banyak adalah dari jurusan Sastra Inggris yaitu sebesar 12% atau sekitar 3 orang dari 25 orang respondensi. Sedangkan yang paling sedikit memiliki IMT kurus ringan yaitu dari Administrasi Bisnis yaitu sebesar 4%. Dengan kata lain pada jurusan Administrasi Bisnis FISIP didapati 1 orang mahasiswa dengan IMT kurus berat. Hal ini bisa terjadi dikarenakan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badannya ataupun juga bisa dikarenakan aktivitas yang sering dilakukan oleh

mahasiswa jurusan Sastra Inggris cukup berat dibandingkan oleh mahasiswa Administrasi Bisnis FISIP. Kurus ringan maupun kurus berat kemungkinan disebabkan oleh asupan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi dengan energi yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, pada saat energi tidak cukup memenuhi kebutuhan maka diganti dengan makanan cadangan seperti lemak sehingga berat badan berkurang. Selain disebabkan oleh ketidakcukupan energi dan diganti dengan lemak, kemungkinan IMT kurang ideal disebabkan oleh faktor biologis atau faktor genetik keluarga, serta kemungkinan disebabkan oleh adanya penyakit yang diderita oleh responden sehingga menurunkan berat badannya dan tidak sesuai dengan tingginya. Oleh sebab itu, IMT kurang ideal atau dibawah normal disarankan untuk banyak mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi banyak. Yaitu dengan mengkonsumsi makanan sebanyak 3 kali sehari dan gizi 4 sehat 5 sempurna. Sehingga energi yang dikonsumsi dapat memenuhi energi yang diperlukan. Selain makanan yang sehat dan gizi yang seimbang, jangan lupa untuk berolahraga setiap harinya dan cukup istirahat. Selain IMT normal didapati pula IMT yang melebihi batas normal atau juga dikenal dengan gemuk. Gemuk terbagi dua yaitu gemuk ringan dan gemuk berat. Berdasarkan hasil pengamatan dari sekitar 25 mahasiswa yang dihitung IMT nya maka dapat diketahui bahwa IMT gemuk berat terdapat pada fakultas Sastra Inggris dan Keperawatan, yakni 8% atau sekitar 2 orang. Sedangkan fakultas Administrasi Bisnis dan dan Sastra Jerman memiliki IMT 4% atau sekitar 1 orang gemuk berat. Gemuk ringan maupun gemuk berat kemungkinan disebabkan oleh asupan energi yang dikonsumsi melebihi energi yang dibutuhkan sehingga masih terdapat energi yang berlebih dan disimpan oleh tubuh. Biasanya jika energi disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak yang mana biasanya jika lemak yang berlebihan disebut dengan obesitas. Lebih tepatnya obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.

Obesitas atau kegemukan dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor gaya hidup dengan faktor genetik, faktor lingkungan dan faktor psikis. Sehingga untuk meminimalisir terjadinya kegemukan responden harus memperhatikan faktorfaktor tersebut. Kegemukan selain memiliki kelebihan yaitu dapat menyimpan energi (cadangan makanan), namun juga memiliki kelemahan yaitu penampilan yang kurang menarik dan juga dapat memacu penyakit-penyakit didalam tubuh salah satunya yaitu diabetes, darah tinggi, stroke, dan sebagainya. Oleh sebab itu, untuk IMT diatas normal atau kegemukaan ini seharusnya melakukan penurunan berat badan salah satuya dengan cara diet, rajin berolahraga tiap harinya dan juga makan makanan yang bergizi dan juga makan makanan yang berserat. Diet merupakan cara untuk mengurangi jumlah makanan yang berkalori tinggi, lemak tinggi dan juga makanan yang manis tanpa mengurangi energi yang dibutuhkan oleh tubuh.

V. -

KESIMPULAN Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT rata-rata dari responden memiliki IMT normal IMT kurus berat paling banyak adalah dari jurusan Sastra Inggris yaitu sebesar 12% atau sekitar 3 orang dari 25 orang respondensi. Sedangkan yang paling sedikit memiliki IMT kurus ringan yaitu dari Administrasi Bisnis yaitu sebesar 4%.. IMT gemuk berat terdapat pada fakultas Sastra Inggris dan Keperawatan, yakni 8% atau sekitar 2 orang. Sedangkan Jurusan Administrasi Bisnis FISIP dan Sastra Jerman memiliki IMT 4% atau sekitar 1 orang.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. Bouchard C. Et al.1998. The Genetic of Human Obesity. Marcel Decker, Inc. New York Depkes RI. 2006. Kepmenkes nomor 1593/Menkes/SK/XI/2005 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Garrow,J.S, 1993. Human Nutrition and Dietics. Churchill Livingstone, London. Supraiasa, I.D.N., et.al. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai