Julis Novitra S. Gz
Karbohidrat essensial : glukosa dan serat Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat ; sel darah merah, sebagian otak dan sistem saraf Penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen oleh hati dan otot Penggunaan glukosa sebagai sumber energi Perubahan glukosa menjadi lemak
Hormon Insulin Diproduksi sel beta pankreas menurunkan gula darah meliputi peningkatan laju penggunaan glukosa melalui oksidasi, glikogenesis, lipogenesis, difusi fasilitatif ke sel otot dan sel lemak meningkat. pengeluaran dirangsang oleh glukagon dan hormon saluran cerna
Glukagon
Diproduksi sel alfa pankreas Kebalikan insulin : meningkatkan gula darah melalui peningkatan glikogenolisis, glukoneogenesis Epinefrin dikeluarkan medula kelenjar adrenal : glikogenolisis, menurunkan pengeluaran insulin dari pankreas shg meningkatkan glukosa darah
Glukokortikoid
tiroksin meningkat, glikogenolisis dan glukoneogenesis hati meningkat shg gula darah naik
Hormon pertumbuhan
Diproduksi kelenjar pituitari anterior Meningkatkan gula darah dengan cara meningkatkan pengambilan asam amino, dan sintesis protein oleh semua sel, menurunkan pengambilan glukosa oleh sel; meningkatkan mobilisasi lemak untuk energi
glucose
IR
GLUT4
INSULIN
glucose
IR
GLUT4
INSULIN
glucose
IR
GLUT4
Gejala umum
Osmotic Symptoms Haus /dahaga/polidipsi poliuri Lebih sering pada malam hari Penurunan berat badan Kelelahan dan penurunan tenaga Penglihatan kabur Infeksi
Type I Diabetes
DM TIPE I
Require insulin replacement Need regular blood glucose measurement Multiple insulin injections daily Variable with daily activity and dietary intake Higher risk of getting hypoglycaemics and ketoacidosis
DM TIPE II
Diet, weight reduction, exercise Oral hypoglycaemic Medications Control Blood Pressure and cholesterol Aspirin and other medications May require insulin at later stage Once daily glucose measurement Regular follow-up
Fungsi serat
Selulosa : mengatur peristaltik usus Hemiselulosa dan pektin yang menyerap air : menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan. Makanan tinggi serat cenderung meningkatkan berat feses, menurunkan waktu transit pada saluran cerna, Mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, divertikulosis, kanker usus besar, diabetes melitus
Epidemiologik : Hubungan negatif dengan insiden jantung koroner dan batu ginjal terutama kolesterol terutama polisakarida non pati larut air (pektin, gum, dsb) Pengaruh ini dikaitkan dengan metabolisme asam empedu. Asam empedu dan steroid netral disintesis dalam hati dari kolesterol, disekresi ke kandung empedu dan kembali ke hati melalui reabsorpsi usus halus (siklus enterohepatik). Serat menghalangi penyerapan asam empedu sehingga dibentuk asam empedu baru dari kolesterol persediaan
Penelitian invitro dan invitro : jenis serat dalam dedak mengabsorsi asam empedu tetapi tidak menurunkan kolesterol. Sedang kacang-kacangan menurunkan kolesterol darah tanpa mengabsorpsi asam empedu. Jadi penurunan asam empeu bukan satu-satunya penyebb turunnya kholesterol. Chien dan Anderson (1984) menduga sintesis kolesterol dalam hati berubah oleh asam lemak rantai pendek yang diperoleh dari fermentasi serat larut air. Mekanisme lengkapnya belum diketahui sampai sekarang
Waktu yang diperlukan makanan melalui mulut sampai anus Waktu transit di kolon : 10 kali lebih lama makanan dari mulut sampai awal kolon Waktu transit dari mulut ke usus besar dipengaruhi pengosongan lambung dan transit di usus halus yang keduanya dipengaruhi viskositas poliskarida Mekanisme serat makanan terhadap transit di kolon belum diketahui dengan pasti, diduga : - retensi air oleh serat, - kehadiran asam lemak rantai pendek yang tidak diserap (mis asam laktat) atau ph rendah yang menghambat absorpsi gum dan air -peningkatan jumlah bakteri yang mengembangkan kolon karena produksi gas
Diduga terjadi perubahan susunan mikroorganisme dalam salauran cerna Mikroorganisme yang terbentuk menguntungkan pembentukan karninogen Mikroorganisme membatasi pemecahan karsinogen yang terjadi normal bila serat tinggi dalam makanan Teori lain : serat mempercepat waktu transit shg karsinogen hanya punya kesempatan singkat untuk bersentuhan dengan didnding kolon Gumpalan besar feses dan air yang dikandung serat mengencerkan karsinogen ke tingkat tidak toksik
Konsumsi serat dengan metabolisme kolesterol Serat larut air dan Diabetes Konsumsi serat dan waktu transit dalam kolon Kurangnya konsumsi serat dengan kanker kolon