Anda di halaman 1dari 2

Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah laparotomi.

Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat. Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.

a.

Setelah diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif laparatomi

b. Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif karena sumber perdarahan harus dihentikan. c. Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung) d. Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah penampung yang steril e. Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah (blood bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas cairan infus (yang baru terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah. f. Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung tetesan. g. Tindakan dapat berupa : Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi tetapi pada kehamilan ektopik terganggu jika sudah terjadi ruptur maka tuba harus diangkat.

Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut merupakan salah satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol perdarahan yang kurang sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan). h. Mengingat kehamilan ektopik terganggu berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba yang di sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik kombinasi atau tunggal dengan spektrum yang luas. i. Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan: Ketoprofen 100 mg supositoria. Tramadol 200 mg IV. Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas) Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari. j. Konseling pasca tindakan lanjutan fungsi reproduksi. Resiko hamil ektopik ulangan. Kontrasepsi yang sesuai. Asuhan mandiri selama dirumah. Jadwal kunjungan ulang k. Criteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah : Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah Diameter kantong gestasi 4cm Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml Tanda vital baik dan stabil

Anda mungkin juga menyukai