Anda di halaman 1dari 1

Hubungan Konsumsi Makanan dengan Kualitas ASI di Daerah Penambangan Emas

aryani sudja, sri artini dan asep iwan purnawan* e-mail: aryanisudja@yahoo.com Abstrak

Penggunaan merkuri (Hg) pada penambangan emas secara tradisional melalui proses amalgamasi akan menghasilkan limbah merkuri yang dapat mencemari air sungai, dan tanah. Merkuri akan terhisap oleh akar tanaman dan akan terakumulasi dalam buah dan daun (sayuran), sedangkan merkuri dalam air sungai atau air kolam akan terakumulasi dalam tubuh ikan. Penduduk yang menetap di daerah penambangan emas, termasuk ibu menyusui yang mengonsumsi bahan makanan yang berasal dari daerah penambangan, secara tidak langsung akan mengonsumsi merkuri dan akan terakumulasi dalam tubuh. Merkuri dalam cairan tubuh, termasuk dalam ASI, akan mempengaruhi kandungan protein ASI dan menghambat aktifitas enzim. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan konsumsi bahan makanan di daerah penambangan emas dengan kualitas air susu ibu, yaitu kandungan merkuri dan protein dalam ASI. Subjek penelitian adalah 31 orang ibu menyusuai yang tinggal di daerah penambangan emas di Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya. Konsumsi makanan dikumpulkan dengan metoda semiquantitative food frequency questioner (SFFQ), kandungan merkuri pada ASI dan makanan dianalisis dengan metoda Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Kandungan protein pada ASI di analisis dengan metoda titrasi auto indicator. Analisis statistik menggunakan uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kandungan merkuri dalam 5 (lima) macam bahan pangan berkisar antara 0,01572 ppm - 0,31086 ppm. Rata-rata asupan merkuri responden dalam sehari sebanyak 25,81 g. Rata-rata kandungan protein dalam ASI adalah 1,758 g/100 mL dan rata-rata kandungan merkuri dalam ASI adalah 1,011 ppb. Hasil analisis statistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara antara konsumsi bahan makanan (asupan merkuri) sehari dengan kandungan merkuri dalam ASI (p=0,043; r=0,365) dan kandungan merkuri dalam ASI dengan kandungan protein dalam ASI (p=0,001; r= -0,567). Tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi bahan makanan dengan kandungan protein dalam ASI (p=0,278; r= -0,201) Kesimpulan: Walaupun rata-rata kandungan merkuri pada ASI (1,011 ppb) lebih rendah daripada NAB ( < 4 ppb/L). Kisaran rata-rata kandungan merkuri pada bahan makanan (0,01572 ppm 0,31086 ppm) lebih rendah dari NAB (0,5 ppm), tetapi asupan makanan sehari menunjukkan korelasi yang bermakna dengan kadar merkuri dan kandungan protein pada ASI
*politeknik kesehatan kemenkes bandung

Anda mungkin juga menyukai