Anda di halaman 1dari 2

Sejauhmana Adopsi Varietas Unggul Padi Dewasa ini?

Survei membuktikan, sekitar 80 varietas unggul padi, termasuk Way Apoburu dan Ciherang hasil rakitan Balai Penelitian Tanaman Padi (Balitpa), telah meluas pengembangannya di 12 propinsi di Indonesia. Di 23 kabupaten di Jawa Barat, varietas Ciherang bahkan mulai menggeser dominasi varietas IR64.

ebagai salah satu komponen intensifikasi padi, varietas unggul berperan penting dalam meningkatkan produksi, mengendalikan hama dan penyakit tanaman, dan menekan pengaruh buruk kondisi

lingkungan tumbuh. Dibandingkan dengan teknologi produksi lainnya, varietas unggul lebih cepat diterima petani karena lebih mudah diimplementasikan dan harganya relatif murah.

Sekitar 90% dari 9,2 juta hektar areal pertanaman padi sawah di 12 propinsi di Indonesia telah ditanami dengan varietas unggul. Varietas Way Apoburu, Ciliwung, Memberamo, dan Ciherang telah mulai menggeser dominasi IR64 di beberapa daerah.

Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian melalui Balitpa terus berupaya merakit varietas unggul. Hingga saat ini, Departemen Pertanian telah melepas lebih dari 175 varietas unggul padi, sebagian besar dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Pengembangan varietas-varietas unggul tersebut diupayakan melalui berbagai program intensifikasi padi, baik di tingkat pusat maupun daerah. Kegiatan Percontohan Produktivitas Padi Terpadu (P3T) yang sedang dikembangkan oleh Departemen Pertanian saat ini, misalnya, merupakan salah satu program intensifikasi yang mengintegrasikan varietas unggul baru. Untuk menjawab anggapan bahwa varietas unggul padi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian hanya sedikit yang diadopsi petani, Balitpa melakukan survei di 12 propinsi penghasil padi di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi pada tahun 2002/03. Ternyata, sekitar 90% dari 9,2 juta hektar areal pertanaman padi sawah di 12 propinsi tersebut telah ditanami varietas unggul. Dari sekitar 80 varietas unggul yang telah berkembang di petani saat ini, Way Apoburu, Ciliwung, Memberamo, dan Ciherang paling menonjol (Tabel 1) dan diharapkan dapat menggeser dominasi IR64 yang sejak beberapa tahun terakhir telah menurun ketahanannya terhadap penyakit tungro.

Tabel 1. Luas tanam varietas unggul padi di 12 propinsi di Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan, 2002/03. Varietas Tahun pelepasan 1986 1998 1989 1995 2000 1980 1988 1999 1995 1966 1996 1996 2001 1996 2000 2000 Luas tanam (000 ha) 4.195 758 616 425 408 343 338 305 244 175 107 62 60 58 50 35 35

IR64 Way Apoburu Ciliwung Memberamo Ciherang Lokal Cisadane IR42 Widas IR66 IR74 Digul Cilamaya Muncul Sintanur Cirata Celebes Tukad Balian

Dilepas pada tahun 2000, varietas Ciherang yang berdaya hasil tinggi dengan rasa nasi enak lebih disukai oleh sebagian petani dan konsumen di beberapa daerah, terutama di Jawa Barat, Jawa Timur,

Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Di Jawa Barat, luas tanam varietas Ciherang menduduki urutan kedua setelah IR64, masingmasing 18% dan 33%. Luas tanam varietas Way Apoburu dan Widas masing-masing 10% dan 8%. Di Kabupaten Purwakarta, Subang, dan Indramayu, luas tanam varietas Ciherang dalam MT 2002 dan 2002/03 berkisar antara 36-40%, sedangkan luas tanam varietas IR64 yang populer sejak lebih dari dua windu yang lalu berkisar antara 14-28% dari total areal pertanaman padi di ketiga kabupaten. Ciherang merupakan varietas unggul hasil persilangan antara IR64 dengan beberapa galur lain. Hasilnya yang tinggi dan rasa nasinya yang enak adalah sifat penting varietas Ciherang yang diturunkan dari IR64. Varietas Sintanur yang dilepas pada tahun 2001 cukup cepat pengembangannya. Dalam tempo 2 tahun sejak dilepas, areal tanam varietas unggul padi beraroma wangi ini sebagaimana halnya varietas lokal Pandanwangi dan Rojolele, telah mendekati 60 ribu hek-

tar. Varietas Tukad Balian yang dilepas tahun 2000 telah berkembang pula di beberapa lokasi, terutama di daerah endemis penyakit tungro. Penyakit virus ini pernah merusak sebagian pertanaman padi di beberapa daerah di Indonesia beberapa waktu lalu, terutama di Bali dan Sulawesi Selatan. Data survei ini membuktikan bahwa sebagian besar varietas unggul padi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian sudah diadopsi oleh petani. Proporsi luas tanam berbeda antarvarietas dan antardaerah pengembangan (Puslitbangtan) .

Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Jln. Merdeka No. 147 Bogor 16111 Telepon : (0251) 334089 311432 Faksimile : (0251) 312755 E-mail : crifc3@indo.net.id

Anda mungkin juga menyukai