Anda di halaman 1dari 198

ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh :

Aditya Nugraha Putra NIM : 109084000070

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap : Aditya Nugraha Putra

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta Pusat, 16 Oktober 1991 3. Jenis Kelamin 4. Agama 5. Alamat : Laki-Laki : Islam : Pondok Timur Indah II, Jalan Galaksi 5, No. 118, Mustikasari, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat 6. Telepon
7.

: 08998276783/085717227852/02191897054 : putraaditya@yahoo.com

Email

B. PENDIDIKAN FORMAL 1. TK Aulia Bekasi, 1995-1997 2. SDN Mustika Jaya 2 Bekasi, 1997-2003 3. SMPN 26 Bekasi, 2003-2006 4. SMAN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, 2006-2009 C. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. 2006-2007 2. 2006-2009 3. 2008-2009 4. 2011-2012 Kursus Bahasa Inggris di LPIA, Bekasi Latihan Tae Kwon Do, Bekasi Kusus BKB Nurul Fikri, Bekasi Kursus Bahasa Arab di Lughatuna Language Center, Bekasi

vi

D. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. 2. 3. Ayah Ibu Alamat : Sencoko : Paryati : Pondok Timur Indah II, Jalan Galaksi 5, No. 118, Mustikasari, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat 4. 5. Telepon Anak ke : 08567699825 : 1(satu) dari 2 (dua) bersaudara

vii

ABSTRACT The study was backed by the excellent potential of the phenomenon by the classification as well as the County/city in the Yogyakarta special region province have not been identified and utilized optimally for the development of construction. This study aims to find out and analyse sectors base/top which has a competitive advantage and specialization in each kabupaten/kota, as well as determine priority regions and sectors of the typology of the base for the development of the construction of Regency/city. The Data used in this study is secondary data in the period 20062010. Data sourced from BPS Province BPS regency/town in Province of DIY, and also Bappeda Province of DIY. The Analysis Model used the analysis of LQ, Shift-Share, Typology Klassen and growth Ratio Model (MRP). The results of this research concluded that the district/city has the potential of each according to its condition. Agricultural Sector, mining and quarrying Sector, manufacture sevtor, and services sector still represent dominant bases sector because its 3 regency have bases / pre-eminent in this sector; While other sectors varied. The electricity, gas and clean water, and transportation and communication sector only owned by Yogyakarta Town as well as the city of the most numerous having sector basis same as district sleman ( 5 sector base ). The city of Yogyakarta which are classified into fast forward and fastgrowing. Then the Sleman Regency which are classified into fast-growing areas. Three other regencies terklasifikasi into the relative left behind. from the results of the analysis of LQ, Shift-Share, Klassen thypology and sectoral growth Typology can be determined regency/city priority development sectors flagship owned. Yogyakarta city and Regency of gunung Kidul have first priority to the development of all sectors of the area of the base.

Keywords: GDP, Location Analysis and Shift Share Quetiont. Priority Development

viii

ABSTRAK Studi ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena potensi unggulan serta klasifikasi daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum teridentifikasi dan dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan pembangunan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sektorsektor basis/unggulan yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di masing-masing kabupaten/kota, serta menentukan tipologi daerah dan prioritas sektor basis guna pengembangan pembangunan kabupaten/kota. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam kurun waktu tahun 2006-2010. Data bersumber dari BPS Provinsi, BPS kabupaten/kota. Serta Bappeda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Model analisis yang digunakan yakni Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Klassen serta Model Rasio Pertumbuhan (MRP). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kabupaten/kota mempunyai potensi masing-masing sesuai dengan kondisinya. Sektor Petanian, Sektor pertambangan dan penggalian, sektor Industri pengolahan serta sektor jasa-jasa merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi DIY karena 3 Kabupatennya mempunyai basis/unggulan di sektor ini; sedangkan sektor lainnya bervariasi khusus sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi hanya dimiliki Kota Yogyakarta sekaligus sebagai Kota yang paling banyak memiliki sektor basis sama seperti Kabupaten Sleman (5 Sektor basis). Kota Yogyakarta masuk dalam Tipologi daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Kemudian Kabupaten Sleman yang masuk dalam Tipologi daerah berkembang cepat. Tiga kabupaten lainnya masuk dalam tipologi daerah relative tertinggal. Dari hasil analisis LQ, Shift-Share, Tipologi daerah dan pertumbuhan sektoral dapat ditentukan kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan sektor-sektor unggulan yang dimiliki. Kota Yogyakarta dan Kabupaten gunung Kidul mempunyai prioritas pertama untuk pengembangan wilayah atas semua sektor basis yang dimilikinya.

Kata kunci : PDRB, Analisis Location Quetiont dan Shift Pembangungan

Share, Prioritas

ix

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Taala yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayangNya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shollallahualaihi Wassalam sang pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi ummatnya dihari akhir kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah Taala dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikain kepada: 1. Ayahanda Sencoko dan Ibunda Paryati atas doa dan kasih sayang yang tidak terbatas kepada peneliti hingga saat ini. Banyak hal yang sampai saat ini tidak dapat peeneliti berikan untuk mereka. Semoga Allah Taala selalu menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS,. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan mengarahkan penulis selama penulisan skripsi. 3. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan SE, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terimakasih bapak

atas jasa dan support serta selama ini sangat baik kepada saya, mudah ditemui, mudah. 4. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku Ketua jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Kepada Bapak Lukman, Bapak Darmajaya, dan Ibu Utami Baroroh penguji ujian komprehensif yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan soal dan juga nilainya. 7. Seluruh Staf dan karyawan/karyawati khususnya Ibu Siska dan Bapak Ajis yang telah membantu penulis dalam hal hal akademik sehingga dapat dilancarkan segala urusan penulis saat ini 8. Bonita dan Chandra sebagai adikki paling teramat banyak bantuannya sampai sampai tidak dapat disebutkan apa saja yang sudah diberikannya olehnya,terima kasih. 9. Keluarga besar IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) seluruh angkatan, khususnya angkatan 2009 : kelas B yaitu Gery, Raihan, Udin, Aziz dan semua teman dari kelas B yang lain. Kami berharap skripsi ini menjadi konstribusi serta menambah pustaka dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan. Jazkumullah Khoiron. Bekasi, Mei 2013 Aditya Nugraha Putra

xi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL I HALAMAN PERSETUJUAN .... II HALAMAN PERNYATAAN . III DAFTAR RIWAYAT HIDUP VI ABSTRACT . VIII ABSTRAKSI ... IX KATA PENGANTAR .... X DAFTAR ISI ... XII DAFTAR TABEL .. XVII DAFTAR GAMBAR .. XIX DAFTAR LAMPIRAN ... XX BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... B. Perumusan Masalah ........................................................ C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................... BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ... 1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah ............ a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) b. Teori Lokasi .. c. Teori Tempat Sentral d. Teori Kausasi Kumulatif ... e. Model Daya Tarik (Attraction) . 2. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah ... 3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah a. Teori Adam Smith
xii

1 10 11

13 13 13 14 16 16 17 17 18 18

b. Teori Whilt Whitman Rostow .. c. Teori Harrod Domar dalam Sistem Regional ... d. Teori Thomas Robert Malthus .. 4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 5. Analisis Shift-Share ... 6. Tipologi Ekonomi Regional .. B. Penelitian Sebelumnya .................................................... C. Kerangka Berpikir ........................................................... BAB III : METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 31 B. Metode Penentuan Sampel . C. Metode Pengumpulan Data ............................................. 1. Field Research ........................................................... 2. Library Research ....................................................... D. Metode Analisis .............................................................. 1. Analisis Location Quotient (LQ) ............................... 2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) .............. 3. Analisis Overlay......................................................... 4. Analisis Shift-Share (S-S) ......................................... 5. Penentuan Tipologi Daerah........................................ 6. Penentuan Prioritas Sektor Basis untuk Pembangunan Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta .....
xiii

19 19 20 21 22 23 24 29

32 32 32 33 33 33 35 37 40 44

46

E. Operasional Variabel Penelitian ..................................... 1. Potensi Ekonomi ........................................................ 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............... 3. Pertumbuhan Ekonomi .............................................. 4. Pendapatan Perkapita ................................................. 48 5. Sektor-Sektor Ekonomi ............................................. 6. Kegiatan Ekonomi...................................................... BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 1. Pembentukkan Provinsi DIY ..................................... 2. Letak Geografis ......................................................... 3. Demografi .................................................................. 4. Kondisi Perekonomian Provinsi DIY ........................ B. Pembahasan .

47 47 47 48

48 49

50 50 50 52 53 57

1. Sektor-Sektor Basis di Masing-masing Kabupaten/Kota 57 a. Sektor Pertanian .................................................... b. Sektor Pertambangan dan Penggalian .................. c. Sektor Industri Pengolahan ................................... d. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ...................... e. Sektor Bangunan ................................................... f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ............. g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .................
xiv

57 59 60 61 62 63 64

h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan i. Sektor Jasa-Jasa .................................................... 2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) .. a. Analisis MRP Kabupaten Kulon Progo ................ b. Analisis MRP Kabupaten Bantul .......................... c. Analisis MRP Kabupaten Gunung Kidul ............. d. Analisis MRP Kabupaten Sleman ........................ e. Analisis MRP Kota Yogyakarta ...........................

65 66 68 70 71 72 74 75

3. Hasil Analisis Shift-Share Tentang Keunggulan Komparatif dan Spesialisasi .......................................................... 4. Analisis Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY ................................................................................... 83 5. Prioritas Wilayah Untuk Pengembangan Pembangunan a. Prioritas Sektor Pertanian ..................................... b. Prioritas Sektor Pertambangan dan Penggalian c. Prioritas Sektor Industri Pengolahan .................... d. Prioritas Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ........ e. Prioritas Sektor Bangunan .................................... f. Prioritas Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran g. Prioritas Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .. h. Prioritas Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ....................................
xv

78

86 86 87 88 88 88 89 90

90

i. Prioritas Sektor Jasa BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .................................................................... B. Saran ............................................................................... DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. LAMPIRAN

91

95 97 99 101

xvi

DAFTAR TABEL No 1.1 1.2 Keterangan Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi se Jawa Tahun 2010 Perbandingan PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi se Jawa Tahun 2004 dan 2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000 PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi DIY Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tipologi Daerah Penelitian-Penelitian Sebelumnya Tahun 2007-2010 Luas Wilayah Kabupaten/Kota Di Provinsi DIY Tahun 2010 Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi DIY Tahun 2008-2010 Struktur Ekonomi Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Persentase) Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi DIY Tahun 2007-2010 (persentase) PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi DIY Tahun 2010 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertanian Tahun 2005-2010 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2005-2010 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor
xvii

Halaman 4

1.3

7 24 26 51 52 54 55

2.1 2.2 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5

56

4.6 4.7 4.8

58 60 61

Industri Pengolahan Tahun 2005-2010 4.9 4.1 0 4.1 1 4.1 2 4.1 3 4.1 4 4.1 5 4.1 6 4.1 7 4.1 8 4.1 9 4.2 0 4.2 1 4.2 2 4.2 3 4.2 4 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Tahun 2005-2010 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Bangunan Tahun 2005-2010 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun 2005-2010 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2005-2010 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor JasaJasa Tahun 2005-2010 Hasil Kompilasi Analisis LQ di Provinsi DIY Tahun 2005-2010 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005-2010 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Bantul Tahun 2005-2010 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005-2010 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Sleman Tahun 2005-2010 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kota Yogyakarta Tahun 2005-2010 Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten/Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi DIY Periode 2005-2010 Prioritas Untuk Sektor Pertanian dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010 Prioritas Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan
xviii

62 63 64 65 65 67 68 71 72 74 75 76

82

86

87 87

Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 4.2 5 4.2 6 4.2 7 4.2 8 4.2 9 4.3 0 Prioritas Untuk Sektor Industri Pengolahan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 Prioritas Untuk Sektor Bangunan dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010 Prioritas Untuk Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 Prioritas Untuk Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 Prioritas Untuk Sektor Jasa-Jasa dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010 Prioritas Pengembangan Pembangunan Sektor Basis di Provinsi DIY Tahun 2005-2010 88

89

90

91

91

92

xix

DAFTAR GAMBAR No 2.1 3.1 4.1 4.2 Keterangan Bagan Kerangka Pemikiran Klasifikasi Tipologin Klassen Peta Pulau Jawa Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010 Halaman 30 45 51 85

xx

DAFTAR LAMPIRAN No I Keterangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bantul Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Kulon Progo Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bantul Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Gunung Kidul Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Sleman Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Yogyakarta
xxi

Halaman

101

II

102

III

103

IV

104

105

VI

106 107 110 113 116 119

VII VIII IX X XI

XII XIII XIV XV XVI XVII

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi DIY

122 125 128 131 134 137 140 144 148 152 156 160

XVIII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Kulon Progo XIX XX XXI XXII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Bantul Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Gunung Kidul Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Sleman Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kota Yogyakarta

XXIII Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pertumbuhan %)

xxii

xxiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim pada umumnya terfokus pada pembangunan ekonomi dengan memprioritaskana upaya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan peningkatan kualitas dan standar hidup yang diukur antara lain melalui Produk Domestik Bruto (PDB) pada tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto pada tingkat daerah baik provinsi, kabupaten maupun kota. Indonesia yang masyarakatnya mayoritas Muslim melaksanakan

pembangunan tidak terlepas dari pandangan tersebut. Pembangunan nasional harus memperhatikan kondisi masyarakat (mayoritas Muslim). Namun demikian tetap harus memperhatikan minoritas yang sama-sama mempunyai hak dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, pembangunan nasional juga harus memperhatikan kondisi daerah-daerah diseluruh Indonesia karena pembangunan daerah tidak bisa disamaratakan dengan alasan perbedaan karakteristik, budaya, keadaan sosial dan sebagainya. Maka dari itu, keberhasilan pembangunan nasional bisa terlihat dari pembangunan daerahdaerah yang ada. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan
1

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 2002:108). Masalah pokok dalam pembangunan daerah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous

development) dengan menggunakan potensi sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Dengan perencanaan yang baik dan kebijakan yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan pembangunan ekonomi daerah tersebut. Todaro mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh tiga nilai pokok yaitu berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri, dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memilih. Namun begitu harus diperhatikan bahwa pembangunan ekonomi tanpa pembangunan moral masyarakatnya dari sisi agama akan menjadi salah satu penyebab tidak berkembangnya pembangunan tersebut. Sudah dua belas tahun Indonesia menghadapi perubahan kondisi pembangunan secara keseluruhan. Pemerintahan dan pembangunan diseluruh Indonesia sudah memasuki otonomi daerah yang memiliki hakikat bahwa pengelolaan pemerintah pembangunan diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah. Perubahan sistem pemerintahan dan pengelolaan

pembangunan daerah serta terjadinya globalisasi kegiaatan ekonomi tersebut tentunya akan menimbulkan perubahan yang cukup drastis dalam pengelolaan
2

pembangunan daerah. Pola pembangunan daerah yang selama ini cenderung seragam mulai berubah dan bervariasi. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi daerah tergantung pada potensi dan permasalahan pokok yang dialami oleh daerah yang bersangkutan (Sjafrizal, 2008:229). Arsyad (2002) mengatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan menciptakan peluang kerja (job creation). Jika dilihat dari kemakmuran suatu daerah, maka daerah satu tidak akan sama dengan daerah yang lainnya walaupun dalam satu provinsi. Kaum klasik berpandangan bahwa daerah yang memiliki atau kaya SDA akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan daerah yang miskin SDA (Emilia, 2006). Perbedaan SDA tersebut merupakan modal awal dalam pembangunan yang selanjutnya harus terus dikembangkan. Selain

mengandalkan SDA yang ada dibutuhkan juga sinergi dengan faktor-faktor lain sepeti SDM yang mengelola SDA, teknologi sebagai alat tools untuk mengelola SDA. Sehingga akan dihasilkan barang dan jasa yang baik dan berkualitas, yang akhirnya berdampak pada pendapatan daerah tersebut. Seketika tejadi multiplier effect dalam kegiatan perekonomian dan perputaran uang akan terjadi. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, merupakan provinsi terkecil kedua di pulau Jawa setelah DKI
3

Jakarta bila ditinjau dari segi luas wilayah. DIY mempunyai luas wilayah sebesar 3185,80 km2 sedangkan provinsi DKI Jakarta hanya sebesar 664,01 km2, provinsi yang paling besar luas wilayahnya di pulau jawa yaitu Jawa Timur dengan luas wilayah 47.799,75 km2, kemudian provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah sebesar 35.377,76 km 2 dan provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah 32800,69 km2 serta provinsi Banten yang memiliki luas wilayah sebesar 9.662,92 km2. Namun demikian dengan luas wilayah yang relatif kecil DIY memiliki jumlah penduduk yang tidak banyak yaitu sebesar 3.457.491 jiwa berbeda jauh dengan propinsi DKI Jakarta dengan luas wilayah yang kecil dengan jumlah penduduk sebanyak 9.607.787 jiwa, seperti yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut: Tabel.1.1. Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi se-Jawa Tahun 2010 Luas Wilayah Jumlah Penduduk 2 (km ) (jiwa) 1 DKI Jakarta 664,01 9.607.787 2 Jawa Barat 35.377,76 43.053.732 3 Banten 9.662,92 10.632.166 4 Jawa Tengah 32.800,69 32.382.657 5 DIY 3185,80 3.457.491 6 Jawa Timur 47.799,75 37.476.757 Sumber data: BPS-Statistik Indonesia 2011 Provinsi DIY mempunyai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) No Wilayah yang paling rendah yakni hanya sebesar Rp. 5009 milyar pada tahun 2004 dan tahun 2008 sebesar Rp. 19.212,5 milyar atau berada diurutan paling bawah setelah Provinsi Banten dengan PDRB-nya sebesar Rp. 68.802,9 milyar tahun 2008 dan Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 168.034,5 milyar pada tahun 2008. Laju pertumbuhan ekononomi DIY sebesar 5,03%, jauh dari laju
4

pertumbuhan provinsi lainnya di pulau jawa seperti Jawa Barat dengan 6,21% dan DKI Jakarta dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 6,23%. Hal inilah yang harus dilakukan Pemda DIY untuk meningkatkan pertumbuhan agar tidak tertinggal jauh dari provinsi lainnya seperti ditunjukkan dalam tabel.1.2. Tabel.1.2. Perbandingan PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan ekonomi Propinsi se Jawa tahun 2004 dan 2008 atas dasar harga konstan 2000 PDRB PDRB Thn Thn 2004 No Wilayah 2008 (miliar (miliar Rp) Rp) 1 DKI Jakarta 31.832,2 353.723,4 2 Jawa Barat 5.957,0 291.205,8 3 Banten 6.011,8 68.802,9 4 Jawa Tengah 4.172,7 168.034,5 5 DIY 5.009,0 19.212,5 6 Jawa Timur 6.639,7 305.538,7 Sumber: BPS-Statistik Indonesia 2011 PDRB/kap Thn 2008 (ribu Rp) 37.782,5 7.005,5 6.814,3 5.220,7 5.662,4 8.264,0 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,23 6,21 5,77 5,61 5,03 6,16

Sebuah hasil studi tentang anatomi makro ekonomi regional di provinsi DIY menunjukkan bahwa pertumbuhan Propinsi DIY masih di bawah pertumbuhan nasional yakni berkisar antara 3,70% sampai 5,02% (Maruf, 2009). Bencana alam terjadi di salah satu kabupaten di DIY yaitu Kabupaten Bantul pada tahun 2006 dan berkelanjutan hingga tahun 2010 di Kabupaten Sleman. Seiring dengan terjadinya bencana alam di daerah tersebut jelas mempengaruhi DIY secara keseluruhan. Ini memiliki dampak yang besar terhadap kegiatan ekonomi di daerah karena bencana alam dapat menimbulkan dampak langsung berupa kematian, kerugian materiil, rusaknya sektor-sektor
5

ekonomi seperti yang terjadi di Kabupaten bantul 2006 yang lalu. Hal ini jelas memperparah kondisi ekonomi daerah meskipun saat ini DIY berada dalam taraf pemulihan dari adanya bencana alam yang sering melanda. Dengan adanya otonomi daerah, setiap daerah kabupaten/kota dituntut untuk mandiri mengurus rumah tangganya sendiri. Salah satu indikatornya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD merupakan hasil murni yang didapatkan oleh suatu daerah. Semakin besar PAD, maka menunjukkan kemandirian daerah tersebut. Untuk meningkatkan PAD nya yang nanti akan berpengaruh terhadap PDRB, maka pemerintah daerah harus terus menggali potensi ekonomi yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan warisan alam untuk pariwisata yang ada di Provinsi DIY dan selalu mensyukuri pemberian dari Allah Taala sehingga nikmat tersebut akan ditambah oleh Allah Taala. Di Provinsi DIY terdapat empat kabupaten dan satu kota dimana tentunya setiap kabupaten dan kota masing-masing mempunyai potensi ekonomi yang khas sesuai keadaan daerahnya masing-masing sehingga akan mempunyai PDRB, tingkat pertumbuhan dan prioritas sektoral yang berbedabeda pula seperti yang terlihat dalam Tabel.1.3. berikut ini.

Tabel.1.3. PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi DIY Atas Dasar Harga Konstan 2000 Laju pertumbu han ekonomi rata-rata (%) 4,31 3,98 4,11 4,74 4,56 4,41

PDRB No Kabupaten/Kota tahun 2005 (Juta Rp) 1 2 3 4 5

Perse ntase (%)

PDRB Tahun 2009 1.728.304 3.779.948 3.197.365 6.099.557 5.244.851 20.050.025

Perse ntase (%) 8,62 18,85 15,95 30,42 26,16 100

Kulonprogo 1.465.477 9,05 Bantul 3.080.313 19,02 Gunungkidul 2.613.269 16,14 Sleman 4.837.435 29,88 Yogyakarta 4.194.945 25,91 DIY 16.191.439 100 Sumber Data: BPS-DIY Dalam Angka 2010

Tabel di atas memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2005-2009 terdapat kabupaten yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi rata-rata terendah dalam kurun waktu lima tahun dibandingkan kabupaten lainnya berada di bawah 4% yaitu Kabupaten bantul sebesar 3,98%. Hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius dari pemerintah DIY terutama Pemda Kabupaten Bantul. Meskipun diketahui bahwa untuk kabupaten Bantul kemunduran ekonominya lebih dipengaruhi oleh adanya bencana alam yang melanda pada tahun 2006 sehingga pertumbuhan ekonomi pada saat itu hanya sebesar 2,02 %. Gempa yang melanda Kabupaten Bantul membuat lumpuh sektor-sektor ekonomi yang ada. Perhatian dan

pengembangan pembangunannya perlu direncanakan kembali sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah tersebut dan antisipasi bencana harus disiapkan.

Selain bencana alam yang menjadi salah satu masalah di Provinsi DIY, ada beberapa masalah lain yang berhubungan dengan potensi ekonomi itu sendiri. Setiap tahun terjadi pertumbuhan ekonomi di masing-masing kabupaten/kota, namun belum diketahui sektor apa saja yang menjadi sektor basis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut. Hal ini penting dan bagian dari identifikasi potensi ekonomi. Masalah selanjutnya, dari pertumbuhan ekonomi yang ada belum diketahui sektor ekonomi yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif. Sehingga pertumbuhan yang ada hanya terbatas pada nagka-angka kuantitatif saja. Untuk itu setelah sektor basis diketahui, dilanjutkan dengan identifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif. Tidak hanya itu, masalah lain yang harus diselesaikan agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya sebatas angka-angka dan memiliki arti penting adalah dengan mengidentifikasi sektor ekonomi yang memiliki potensidaya saing kompetitif dan spesialisasi. Ini menjadi penting, dikarenakan potensi yang belum diketahui keunggulannya sulit dikembangkan. Namun jika sudah diketahui sektor mana saja yang memiliki potensi masing-masing, maka pemerintah bisa mengambil sikap dan kebijakan terhadap sektor-sektor tersebut dengan lebih tepat. Masalah yang melanda Provinsi DIY berhubungan dengan potensi ekonomi yaitu belum diketahui daerah masing-masing kabupaten.kota yang digunakan untuk memacu pengembangan pembangunan. Dengan adanya
8

otonommi daerah, semua kabupaten/kota berjalan sendiri-sendiri membangun daerahnya. Tapi Provinsi memiliki peran sebagai kordinasi antar

kabupaten/kota sehingga Provinsi harus mengetahui daerah mana yang bisa dijaidkan contoh untuk memacu pengembangan pembangunan. Masalah terakhir yang penting yaitu belum adanya prioritas sektor basis dalam pengembangan pembangunan. Sembilan sektor yang dimiliki oleh kabuaten/kota memiliki program dalam kegiatan ekonominya. Namun tidak semua dapat dijalankan serentak. Hal ini terkendala oleh anggaran yang dialokasikan, kemudian RPJMD dan urgensi program tersebut. Untuk itu prioritas penentuan sektor basis harus dilaksanakan dengan harapan pemerintah dengan kebijakanya dan keterbatasan anggarannya memprioritaskan sektorsektor basis. Meskipun laju pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir di kabupaten/kota yang lain cukup baik, namun masing-masing kabupaten/kota harus lebih meningkatkan PDRB nya. Agar hasil pendapatan daerah berkah untuk rakyat setempat, perlu dihindari kegiatan ekonomi atau sektor-sektor yang haram, bertentangan dengan syariat Islam serta merugikan orang banyak. Pemda harus kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan potensi ekonomi yang ada. Karena masih banyak potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan secara optimal. Sehingga kabupaten/kota di DIY menemukan dan mengetahui sektorsektor yang unggul di daerahnya. Banyaknya provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia yang meyebar dari Sabang sampai Merauke dan beragamnya potensi daerah yang berbeda
9

diperlukan perhatian yang serius dalam upaya pengembangan pembangunan oleh Pemerintah. Tidak setiap daerah memiliki potensi ekonomi yang sama, untuk itu penelitian dan studi lanjutan secara terus-menerus harus dilakukan agar pembangunan di daearah lebih cepat dan sesuai dengan keadaan daerah tersebut. Pemerintah juga harus menjaga agar potensi-potensi tersebut tidak dikuasai pihak asing dengan sesukanya sehingga akan berdampak merugikan daerah tersebut. Dari uraian diatas maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui potensi serta identifikasi sektor-sektor ekonomi daerah kabupaten dan kota yang berada dalam wilayah DIY sebagai pedoman dalam merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di era otonomi daerah. Peneliti mengambil judul penelitian Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). B. Perumusan Masalah Provinsi DIY termasuk daerah yang perekonomiannya paling rendah dibandingkan dengan lima provinsi lainnya yang setara di Jawa yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten, yang tercermin dari tingkat Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB)nya (lihat Tabel 1.2.). Demikian pula dengan volume ekspornya. Hal ini disebabkan belum optimalnya pemgembangan potensi daerah. Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah yang akan dikaji adalah:

10

1. Sektor basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY; 2. Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif dan komparatif bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY; 3. Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY; 4. Daerah mana yang dapat digunakan untuk memacu pengembangan pembangunan.; 5. Bagaimana penentuan prioritas sektor basis untuk pengembangan

pembangunan di DIY ditiap kabupaten/kota. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dan mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi di masing-masing kabupaten/kota di wilayah DIY dengan cara: 1. Mengetahui sektor basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY; 2. Mengetahui Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif dan komparatif bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY; 3. Mengetahui Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY

11

4. Menganalisis tipologi masing-masing daerah berdasarkan potensi yang dimilikinya. 5. Menentukan priorotas sektor basis guna pengembangan pembangunan di DIY umumnya serta Kabupaten dan Kota Khususnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi, informasi dan pedoman bagi pengambil kebijakan serta peneliti lainnya yang berminat dibidang ini: 1. Memudahkan pemerintah provinsi DIY membuat perencanaan kebijakan pembangunan ekonomi daerah baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang berdasarkan potensi ekonomi dan tipologi yang dimiliki tiap kabupaten/kota. 2. Sebagai bahan informasi untuk dipertimbangkan oleh pemerintah DIY tentang kinerja masing-masing sektor. 3. Menambah referensi tentang pertumbuhan ekonomi di suatu daerah untuk dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan studi-studi selanjutnya.

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang berkenaan dengan Variabel yang diambil 1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 2002:116). Teori basis ini digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis. Sektor berorientasi basis ekspor merupakan keluar sektor yang melakukan aktifitas yang

batas

wilayah

perekonomian

bersangkutan. Sektor basis memiliki peran penggerak utama (primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah semakin maju pertumbuhan wilayah. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis menimbulkan efek ganda dalam perekonomian regional. Sedangkan sektor non basis adalah sektor yang menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat di dalam batas wilayah perekonomian bersangkutan. Luas lingkup produksi dan pemasaran bersifat lokal. Inti dari teori ini adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut.

13

Strategi pembangunan daerah yang muncul berdasarkan teori ini adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha yang mempunyai pasar secara nasional maupun internasional.

implementasi kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah tersebut. Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah digunakan analisis Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah tersebut dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional (Emilia, 2006:24). LQ menggunakan rasio total nilai PDRB disuatu daerah (kabupaten/kota) dibandingkan dengan rasio PDRB pada sektor yang sama di wilayah referensi (provinsi/nasional). b. Teori Lokasi Alfred Weber seorang ahli ekonomi Jerman menulis buku berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Buku ini diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1929 oleh C.J.Friedrich dengan judul Alfred Webers Theory of Location of Industries (Tarigan, 2005:96). Teori yang dipelopori oleh Weber ini khusus untuk kegiatan industri pengolahan. Sehingga teori ini sangat terkait dengan

pengembangan kawasan industri. Untuk lebih mendalami digunakan


14

pendekatan Least cost analysis dalam penerapannya. Teori ini mengemukakan mengenai perusahaan yang meminimumkan biaya dengan cara pemilihan lokasi yang strategis dan mendekati pasar. Strategis dalam arti mudah dalam mendapatkan bahan baku dan mudah dalam distribusi barang atau jasa. Analisis least cost ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok yaitu lokasi pasar dan sumber bahan baku, sebahagian bahan baku adalah localized materials, tidak terjadi perubahan teknologi serta ongkos transportasi tetap. Weber menyimpulkan bahwa lokasi optimum dari suatu perusahaan industri umumnya terletak dimana permintaan terkonsentrasi atau sumber bahan baku. Bila suatu perusahaan industri memilih lokasi pada salah satu dari kedua tempat tersebut, maka ongkos angkut untuk bahan baku dan hasil produksi akan dapat diminimumkan dan keuntungan aglomerasi yang ditimbulkan dari adanya konsentrasi perusahaan pada suatu lokasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin (Emilia, 2006:16). Banyak variabel yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas suatu lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan pemasok, komunikasi, fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat), kualitas pemerintah daerah dan tanggung jawabnya serta sanitasi (Arsyad, 2002:116).

15

c. Teori Tempat Sentral Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada hirarki tempat (hierarchy of places). Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya (industri dan bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya. Teori ini bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaaan. Misalnya perlunya melakukan pembedaan fungsi antara daerah-daerah yang berbatasan. Beberapa daerah bisa menjadi wilayah penyedia jasa sedangkan lainnya hanya sebagai daerah pemukiman (Arsyad, 2002:117). d. Teori Kausasi Kumulatif Kondisi daerah-daerah sekitar kota yang semakin buruk

menunjukkan konsep dasar dari tesis kausasi kumulatif ( cumulative causation) ini. Kekuatan-kekuatan pasar cenderng memperpanjang kesenjangan antara daerah-daerah tersebut. Maka dari itu kita mengenal ada yang disebut daerah maju dan daerah terbelakang. Daerah maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-daerah lainnya. Inilah yang disebut sebagai backwash effect (Mrydal, 1957 dalam Arsyad, 2002). Menurut model ini, ketimpangan pembangunan regional hanya akan dapat dikurangi melalui program pemerintah. Apabila hanya
16

diserahkan pada mekanisme pasar, maka ketimpangan regional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan (Sjafrizal, 2008:98). e. Model Daya Tarik (Attraction) Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap industrialis melaui pemberian subsidi dan insentif (Arsyad, 2002:118) 2. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah Tujuan perencanaan pembangunan ekonomi yang utama adalah untuk memberikan kesempatan kerja bagi penduduk. Selanjutnya untuk mencapai stabilitas ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi akan sukses jika mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha seperti lahan, keuangan, dan

infrastruktur. Selain sukses, pembangunan ekonomi akan berkah apabila aktifitas di dalamnya terhindar serta terbebas dari praktek-praktek ribawi. Tujuan berikutnya, untuk mengembangkan sektor basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam. Hal ini sebagai antisipasi kemungkinan fluktuasi ekonomi sektoral yang akan mempengaruhi keempatan kerja masyarakat. Secara garis besar, strategi pembangunan ekonomi daerah dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu: (1) Strategi Pengembangan

Fisik/Lokalitas, (2) Strategi Pengembangan Dunia Usaha, (3) Strategi


17

Pengembangan Sumber Daya Manusia, (4) Strategi Pengembangan Masyarakat. (Evi dan Hastarini, 2008:167) 3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah a. Teori Adam Smith Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap yang berurutan dimulai dari masa berburu, masa berternak, masa bercocok tanam, masa berdagang, dan tahap masa industri. Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional kemasyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja antar pelaku ekonomi. Smith memandang pekerja sebagai salah satu input produksi, pembagian tenaga kerja merupakan titik sentral pembahasan dalam teori ini sebagai upaya peningkatan produktifitas kerja. Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan penting. Akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu sama lainnya. Timbulnya peningkatan kerja pada suatu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat. Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya

18

harus tunduk pada funsi kendala yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi (Kuncoro, 1997 dalam Akrom, 2010) b. Toeri Whilt Whitman Rostow Menurut Rostow dalam bukunya The Stage of Economics Growth (1965) proses pertumbuhan ekonomi bisa dibedakan kedalam lima tahap yaitu: pertama, masyarakat tradisional dimana pada tahapan ini masyarakat menggunakan metode produksi yang masih primitif dengan kebiasaan turun-temurun. Kedua, tahapan prasyarat tinggal landas dimana terjadi transformasi diseluruh sektor kehidupan seperti

transformasi dari sektor pertanian menuju sektor perkotaan. Ketiga, tahapan tinggal landas dimana terjadi berbagai perubahan yang drastis baik berbentuk revolusi politik, terciptanya berbagai inovasi dan munculnya pasar-pasar baru. Keempat, tahap menuju kedewasaan dimana industri sudah berkembang dengan pesat, penggunaaan teknologi secara efektif disemua sektor produksi, keahlian tenaga kerja meningkat dan terjadi perubahan-perubahan sosial. Kelima, tahap konsumsi tinggi dimana segala sesuatu berorientasi pada masalah konsumsi bukan produksi (Zakaria, 2009:113-116). c. Teori Harrod Domar dalam Sistem Regional Teori ini dikembangkan oleh Roy F. Harrod (1948) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Berbeda dengan Keynes yang melihat perekonomian dalam jangka pendek, teori ini melihat dari sisi jangka panjang yang didasarkan beberapa asumsi: 1) Perekonomian bersifat tertutup
19

2) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan 3) Proses produksi memiliki koefesien yang tetap 4) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama dengan timgkat pertumbuhan penduduk. Atas dasar asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap (seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut : g = k= n,

Keterangan : g = Growth (tingkat pertumbuhan output k = Capital (tingkat pertumbuhan modal) n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja Agar terjadi keseimbangan antara tabungan (S) dan investasi (I) harus terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k untuk menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (rasio modal output). (Tarigan, 2007:49). d. Teori Thomas Robert Malthus Malthus menitikberatkan perhatian pada perkembangan

kesejahteraan suatu negara, yaitu pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Kesejahteraan suatu negara sebagian tergantung pada jumlah output yang dihasilkan

20

oleh tenaga kerja dan sebagian lagi pada nilai atas produk tersebut (Jhingan, 1993 dalam Akrom, 2010). 4. Produk Domestik regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator makro ekonomi yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah pada suatu periode tertentu adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat Statistik (2011:2) PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas dasar harga konstan dan PDRB atas dasar harga berlaku. PDRB ata dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan harga tetap pada suatu tahun tertentu sebagai dasar/referensi. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan harga tahun berjalan. PDRB atas dasar berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa. Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam perhitunan PDRB, yaitu: a. Pendekatan produksi, yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi/sektor dalam suatu wilayah pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun). b. Pendekatan pengeluaran, yaitu jumlah semua komponen permintaan akhir di suatu wilayah, dalam jangka waktu tertentu. Komponen permintaan akhir meliputi: pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi
21

pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori/stok, dan ekspor neto. c. Pendekatan pendapatan, yaitu jumlah semua balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Komponen balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah: upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan. Semoa komponen tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Namun pada pendekatan pendapatan ada satu komponen balas jasa yang bertentangan dengan kaidah Islam, yaitu adanya balas jasa dari modal yang dipinjamkan berupa bunga. jika landasannya investasi hendaknya balas jasa berupa bagi hasil bukan bunga karena dalam investasi belum diketahui keuntungan maupun kerugian di masa mendatang. 5. Analisis Shift-Share Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingnkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini sendiri adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan

membandingkanya dengan daerah yang lebih besar (region/nasional). Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu (Arsyad, 2002:139-140):

22

a. Pertumbuhan

ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis

perubahan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan. b. Pereseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif pertumbuhan atau penurunan pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang yang lebih besar untuk dijadikan acuan. Dengan demikian dapat diketahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat daripada perekonomian yang dijadikan acuan. c. Peregeseran diferensial (differential shift) digunakan untuk menentukan seberapa besar daya saing industri daerah dengan perekonomian yang dijadikan acuan. 6. Tipologi Ekonomi Regional Menurut Leo Klassen (1965) analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan eonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah (Emilia, 2006:55). Kemudian daerah yang diamati dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu: a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh b. Daerah maju tapi tertekan c. Daerah berkembang cepat d. Daerah relatif tertinggal Untuk jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
23

Tabel.2.1. Tipologi Daerah


PDRB perkapita (y) Laju Pertumbuhan (r) ri > r ri < r yi > y Daerah maju dan Tumbuh Cepat Daerah maju tapi tertekan yi < y Daerah berkembang cepat Daerah relatif tertinggal

Sumber: Mudrajat Kuncoro dalam Nudiatulhuda (2007) Keterangan: r = Rata-rata pertumbuhan kabupaten/kota y = Rata-rata PDRB per kapita kabupaten/kota ri = Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota yang diamati yi = PDRB per kapita kabupaten/kota yang diamati B. Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai sektor basis telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Analisis yang digunakan sebagian besar adalah analisis shift-share dan LQ. Selain menggunakan analisis tersebut, ada pula yang menggunakan analisis klassen tipologi atau analisis LQ digabungkan dengan klassen tipologi dan Logistic Regression. Wali I Mondal (2009) hasil analisis mengenai potensi pembangunan industrial di Malaysia. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan pendekatan shift-share menunjukan bahwa malaysia mempunyai sektor basis di wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar Utara dimana ke empat wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik dibandingkan wilayah lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan sumberdaya alam yang
24

berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan sektor pertanian dan sektor perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata memiliki peranan penting dalam perekonomian Malaysia. AguS Tri Basuki (2009) hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Yapen, Provinsi Papua Tahun 2004-2008. Kabupaten kepulauan Yapen adalah sebuah kabupaten yang baru sebagai hasil pemisahan regional dan terletak di daerah yang sangat dekat ke leher kepala butung Provinsi Papua. Penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Yapen memiliki Keuntungan ekonomi di sebagian besar sektor kecuali sektor pertambangan dan industri manufaktur. Sektor yang paling menguntungkan adalah keuangan,, persewaan, dan jasa perusahaan jasa, serta sektor konstruksi. Sektor lain yang menguntungkan adalah industri wisata, seperti perdagangan, hotel dan restoran. Secara lengkap penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut:

25

Tabel.2.2. Penelitian-Penelitian Sebelumnya Tahun 2007-2010 No 1 Peneliti Wali I. Mondal (2009) Alat Analisis - Shift Share Judul dan Hasil Penelitian Judul: An Anlysis of The Industrial Development Potential of Malaysia: A shift-Share Approach Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa malaysia mempunyai sektor basis di wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar Utara dimana ke empat wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik dibandingkan wilayah lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan sektor pertanian dan sektor perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata memiliki peranan penting dalam perekonomian Malaysia. Judul: Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Yapen dalam Menopang Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008 Hasil Penelitian: Kabupaten kepulauan Yapen adalah sebuah kabupaten yang baru sebagai hasil pemisahan regional dan terletak di daerah yang sangat dekat ke leher kepala butung Provinsi Papua. Penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Yapen memiliki Keuntungan ekonomi di sebagian besar sektor kecuali sektor pertambangan dan industri manufaktur. Sektor yang paling mneguntungkan adalah layanan, keuangan, perusahaan jasa, dan konstruksi. Sektor lain yang menguntungkan adalah industri wisata, seperti perdagangan, hotel dan restoran. Judul: Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan di Kabupaten Kulonprogo
26

Agus Tri Basuki (2009) - Klasifikasi Pertumbuhan - LQ - MRP (Rps, Rpr) - Overlay - Shift-Share - Klassen Tipology - overlay Fafurida (2009) - LQ - Shift Share

- Analisis Indeks Sentralitas

Kartika Hendra Titisari (2009)

- Perbandingan PDRB - Tipologi Klassen - LQ - MRP

Hasil Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan dalam pengembangna sektor pertanian terutama makanan pertanian . hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk produksi padi dipusatkan di Kecamatan Temno, Panjatan, Galur, Lendah, Kokap, Girimulyo, Nanggulan dan Kecamatan Samigaluh. Sedangkan untuk penggilingna beras dikembangkan di Kecamatan Wates, dan Kecamatan Pengasig. Untuk komoditas jagung pengembangan industri pengolahannya bisa dikembangkan di Kecamatan Sentolo dan Pengasih dan pusat produksi bisa dilakukan di Kecamatan Temonb, Lendah, Kokap, Kalibawang, dan Samigaluh. Untuk komoditas tanaman singkong pusat produksi di Kecamatan Temon, Kokap, Girimulyo, Kalibawang, dan Samigaluh. Sedangkan industri pengolahannya bisa dilakukan di Kecamatan Sentolo dan Pengasih. Pusat produksi Ubi jalar di Kecamatan Panjatan, Pengasih dan Girimulyo. Sedangkan untuk industri pengolahan di Kecamatan Wates. Untuk komoditas Kacang Pusat produksi di Kecamatan Temon, Lendah, Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh. Sedangkan industri pengolahannnya di Kecamatan Wates, dan Pengasih. Pusat produksi kedelai terletak di Kecamatan Temon, Galur, Lendah, Nanggulan, dan Kalibawang. Sedangkan industri pengolahannya di Kecamatan Sentolo, dan Pengasih. Kecamatan Temon, Sentolo, dan Pengasih adalah pusat produksi tanaman kacang hijau sedangkan industri pengolahnanya di Kecamatan Wates. Judul: Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali, Karanganyar, dan Sragen Hasil Penelitian: Analisis Potensi internal (pertumbuhan dan kontribusi) yang menempati psosisi prima dan berkembang di Boyolali ialah sektor listrik, gas dan air bersih, lembaga keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa. Sedangkan di Karanganyar sektor yang menduduki posisi berkembang adalah sektor listrik, gas dan air bersih, pengangkutan dan perhubungan, sewa bangunan dan jasa perusahan, serta jasa-jasa. Untuk Sragen yang menduduki posisi prima dan berkembang adalah sektor industri dan sektor
27

jasa-jasa. Hasil Tipologi Klassen menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata per kapita di Karanganyar di atas pendapatan per kapita rata-trata di Jawa Tengah. Sedangkan Boyolali dan Sragen berada di bawah rata-rata pendapatan per kapita Jawa Tengah. 5 Ahmad Marruf (2009) - LQ (DLQ) - Shift-Share - ICOR Judul: Anatomi Makro Ekonomi Regional: Studi Kasu Provinsi DIY. Hasil Penelitian: Tujuan dari penelitianj ini adalah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan, deskripsi struktur ekonomi daerah dan menganalisis sektor perekonomian ynag potensial serta mengetahui tingkat investasi dan stabilitas perekonomian di DIY. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dinamika pertumbuhan ekonomi DIY sejalan dengan pertumbuhan nasional. Kemudian sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah perdagangan, hotel dan restoran. Tipologi Klassen menunjukkan bahwa sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa. Judul: A Dynamic Shift Share Analysis of economic Growth in West Virginia. Hasil Penelitian: pertanian, pertambangan dan manufaktur tidak lagi menjadi tulang punggung perekonomian Virginia Barat. Tiga sektor menunjukkan kinerja yang menurun dalam periode 38-tahun. Layanan ,keuangan asuransi dan real estat adalah sektor yang paling kuat berkontribusi 91 persen dari pertumbuhan pekerjaan sejak 1970 hingga 2007. Terlepas dari dua sektor, sektor grosir dan ritel dan konstruksi menunjukkan positif pertumbuhan ekonomi. Identifikasi investasi prioritas dalam sektor ini potensi dan pelaksanaan rencana kebijakan pembangunan daerah komprehensif pasti akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di WVirginia Barat

Janaranjana Heralth, Tesfa G. Gebremedhin dan Blessing M. Maumble (2010)

- Shift-Share Dinamis

28

C. Kerangka Berpikir Suatu daerah memiliki potensi ekonomi masing-masing. Namun tidak semua potensi ekonomi yang ada yang teridentifikasi dengan benar. Provinsi DIY yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota memiliki potensi ekonomi terhadap sektor-sektornya. Namun belum teridintifikasi dengan benar. Seperti sektor basis dengan keungguylan kompetitif, komparatif dan spesialisasi belum diketahui. Ini menjadi masalah dalam pengembangan pembangunan di daerah tersebut. Begitu juga dengan daerah acuan sebagai pengembangan

pembangunan yang belum terlihat. Merujuk kepada Teori yang ada seperti teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah, maka untuk mengidentifikasi daerah yang bisa dijadikan acuan pembangunan bisa digunakan alat analisis Tipologi Klassen. Sedangkan untuk mengetahui sektor potensial dalam pengembangan wlayah dapat digunakan alat analisis LQ. Lalu Pengembangan potensi ekonomi daerah dapat menggunakan Alat analisis MRP dan Overlay. Setelah semua alat analisis digunakan, maka akan didapatkan suatu hasil. Hasil tersebut dijadikan kesimpulan dan pengambilan kebijakan. Dengan kebijakan tersebut akan ada implikasinya berupa prioritas pembangunan daerah. Dengan demikian terlihat dari penelitian ini akan memiliki peran dalam penentuan prioritas pembangunan daerah khususnya di Provinsi DIY.

Dari uraian diatas maka dapatlah disusun suatu skema sebagai berikut:
29

Gambar.2.1. Bagan Kerangka Pemikiran Potensi Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi DIY Belum teridentifikasi daerah yang menjadi acuan pembangunan dan prioritas sektor basis Belum Teridentifikasinya Sektor-Sektor Basis yang Potensial Baik Kompetitif, Komparatif maupun Spesialisasi

Teori Pembangunan & Pertumbuhan EkonomiWilayah

Sektor Potensial Dalam Pengembangan Wilayah

Pengembangan potensi Ekonomi Daerah

Tipologi Klassen

Analisis LQ

Analisis MRP & Overlay

Analisis ShiftShare

Kesimpulan dan Pengambilan Kebijakan

Implikasi Kebijakan Berupa Prioritas Pembangunan Daerah

30

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah daerah di provinsi DIY yaitu seluruh kabupaten dan kota. Periode waktu yang digunakan pada penelitian ini meliputi tahun 2005-2010 dengan menggunakan data series (time series). Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yakni data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua (data eksternal) dan data yang digunakan merupakan data tahunan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah expost facto, dimana menggunakan data masa lampau yang sudah ada tanpa memberi perlakuan maupun treatment khusus pada variabel yang diteliti. Di dalam bukunya Sugiyono (2005:7), mengemukakan expost facto adalah: Suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini hanya mengungkapkan gejala-gejala seperti apa adanya tanpa intervensi langsung dari peneliti, sehingga dalam penelitian ini tidak perlu memberikan treatment atau perlakuan apapun terhadap variabel dalam penelitian.

31

B. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, dikutip dalam Kuncoro, 2003). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Provinsi di Indonesia. Sedangkan menurut Sugiyono (2005:56) sampel adalah sebagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbanganpertimbangan tertentu dari peneliti. Sugiyono (2005:78) mengungkapkan: Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah Provinsi DIY. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data sangat penting untuk

mempertanggungjawabkan kebenaran ilmiah suatu penelitian, selain itu metode penelitian juga diperlukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dikehendaki. Metode yang peneliti gunakan yaitu: 1. Field Research Penulis melakukan penelitian ke tempat-tempat yang menyediakan data-data sekunder yang diperlukan sebagai bahan referensi seperti Badan Pusat Statistik.

32

2. Library research Landasan dan teori yang kuat dibutuhkan dalam pemecahan masalah, sehingga penulis melakukan penelitian keputusan dengan mengumpulkan buku-buku, jurnal-jurnal, artikel-artikel ilmiah, data-data dari internet, dant lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Dengan metode field research dan library research didapatkan berbagai informasi data sekunder untuk digunakan dalam penelitian ini yang dipublikasikan oleh berbagai instansi atau lembaga terkait antara lain: 1. Badan Pusat Statistik (BPS) (DIY Dalam Angka 2005-2009). 2. Badan Pusat Statistik (BPS) (Kabupaten Dalam Angka Se-DIY). 3. Buku Statitik Tahunan Indonesia serta berbagai jurnal ilmiah lainnya. D. Metode Analisis 1. Analisis Location Quotient (LQ) Analisis LQ berguna untuk mengidentifikasi basis ekonomi (sektor basis) suatu wilayah. Dengan analisis ini dapat diketahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan (leading sector) di suatu wilayah. Data yang digunakan adalah kesempatan kerja (tenaga kerja) dan PDRB. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah PDRB.(Emilia, 2006:24). Analisis LQ mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan ekonomi dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah tersebut dengan peranan kegiatan ekonomi sejenis pada lingkup yang

33

lebih luas (regional atau nasional). Secara matematis rumus LQ sebagai berikut:

Keterangan: Xij = Nilai Tambah sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota) Xj = Total nilai tambah sektor i di daerah j Yi = Nilai tambah sektor i di daerah p (propinsi/Nasional) Y = Total nilai tambah sektor di p (Propinsi/Nasional) Xij/Xj = Prosentasi employment regional dalam sektor i Yi/Y = Prosentasi empolyment nasional dalam sektor i Setelah dihitung, maka hasil LQ tersebut dapat diinterpretasikan. Kriteria pengukuran menurut Bendavid Val ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu (Choliq, 2007:56): a. Jika LQ > 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor basis, artinya tingkat spsesialisasi kabupaten/kota lebih tinggi dari tingkat provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan sudah melebihi kebutuhan konsumsi di daerah dimana komoditas tersebut dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual keluar daerah (ekspor). b. Jika LQ = 1 maka tingkat spesialisasi kabupaten/kota sama dengan di tingkat provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan hanya cukup untuk kebutuhan daerah setempat. Produksi komoditas tersebut belum 34

mencukupi kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan dan pemenuhannya didatangkan dari daerah lain c. Jika LQ < 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor non basis, artinya tingkat spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat provinsi. 2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Analisis Model Rasio Pertumbuhan merupakan alat analisis yang digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi (sektor ekonomi) yang potensial, terutama struktur ekonomi kabupaten/kota maupun provinsi DIY berdasarkan pada kriteria pertumbuhan struktur ekonomi wilayah baik internal maupun eksternal (Yusuf, 1999, dalam Agus, 2009). Analisis MRP ini dibagi lagi ke dalam dua kriteria, yaitu Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr). Berikut ini penjelasan dari masing-masing kriteria MRP: a. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) yaitu perbandingan antara pertumbuhan pendapatan dalam hal ini ialah pertumbuhan PDRB sektor i di wilayah studi dengan pertumbuhan pendapatan PDRB sektor i di wilayah referensi (Kabupaten/Kota terhadap Provinsi). Berikut formula dari RPs:

Keterangan: 35

Eij = Perubahan PDRB sektor i di wilayah Eij = PDRB sektor i di wilayah j pada awal tahun penelitian

Ein = Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi Ein = PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun penelitian Jika nilai RPs > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten/kota) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah referensi (provinsi/nasional). Jika nilai RPs < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten/kota) lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah referensi (provinsi/nasional). b. Rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) yaitu perbandingan antara laju pertumbuhan pendapatan kegiatan i di wilayah referensi dengan laju pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah referensi (Provinsi). Berikut formula dari RPr:

Keterangan: Ein = Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi

36

Ein

= PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun penelitian

En = Perubahan PDRB nasional/provinsi En = Total PDRB nasional/Provinsi pada awal tahun penelitian Jika nilai RPr > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi (provinsi/nasional) lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB total wilayah tersebut (provinsi/nasional). Jika RPr < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi (provinsi/nasional)lebih rendah dari pertumbuhan PDRB total wilayah tersebut (provinsi/nasional). 3. Analisis Overlay Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggul baik dari segi kontribusi maupun pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil dari analisis LQ dan Analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga kompenen yaitu Location Quotient (LQ), Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs). Setiap komponen kemudian disamakan satuannya dengan diberi notasi postif (+) atau notasi negatif (-). Jika koefisien komponen bernilai lebih dari satu diberi notasi positif (+) dan jika koefisien komponen bernilai kurang dari satu diberi notasi negatif (-).

37

Ada 8 kriteria dalam hasil intepretasi dari analisis overlay. Kriteria tersebut yaitu: a. Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi positif yang berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral ditingkat Provinsi DIY tinggi. Pertumbuhan sektoral tersebut lebih tinggi di kabupaten/kota dibandingkan dengan di Provinsi DIY dan kontribusi sektoral di kabupaten/kota juga lebih tinggi dari Provinsi DIY. Hal ini menandakan sektor ekonomi tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif yang lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada tingkat Provinsi DIY. Kemudian, kegiatan ekonomi tersebut mempunyai prospek yang bagus, ini terlihat dari pertumbuhan sektor yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan total kegiatan ekonomi. b. Hasil overlay yang menunjukkan notasi positif untuk RPs dan LQ yang berarti kegiatan sektoral di kabupaten/kota lebih unggul dari kegiatan yang sama di Provinsi DIY, baik dari sisi pertumbuhan maupun kontribusinya. Sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi DIY. c. Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi negatif yang berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah ditingkat Provinsi DIY maupun kabupaten/kota dan kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. Artinya sektor tersebut kurang memiliki daya saing kompetitif maupun 38

komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY. d. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (-) untuk Rps, (+) untuk Rpr dan (-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral tersebut di kabupaten/kota lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah DIY, begitu juga dengan kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. Namun dari sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi tertentu di DIY lebih tinggi dari pertumbuhan total wilayah di DIY. e. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan (-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Sedangkan sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari pertumbuhan total wilaya DIY. Begitu juga kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. f. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (+) untuk Rpr dan (-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota lebih tinggi dari pertumbuan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomni di DIY lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total di DIY. Namun untuk kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. g. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan (+) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota 39

lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih tinggi dari DIY. Namun sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari pertumbuhan total wilayah DIY. h. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (-) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan (+) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota lebih rendah dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi pertumbuhan sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari pertumbuhan total di DIY. Namun kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih tinggi dibandingkan DIY. Adapun dalam penelitian ini akan diidentifikasi dengan menggunakan 3 kriteria saja. Dengan pertimbangan 3 kriteria tersebut menjawab permasalahan dari masalah yang ada. Kriteria yang digunakan yaitu kriteria (+++), (-++), dan (---). Sehingga dalam interpretasi hasil akan terlihat sektor mana yang memiliki keunggulan kmompetitif dan komparatif. 4. Analisis Shift-Share (S-S) Analisis shift-share merupakan teknik teknik dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan daerah yang lebih besar (regional atau nasional) (Arsyad, 2002).

40

Analisis ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel daerah selama waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh pertumbuhan nasional (N), bauran industru (M) dan keunggulan kompetitif (C). Pengaruh pertumbuhan dari wilayah yang lebih besar disebut pangsa (share), pengaruh bauran industri disebut proporsional shift dan pengaruh keunggulan kompetitif disebut differential shift atau regional share (Soepono, 1993 dalam Agus, 2009). Menurut Prasetyo Soepomo yang dikutip dalam Akrom (2010) bentuk umum persamaan dari Analisis Shift-Share dan komponenya adalah sebagai berikut: Dij = Nij + Mij + Cij Keterangan: i j n = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti (9 Sektor) = Variabel wilayah yang diteliti (kabupaten/kota) = Variabel wilayah provinsi/nasional (Provinsi)

Dij = Perubahan sektor i di kabupaten/kota Nij = Pertumbuhan nasional sektor i di kabupaten/kota Mij = Bauran Industri sektor i di kabupaten/kota Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di kabupaten/kota Dalam penelitian ini variabel daerah yang digunakan adalah PDRB yang dinotasikan sebagai (E). Persamaan (1) di atas dapat dicari dengan formulasi berikut:

41

Keterangan: Eij = PDRB sektot i di kabupaten/kota E*ij = PDRB sektor i di kabupaten/kota akhir tahun analisis rij = Laju pertumbuhan sektor i di kabupaten/kota

rin = Laju pertumbuhan sektor i di provinsi rn = Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi (rn) dapat didefinisikan sebagai berikut:

Keterangan: Ein = PDRB sektor i di Provinsi E*in = PDRB sektor i di Provinsi akhir tahun analisis En = Total PDRB semua sektor di Provinsi E*n = Total PDRB semua sektor di Provinsi akhir tahun analisis Sehingga persamaan (1) tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut: Dij = Eij (rn) + Eij (rin rn) + Eij (rij rin) 42

Penelitian ini akan melihat keunggulan kompetitif dan spesialisasi suatu daerah, maka dari analisis shift share tersebut dimodifikasi dengan rumus Shift-Share 2007). Estaban Marquillas (Sopono, shift 19933 yaitu dalam berupa

Nudiatulhuda,

Komponen

differentional

keunggulan kompetitif dapat disempurnakan dengan Shift-Share Estaban Marquillas sebagai berikut: Cij = Eij (rij rn) Disempurnakan menjadi: Cij = Eij (rij rn) Keterangan: Cij = Persaingan atau ketidak \unggulan kompetitif disektor i pada perekonomiansuatu wilayah menurut analisis S-S tradisional. Eij = Eij yang diharapkan Rumus untuk mencari Eij adalah sebagai berikut: Eij = Ej (Ein / En) Sedangkan pengaruh alokasi sebagai bagian yang belum dijelaskan dari suatu variabel wilayah (Aij) dapat dirumuskan sebagai berikut: Aij = (Eij Eij) (rij rin) Keterangan: Aij = pengaruh alokasi dibagi menjadi dua bagian yaitu adanya tingkat spesialisasi sektor i di kabupaten/kota dikalikan dengan keunggulan kompetitif.

43

(Eij Eij)

= Tingkat spesialisasi terjadi apabila variabel wilayah nyata (Eij) lebih besar dari variabel yang diharapkan (Eij)

(rij rin)

= Keunggulan kompetitif terjadi bila laju pertumbuhan sektor di kabupaten/kota lebih besar dari pada laju pertumbuhan sektor di provinsi.

Maka pengaruh alokasi ini disubstitusikan dalam analisis S-S tradisional menjadi S-S yang dimodifikasi oleh Estaban Marquillas (E-M) menjadi berikut: Dij = Eij (rn) + Eij (rin- rn) + Eij (rij rin) + (Eij Eij) (rij rin) Berdasarkan analisis ini maka akan diketahui sektor-sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi dimasing-masing kabupaten/kota yang ada di Provinsi DIY. 5. Penentuan Tipologi Daerah Tipologi wilayah (tipologi klassen) digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal. Kemudian terbagilah kedalam 4 klasfikasi atau empat kuadran (Emilia dan Amilia, 2006) yaitu:

44

a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih tinggi dibanding rata-rata provini/nasional (dalam hal ini provinsi DIY). b. Daerah maju tapi tertekan yang berarti memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata provinsi. c. Daerah berkembang cepat yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih randah dibanding ratarata provinsi. d. Daerah relatif tertinggal yang berarti memilikitingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata provinsi. Berikut ini gambaran atau skema dari Tipologi Klassen Gambar.3.1. Klasifikasi Tipologi Klassen

Kuadrann III Yi < Y dan Ri > R Daerah Berkembang Cepat

Kuadran I Yi > Y dan Ri > R Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh

Kuadrann IV Yi <Y dan Ri < R Daerah Relatif Tertinggal

Kuadrann II Yi > Y dan Ri < R Daerah Maju tapi Tertekan

45

Untuk menghitung rata-rata pertumbuhan PDRB kabupaten/kota selama beberapa periode da[at digunakan rumus rata-rata deometrik (Geometric Mean) sebagai berikut:

Atau Keterangan: G = antilog (log G) = Rata-rata geometrik G Xi = data ke-i N = banyak data Sedangkan untuk menghitung rata-rata

pendapatan

perkapita

kabupaten/kota dan Provinsi DIY digunakan rumus rata-rata hitung sebagai berikut:

Keterangan: = Rata-rata pendapatan perkapita N = Jumlah tahun pengamatan Xi = Pendapatan perkapita tiap tahun Dengan analisis ini dapat ditentukan tipologi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY yang dapat digunakan sebagai acuan pendukung untuk menentukan prioritas dalam pengembangan daerah. 6. Penentuan Prioritas Sektor Basis untuk Pembangunan

Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta Dari hasil analisis LQ, Shift-Share untuk keunggulan kompetitif dan spesialisasi serta tipologi daerah yang semua komponen diberi skor sesuai dengan range yang ada di masing-masing sektor, maka dapat ditentukan wilayah yang doprioritaskan dalam pengembangan

46

pembangunan bagi sektor-sektor yang potensial untuk kabupaten/kota di Provinsi DIY. Interval kelas mengikuti Tipologi Daerah, sedangkan rangenya (Purbayu dan Ashari, 2003 dalam Nudiatulhuda, 2007) adalah:

D. Operasional Variabel Penelitian 1. Potensi Ekonomi Potensi Ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dimiliki daerah yang mungkin atau layak dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara lkeseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko dalam Nudiatulhuda, 2007) 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah (BPS, 2010). PDRB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui

perkembangan ekonomi suatu daerah. PDRB dihitung berdasarkan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB dalam penelitian ini dilihat berdasarkan atas harga konstan tahun 2000.

47

3. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan PDRB rata-rata sejak tahun 2005-2010 yang dihitung dengan menggunakan rumus: a. Untuk pertumbuhan menurut lapangan usaha digunakan (E*ij - Eij)/ Eij b. Untuk pertumbuhan PDRB digunakan (E*j - Ej )/ Ej. Di mana : E = Output I = Lapangan usaha (sektor) J = Kabupaten/Kota *adalah tahun terakhir 4. Pendapatan Perkapita Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro. Semakin tinggi PDRB yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut dapat dikatakan baik. Dengan pendapatan perkapita tersebut dapat dilihat gambaran pendapatan yang diterima oleh masing-masing perkepala penduduk. Pendapatan perkapita tersebut dihasilkan dengan membagi pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. 5. Sektor-Sektor Ekonomi Merujuk kepada data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten/Kota di Provinsi DIY terdapat 9 sembilan sektor ekonomi yang diteliti, maka yang dimaksud dengan sektor ekonomi yaitu:

48

a. Pertanian b. Peertambangan dan Penggalian c. Industri Pengolahan d. Listrik, Gas, dan Air e. Bangunan f. Perdagangan, Hotel dan Restoran g. Pengangkutan dan Komunikasi h. Keuangna, Sewa dan Jasa Perusahaan i. Jasa-Jasa 6. Kegiatan Ekonomi Dalam kajian ekonomi regional ada istilah yang disebut dengan kegiatan ekonomi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi yaitu kegiatan ekonomi basis dan kegiatan ekonomi non basis.

49

50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Pembentukan Provinsi DIY Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara legal formal berdasarkan UU No. 3 Tahun 1950, mengatur wilayah dan ibu kota, jumlah anggota DPRD serta macam kewenangan. Kemudian direvisi dengan UU No. 19 Tahun 1950 yang berisi penambahan wewenang. Status DIY menjadi provinsi di Indonesia baru pada tahun 1965. Dasar filosofi pembangunan DIY adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. 2. Letak Geografis Propinsi DIY dengan luas wilayah 3185,80 km2, terletak diantara 7033 Lintang Utara dan 8012 Lintang Selatan serta 110000 dan 110050 Bujur Timur dengan batas-batas wilayahnya: Sebelah Barat Laut Sebelah Tenggara Sebelah Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Magelang : Kabupaten Wonogiri : Samudra Indonesia : Kabupaten Purworejo

Secara administratif terbagi dalam 4 kabupaten dan 1 kota dengan 78 kecamatan serta 438 Desa/Kelurahan definitif (BPS, DIY 2010). Luas wilayah sampai tahun 2011 adalah 3185,80 km2 atau sekitar 0,17% dari luas
50

wilayah Indonesia serta 0,24 persen dari luas wilayah Pulau Jawa dan menempati urutan empat. Kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebesar 1.485,36 km2 atau 46,63% dari seluruh luas wilayah Propinsi DIY, sedangkan yang paling kecil adalah Kota Yogyakarta dengan luas wilayah 32,50 km2 atau sekitar 1,02% dari luas wilayah Provinsi. Lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 4.1 berikut: Tabel.4.1. Luas Wilayah Kabupaten/Kota Di Provinsi DIY Tahun 2010 No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2) 586,27 506,85 1.485,36 574,82 32,50 Persentase terhadap luas provinsi 18,40 15,91 46,63 18,04 1,02

1 Kab. Kulon Progo 2 Kab. Bantul 3 Kab. Gunung kidul 4 Kab. Sleman 5 Kota Yogyakarta Sumber : Profil DIY 2011

Selanjutnya Gambar 4.1 berikut memperlihatkan Peta Letak Propinsi DIY di pulau Jawa dan Wilayah Republik Indonesia sebagai berikut : Gambar.4.1. Peta Pulau Jawa

51

3. Demografi Penduduk Provinsi DIY pada tahun 2008 sebanyak 3.468.502 jiwa menurun pada tahun 2010 menjadi 3.457.491 jiwa dengan perincian 1.709.038 jiwa laki-laki (49,43%) dan 1.748.453 jiwa penduduk perempuan (50,57%) dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 1085 jiwa/km2. Penduduk DIY belum menyebar secara merata di seluruh wilayah. Penduduk terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah 1.093.110 jiwa atau sekitar 31,62% dari total penduduk DIY dan yang mempunyai penduduk paling sedikit adalah Kota Yogyakarta dengan 388.627 jiwa atau sekitar 11,24% dari total penduduk DIY. Namun jika dilihat dari kepadatan penduduk, maka Kota Yogyakarta merupakan wilayah terpadat

dibandingkan kabupaten lainnya yaitu sebesar 11958 jiwa/Km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah dimiliki Kabupaten Gunungkidul yaitu sebesar 455 jiwa/Km2. Selanjutnya dapat dilihat Tabel 4.2 berikut ini: Tabel.4.2. Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi DIY Tahun 2008-2010 2008 Jumlah Penduduk 3.468.502 Laki-laki (jiwa) 1.740.841 Perempuan (Jiwa) 1.727.661 Kepadatan Penduduk 1.089 Laju Pertumbuhan 0,99 (%) Sumber: BPS Propinsi DIY Indikator Tahun 2009 3.501.869 1.711.363 1.790.506 1.099 0,96 2010 3.457.491 1.709.038 1.748.453 1.085 1,02

52

4. Kondisi Perekonomian Provinsi DIY Proses pemulihan ekonomi dari keadaan bencana alam yang melanda Indonesia khususnya DIY mengalami percepatan di Tahun 2010. Meskipun dilihat secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir (2006-2010) ternyata belum menunjukkan adanya pergeseran struktur ekonomi yang berarti, dimana posisi masing-masing sektor masih tetap meskipun terdapat perubahan besarnya kontribusi. Struktur ekonomi Provinsi DIY tahun 20062010 seperti ditunjukkan dalam tabel 4.3, ternyata sektor jasa-jasa masih merupakan sektor yang memberikan sumbangan terhadap pembentukan PDRB DIY, yaitu pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 20,05% dan ditahun 2010 sebesar 20,07%. Sektor lain yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan peranan sebesar 19,03% ditahun 2006 dan 19,74% pada tahun 2010. Kontribusi terkecil dalam pembentukan PDRB berasal dari sektor penggalian hanya sebesar 0,74% pada tahun 2006 dan 0,67% pada tahun 2010. Selanjutnya dapat terlihat dalam Tabel 4.3 berikut ini:

53

Tabel.4.3. Struktur Ekonomi Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Persentase) Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009* Pertanian 15,55 15,01 15,73 15,38 Penggalian 0,74 0,79 0,74 0,71 Industri Pengolahan 13,86 13,60 13,29 13,35 Listrik dan Air Bersih 1,28 1,29 1,28 1,35 Bangunan 9,75 10,54 10,70 10,70 Perdagangan, Hotel dan 19,03 19,22 19,22 19,72 Restoran 7. Pengangkutan dan 10,37 10,08 9,82 9,20 Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan, 9,37 9,69 9,77 9,88 Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 20,05 19,79 19,46 19,71 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber Data: BPS Propinsi DIY, Pendapatan Regional DIY Tahun 2010 1. 2. 3. 4. 5. 6. 2010 14,56 0,67 14,02 1,33 10,59 19,74 9,03 9,98 20,07 100,00

Selanjutnya laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di tahun 2011 sebesar 5,16%, lebih tinggi dari yang dicapai tahun 2007 yaitu sekitar 5,03%. Dari sisi produksi beberapa sektor mengalami percepatan, seperti sektor penggalian mengalami pertumbuhan sebesar 11,96%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,00%. Namun beberapa sektor mengalami penurun. Laju pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dalam laju pertumbuhan atas dasar harga konstan tahun 2000 Provinsi DIY tahun 2007-2011 dapat dilihat dalam Tabel 4.4 berikut:

54

Tabel.4.4. Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi DIY Tahun 2007-2011 (persentase) Lapangan Usaha Pertanian Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB Sumber : BPS Propinsi DIY 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 2007 0,80 9,69 1,89 8,45 9,66 5,06 6,45 6,49 3,61 4,31 2008 5,72 -0,02 1,37 5,53 6,09 5,26 7,12 5,82 4,94 5,03 2009 3,37 0,30 1,88 6,10 4,64 5,43 5,96 6,11 4,49 4,43 2010 2011 -0,27 -2.12 0,88 11,96 7,00 6,79 4,00 4,26 6,06 7,23 5,33 5,19 5,73 8,00 6,35 7,95 6,44 6,47 4,88 5,16

Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa seluruh sektor mengalami pertumbuhan kecuali sektor pertanian yang tidak menunjukkan pertumbuhan bahkan minus. Penurunan cukup drastis terjkadi antara tahun 2009-2011 sebesar 3,37% menjadi -0,27% pada tahun 2010 dan -2,27% di tahun 2011. Pertumbuhan paling tinggi tahun 2010 berasal dari sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa sebesar 6,44% dibandingkan dengan sektorsektor lainnya, sedangkan tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan yang cukup besar yakni 11,96% diatas sektor pengangkiutan dan komunikasi sebesar 8,00%. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju pertumbuhan dan pendapatan perkapita di DIY tidak merata untuk setiap kabupaten dan kota, karena masing-masing daerah mempunyai keunggulan dan kelemahan yang menjadi ciri khas daerah tersebut.

55

Secara rinci PDRB, Laju pertumbuhan PDRB dan PDRB perkapita perkabupaten untuk tahun 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dapat terlihat dalam Tabel 4.5 berikut ini: Tabel.4.5. PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi DIY Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 Kabupaten/Kota Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kab. Sleman Kota Yogyakarta DIY PDRB (Juta Rp) PDRB Perkapita(Rp) 4.580.532 4.353.170 4.930.660 5.830.337 14.167.677 6.086.507 Laju Pertumbuhan PDRB (%) 3,06 4,97 4,15 4,49 4,98 4,88

1.781.227 3.967.928. 3.330.080 6.373.200 5.505.942 21.044.04 2 Sumber Data: BPS, DIY Dalam Angka Tahun 2010

Pada Tabel 4.5, terlihat bahwa kabupaten yang mempunyai PDRB total terbesar adalah Kabupaten Sleman dengan nilai PDRB total sebesar Rp 6.373.200 juta sedangkan PDRB perkapita tertinggi terdapat di Kota Yogyakarta dengan nilai sebesar Rp 14.167.677. Hal ini cukup beralasan karena Kota Yogyakarta merupakan ibu kota provinsi dengan tingkat aktivitas perekonomian yang tinggi. Jika dilihat dari laju pertumbuhan maka kabupaten yang memiliki laju pertumbuhan terbesar adalah Kota Yogyakarta sebesar 4,98% diatas laju pertumbuhan provinsi yang hanya sebesar 4,88% sedangkan kabupaten yang memiliki laju pertumbuhan terendah adalah Kabupaten Kulon Progo yakni sebesar 3,06% dibawah rata-rata laju pertumbuhan total Provinsi DIY.

56

B. Pembahasan Hasil perhitungan dengan metode LQ menunjukkan bahwa sejak tahun 2005 sampai tahun 2010 tidak mengalami perubahan yang berarti. Sektor basis ditiap kabupaten/kota cenderung tetap, tidak banyak sektor yang mengalami perubahan dari sektor bukan basis ke sektor basis demikian sebaliknya. Hal ini menandakan bahwa pembangunan di kabupaten-kabupaten dan kota di Provinsi DIY mulai tahun 2005 sampai 2010 tidak banyak mengalami perubahan. Secara lengkap berikut ini dapat dijelaskan hasil analisis LQ untuk masingmasing sektor selama 6 tahun sejak tahun 2005-2010. 1. Sektor-sektor Basis di Masing-masing Kabupaten/Kota a. Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor basis ditiga kabupaten dari lima kabupaten dan kota yang ada di DIY sejak awal tahun sampai akhir tahun analisis. Kota Yogyakarta mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun 2005 bahkan nilainya terus menurun sampai tahun 2010, hal ini tentu saja diakibatkan karena Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi DIY yang setiap tahun melakukan pembangunan-pembangunan sehingga lahanlahan pertanian berubah alih. Lengkapnya dapat terlihat dalam tabel 4.6 sebagai berikut:

57

Tabel.4.6. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertanian Tahun 2005-2010 No 1 Kabupaten/Kota 2005 2006 Tahun 2007 2008 2009 2010

Kab. Kulon 1,462 1,433 1,468 1,491 1,512 1,521 Progo 2 Kab. Bantul 1.299 1.309 1.334 1.326 1.340 1.363 3 Kab. Gunung 2.087 2.105 2.129 2.133 2.192 2.206 Kidul 4 Kab. Sleman 0.929 0.924 0.912 0.922 0.907 0.911 5 Kota 0.026 0.025 0.022 0.020 0.018 0.018 Yogyakarta Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) Pada Tabel 4.6 menggambarkan bahwa hasil analisis LQ pada sektor pertanian tahun 2005-2010, Kabupaten yang mempunyai sektor basis pertanian adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Khusus untuk Kabupaten Sleman hasil perhitungan menunjukkan pada tahun 2005-2010 berada pada LQ < 1, padahal luas lahan pertanian yang dimilikinya sangat luas, hal ini dapat dimaklumi karena kabupaten Sleman berada di kawasan rawan bencana terutama gunung merapi, dan puncaknya pada Oktober tahun 2010 terjadi erupsi merapi sehingga terjadi gagal panen. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih merupakan sektor yang diunggulkan untuk wilayah DIY karena tiga dari lima kabupaten yang ada, sektor pertanian merupakan sektor basis dan selama perioda analisis sektor tersebut mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembentukan PDRB. Dengan kata lain sektor pertanian 58

mempunyai kemampuan terhadap peningkatan perekonomian baik di kabupaten maupun ditingkat Provinsi. Sejalan dengan hal tersebut kebijakan operasional pertanian yang tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DIY tahun 2009-2013 selalu diarahkan pada penerapan sistem agribisnis terpadu dengan memanfaaatkan secara optimal sumberdaya pertanian yang ada dalam satu kawasan ekosistem. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan bisa mengembangkan pertanian yang tangguh dengan meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani melalui peningkatan produktifitas tenaga kerja. b. Sektor Pertambangan dan Penggalian Hasil analisis LQ untuk sektor pertambangan dan penggalian, terdapat tiga kabupaten yang menunjukkan sebagai sektor basis utnuk daerahnya, yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Untuk Kabupaten Giunung Kidul terlihat jelas sekali indeks yang begitu besar, maka ini merupakan hal yang perlu terus dikembangkan. Kabupaten Gunung Kidul memiliki berbagai macam jenis barang tambang yang masuk dalam golongan C. Potensi barang tambang di Kabupaten Gunung Kidul meliputi Kaolin, Pasir, Andesit, Zeolit, Batu Gamping, Blok, Tras dan Kalsedon. Masing-masing dari macam barang tambang tersebut menyumbang produksi dalam pembentukan PDRB di sektor

pertambangan. Sehingga sangat berpotensi untuk diekspor ke daerah lain. Sedangkan Kota Yogyakarta mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun 2005

59

stabil sampai tahun 2007 dan mengalami penurunan pada tahun berikutnya. Gambaran lebih rinci dapat terlihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel.4.7. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2005-2010 No 1 Kabupaten/Kota 2005 2006 2009 2010 Kab. Kulon 1,229 1,643 1,473 1,423 1,550 1,069 Progo 2 Kab. Bantul 1.401 1.432 1.342 1.375 1.369 1.384 3 Kab. Gunung 2.829 2.793 2.508 2.508 2.530 2.640 Kidul 4 Kab. Sleman 0.511 0.495 0.786 0.723 0.685 0.786 5 Kota 0.008 0.008 0.008 0.007 0.007 0.007 Yogyakarta Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) c. Sektor Industri Pengolahan Hasil analisis LQ pada sektor industri seperti terlihat dalam Tabel 4.8 menunjukkan bahwa terdapat tiga kabupaten yang memiliki sektor basis di sektor industri selama periode analisis. Industri Pengolahan di Kabupaten Bantul hampir merata keseluruh wilayah Bantul. Uniknya di Kabupaten Bantul banyak pengrajin dalam memproduksi suatu prosuk yang turun-temurun mewarisi ilmu dan usahanya. Sehingga umumnya dalam suatu desa membentuk suatu sentra produksi (Bappeda, 2007). Bagi Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2005 sampai tahun 2009 sektor ini mengalami kenaikan secara konsisten walaupun di tahun 2010 mengalami penurunan sedikit. Hal ini bisa dilihat dari nilai LQ yang terus naik setiap tahun. Jelasnya terlihat dalam tabel sebagai berikut: 60 Tahun 2007 2008

Tabel.4.8. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Industri Pengolahan Tahun 2005-2010 2005 2006 2009 2010 Kab. Kulon Progo 1.107 1.129 1.161 1.149 Kab. Bantul 1.368 1.217 1.242 1.230 Kab. Gunung 0.805 0.819 0.818 0.823 0.820 0.833 Kidul 4 Kab. Sleman 1.149 1.163 1.161 1.162 1.162 1.123 5 Kota Yogyakarta 0.809 0.818 0.817 0.811 0.805 0.814 Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) 1 2 3 d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kota Yogyakarta selama periode analisis menunjukkan nilai LQ > 1 yang berarti sektor Listrik dan Air Bersih menjadi sektor basis bagi Kota Yogyakarta. Berbeda dengan empat kabupaten lainnya secara konsisten selama periode analisis bukan sebagai sektor basis. Kabupaten Sleman empat tahun pertama belum menjadikan sektor ini sebagai sektor basis namun di tahun 2010 sektor ini sudah menjadi sektor basis. Dengan indeks Kabupaten Sleman yang terus meningkat maka di harapkan tahuntahun berikutnya sektor ini konsisten menjadi sektor basis. Untuk sementara ini dari lima kabupaten dan kota yang ada di DIY hanya terdapat satu kota yang memiliki sektor basis pada sektor ini selama tahun analisis. Berikut ini adalah hasil perhitungan LQ untuk sektor listrik dan air bersih selengkapnya: No Kabupaten/Kota Tahun 2007 2008 1.146 1.152 1.222 1.235

61

Tabel.4.9. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Listrik dan Air Bersih Tahun 2005-2010 2005 2006 2009 2010 Kab. Kulon 0.654 0.691 0.668 0.683 0.688 0.709 Progo 2 Kab. Bantul 0.990 0.943 0.937 0.962 0.985 0.997 3 Kab. Gunung 0.524 0.544 0.560 0.572 0.600 0.622 Kidul 4 Kab. Sleman 0.965 0.982 0.997 0.993 0.994 1.005 5 Kota 1.512 1.524 1.483 1.432 1.385 1.361 Yogyakarta Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) 1 e. Sektor Bangunan Untuk sektor bangunan dari lima kabupaten/kota yang ada di DIY hanya Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman yang mempunyai sektor basis di sektor bangunan selama periode analisis. Untuk Kabupaten Bantul Sebagai konsekwensi dari konsentrasi dukungan pada No Kabupaten/Kota Tahun 2007 2008

pembangunan dan rehabilitasi sektor perumahan dan infrastruktur pasca gempa tektonik di Kabupaten Bantul maka pertumbuhan positif perekonomian Bantul terjadi terutama karena pertumbuhan yang luar biasa pada sektor kontruksi dengan permintaan besar pada bahan-bahan bangunan. Begitu Juga dengan Kabupaten Sleman sendiri sektor bangunan menjadi sektor basis berkaitan dengan kebiajakan pemerintah Kabupaten Sleman yang terfokus pada program padat karya infrastruktur dalam penanganan bencana gempa. Untuk itu anggaran sebesar 3 milyar rupiah pada tahun 2010 disiapkan untuk hal tersebut (RKPD 2012). 62

Sedangkan Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta belum menjadikan sektor bangunan sebagai sektor basis. Tabel 4.10 memperlihatkan hasil analisis LQ untuk sektor bangunan sebagai berikut: Tabel.4.10. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Bangunan Tahun 2005-2010 No 1 Kabupaten/Kota 2005 2006 2009 2010 Kab. Kulon 0.541 0.528 0.518 0.516 0.518 0.531 Progo 2 Kab. Bantul 1.035 1.284 1.266 1.263 1.199 1.181 3 Kab. Gunung 0.933 0.847 0.844 0.852 0.854 0.866 Kidul 4 Kab. Sleman 1.192 1.159 1.143 1.150 1.170 1.181 5 Kota 0.849 0.879 0.863 0.860 0.823 0.799 Yogyakarta Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Di DIY aktifitas perdagangan sangat berfluktuasi, hal ini terjadi mengingat komoditi ekspor provinsi DIY masih didominasi oleh bahan mentah dan setengah jadi, sehingga menciptakan nilai ekspor yang relatif rendah. Hasil analisis LQ untuk perdagangan, hotel dan restoran hanya dua Kabupaten yang menunjukkan sektor tersebut mempunya LQ > 1 atau sebagai sektor basis selama periode analisis yaitu Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Kabupaten Bantul walaupun sampai 2010 belum sebagai sektor basis namun indeksnya terus bertahan dikisaran 0.9 dari tahun ke tahun. Melihat perkembangannya diharapkan sektor ini akan Tahun 2007 2008

63

menjadi sektor basis pada tahun yang akan datang dan harus lebih ditingkatkan. Selanjutnya lihat Tabel 4.11 yang menunjukkan hasil perhitungan LQ untuk sektor tersebut. Tabel.4.11. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2005-2010 2005 2006 2009 2010 Kab. Kulon 1 0.805 0.808 0.818 0.824 0.819 0.828 Progo 2 Kab. Bantul 0.930 0.929 0.932 0.945 0.952 0.955 Kab. Gunung 3 0.691 0.688 0.712 0.710 0.705 0.716 Kidul 4 Kab. Sleman 1.045 1.042 1.058 1.064 1.075 1.082 Kota 5 1.237 1.231 1.213 1.215 1.224 1.215 Yogyakarta Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Hasil analisis LQ pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi seperti terlihat dalam Tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari lima kabupaten/kota yang ada di DIY hanya terdapat satu daerah yang konsisten memiliki sektor basis di sektor ini yaitu Kota Yogyakarta. Kabupaten Kulon Progo mempunyai nilai LQ > 1 untuk sektor ini tahun 2005-2007, namun indeksnya terus menurun dan di tahun 2008 berubah menjadi sektor non basis karena memiliki nilai LQ < 1. Jelasnya terlihat dalam Tabel 4.12 sebagai berikut: No Kabupaten/Kota Tahun 2007 2008

64

Tabel.4.12. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2005-2010 No 1 2 3 Kabupaten/Kota 2005 1.024 0.695 2006 1.030 0.662 Tahun 2007 2008 1.005 0.986 0.664 0.658 2009 0.978 0.669 2010 0.967 0.677

Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung 0.679 0.684 0.686 0.668 0.649 0.659 Kidul 4 Kab. Sleman 0.558 0.564 0.565 0.556 0.558 0.565 5 Kota Yogyakarta 1.870 1.877 1.859 1.876 1.896 1.865 Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) h. Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan Hasil analisis LQ untuk sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan untuk kabupaten/kota lengkapnya terlihat sebagai berikut: Tabel.4.13. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010 No 1 2 3 Kabupaten/Kota 2005 0.633 0.661 2006 0.656 0.646 Tahun 2007 2008 0.668 0.654 0.634 0.630 2009 0.672 0.644 2010 0.681 0.660

Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung 0.458 0.475 0.484 0.495 0.480 0.499 Kidul 4 Kab. Sleman 1.073 1.120 1.102 1.097 1.091 1.092 5 Kota Yogyakarta 1.490 1.464 1.473 1.486 1.471 1.455 Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) Dari Tabel 4.14 terlihat bahwa ada dua kabupaten/kota yang mempunyai nilai LQ > 1, masing-masing Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Indeks LQ Kota Yogyakarta cukup tinggi. Hal ini menunjukkan perubahan struktural dalam perekonomian di DIY lebih 65

bergeser dari sektor agraris (sektor primer) menuju sektor jasa-jasa (tersier). Jika kita bandingkan sektor-sektor sebelumnya di Kota Yogyakarta, maka akan terlihat pergeseran tersebut mulai dari agraris dan sekarang menuju ke sektor jasa-jasa (tersier). Hali ini cukup dimaklumi bagi sebuah ibu kota. Sedangkan kabupaten lainnya menunjukkan angka yang fluktuasi dimana pada setiap tahun indeks LQ berubah dan sulit diprediksi. i. Sektor Jasa-Jasa Hasil analisis LQ pada sektor jasa-jasa seperti terlihat dalam tabel 4.15 menunjukkan bahwa Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta yang memiliki sektor basis di sektor ini. Kota Yogyakarta memiliki sektor basis yang paling besar. Sektor ini didominasi oleh sub sektor jasa pemerintahan umum, sehingga besarnya peranan sektor jasa-jasa juga menunjukkan peran dan kinerja pemerintahan yang semakin besar. Sektor jasa oleh pemerintah daerah melebihi dari PDRB yang disumbang oleh pihak swasta. Untuk Jelasnya indeks LQ terlihat dalam tabel sebagai berikut:

66

Tabel.4.14. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Jasa-Jasa Tahun 2005-2010 No 1 2 3 Kabupaten/Kota 2005 1.055 0.770 2006 1.047 0.783 Tahun 2007 2008 1.043 1.034 0.783 0.779 2009 1.014 0.787 2010 1.047 0.785

Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung 0.803 0.794 0.797 0.788 0.773 0.785 Kidul 4 Kab. Sleman 1.044 1.031 1.030 1.027 1.026 1.022 5 Kota Yogyakarta 1.266 1.271 1.262 1.242 1.223 1.211 Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) Dari sembilan sektor yang ada dan empat Kabupaten serta 1 Kota terdapat beberapa daerah yang mempunyai lebih dari 2 sektor basis konsisten sepanjang tahun analisis meskipun ada pula yang hanya memiliki 2 sektor basis saja. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta merupakan daerah yang paling banyak memiliki sektor basis yaitu sebanyak 5 sektor. Sedangkan kabupaten yang memiliki sektor basis paling sedikit adalah kabupaten Gunung Kidul yang hanya memiliki 2 sektor basis konsisten sepanjang tahun analisis yakni sektor pertanian serta sektor pertambangan. Urutan terbanyak lainnya adalah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul yang memiliki masing-masing 4 sektor basis. Di Provinsi DIY terdapat beberapa sektor basis diantaranya, sektor pertanian yang dimiliki oleh 3 kabupaten, Sektor Pertambangan menjadi sektor basis bagi 3 Kabupaten, Sektor industri pengolahan menjadi sektor basis bagi 3 Kabupaten/Kota dan sektor jasa-jasa yang dimilki oleh 3 kabupaten/kota. Adapun satu-satunya sektor basis yang hanya dimiliki Kota Yogyakarta

67

(kabupaten lain tidak memilikinya) yaitu sektor Listrik, Gas &air bersih serta sektor pengangkutan&komunikasi. Tentu ini dikarenakan sebagai ibukota provinsi, Kota Yogyakarta berkewajiban memaksimalkan keperluan Listrik, Gas&Air serta pengangkutan dan komunikasi untuk mobilitas masyarakat. Secara rinci kompilasi analisis LQ untuk 5 kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis konsisten sepanjang tahun analsis terlihat dalam Tabel 4.16 berikut: Tabel.4.15. Hasil Kompilasi Analisi LQ di Provinsi DIY Tahun 2005-2010 Sektor No 1 2 Kabupaten/Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Sektor Basis 4 4

Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung 3 2 Kidul 4 Kab. Sleman 5 5 Kota Yogyakarta 5 Jumlah Kabupaten/Kota 3 3 3 1 2 2 1 2 3 20 Sumber: Hasil analisis LQ per sektor Keterangan : 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, persewaan, Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa 2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Analisis model rasio pertumbuhan (MRP) merupakan salah satu alat analisis alternatif guna mendukung penentuan deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY. MRP ini serupa dengan LQ, perbedaanya terletak pada cara menghitung. Analisis LQ menggunakan distribusi PDRB, sedangkan MRP menggunakan kriteria pertumbuhan. Untuk mengidentifikasi kegiatan sektor yang unggul, baik dari sisi 68

kontribusi maupun sisi pertumbuhannya, maka MRP dan LQ digabung yang disebut overlay (Yusuf dalam Nudiatulhuda, 2007). Melalui overlay antara rasio pertumbuhan wiayah referensi (RPr), rasio pertumbuhan studi (RPs) dan Location Quotient (LQ) dapat dilihat identifikasi kegiatan-kegiatan unggulan. Koefisien dari ketiga komponen ini harus disamakan satuannya dengan diberi notasi positif (+) atau negatif (-). Notasi positif berarti koefisien komponen tersebut bernilai lebih dari satu dan negatif berarti koefisien komponen kurang dari satu. RPr bernotasi positif artinya pertumbuhan sektor i lebih tinggi dibanding pertumbuhan total di wilayah referensi. RPs bernotasi positif berarti pertumbuhan sektor i di wilayah studi lebih tinggi dibanding pertumbuhan sektor yang sama di wilayah referensi. Sedangkan LQ bernotasi positif berarti kontribusi sektor i terhadap PDRB di wilayah studi lebih tinggi dibanding kontribusi sektor yang sama terhadap PDRB di wilayah referensi. Identifikasi unggulan dari hasil overlay dalam penelitian iini dibedakan dalam tiga kriteria. Pertama, notasi overlay ketiga komponen bertanda positif (+++), artinya kegiatan tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi DIY, pertumbuhan sektoral kabupaten/kota lebih tinggi dari DIY dan kontribusi sektoral kabupaten/kota lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Secara keseluruhan menyatakan bahwa sektor ekonomi tersebut mempunyai potensi daya saing kompetitif dan komparatif di kabupaten/kota lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY, dan di DIY sendiri sektor mempunyai prospek yang

69

bagus ditunjukkan dengan pertumbuhan sektor tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan total kegiatan ekonomi. Kedua, jika ketiganya bernotasi negatif (---) memiliki pengertian yang sebaliknya dari pengertian pertama. Ketiga, jika hasil overlay bertanda positif pada RPs dan LQ, itu menunjukkan bahwa kegiatan sektoral di kabupaten/kota lebih unggul dari kegiatan yang sama di tingkat provinsi DIY, dilihat dari sisi pertumbuhan dan kontribusinya, dengan kata lain bahwa sektor tersebut menunjukkan spesialisasi kegiatan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi DIY. a. Analisis MRP Kabupaten Kulon Progo Menurut analisis MRP di Kabupaten Kulon Progo setelah dilakukan overlay tidak satu pun sektor ekonomi bernotasi positif untuk ketiga komponen. Hasil ini berarti di Kabupaten Kulon Progo tidak terdapat kegiatan sektoral yang mempunyai pertumbuhan dan kontribusi yang lebih tinggi di tingkat DIY. Artinya sektor-sektor yang ada di Kabupaten Kulon Progo tidak mempunyai potensi daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama di tingkat DIY. Hasil analisis overlay menunjukkan bahwa kegiatan sektorl di Kabupaten Kulon Progo yang memenuhi criteria kedua adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industry pengolahan. Artinya kegiatan sektor tersebut di Kabupaten Kulon Progo lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di tingkat

70

DIY, baik dari sisi pertumbuhannya maupun ontribusinya. Dengan kata lain, sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi Kabupaten Kulon Progo di DIY. Selanjutnya lihat Tabel 4.17 sebagai berikut: Tabel.4.16. Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005-2010 No 1 2 3 4 5 6 7 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan&Penggalian RPr 0,611 0,667 RPs 2,435 35,54 2 1,781 -6,140 0,912 1,034 0,738 LQ 1,481 1,398 1,141 0,682 0,525 0,817 0,998 0,661 1,040 Overlay -++ -++ -++ +-+-+++---+-+

0,553 Industri Pengolahan 1,041 Listrik, gas & air minum 1,866 Konstruksi 1,103 Perdagangan, hotel&restoran 1,372 Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, persewaan & jasa 0,964 0,629 8 perusahaan 1,049 0,834 Jasa-jasa 9 Sumber: PDRB Kabupaten Kulon Progo dan PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah) b. Analisis MRP Kabupaten Bantul

Hasil perhitungan MRP di Kabupaten Bantul setelah di overlay ditemukan satu sektor ekonomi yang masuk kriteria pertama dengan ketiga komponen bernilai positif. Sektor tersebut adalah sektor konstruksi. Hal ini berarti sektor konstruksi mempunyai pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi DIY, kemudian pertumbuhan sektoral Kabupaten Bantul lebih tinggi dari pertumbuhan sektoral Provinsi DIY, serta kontribusi sektor ini di Kabupaten Bantul lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Artinya, sektor konstruksi di Kabupaten Bantul

71

mempunyai potensi daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih unggul dibandingkan sektor konstruksi di DIY Kemudian tidak ditemukan adanya sektor yang memiliki potensi yang rendah di Kabupaten ini. Kegiatan spesialisasi juga tidak ditemukan di Kabupaten ini. Sektor lain notasinya bervariasi seperti terlihat pada table 4.17 berikut: Tabel.4.17. Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Bantul Tahun 2005-2010 No 1 2 3 4 5 6 7 Lapangan Usaha RPr RPs 0.227 (20.539) (2.211) 8.859 1.061 1.021 0.843 1.481 1.029 LQ 1.329 1.384 1.252 0.969 1.205 0.941 0.671 0.646 0.781 Overlay --+ --+ --+ +++++ +++--+++-

Pertanian 0,611 Pertambangan&Penggalian 0,667 Industri Pengolahan 0,553 Listrik, gas & air minum 1,041 Konstruksi 1,866 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 Keuangan, persewaan & jasa 8 0,964 perusahaan Jasa-jasa 9 1,049 Sumber: PDRB Kabupaten Bantul dan PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)

c. Analisis MRP Kabupaten Gunung Kidul Hasil analisis MRP yang di overlay menunjukkan bahwa selama periode tahun 2006-2010 di Kabupaten Gunung Kidul tidak terdapat satupun sektor ekonomi masuk dalam kriteria pertama yang bernotasi positif untuk ketiga komponen. Hasil ini berarti di Kabupaten Gunung Kidul tidak terdapat kegiatan sektoral yang mempunyai pertumbuhan dan kontribusi yang lebih tinggi di tingkat DIY. Artinya, sektor-sektor 72

tersebut tidak mempunyai daya saing kompetitif maupun kompartaif terhadap DIY. Walaupun tidak ada yang masuk dalam daya saing kompetitif dan komperatif, Kabupaten Gunung Kidul masih ditopang dengan kegiatan spesialisasi yaitu sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian. Karena sektor-sektor tersebut di Kabupaten Gunung Kidul lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di DIY, baik dari sisi pertumbuhannya maupun konribusinya. Hasil overlay yang masuk kriteria ketiga adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah di DIY, dan kontribusi sektoral di Kabupaten Guinung Kidul lebih rendah dari DIY. Artinya sektor tersebut kurang memiliki daya saing kompetitif maupun komperatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada DIY. Seperti ditunjukkan pada table 4.18 berikut.

73

Tabel.4.18. Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005-2010 No 1 2 3 4 5 6 7 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan&Penggalian RPr 0,611 0,667 RPs 1.423 LQ Overlay -++ -++ -++-+-+++---+--

Industri Pengolahan 0,553 Listrik, gas & air minum 1,041 Konstruksi 1,866 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 Keuangan, persewaan & jasa 0.722 8 0,964 perusahaan 0.799 9 Jasa-jasa 1,049 Sumber: PDRB Kabupaten Gunung Kidul dan PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah) d. Analisis MRP Kabupaten Sleman

2.14 2 2.63 7.754 5 1.423 0.820 (3.331) 0.570 0.860 0.866 1.065 0.704 0.851 0.671 0.482 0.790

Hasil perhitungan MRP di Kabupaten Sleman setelah di overlay ditemukan dua sektor yang ketiga komponennya bernotasi positif. Sektor-sektor tersebut yaitu sektor konstruksi, serta sektor perdagangan, hotel dan restaurant. Dengan demikian sektor tersebut mempunyai potensi daya saing kompetitif dan komparatif di Kabupaten Sleman yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY. Sektor industri pengolahan menjadi keunggulan spesialisasi di Kabupaten Sleman. Artinya, kegiatan sektor industry pengolahan lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di tingkat DIY, baik sisi pertumbuhannya maupun kontribusinya.

74

Selain itu terdapat satu sektor yang ketiga komponennya memiliki notasi negatif yaitu sektor pertanian. Jelas sektor pertanian kurang memiliki daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY. Secara rinci hasil MRP dapat dilihat pada table 4.19 berikut. Tabel.4.19. Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Sleman Tahun 2005-2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan&Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas & air minum Konstruksi Perdagangan, hotel&restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, persewaan & jasa perusahaan Jasa-jasa RPr 0,611 0,667 0,553 1,041 1,866 1,103 1,372 0,964 1,049 RPs 0.753 75.26 7 1.463 LQ 0.917 0.664 Overlay ---+-++ +-+++ +++ ++--+ +-+

1.15 3 (1.939) 0.989 1.16 1.063 6 1.06 1.183 1 1.088 0.561 1.09 0.388 6 1.03 0.951 0

Sumber: PDRB Kabupaten Sleman dan PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah) e. Analisis MRP Kota Yogyakarta Hasil perhitungan MRP di Kota Yogyakarta setelah di overlay terdapat satu sektor ekonomi yang masuk kategori pertama. Sektor tersebut adalah sektor pengangkutan dan komunikasi. Berarti jelas bahwa sektor tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif maupun

75

komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama di tingkat DIY. Sebagai sebuah Kota, sektor pertanian terbukti tidak memilki daya saing sebagaimana yang dimiliki oleh sektor pengangkutan dan komunikasi. Hal ini ditunjukkan dengan notasi negatif dari ketiga komponen yang ada pada sektor pertanian. Namun demikian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masih berkontribusi dengan kegiatan spesialisasinya. Perhatikan Tabel 4.20 berikut: Tabel.4.20. Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kota Yogyakarta Tahun 2005-2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan&Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas & air minum Konstruksi Perdagangan, hotel&restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, persewaan & jasa perusahaan Jasa-jasa RPr 0,611 0,667 0,553 1,041 1,866 1,103 1,372 0,964 1,049 RPs LQ Overlay ---+-++-+ +-+-+ +++ -++ +-+

(3.477) 0.022 72.62 0.008 8 1.266 0.812 1.45 (0.633) 0 0.728 0.845 0.946 1.222 1.87 1.010 4 1.47 1.145 3 1.24 0.837 6

Sumber: PDRB Kota Yogyakarta dan PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah) Dari analisis MRP di atas secara keseluruhan terlihat bahwa beberapa kabupaten/kota di Provinsi DIY memiliki sektor ekonomi yang masuk dalam kriteria pertama yang bernotasi postif untuk ketiga komponenya (++ 76

+), artinya bahwa kabupaten/kota tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral di tingkat provinsi tinggi, diikuti pertumbuhan sektoral

kabupaten/kota lebih tinggi dari Provinsi DIY, dan kontribusi sektoral kabupaten/kota lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Dengan kata lain, sektor-sektor tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif di kabupaten/kota yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat Provonsi DIY serta di Provinsi DIY sendiri sektor tersebut mempunyai prospek yang bagus. Kabupaten/kota yang memiliki sektor bertanda positif terbanyak untuk ketiga komponennya adalah Kabupaten Sleman yang meliputi; sektor konstruksi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran Hal ini dilatarbelakangi dengan banyaknya bencana alam yang terjadi sehingga membutuhkan pembangunan fisik berkelanjutan, kemudian adanya usahausaha di Sleman yang berkontribusi terhadap sektor perdagangan. Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta memiliki satu sektor yang bertanda positif untuk ketiga komponenya yaitu sektor konstruksi di Kabupaten Bantul kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta. Begitu juga terdapat beberapa kabupaten yang memiliki kegiatan spesialisasi terhadap sektor-sektormya. Seperti Kabupaten Bantul

memegang tiga kegiatan spesialisasi yaitu sektor pertanian, sektor pertambangna dan penggalian serta sektor industry pengolahan. Di ikuti oleh Kabupaten Gunung Kidul yang juga berspesialisasi pada sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian, namun tidak pada

77

sektor industry pengolahan. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta masing-masing hanya berspesialisasi pada sektor industri pengolahan untuk Kabupaten Sleman serta sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan untuk Kota Yogyakarta. Kemudian terlihat juga bahwa terdapat dua kabupaten yang memiliki sektor ekonomi yang bertanda negatif untuk ketiga komponennya (---) pada sektor yang sama yaitu sektor pertanian. Kabupaten tersebut yaitu Sleman, dan Kota Yogyakarta. Selain itu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada Kabupaten Sleman mengalami hal yang sama (---), namun tidak pada sektor pertaniannya. 3. Hasil analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi Analisis shift-share merupakan tehnik yang menggambarkan

performance (kinerja) sektor-sektor di suatu wilayah dibandingkan kinerja sektor-sektor perekonomian nasional. Dengan demikian dapat ditemukan adanya shift (pergesaran) hasil pembangunan perekonomian daerah, bila daerah itu memperoleh kemajuan lebih lambat atau lebih cepat dari kemajuan nasional (Bendavid-Val (1983), Hoover (1984) Lihat Prasetyo, 1993:44 dalam Nudiatulhuda, 2007:44). Selanjutnya Lincolyn Arsyad (1997:290) dan Latif Adam (1994), mengemukakan bahwa analisis shiftshare merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan sruktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah

78

dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-sektornya, dan mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-

perbandingan itu. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut. Berdasarkan hasil analisis shift-share (S-S) tentang keunggulan kompetitif dan spesialisasi menurut sektor setiap kabupaten/kota di Provinsi DIY, terlihat bahwa setiap kabupaten/kota memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan spesialisasi. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita kabupaten/kota di Provinsi DIY bervariasi dan tentunya ditopang oleh sektor spesialis dan sektor kompetitif. Daerah kabupaten/kota di DIY yang mempunyai kompetitif ditandai dengan K-K positif. Untuk sektor pertanian terdapat tiga kabupaten yang mempunyai keunggulan kompetitif masing-masing di Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul serta sektor pertambangan dan penggalian terdapat tiga kabupaten yang mempunyai spesialisasi, yaitu Kulo Progo, Bantu dan Gunung Kidul. Sebaliknya ada dua kabupaten/kota bernilai K-K negative artinya tidak memiliki keunggulan kompetitif. Kemudian diketahui juga bahwa dari lima kabupaten/kota hanya Kabupaten Sleman yang memiliki keunggulan kompetitif di sektor pertambangan dan penggalian. Keunggulan kompetitif di sektor industry pengolahan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta.. Selain itu, keunggulan kompetitif di sektor listrik, gas, dan air bersih dijumpai di Kabupaten Kulon Progo, Gunung

79

Kidul dan Sleman. Keunggulan kompetitif di sektor bangunan hanya dimiliki oleh Kabupaten Bantul. Di sektor perdagangan, hotel dan restoran keunggulan kompetitif dimiliki oleh seluruh kabupaten, kecuali Kota Yogyakarta. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta mempunyai keunggulan kompetitif di sektor pengangkutan dan komunikasi.

Kabupaten/kota yang keunggulan kompetitifnya di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul dan Sleman. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki keunggulan kompetitif pada sektor jasa-jasa hanya Kabupaten Bantul. Selain itu, kita bisa melihat keunggulan spesialisasi yang dimiliki masing-masing daerah. Spesialisasi dapat dilihat dengan nilai S-S positif. Untuk sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian terdapat tiga kabupaten yang mempunyai spesialisasi untuk dua sektor tersewbut, masing masing terdapat di Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Sebaliknya ada dua kabupaten bernilai S-S negative artinya tidak memiliki spesialisasi. Spesialisasi di sektor industri pengolahan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Sleman. Spesialisasi di sektor listrik, gas, dan air bersih hanya dimiliki oleh Kota Yogyakarta. Selanjutnya, spesialisasi di sektor bangunan dijumpai di Kabupaten Bantul dan Sleman. Kemudian Kabupaten Sleman dan Kota Yohyakarta berspesialisasi di sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo dan Kota Yogyakarta bertumpu pada sektor pengangkutan dan komunikasi.

80

Kabupaten yang spesialisasinya di sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dimiliki oleh Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sedangkan kabupaten/kota yang berspesialisasi pada sektor jasa-jasa adalah Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Dari keunggulan kompetitif dan spesialisasi yang dimiliki masingmasing kabupaten/kota, ada yang dimiliki keduanya sekaligus. Artinya sektor tersebut memiliki kenggulan kompetitif sekaligus spesialisasi di daerah tersebut. Namun tidak semua seperti itu, hanya beberapa sektor tertentu dan daerah tertentu. Terlihat bahwa di sektor pertanian di tiga kabupaten yang ada yaitu Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul mereka mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di sektor pertanian. Kemudian Kabupaten Bantul memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di sektor bangunan. Kabupaten Sleman memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Kota Yogyakarta sendiri memiliki keunggulan kompetitif dan spesialkisasi di sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil analisis ini akan sama jika dibandingkan dengan hasil analisis overlay. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut:

81

Tabel.4.21. Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten/Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten/Kota 1. Kulon Progo 2. Bantul 3. Gunung Kidul 4. Sleman 5. Yogyakarta 1 S 139602.1 206906.7 616594.3 (84032.0) (867302.6 ) 1 K 0.003 0.007 0.008 (0.002) (0.070) 2 S 5358.0 9602.5 34660.7 (14249.6 ) (34388.0 ) 2 K (0.008) (0.006) (0.018) 0.128 (0.002) 3 S 30505.4 122573.0 (74244.8) 121917.5 (124114.9 ) 3 K 0.003 (0.023) 0.003 (0.003) 0.003 4 S (4651.2) (1133.2) (11701.8 ) (663.6) 20132.3 Sektor 5 S (69926.5 ) 68741.8 (37123.8 ) 82998.3 (64643.6 ) Sektor 5 K (0.010) 0.033 (0.020) (0.001) (0.011) 6 S (60444.2) (43893.6) (180747.6 ) 65793.0 220350.4 7 S 477.2 (118143.6 ) (99362.5) (251940.2 ) 432150.7 8 S (51075.6) (116248.9 ) (144032.4 ) 50245.1 214286.9 9 S 10154.7 (128384.6) (104042.1) 29323.3 203528.8

Kabupaten/Kota 1. 2. 3. 4. 5. Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Yogyakarta

4 K 0.012 (0.000) 0.033 0.010 (0.021)

6 K 0.001 0.003 0.004 0.009 (0.003)

7 K (0.017) (0.008) (0.010) 0.004 0.001

8 K 0.010 (0.002) 0.014 0.005 (0.004)

9 K (0.006) 0.001 (0.009) (0.003) (0.008)

Sumber: Data diolah 82

Keterangan: 1= pertanian, 2= pertambangan&penggalian, 3= industri pengolahan, 4= listrik, gas &air bersih, 5= bangunan, 6= perdagangan, hotel&restoran, 7= pengangkutan&komunikasi, 8= keuangan, persewaan&jasa perusahaan, 9= jasa-jasa S= Spesialisasi K=Kompetitif

83

4. Analisis Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi DIY Metode Klassen Tipology digunakan untuk menentukan tipologi daerah pada penelitian ini. Tipologi Klassen membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal. Daerah yang diamati dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu: a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income) adalah laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita di daerah lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita rata-rata provinsi. b. Daerah maju tapi tertekan (high income but low growrth) yaitu daerah yang relatif maju, tapi dalam beberapa tahun terakhir laju petumbuhan menurun akibat tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan. Daerah ini merupakan daerah yang telah maju, tapi dimasa mendatang pertumbuhannya tidak akan begitu cepat walaupun potensi

pengembangan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar. Daerah ini mempunyai pendapatan perkapita lebih tinggi dari pendapatan rata-rata perkapita provinsi, tapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi. c. Daerah berkembang cepat (high growth but low income) adalah daerah yang dapat berkembang cepat dengan potensi pengembangan yang dimiliki sangat besar tapi belum diolah sepenuhnya secara baik. Tingkat

84

pertumbuhan ekonomi daerah sangat tinggi, namun tingkat pendapatan perkapita yang mencerminkan dari tahap pembangunan yang telah dicapai sebenarnya masih relatif rendah. Daerah ini memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata provinsi. d. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income) adalah daerah yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita lebih rendah dari pada rata-rata provinsi. Hasil analisis Tipologi untuk Provinsi DIY terlihat bahwa dari lima kabupaten/kota yang dimilikinya hanya satu yang masuk klasifikasi Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh yaitu Kota Yogyakarta. Sedangkan

Kabupaten Sleman masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat. Tiga kabupaten lainnya yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal. Hal ini terlihat dari pertumbuhan rata-rata dan pendapatan per kapita rata-rata masih jauh di bawah pertumbuhan dan pendapatan per kapita DIY , seperti terlihat dalam skema berikut :

85

Gambar.4.2. Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010 Klasifikasi I Daerah Cepat maju dan Cepat Tumbuh Kota Yogyakarta (4.62 ; 12.699.691)

Pertumbuhan

Klasifikasi III Daerah Berkembang Cepat Kab. Sleman (4.70 ; 5.389.195) Klasifikasi IV Daerah Relatif Tertinggal Kab. Kulon Progo (4.07;4.230.784) Kab. Bantul (4.13;4.041.477) Kab. Gunung Kidul (4.13;4.459.596)

4, 49

Klasifikasi II Daerah Maju Tetapi Tertekan

Rp 5.557.744 Pendapatan Per Kapita Tabel 4.17 berikut ini memperlihatkan bahwa terdapat tiga Kabupaten/Kota yang masuk klasifikasi Daerah Relaif Tertinggal yaitu daerah yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita lebih rendah dari pada rata-rata provinsi. Kabupaten/kota yang masuk kategori ini adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Sedangkan untuk Kabupaten Sleman masuk dalam kategori Daerah Berkembang Cepat. Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh diwakili oleh Kota Yogyakarta sekaligus cermin dari ibukota Provinsi DIY..

86

Tabel.4.22. Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi DIY Periode 2005-2010 Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Perkapita Rata-Rata (%) (%) 1 Kab. Kulon Progo 4.07 Rp 4.230.784 2 Kab. Bantul 4.13 Rp 4.041.477 3 Kab. Gunung Kidul 4.12 Rp 4.459.596 4 Kab. Sleman 4.70 Rp 5.389.195 5 Kota Yogyakarta 4.63 Rp 12.699.691 DIY 4.49 Rp 5.557.744 Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka 2010 BPS Provinsi DIY Dalam Angka 2010 (diolah) 5. Prioritas Wilayah untuk Pengembangan Pembangunan Penentuan Prioritas wilayah untuk pembangunan selain dilihat dari sektor basis yang tercermin pada analisis LQ, keunggulan kompetitif dan tipologi daerah juga diperlukan pertumbuhan persektor. Analisis tersebut selanjutnya dibuat Ranking nilai dengan range untuk masing-masing kategori sehingga dapat ditentukan kabupaten/kota yang potensial untuk dikembangkan dengan sektor basisnya sebagai berikut: a. Prioritas Sektor Pertanian Tabel 4.23 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk sektor pertanian. Hasil analisis menunjukkan dari tiga Kabupaten yang mempunyai LQ > 1 untuk sektor pertanian, prioritas pertama kabupaten yang dapat dikembangkan adalah Kabupaten Gunung Kidul. Sedangkan prioritas keempat meliputi Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten bantul. No Kabupaten/Kota Tipologi Daerah 4 4 4 2 1

87

Tabel.4.23. Prioritas Untuk Sektor Pertanian dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010 PRIO N R N R N R N R R Kulon Progo 1,481 4 3.18 4 139602.1 4 0.003 1 4 4 Bantul 1.329 4 3.40 3 206906.7 4 0.007 1 4 4 Gunung Kidul 2.142 1 3.62 1 616594.3 1 -0.018 4 4 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral b. Prioritas Sektor Pertambangan dan Penggalian Tabel 4.18 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk sektor pertambangan dan penggalian. Dari tiga kabupaten yang memiliki LQ > 1 untuk sektor ini diketahui bahwa Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul masuk prioritas pertama sedangkan Kabupaten Kulon Progo masuk prioritas keempat. Tabel.4.24. Prioritas Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 Kabupaten/Kota Kulon Progo Bantul Gunung Kidul LQ N 1,398 1.3 84 2.63 5 R 4 4 1 PS N 2.0 4 1.9 6 0.5 2 R N S R 4 K N 0.00 8 0.00 6 0.01 8 R 2 1 4 T R 4 4 4 Total Skor N R 15 14 14 4 1 1 PRIO 4 1 1 Kabupaten/Kota LQ PS S K T Total Skor N R 17 4 16 4 11 1

1 5358.0

1 9602.5 4 4 34660. 7 1

Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) 88

Keterangan:

N = Nilai T = Tipologi R = Ranking K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis

S = Spesialisasi PS=Pertumbuhan Sektoral

c. Prioritas Sektor Industri Pengolahan Terdapat tiga Kabupaten/Kota yang mempunyai sektor basis atau mempunyai LQ > 1 disektor Industri Pengolahan seperti terlihat dalam Tabel 4.19 berikut: Tabel.4.25. Prioritas Untuk Sektor Industri Pengolahan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 Kabupaten/Kota LQ PS S K T Total Skor N R 14 4 14 4 11 1 PRIO

N R N R N R N R R Kulon Progo 1,141 4 3.27 1 30505.4 4 0.003 1 4 4 Bantul 1.252 1 0.78 4 122573.0 1 -0.023 4 4 4 Sleman 1.153 4 2.53 3 121917.5 1 -0.003 2 1 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral Tabel 4.19 diatas terlihat bahwa Kabupaten/Kota yang termasuk dalam prioritas pertama adalah Kabupaten Sleman. Sedangkan

Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul termasuk prioritas keempat. d. Prioritas Listrik dan Air Bersih Lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki sektor basis di sektor Listrik, Gas dan Air Bersih hanya Kota Yogyakarta. Dengan demikian prioritas pengembangannya pun hanya berada di Kota Yogyakarta.

89

e. Prioritas Sektor Bangunan Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis di sektor bangunan hanya Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. Sehingga prioritas pengembangan wilayahnya hanya pada dua daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kabupaten Bantul dan prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.21 sebagai berikut: Tabel.4.26. Prioritas Untuk Sektor Bangunan dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 Kabupaten/Kota LQ PS S K T Total Skor N R 11 1 14 4 PRIO

N R N R N R N R R Bantul 1.205 1 10.68 1 68741.8 4 0.033 1 4 1 Sleman 1.166 4 8.14 4 82998.3 1 -0.001 4 1 4 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral f. Prioritas Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis di sektor perdagangan, hotel dan restoran hanya Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sehingga prioritas pengembangan wilayahnya hanya pada dua daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kota Yogyakarta dan prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.22 sebagai berikut:

90

Tabel.4.27. Prioritas Untuk Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 Kabupaten/Kota LQ PS S K T Total Skor N R 14 4 11 1 PRIO

N R N R N R N R R Sleman 1.061 4 5.72 1 82998.3 4 0.009 1 4 4 Yogyakarta 1.222 1 4.72 4 220350.4 1 -0.003 4 1 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral Tabel 4.22 terdapat dua Kabupaten termasuk dalam prioritas pertama yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul sedangkan prioritas kedua adalah Kabupaten Sleman dan prioritas keempat yaitu Kota Yogakarta. g. Prioritas Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki LQ > 1 atau yang mempunyai sektor basis di sektor pengangkutan dan komunikasi hanya Kota Yogyakarta. Dengan demikian prioritas pengembangannya pun hanya berada di Kota Yogyakarta. h. Prioritas Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan hanya Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sehingga prioritas

91

pengembangan wilayahnya hanya pada dua daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kota Yogyakarta dan prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.24 sebagai berikut:. Tabel.4.28. Prioritas Untuk Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 Kabupaten/Kota LQ PS S K T Total Skor N R 14 4 11 1 PRIO

N R N R N R N R R Sleman 1.096 4 5.22 1 50245.1 4 0.005 1 4 4 Yogyakarta 1.473 1 4.76 4 214286.9 1 -0.004 4 1 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral i. Prioritas Sektor Jasa-Jasa Tabel 4.25 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk sektor jasa-jasa. Dari tiga kabupaten/kota yang memiliki LQ > 1 untuk sektor ini yang masuk prioritas satu untuk pengembangan wilayah adalah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo menjadi prioritas keempat. Tabel.4.29. Prioritas Untuk Sektor Jasa-Jasa dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 Kabupaten/Kota LQ PS S K T Total Skor N R 17 4 12 1 11 1 PRIO

N R N R N R N R R Kulon Progo 1.040 4 4.02 2 10154.7 4 -0.006 3 4 4 Sleman 1.030 4 4.18 1 29323.3 4 -0.003 1 2 1 Yogyakarta 1.246 1 3.66 4 203528.8 1 -0.008 4 1 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral

92

Secara

keseluruhan

hasil

analisis

unutk

penentuan

prioritas

pengembangan wilayah bagi daerah yang mempunyai sektor basis di Provinsi DIY terlihat dalam Tabel 4.26 berikut: Tabel.4.30. Prioritas Pengembangan Pembangunan Sektor Basis di Provinsi DIY Tahun 2005-2010 Sektor Ekonomi/Prioritas ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Kab. Kulon Progo 4 4 4 4 2 Kab. Bantul 4 1 4 1 3 Kab. Gunung Kidul 1 1 4 Kab. Sleman - 1 4 4 4 1 5 Kota Yogyakarta - 1 1 1 1 1 Sumber: Hasil Analisis LQ, Shift-Share, Pertumbuhan Persektor (diolah) No Kabupaten/Kota Keterangan : 1= Sektor Pertanian 2= Sektor Pertambangan, Penggalian 3= Industri Pengolahan 4= Listrik dan Air Bersih 5= Bangunan 6= Perdagangan, Hotel, Restoran 7= Pengangkutan, Komunikasi 8= Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9= Jasa-jasa - = Tidak masuk prioritas Dalam pengembangan wilayah, pengembangan tidak dapat dilakukan serentak pada semua sektor perekonomian kecuali pada sektor-sektor yang mempunyai potensi berkembangnya cukup besar, Tabel 4.26

memperlihatkan bahwa prioritas pengembangan wilayah sektor basis di Provinsi DIY tidak sama untuk tiap kabupaten/kota, meskipun terlihat terdapat dua kabupaten/kota yang termasuk pada prioritas pertama yang perlu dikembangkan, masing-masing yaitu Kota Yogyakarta untuk semua sektor basisnya (5 sektor) meliputi Sektor Industri Pengolahan; Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi;

93

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa serta Kabupaten Gunung Kidul (2 Sektor) meliputi Sektor Pertanian serta Sektor Pertambangan dan oenggalian. Bagi Kota Yogyakarta hal ini dimungkinkan karena Kota Yogyakarta merupakan ibukota Provinsi DIY yang secara tidak langsung menjadi mascot untuk Provinsi DIY. Kabupaten lainnya yang mempunyai prioritas pertama lebih dari satu adalah Kabupaten Bantul (2 dari 4 sektor), Kabupaten Sleman (2 dari 5 sektor) tapi adapula kabupaten yang tidak mempunyai prioritas pertama yakni Kabupaten Kulon Progo. Dalam RKPD 2012 sebagaimana diketahui, prioritas pembangunan yang dimiliki oleh Provinsi DIY pada tahun 2010 adalah meliputi: 1) Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Kualitas Sumberdaya Manusia melalui Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Dasar, Pengentasan Kemiskinan dan Penciptaan Lapangan Kerja. 2) Peningkatan Daya saing Daerah Berbasis Keunggulan Ekonomi Lokal melalui Pemberdayaan dan Peningkatan Kreativitas Masyarakat,

Dukungan Fasilitasi dan Pengembangan Pasar. 3) Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan melanjutkan Reformasi Birokrasi melalui Internalisasi Nilai-nilai Budaya Yogya dan Peningkatan Profesionalisme. 4) Peningkatan Pelayanan Publik melalui Penataan Kawasan dan

Peningkatan Sarana Prasarana Ekonomi dan Fisik.

94

Sejalan dengan RKPD 2012 bahwa Pemerintah Provinsi DIY akan meningkatkan daya saing daerah berbasis keunggulan ekonomi lokal, maka dengan teridentifikasinya sektor-sektor unggulan disetiap kabupaten/kota akan memudahkan Pemerintah Daerah dalam mencapai program tersebut. Sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dikemudian hari.

95

96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan serta sektor jasajasa merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta karena terdapat di tiga kabupaten/kota dari lima kabupaten/kota. Sedangkan sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terdapat di dua kabupaten/kota. Untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi hanya dimiliki oleh satu kabupaten/kota. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta memiliki sektor basis terbanyak dengan lima sektor basis. Sedangkan Kabupaten Gunung Kidul memiliki sektor basis paling sedikit yaitu hanya dua sektor. 2. Hasil analisis MRP yang di overlay menunjukkan bahwa terdapat beberapa kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan komperatif terhadap sektor ekonominya. Sektor tersebut adalah sektor bangunan di Kabupaten Bantul, kemudian sektor bangunan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Sleman begitu juga untuk sektor perdagangan, hotel dan resetoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta.

97

3. Hasil analisis Shift-Share di Provinsi DIY menunjukkan hasil bahwa terdapat beberapa kabupaten/kota yang memiliki keunggulan/daya saing kompetitif maupun spesialisasi. Sektor tersebut antara lain: a. Sektor pertanian mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di 3 kabupaten yaitu Kulon Progo, Bantul dan Sleman; b. Sektor Bangunan mempunyaikeunggulan kompetitif dan Spesialisasi di Kabupaten Bantul; c. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Sleman; d. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaaan mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Sleman; e. Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kota Yogyakarta. Tidak semua sektor basis di kabupaten/kota mempunyai spesialisasi. Demikian sebaliknya tidak semua yang masuk kriteria spesialisasi belum tentu sebagai sektor basis. 4. Berdasarkan Tipologi Klassen, Kota Yogyakarta masuk dalam Tipologi Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh. Sedangkan Kabupaten Sleman masuk dalam Tipologi Daerah Berkembang Cepat. Tiga kabupaten lainnya yaitu Kulo Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk dalam Tipologi Daerah Relatif Tertinggal. 5. Menentukan Prioritas Pengembangan Wilayah berdasarkan analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral maka dapat ditentukan

98

kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan masing-masing sektor. Prioritas pertama untuk sektor pertanian adalah Kabupaten Gunung Kidul; Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul; Sektor industri pengolahan di Kabupaten Sleman; Sektor Listrik, gas dan air bersih di Kota Yogyakarta; Sektor bangunan di Kabupaten Bantul; Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Yogyakarta; Sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta; Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kota Yogyakarta serta untuk sektor jasa-jasa diprioritaskan pengembangannya di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. B. Saran 1. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu menetapkan kebijakan pembangunan dengan prioritas sektor unggulan/basis di masingmasing kabupaten/kota dengan tetap memperhatikan sektor non basis secara proporsional. 2. Perlu mengenal secara baik daerah yang mempunyai potensi ekonomi spesialis dan potensi ekonomi rendah agar bijak dalam menentukan skala prioritas pembangunan, sehingga dapat merubah posisi kabupaten/kota masuk ke dalam tipologi daerah yang lebih baik atau meminimalisir keberadaan kabupaten pada tipologi daerah relatif tertinggal. 3. Perlu melakukan revitalisasi semua sektor dimulai sektor yang memiliki nilai LQ > 1 kemudian LQ < 1 serta memacu peningkatan produktifitas dan profesionalisme dalam mengelola sektor-sektor potensial agar mempunyai

99

keunggulan kompetitif dan komperatif untuk meningkatkan pedapatan daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi. 4. Bagi investor yang ingin berinvestasi di Provinsi DIY diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam memperhatikan sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan serta prioritas pembangunan masingmasing sektor di kabupaten/kota.

100

DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin. Pengantar Perencanaan Ekonomi Daerah (edisi kedua). Yogyakarta: BPFE. 2002 Basuki, Agus Tri. Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen dalam Menopang Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008 dalam Unisia Vol XXXII No. 71, 2009. h. 5-19 BPS. DIY Dalam Angka. BPS Jakarta, 2011 BPS. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2007-2011. BPS Jakarta, 2011 Emilia dan Imelia. Modul Ekonomi Regional Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. 2006 Evi dan Hastarini. Analisis Sektor dan Produk Unggulan Kabupaten Kendal dalam Media Ekonomi dan Manajemen Vol XVIII No. 2, 2009.h. 165-177 Fafurida. Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan di Kabupaten Kulonprogo dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h. 144155 Hasani, Akrom. Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan Pendekatan ShiftShare di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun 2003-2008 Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. 2010 Heralth, Janaranjana et al. A Dynamic Share Analysis of Economic Growth in West Virginia dalam Research Paper 2010-12 Kuncoro, M. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. 2003 Maruf, Ahmad. Anatomi Makro Ekonomi Regional: Studi Kasus Provinsi DIY dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h 114-125 Mangun, Nudiatulhuda. Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi Sulawesi Tengah Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. 2007 Mondal, Wali I. An Analysis of The Industrial Developmemt Potential of Malaysia: A Shift-Share Approach dalam Journal of Business & Economic Research Vol. VII No. 5, 2009. h. 41-46
101

Sabana, Choliq. Analisis Pengembangan Kota Pekalongan sebagai Salah Satu Kawasan Andalan di Jawa Timur Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. 2007 Sekaran, Uma. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. 2009 Sjafrizal. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Media. 2008 Tarigan, Robinson. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara. 2007 Tarigan, Robinson. Perencanaan Pembangunan Wilayah (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara. 2005 Titisari, Kartika Hendra. Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali, Karanganyar, dan Sragen dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h. 167-182 Zakaria, Junaiddin. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Gaung Persada Press. 2009

102

Lampiran I Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010** 3.185.771 3.306.928 3.333.382 3.523.943 3.642.696 3.632.681 Pertanian 122.332 126.137 138.358 138.328 138.748 139.967 Pertambangan dan penggalian 2.463.230 2.481.167 2.528.020 2.562.549 2.610.760 2.793.580 Industri pengolahan 153.115 152.862 165.772 174.933 185.599 193.027 Listrik, gas dan air bersih 1.395.079 1.580.312 1.732.945 1.838.429 1.923.720 2.040.306 Bangunan 3.444.828 3.569.622 3.750.365 3.947.662 4.162.116 4.383.851 Perdagangan, hotel dan restoran 1.673.352 1.761.672 1.875.307 2.008.919 2.128.594 2.250.664 Pengangkutan dan komunikasi 1.623.210 1.591.885 1.695.163 1.793.789 1.903.411 2.024.368 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 2.849.959 2.965.164 3.072.200 3.223.929 3.368.614 3.585.598 Jasa-jasa 16.910.876 17.535.749 18.291.512 19.212.481 20.064.258 21.044.042 PDRB Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia 2011

Lampiran II Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)

101

LAPANGAN USAHA Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa

2005 403.695 13.030 236.286 8.682 65.463 240.301 148.459 89.084

2006 412.026 18.016 243.686 9.184 72.612 250.662 157.776 90.821

2007 424.719 17.689 251.351 9.611 77.911 266.357 163.555 98.325 278.112 1.587.630

2008 454.656 17.027 255.420 10.333 82.096 281.420 171.336 101.551 288.531 1.662.370

2009 474.560 18.527 261.033 11.007 85.790 293.574 179.405 110.230 294.178 1.728.304

2010 467.714 12.664 271.689 11.586 91.657 307.245 184.299 116.678 317.694 1.781.226

260.477 270.064 1.465.477 1.524.847 PDRB Sumber : Kulon Progo Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

Lampiran III Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bantul Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 791.592 814.742 838.545 880.148 919.417 Pertanian 32.784 34.000 35.023 35.829 35.783 Pertambangan dan penggalian 644.544 568.064 582.328 596.187 610.781 Industri pengolahan

2010** 933.259 36.525 647.939

102

Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa

29.001 276.078 612.904 222.436 205.177

27.127 381.915 624.196 219.535 193.399

29.294 413.693 659.401 234.814 202.511 453.340 3.448.949

31.675 437.151 702.353 248.779 212.888 473.049 3.618.059

34.448 434.409 746.833 268.145 230.768 499.364 3.779.948

36.289 454.479 789.789 287.236 252.015 530.397 3.967.928

419.656 436.668 3.234.172 3.299.646 PDRB Sumber : Bantul Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

Lampiran IV Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 1.071.975 1.123.404 1.141.121 1.201.241 1.272.290 Pertanian 55.802 56.860 55.808 55.442 55.939 Pertambangan dan penggalian 319.590 327.918 332.600 337.144 341.216 Industri pengolahan 12.933 13.421 14.922 16.003 17.760 Listrik, gas dan air bersih 209.900 216.175 235.067 250.400 261.856 Bangunan 384.014 396.165 429.268 447.901 467.680 Perdagangan, hotel dan restoran 183.272 194.580 206.779 214.371 220.126 Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa 119.825 121.954 131.857 141.824 145.597

2010** 1.268.080 58.472 368.423 18.999 279.518 496.688 234.644 159.910

103

369.079 380.105 393.866 2.726.390 2.830.582 2.941.288 PDRB Sumber : Gunung Kidul Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

perusahaan Jasa-jasa

405.972 3.070.298

414.901 3.197.365

445.345 3.330.079

Lampiran V Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 888.677 924.603 923.422 987.480 1.004.808 Pertanian 18.766 18.899 32.998 30.372 28.901 Pertambangan dan penggalian 850.554 873.294 890.912 904.474 921.892 Industri pengolahan 44.405 45.439 50.203 52.789 56.066 Listrik, gas dan air bersih 499.734 554.572 601.267 642.538 684.367 Bangunan 1.081.275 1.126.189 1.204.716 1.276.918 1.359.722 Perdagangan, hotel dan restoran 280.552 300.628 321.854 339.243 361.363 Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa 523.061 539.620 567.159 598.190 631.510 perusahaan 893.541 925.816 961.049 1.006.243 1.050.928 Jasa-jasa 5.080.565 5.309.060 5.553.580 5.838.247 6.099.557 PDRB Sumber : Sleman Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

2010** 1.001.698 33.304 950.029 58.768 729.456 1.436.205 384.891 669.291 1.109.558 6.373.200

104

Lampiran VI Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 21.835 21.351 19.209 18.140 17.359 Pertanian 242 270 279 258 265 Pertambangan dan penggalian 518.069 529.450 539.154 543.050 549.574 Industri pengolahan 60.224 60.741 64.197 65.488 67.212 Listrik, gas dan air bersih 308.065 362.187 390.323 412.972 413.965 Bangunan 1.108.098 1.146.083 1.188.152 1.253.026 1.332.070 Perdagangan, hotel dan restoran 813.669 862.341 910.568 984.783 1.055.067 Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa 629.162 607.748 651.968 696.816 731.975 perusahaan 938.485 982.333 1.012.551 1.046.615 1.077.364 Jasa-jasa 4.397.849 4.572.504 4.776.401 5.021.148 5.244.851 PDRB Sumber : Yogyakarta Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

2010** 17.455 272 594.845 68.725 426.740 1.393.111 1.097.987 770.658 1.135.751 5.505.544

105

Lampiran VII Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Kl. Kl. Progo Sektor DIY DIY Progo 403695 1465477 3185771 16910876 13030 1465477 122332 16910876 236286 1465477 2463230 16910876 8682 1465477 153115 16910876 65463 1465477 1395079 16910876 240301 1465477 3444828 16910876 148459 1465477 1673352 16910876 89084 1465477 1623210 16910876 260477 1465477 2849959 16910876 Tahun 2006 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Kl. Kl. Progo Sektor DIY Progo DIY 412026 1524847 3306928 17535749 18016 1524847 126137 17535749 243686 1524847 2481167 17535749 9184 1524847 152862 17535749 72612 1524847 1580312 17535749 250662 1524847 3569622 17535749 157776 1524847 1761672 17535749 90821 1524847 1591885 17535749 270064 1524847 2965164 17535749 Tahun 2007 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Kl. Kl.Progo Sektor DIY Progo DIY 424719 1587630 3333382 18291512 17689 1587630 138358 18291512 251351 1587630 2528020 18291512 9611 1587630 165772 18291512 77911 1587630 1732945 18291512 266357 1587630 3750365 18291512 163555 1587630 1875307 18291512 98325 1587630 1695163 18291512 278112 1587630 3072200 18291512 LQ

1.46 1.23 1.11 0.65 0.54 0.80 1.02 0.63 1.05 LQ

1.43 1.64 1.13 0.69 0.53 0.81 1.03 0.66 1.05 LQ 1.47 1.47 1.15 0.67 0.52 0.82 1.00 0.67 1.04

107

Tahun 2008 PDRB 9 Sektor Kl. Progo 454656 17027 255420 10333 82096 281420 171336 101551 288531 Tahun 2009 PDRB 9 Sektor Kl. Progo 474560 18527 261033 11007 85790 293574 179405 110230 294178 Tahun 2010 PDRB 9 Sektor Kl. Progo 467714 12664 271689 11586 91657 307245 184299 116678 317694

Total PDRB Kl. Progo 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 Total PDRB Kl. Progo 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 Tot PDRB Kl. Progo 1781226 1781226 1781226 1781226 1781226 1781226 1781226 1781226 1781226

PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3523943 19212481 138328 19212481 2562549 19212481 174933 19212481 1838429 19212481 3947662 19212481 2008919 19212481 1793789 19212481 3223929 19212481 PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3642696 20064258 138748 20064258 2610760 20064258 185599 20064258 1923720 20064258 4162116 20064258 2128594 20064258 1903411 20064258 3368614 20064258 PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3632681 21044042 139967 21044042 2793580 21044042 193027 21044042 2040306 21044042 4383851 21044042 2250664 21044042 2024368 21044042 3585598 21044042

LQ 1.49 1.42 1.15 0.68 0.52 0.82 0.99 0.65 1.03 LQ 1.51 1.55 1.16 0.69 0.52 0.82 0.98 0.67 1.01 LQ 1.52 1.07 1.15 0.71 0.53 0.83 0.97 0.68 1.05

Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Kulon Progo

108

Sektor Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

200 5 1.46 1.23 1.11 0.65 0.54 0.80 1.02 0.63 1.05

2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ 1.43 1.47 1.49 1.51 1.52 1.48 1.64 1.47 1.42 1.55 1.07 1.40 1.13 1.15 1.15 1.16 1.15 1.14 0.69 0.67 0.68 0.69 0.71 0.68 0.53 0.52 0.52 0.52 0.53 0.53 0.81 0.82 0.82 0.82 0.83 0.82 1.03 1.00 0.99 0.98 0.97 1.00 0.66 1.05 0.67 1.04 0.65 1.03 0.67 1.01 0.68 1.05 0.66 1.04

Lampiran VIII

109

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bantul Tahun 2005 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Sektor DIY DIY Bantul 791592 3234172 3185771 16910876 32784 3234172 122332 16910876 644544 3234172 2463230 16910876 29001 3234172 153115 16910876 276078 3234172 1395079 16910876 612904 3234172 3444828 16910876 222436 3234172 1673352 16910876 205177 3234172 1623210 16910876 419656 3234172 2849959 16910876 Tahun 2006 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Sektor DIY Bantul DIY 814742 3299646 3306928 17535749 34000 3299646 126137 17535749 568064 3299646 2481167 17535749 27127 3299646 152862 17535749 381915 3299646 1580312 17535749 624196 3299646 3569622 17535749 219535 3299646 1761672 17535749 193399 3299646 1591885 17535749 436668 3299646 2965164 17535749 Tahun 2007 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Sektor DIY Bantul DIY 838545 3448949 3333382 18291512 35023 3448949 138358 18291512 582328 3448949 2528020 18291512 29294 3448949 165772 18291512 413693 3448949 1732945 18291512 659401 3448949 3750365 18291512 234814 3448949 1875307 18291512 202511 3448949 1695163 18291512 453340 3448949 3072200 18291512 Tahun 2008 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB LQ

1.30 1.40 1.37 0.99 1.03 0.93 0.70 0.66 0.77 LQ

1.31 1.43 1.22 0.94 1.28 0.93 0.66 0.65 0.78 LQ 1.33 1.34 1.22 0.94 1.27 0.93 0.66 0.63 0.78 LQ

110

Sektor Bantul Bantul 880148 3618059 35829 3618059 596187 3618059 31675 3618059 437151 3618059 702353 3618059 248779 3618059 212888 3618059 473049 3618059 Tahun 2009 PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Bantul 919417 3779948 35783 3779948 610781 3779948 34448 3779948 434409 3779948 746833 3779948 268145 3779948 230768 3779948 499364 3779948 Tahun 2010 PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Bantul 933259 3967928 36525 3967928 647939 3967928 36289 3967928 454479 3967928 789789 3967928 287236 3967928 252015 3967928 530397 3967928

Sektor DIY 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919 1793789 3223929

DIY 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 1.33 1.38 1.24 0.96 1.26 0.94 0.66 0.63 0.78 LQ 1.34 1.37 1.24 0.99 1.20 0.95 0.67 0.64 0.79 LQ 1.36 1.38 1.23 1.00 1.18 0.96 0.68 0.66 0.78

PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3642696 20064258 138748 20064258 2610760 20064258 185599 20064258 1923720 20064258 4162116 20064258 2128594 20064258 1903411 20064258 3368614 20064258 PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3632681 21044042 139967 21044042 2793580 21044042 193027 21044042 2040306 21044042 4383851 21044042 2250664 21044042 2024368 21044042 3585598 21044042

Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Bantul

111

Sektor Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

200 5 1.30 1.40 1.37 0.99 1.03 0.93 0.70 0.66 0.77

2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ 1.31 1.33 1.33 1.34 1.36 1.33 1.43 1.34 1.38 1.37 1.38 1.38 1.22 1.22 1.24 1.24 1.23 1.25 0.94 0.94 0.96 0.99 1.00 0.97 1.28 1.27 1.26 1.20 1.18 1.20 0.93 0.93 0.94 0.95 0.96 0.94 0.66 0.66 0.66 0.67 0.68 0.67 0.65 0.78 0.63 0.78 0.63 0.78 0.64 0.79 0.66 0.78 0.65 0.78

Lampiran IX

112

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Kidul Kidul 1071975 2726390 55802 2726390 319590 2726390 12933 2726390 209900 2726390 384014 2726390 183272 2726390 119825 2726390 369079 2726390 Tahun 2006 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Kidul Kidul 1123404 2830582 56860 2830582 327918 2830582 13421 2830582 216175 2830582 396165 2830582 194580 2830582 121954 2830582 380105 2830582 Tahun 2007 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Kidul Kidul 1141121 2941288 55808 2941288 332600 2941288 14922 2941288 235067 2941288 429268 2941288 206779 2941288 131857 2941288 393866 2941288 Tahun 2008 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB DIY DIY 3185771 16910876 122332 16910876 2463230 16910876 153115 16910876 1395079 16910876 3444828 16910876 1673352 16910876 1623210 16910876 2849959 16910876 Ni Sektor i Total PDRB DIY DIY 3306928 17535749 126137 17535749 2481167 17535749 152862 17535749 1580312 17535749 3569622 17535749 1761672 17535749 1591885 17535749 2965164 17535749 Ni Sektor i Total PDRB DIY DIY 3333382 18291512 138358 18291512 2528020 18291512 165772 18291512 1732945 18291512 3750365 18291512 1875307 18291512 1695163 18291512 3072200 18291512 Ni Sektor i Total PDRB

LQ 2.09 2.83 0.80 0.52 0.93 0.69 0.68 0.46 0.80

LQ 2.10 2.79 0.82 0.54 0.85 0.69 0.68 0.47 0.79

LQ 2.13 2.51 0.82 0.56 0.84 0.71 0.69 0.48 0.80 LQ

113

Gunung Gunung Kidul Kidul DIY DIY 1201241 3070298 3523943 19212481 55442 3070298 138328 19212481 337144 3070298 2562549 19212481 16003 3070298 174933 19212481 250400 3070298 1838429 19212481 447901 3070298 3947662 19212481 214371 3070298 2008919 19212481 141824 3070298 1793789 19212481 405972 3070298 3223929 19212481 Tahun 2009 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Ni Sektor i Total PDRB Kidul Kidul DIY DIY 1272290 3197365 3642696 20064258 55939 3197365 138748 20064258 341216 3197365 2610760 20064258 17760 3197365 185599 20064258 261856 3197365 1923720 20064258 467680 3197365 4162116 20064258 220126 3197365 2128594 20064258 145597 3197365 1903411 20064258 414901 3197365 3368614 20064258 Tahun 2010 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Ni Sektor i Total PDRB Kidul Kidul DIY DIY 1268080 3330079 3632681 21044042 58472 3330079 139967 21044042 368423 3330079 2793580 21044042 18999 3330079 193027 21044042 279518 3330079 2040306 21044042 496688 3330079 4383851 21044042 234644 3330079 2250664 21044042 159910 3330079 2024368 21044042 445345 3330079 3585598 21044042

2.13 2.51 0.82 0.57 0.85 0.71 0.67 0.49 0.79

LQ 2.19 2.53 0.82 0.60 0.85 0.71 0.65 0.48 0.77

LQ 2.21 2.64 0.83 0.62 0.87 0.72 0.66 0.50 0.78

Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Gunung Kidul

114

Sektor Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

200 5 2.09 2.83 0.80 0.52 0.93 0.69 0.68 0.46 0.80

2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ 2.10 2.13 2.13 2.19 2.21 2.14 2.79 2.51 2.51 2.53 2.64 2.63 0.82 0.82 0.82 0.82 0.83 0.82 0.54 0.56 0.57 0.60 0.62 0.57 0.85 0.84 0.85 0.85 0.87 0.87 0.69 0.71 0.71 0.71 0.72 0.70 0.68 0.69 0.67 0.65 0.66 0.67 0.47 0.79 0.48 0.80 0.49 0.79 0.48 0.77 0.50 0.78 0.48 0.79

Lampiran X

115

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Sleman Tahun 2005 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 888677 5080565 3185771 16910876 18766 5080565 122332 16910876 850554 5080565 2463230 16910876 44405 5080565 153115 16910876 499734 5080565 1395079 16910876 1081275 5080565 3444828 16910876 280552 5080565 1673352 16910876 523061 5080565 1623210 16910876 893541 5080565 2849959 16910876 Tahun 2006 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 924603 5309060 3306928 17535749 18899 5309060 126137 17535749 873294 5309060 2481167 17535749 45439 5309060 152862 17535749 554572 5309060 1580312 17535749 1126189 5309060 3569622 17535749 300628 5309060 1761672 17535749 539620 5309060 1591885 17535749 925816 5309060 2965164 17535749 Tahun 2007 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 923422 5553580 3333382 18291512 32998 5553580 138358 18291512 890912 5553580 2528020 18291512 50203 5553580 165772 18291512 601267 5553580 1732945 18291512 1204716 5553580 3750365 18291512 321854 5553580 1875307 18291512 567159 5553580 1695163 18291512 961049 5553580 3072200 18291512 LQ 0.93 0.51 1.15 0.97 1.19 1.04 0.56 1.07 1.04 LQ 0.92 0.49 1.16 0.98 1.16 1.04 0.56 1.12 1.03 LQ 0.91 0.79 1.16 1.00 1.14 1.06 0.57 1.10 1.03

Tahun 2008 Li sektor i L Tot PDRB

Ni Sektor i Total PDRB

LQ

116

Sleman Sleman DIY DIY 987480 5838247 3523943 19212481 30372 5838247 138328 19212481 904474 5838247 2562549 19212481 52789 5838247 174933 19212481 642538 5838247 1838429 19212481 1276918 5838247 3947662 19212481 339243 5838247 2008919 19212481 598190 5838247 1793789 19212481 1006243 5838247 3223929 19212481 Tahun 2009 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 1004808 6099557 3642696 20064258 28901 6099557 138748 20064258 921892 6099557 2610760 20064258 56066 6099557 185599 20064258 684367 6099557 1923720 20064258 1359722 6099557 4162116 20064258 361363 6099557 2128594 20064258 631510 6099557 1903411 20064258 1050928 6099557 3368614 20064258 Tahun 2010 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 1001698 6373200 3632681 21044042 33304 6373200 139967 21044042 950029 6373200 2793580 21044042 58768 6373200 193027 21044042 729456 6373200 2040306 21044042 1436205 6373200 4383851 21044042 384891 6373200 2250664 21044042 669291 6373200 2024368 21044042 1109558 6373200 3585598 21044042

0.92 0.72 1.16 0.99 1.15 1.06 0.56 1.10 1.03 LQ 0.91 0.69 1.16 0.99 1.17 1.07 0.56 1.09 1.03 LQ 0.91 0.79 1.12 1.01 1.18 1.08 0.56 1.09 1.02

Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Sleman

117

Sektor Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

200 5 0.93 0.51 1.15 0.97 1.19 1.04 0.56 1.07 1.04

2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ 0.92 0.91 0.92 0.91 0.91 0.92 0.49 0.79 0.72 0.69 0.79 0.66 1.16 1.16 1.16 1.16 1.12 1.15 0.98 1.00 0.99 0.99 1.01 0.99 1.16 1.14 1.15 1.17 1.18 1.17 1.04 1.06 1.06 1.07 1.08 1.06 0.56 0.57 0.56 0.56 0.56 0.56 1.12 1.03 1.10 1.03 1.10 1.03 1.09 1.03 1.09 1.02 1.10 1.03

Lampiran XI

118

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Yogyakarta Tahun 2005 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY LQ 21835 4397849 3185771 16910876 0.03 242 4397849 122332 16910876 0.01 518069 4397849 2463230 16910876 0.81 60224 4397849 153115 16910876 1.51 308065 4397849 1395079 16910876 0.85 1108098 4397849 3444828 16910876 1.24 813669 4397849 1673352 16910876 1.87 629162 4397849 1623210 16910876 1.49 938485 4397849 2849959 16910876 1.27 Tahun 2006 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY LQ 21351 4572504 3306928 17535749 0.02 270 4572504 126137 17535749 0.01 529450 4572504 2481167 17535749 0.82 60741 4572504 152862 17535749 1.52 362187 4572504 1580312 17535749 0.88 1146083 4572504 3569622 17535749 1.23 862341 4572504 1761672 17535749 1.88 607748 4572504 1591885 17535749 1.46 982333 4572504 2965164 17535749 1.27 Tahun 2007 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY LQ 19209 4776401 3333382 18291512 0.02 279 4776401 138358 18291512 0.01 539154 4776401 2528020 18291512 0.82 64197 4776401 165772 18291512 1.48 390323 4776401 1732945 18291512 0.86 1188152 4776401 3750365 18291512 1.21 910568 4776401 1875307 18291512 1.86 651968 4776401 1695163 18291512 1.47 1012551 4776401 3072200 18291512 1.26

Tahun 2008 Li sektor i L Tot PDRB

Ni Sektor i Total PDRB

LQ

119

Yogya Yogya DIY DIY 18140 5021148 3523943 19212481 258 5021148 138328 19212481 543050 5021148 2562549 19212481 65488 5021148 174933 19212481 412972 5021148 1838429 19212481 1253026 5021148 3947662 19212481 984783 5021148 2008919 19212481 696816 5021148 1793789 19212481 1046615 5021148 3223929 19212481 Tahun 2009 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY 17359 5244851 3642696 20064258 265 5244851 138748 20064258 549574 5244851 2610760 20064258 67212 5244851 185599 20064258 413965 5244851 1923720 20064258 1332070 5244851 4162116 20064258 1055067 5244851 2128594 20064258 731975 5244851 1903411 20064258 1077364 5244851 3368614 20064258 Tahun 2010 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY 17455 5505544 3632681 21044042 272 5505544 139967 21044042 594845 5505544 2793580 21044042 68725 5505544 193027 21044042 426740 5505544 2040306 21044042 1393111 5505544 4383851 21044042 1097987 5505544 2250664 21044042 770658 5505544 2024368 21044042 1135751 5505544 3585598 21044042

0.02 0.01 0.81 1.43 0.86 1.21 1.88 1.49 1.24 LQ 0.02 0.01 0.81 1.39 0.82 1.22 1.90 1.47 1.22 LQ 0.02 0.01 0.81 1.36 0.80 1.21 1.86 1.46 1.21

Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kota Yogya

120

Sektor Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

200 5 0.03 0.01 0.81 1.51 0.85 1.24 1.87 1.49 1.27

2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.82 0.82 0.81 0.81 0.81 0.81 1.52 1.48 1.43 1.39 1.36 1.45 0.88 0.86 0.86 0.82 0.80 0.85 1.23 1.21 1.21 1.22 1.21 1.22 1.88 1.86 1.88 1.90 1.86 1.87 1.46 1.27 1.47 1.26 1.49 1.24 1.47 1.22 1.46 1.21 1.47 1.25

121

Lampiran XII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006 2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Eijt 412026 18016 243686 9184 72612 250662 157776 90821 270064 Eijt 424719 17689 251351 9611 Eij 403695 13030 236286 8682 65463 240301 148459 89084 260477 Eij 412026 18016 243686 9184 eij 8331 4986 7400 502 7149 10361 9317 1737 9587 eij 12693 -327 7665 427 eij/Eij 0.02064 0.38266 0.03132 0.05782 Eint 3306928 126137 2481167 152862 Ein 3185771 122332 2463230 153115 1395079 3444828 1673352 1623210 2849959 Ein 3306928 126137 2481167 152862 Ein 12115 7 3805 17937 -253 18523 3 12479 4 88320 -31325 11520 5 Ein 26454 12221 46853 12910 Ein/Ein 0.03803 0.03110 0.00728 -0.00165 0.13278 0.03623 0.05278 -0.01930 0.04042 Ein/Ein RPs 0.543 12.302 4.301 -34.993 0.822 1.190 1.189 -1.010 0.911 RPs

0.10921 1580312 0.04312 3569622 0.06276 1761672 0.01950 1591885 0.03681 2965164 eij/Eij 0.03080 6 -0.01815 0.03145 4 0.04649 4 Eint 3333382 138358 2528020 165772

0.008 3.850996 0.096887 -0.18734 0.018883 1.665713 0.084455 0.550515

122

Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2007 2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan

77911 266357 163555 98325 278112 Eijt 454656 17027 255420 10333 82096 281420 171336 101551

72612 250662 157776 90821 270064 Eij 424719 17689 251351 9611 77911 266357 163555 98325

5299 15695 5779 7504 8048 eij 29937 -662 4069 722 4185 15063 7781 3226

0.07297 7 0.06261 4 0.03662 8 0.08262 4 0.0298 eij/Eij 0.07048 7 -0.03742 0.01618 9 0.07512 2 0.05371 5 0.05655 2 0.04757 4 0.03281

1732945 3750365 1875307 1695163 3072200 Eint 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919 1793789

1580312 3569622 1761672 1591885 2965164 Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307 1695163

15263 3 18074 3 11363 5 10327 8 10703 6

0.096584 0.755579 0.050634 1.236612 0.064504 0.567838 0.064878 1.273534 0.036098 0.825544

Ein Ein/Ein RPs 19056 1 0.057167 1.232985 -30 -0.00022 172.5988 34529 9161 10548 4 19729 7 13361 2 98626 0.013659 1.185233 0.055263 1.359368 0.06087 0.052607 0.88246 1.07498

0.071248 0.667726 0.058181 0.563924

123

Jasa-jasa lain Jumlah 2008 2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2009 2010 Lapangan Usaha

288531 166237 0 Eijt 474560 18527 261033 11007 85790 293574 179405 110230 294178 Eijt

278112 158763 0 Eij 454656 17027 255420 10333 82096 281420 171336 101551 288531 Eij

10419 74740 eij 19904 1500 5613 674 3694 12154 8069 8679 5647 eij

0.03746 3

3223929 1921248 1 Eint 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594 1903411 3368614 Eint

3072200 1829151 2 Ein 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919 1793789 3223929 Ein

15172 9 92096 9

0.049388 0.758555

eij/Eij 0.04377 8 0.08809 5 0.02197 6 0.06522 8 0.04499 6 0.04318 8 0.04709 5 0.08546 4 0.01957 2 eij/Eij

Ein Ein/Ein RPs 11875 3 0.033699 1.299097 420 48211 10666 85291 21445 4 11967 5 10962 2 14468 5 Ein 0.003036 29.01442 0.018814 1.168063 0.060972 1.069803 0.046393 0.969881 0.054324 0.795005 0.059572 0.790551 0.061112 1.398489 0.044878 0.436101 Ein/Ein RPs

124

Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih

467714 12664 271689 11586

474560 18527 261033 11007

-6846 -5863 10656 579

7428 0.040022 11658 Bangunan 91657 85790 5867 2040306 1923720 6 0.060604 22173 Perdagangan, Hotel, Restoran 307245 293574 13671 4383851 4162116 5 0.053275 12207 Pengangkutan, komunikasi 184299 179405 4894 2250664 2128594 0 0.057348 Keuangan,Persewaan,Jasa 12095 Perusahaan 116678 110230 6448 2024368 1903411 7 0.063547 21698 Jasa-jasa lain 317694 294178 23516 3585598 3368614 4 0.064413 178122 172830 2104404 2006425 97978 Jumlah 6 4 52922 2 8 4 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Pertanian 0.54263751 3.85099583 1.23298459 1.299097 5.247081 Pertambangan, Penggalian 12.3024972 -0.1873377 172.598783 29.01442 -36.0195 Industri Pengolahan 4.30079643 1.66571299 1.18523257 1.168063 0.582964 Listrik, Gas, Air Bersih -34.992998 0.55051518 1.3593676 1.069803 1.314357 Bangunan 0.8224885 0.75557907 0.88245968 0.969881 1.128431 Perdagangan, Hotel, Restoran 1.19019996 1.2366123 1.07498008 0.795005 0.874103 Pengangkutan, komunikasi 1.18904369 0.56783831 0.66772633 0.790551 0.475678

-0.01443 -0.31646 0.04082 2 0.05260 3 0.06838 8 0.04656 7 0.02727 9 0.05849 6 0.07993 8

3632681 139967 2793580 193027

3642696 138748 2610760 185599

-10015 1219 18282 0

-0.00275 5.247081 0.008786 -36.0195 0.070026 0.582964 1.314357 1.128431 0.874103 0.475678 0.920506 1.241014

Rata-rata 2.435 35.542 1.781 (6.140) 0.912 1.034 0.738

125

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain Lampiran XIII

-1.0103777 0.91050143

1.27353363 0.8255438

0.56392384 0.75855522

1.398489 0.436101

0.920506 1.241014

0.629 0.834

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006 2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Eijt 814742 34000 568064 27127 381915 624196 219535 193399 436668 Eijt 838545 35023 Eij 791592 32784 644544 29001 276078 612904 222436 205177 419656 Eij 814742 34000 eij 23150 1216 -76480 -1874 105837 11292 -2901 -11778 17012 eij 23803 1023 eij/Eij 0.02924 5 0.03709 1 -0.11866 -0.06462 0.38335 9 0.01842 4 -0.01304 -0.0574 0.04053 8 eij/Eij 0.02921 5 0.03008 Eint 3306928 126137 2481167 152862 1580312 3569622 1761672 1591885 2965164 Eint 3333382 138358 Ein 3185771 122332 2463230 153115 1395079 3444828 1673352 1623210 2849959 Ein 3306928 126137 Ein 121157 3805 17937 -253 185233 124794 88320 -31325 115205 Ein 26454 12221 Ein/Ein RPs

0.038031 0.768981 0.031104 1.192496 0.007282 -16.2949 -0.00165 39.10694 0.132776 2.887262 0.036226 0.508572 0.05278 -0.2471 -0.0193 2.974586 0.040423 1.002834 Ein/Ein RPs

0.008 3.65212 0.096887 0.310551

126

Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2007 2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran

582328 29294 413693 659401 234814 202511 453340 Eijt 880148 35829 596187 31675 437151 702353

568064 27127 381915 624196 219535 193399 436668 Eij 838545 35023 582328 29294 413693 659401

14264 2167 31778 35205 15279 9112 16672 eij 41603 806 13859 2381 23458 42952

8 0.02511 0.07988 4 0.08320 7 0.05640 1 0.06959 7 0.04711 5 0.03818 eij/Eij 0.04961 3 0.02301 3 0.02379 9 0.08127 9 0.05670 4 0.06513 8

2528020 165772 1732945 3750365 1875307 1695163 3072200 Eint 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662

2481167 152862 1580312 3569622 1761672 1591885 2965164 Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365

46853 12910 152633 180743 113635 103278 107036 Ein 190561 -30 34529 9161 105484 197297

0.018883 1.329728 0.084455 0.945868 0.096584 0.861498 0.050634 1.113895 0.064504 1.078957 0.064878 0.726212 0.036098 1.057682 Ein/Ein RPs

0.057167 0.867859 -0.00022 -106.136

0.013659 1.742452 0.055263 1.470784 0.06087 0.93156

0.052607 1.238189

127

Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008 2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2009 2010 Lapangan Usaha

248779 212888 473049 Eijt 919417 35783 610781 34448 434409 746833 268145 230768 499364

234814 202511 453340 Eij 880148 35829 596187 31675 437151 702353 248779 212888 473049

13965 10377 19709 eij 39269 -46 14594 2773 -2742 44480 19366 17880 26315

0.05947 3 0.05124 2 0.04347 5 eij/Eij 0.04461 6 -0.00128 0.02447 9 0.08754 5 -0.00627 0.06333 0.07784 4 0.08398 8 0.05562 8

2008919 1793789 3223929 Eint 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594 1903411 3368614

1875307 1695163 3072200 Ein 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919 1793789 3223929

133612 98626 151729 Ein 118753 420 48211 10666 85291 214454 119675 109622 144685

0.071248 0.834726 0.058181 0.880731 0.049388 0.880281 Ein/Ein RPs

0.033699 1.323971 0.003036 -0.42285 0.018814 1.301122 0.060972 1.435831 0.046393 -0.1352 0.054324 1.165776 0.059572 1.306728 0.061112 1.374327 0.044878 1.239536

Eijt

Eij

eij

eij/Eij

Eint

Ein

Ein

Ein/Ein

RPs

128

0.01505 5 3632681 3642696 0.02073 Pertambangan, Penggalian 36525 35783 742 6 139967 138748 0.06083 Industri Pengolahan 647939 610781 37158 7 2793580 2610760 0.05344 Listrik, Gas, Air Bersih 36289 34448 1841 3 193027 185599 0.04620 Bangunan 454479 434409 20070 1 2040306 1923720 0.05751 Perdagangan, Hotel, Restoran 789789 746833 42956 8 4383851 4162116 0.07119 Pengangkutan, komunikasi 287236 268145 19091 7 2250664 2128594 Keuangan,Persewaan,Jasa 0.09207 Perusahaan 252015 230768 21247 1 2024368 1903411 0.06214 Jasa-jasa lain 530397 499364 31033 5 3585598 3368614 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul 2005 2006 Lapangan Usaha 2007 - 2008 2008-2009 2006 2007 0.86785933 1.32397084 Pertanian 0.7689811 3.65211952 2 2 Pertanian 933259 919417 13842 Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih 1.1924963 0.31055067 -16.294854 1.32972751 39.10694 0.9458678 -106.136489 1.74245161 2 1.47078439 -0.42284768 1.30112157 6 1.43583128

-10015 1219 182820 7428 116586 221735 122070 120957 216984

-0.00275

-5.47594

0.008786 2.360207 0.070026 0.86878

0.040022 1.335345 0.060604 0.762332 0.053275 1.079643 0.057348 1.241489 0.063547 1.448851 0.064413 0.964784 Rata-rata 0.227 (20.539) (2.211) 8.859

2009-2010 -5.47593508 2.36020748 3 0.86878048 6 1.33534508

129

Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

2.8872618 0.86149794 0.5085718 1.11389463 -0.2470989 2.9745858 1.0789569 0.7262119

1 0.93156035 7 1.23818872 5 0.83472585 0.88073092 0.88028122 4

1 -0.13520091 1.16577609 8 1.30672800 8 1.37432664 9 1.23953617 5

1.0028344 1.05768217

7 0.76233176 5 1.07964322 5 1.24148896 4 1.44885058 2 0.96478394 9

1.061 1.021 0.843 1.481 1.029

Lampiran XIV Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Eijt Eij 1123404 1071975 56860 55802 327918 319590 13421 12933 216175 209900 396165 384014 194580 183272 121954 119825 eij 51429 1058 8328 488 6275 12151 11308 2129 eij/Eij 0.04798 0.01896 0.02606 0.03773 0.02990 0.03164 0.06170 0.01777 Eint 3306928 126137 2481167 152862 1580312 3569622 1761672 1591885 Ein Ein Ein/Ein 3185771 121157 0.038031 122332 3805 0.031104 2463230 17937 0.007282 153115 -253 -0.00165 1395079 185233 0.132776 3444828 124794 0.036226 1673352 88320 0.05278 1623210 -31325 -0.0193 RPs 1.262 0.610 3.579 -22.836 0.225 0.873 1.169 -0.921

130

Jasa-jasa lain 2006 2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2007 2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008 2009

380105

369079

11026 eij 17717 -1052 4682 1501 18892 33103 12199

0.02987

2965164

2849959 115205

0.040423

0.739 RPs 1.971458 -0.19096 0.75611 1.324247 0.90483 1.650259 0.971939

Eijt Eij 1141121 1123404 55808 56860 332600 327918 14922 13421 235067 216175 429268 396165 206779 194580 131857 393866 121954 380105

eij/Eij Eint Ein Ein Ein/Ein 0.015771 3333382 3306928 26454 0.008 -0.0185 138358 126137 12221 0.096887 0.014278 2528020 2481167 46853 0.018883 0.11184 165772 152862 12910 0.084455 0.087392 1732945 1580312 152633 0.096584 0.083559 3750365 3569622 180743 0.050634 0.062694 1875307 1761672 113635 0.064504 1695163 3072200 1591885 103278 2965164 107036

9903 0.081203 13761 0.036203 eij 60120 -366 4544 1081 15333 18633 7592

0.064878 1.251626 0.036098 1.002918 RPs 0.921591 30.24598 1.000259 1.310892 1.071602 0.825101 0.51532

Eijt Eij 1201241 1141121 55442 55808 337144 332600 16003 14922 250400 235067 447901 429268 214371 206779 141824 405972 131857 393866

eij/Eij Eint Ein 0.052685 3523943 3333382 -0.00656 138328 138358 0.013662 2562549 2528020 0.072443 174933 165772 0.065228 1838429 1732945 0.043406 3947662 3750365 0.036716 2008919 1875307 1793789 3223929

Ein Ein/Ein 190561 0.057167 -30 -0.00022 34529 0.013659 9161 0.055263 105484 0.06087 197297 0.052607 133612 0.071248

9967 0.075589 12106 0.030736

1695163 98626 3072200 151729

0.058181 1.299216 0.049388 0.622348

131

Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2009 2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran

Eijt Eij 1272290 1201241 55939 55442 341216 337144 17760 16003 261856 250400 467680 447901 220126 214371 145597 414901 141824 405972

eij 71049 497 4072 1757 11456 19779 5755

eij/Eij Eint Ein Ein Ein/Ein 0.059146 3642696 3523943 118753 0.033699 0.008964 138748 138328 420 0.003036 0.012078 2610760 2562549 48211 0.018814 0.109792 185599 174933 10666 0.060972 0.045751 1923720 1838429 85291 0.046393 0.044159 4162116 3947662 214454 0.054324 0.026846 2128594 2008919 119675 0.059572 1903411 3368614 1793789 109622 3223929 144685

RPs 1.755141 2.952421 0.641975 1.800697 0.986149 0.812883 0.450649

3773 0.026603 8929 0.021994

0.061112 0.435322 0.044878 0.490082

Eijt 126808 0 58472 368423 18999 279518 496688

Eij 127229 0 55939 341216 17760 261856 467680

eij -4210 2533 27207 1239 17662 29008

eij/Eij -0.00331 0.04528 1 0.07973 5 0.06976 4 0.06744 9 0.06202 5

Eint 3632681 139967 2793580 193027 2040306 4383851

Ein 3642696 138748

Ein -10015 1219

Ein/Ein -0.00275 0.008786 0.070026 0.040022 0.060604 0.053275

RPs 1.204 5.154 1.139 1.743 1.113 1.164

2610760 182820 185599 7428

1923720 116586 4162116 221735

132

0.06595 3 2250664 2128594 122070 0.057348 1.150 0.09830 159910 145597 14313 6 2024368 1903411 120957 0.063547 1.547 0.07337 Jasa-jasa lain 445345 414901 30444 7 3585598 3368614 216984 0.064413 1.139 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 1.2615064 1.9714584 0.9215912 1.755141 1.203561 1.423 Pertambangan, Penggalian 0.6095668 -0.190961 30.245979 2.952421 5.153989 7.754 Industri Pengolahan 3.5785138 0.7561096 1.0002593 0.641975 1.138661 1.423 Listrik, Gas, Air Bersih -22.835881 1.3242473 1.3108921 1.800697 1.743139 (3.331) Bangunan 0.2251551 0.9048297 1.0716024 0.986149 1.112943 0.860 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.8734515 1.6502586 0.8251014 0.812883 1.164257 1.065 Pengangkutan, komunikasi 1.1690092 0.9719389 0.5153196 0.450649 1.150057 0.851 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.9206867 1.2516261 1.2992159 0.435322 1.546963 0.722 Jasa-jasa lain 0.7390366 1.0029176 0.6223477 0.490082 1.13915 0.799 Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 234644 220126 14518

Lampiran XV Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Eijt 924603 18899 873294 Eij 888677 18766 850554 eij 35926 133 22740 eij/Eij 0.0404 0.0071 0.0267 Eint 3306928 126137 2481167 Ein Ein Ein/Ein 3185771 121157 0.038031 122332 3805 0.031104 2463230 17937 0.007282 RPs 1.0630 0.2279 3.6715

133

Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006 2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2007 2008

45439 554572 112618 9 300628 539620 925816 Eijt 923422 32998 890912 50203 601267 120471 6 321854 567159 961049

44405 499734 108127 5 280552 523061 893541 Eij 924603 18899 873294 45439 554572 112618 9 300628 539620 925816

1034 54838 44914 20076 16559 32275 eij -1181 14099 17618 4764 46695 78527 21226 27539 35233

0.0233 0.1097 0.0415 0.0716 0.0317 0.0361 eij/Eij -0.00128 0.74601 8 0.02017 4 0.10484 4 0.0842 0.06972 8 0.07060 6 0.05103 4 0.03805 6

152862 1580312 3569622 1761672 1591885 2965164 Eint 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307 1695163 3072200

153115 -253 1395079 185233 3444828 124794 1673352 88320 1623210 -31325 2849959 115205 Ein 3306928 126137 2481167

-0.00165 0.132776 0.036226 0.05278 -0.0193 0.040423

-14.0924 0.8265 1.1466 1.3558 -1.6405 0.8936 RPs -0.15967

Ein Ein/Ein 26454 0.008 12221 46853

0.096887 7.699903 0.018883 1.068353 0.084455 1.241413 0.096584 0.87178 0.050634 1.377109 0.064504 1.09459

152862 12910 1580312 152633 3569622 180743 1761672 113635 1591885 103278 2965164 107036

0.064878 0.786618 0.036098 1.05425

134

Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008 2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran

Eijt 987480 30372 904474 52789 642538 127691 8 339243 598190 100624 3 Eijt 100480 8 28901 921892 56066 684367 135972

Eij 923422 32998 890912 50203 601267 120471 6 321854 567159 961049 Eij 987480 30372 904474 52789 642538 127691

eij 64058 -2626 13562 2586 41271 72202 17389 31031 45194 eij 17328 -1471 17418 3277 41829 82804

eij/Eij 0.06937 -0.07958 0.01522 3 0.05151 1 0.06864 0.05993 3 0.05402 8 0.05471 3 0.04702 6 eij/Eij 0.01754 8 -0.04843 0.01925 8 0.06207 7 0.0651 0.06484

Eint 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919 1793789 3223929 Eint 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116

Ein Ein Ein/Ein RPs 3333382 190561 0.057167 1.213457 138358 -30 -0.00022 367.0203 2528020 34529 0.013659 1.114514 0.055263 0.93211 0.06087 1.127654 0.052607 1.139246 0.071248 0.758303 0.058181 0.940396 0.049388 0.952174 Ein/Ein 0.033699 0.003036 RPs 0.52072 -15.9514

165772 9161 1732945 105484 3750365 197297 1875307 133612 1695163 98626

3072200 151729 Ein Ein

3523943 118753 138328 420 2562549 48211

0.018814 1.023595 0.060972 1.01813 0.046393 1.403209 0.054324 1.193697

174933 10666 1838429 85291 3947662 214454

135

2 Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2009 2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 361363 631510 105092 8

8 339243 598190 100624 3 22120 33320 44685

7 0.06520 4 0.05570 1 0.04440 8

2128594 1903411 3368614

2008919 119675 1793789 109622 3223929 144685

0.059572 1.094544 0.061112 0.911464 0.044878 0.989512

Eijt 100169 8 33304 950029 58768 729456 143620 5 384891

Eij 100480 8 28901 921892 56066 684367 135972 2 361363

eij -3110 4403 28137 2702 45089 76483 23528

eij/Eij -0.0031 0.1523 0.0305 0.0482 0.0659 0.0562 0.0651

Eint 3632681 139967 2793580 193027 2040306 4383851 2250664

Ein

Ein

Ein/Ein -0.00275 0.008786 0.070026 0.040022 0.060604 0.053275 0.057348

RPs 1.1258 17.3404 0.4359 1.2042 1.0871 1.0558 1.1353

3642696 -10015 138748 1219 2610760 182820 185599 7428 1923720 116586 4162116 221735 2128594 122070

669291 631510 37781 0.0598 2024368 1903411 120957 0.063547 0.9414 110955 105092 Jasa-jasa lain 8 8 58630 0.0558 3585598 3368614 216984 0.064413 0.8661 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 1.0629944 -0.159672 1.2134565 0.52072 1.125769 0.753

136

Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

0.2278586 3.6715016 -14.09243 0.8264625 1.1466197 1.3557889 -1.6404591 0.8935504

7.699903 1.068353 1.241413 0.87178 1.377109 1.09459 0.786618 1.05425

367.02033 1.1145138 0.93211 1.1276539 1.1392462 0.7583027 0.9403965 0.9521736

-15.95145 1.023595 1.01813 1.403209 1.193697 1.094544 0.911464 0.989512

17.34039 0.435854 1.204175 1.087119 1.055832 1.135338 0.941445 0.866105

75.267 1.463 (1.939) 1.063 1.183 1.088 0.388 0.951

Lampiran XVI Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006 2007 Eijt 21351 270 529450 60741 362187 114608 3 862341 607748 982333 Eij 21835 242 518069 60224 308065 110809 8 813669 629162 938485 eij -484 28 11381 517 54122 37985 48672 -21414 43848 eij/Eij -0.0222 0.1157 0.0220 0.0086 0.1757 0.0343 0.0598 -0.0340 0.0467 Eint 3306928 126137 2481167 152862 1580312 3569622 1761672 1591885 2965164 Ein Ein Ein/Ein 3185771 121157 0.038031 122332 3805 0.031104 2463230 17937 0.007282 153115 -253 -0.00165 1395079 185233 0.132776 3444828 124794 1673352 88320 1623210 -31325 2849959 115205 0.036226 0.05278 -0.0193 0.040423 RPs -0.5829 3.7199 3.0168 -5.1954 1.3232 0.9463 1.1333 1.7637 1.1558

137

Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2007 2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan

Eijt 19209 279 539154 64197 390323 118815 2 910568 651968 101255 1 Eijt 18140 258 543050 65488 412972

Eij 21351 270 529450 60741 362187 114608 3 862341 607748 982333 Eij 19209 279 539154 64197 390323

eij -2142 9 9704 3456 28136 42069 48227 44220 30218 eij -1069 -21 3896 1291 22649

eij/Eij -0.10032 0.03333 3 0.01832 8 0.05689 7 0.07768 4 0.03670 7 0.05592 6 0.07276 0.03076 1 eij/Eij -0.05565 -0.07527 0.00722 6 0.02011 0.05802 6

Eint 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307 1695163 3072200 Eint 3523943 138328 2562549 174933 1838429

Ein 3306928 126137 2481167 152862

Ein Ein/Ein 26454 0.008 12221 46853 12910

RPs -12.5411

0.096887 0.344044 0.018883 0.970609 0.084455 0.673698 0.096584 0.804311 0.050634 0.724948 0.064504 0.86701

1580312 152633 3569622 180743 1761672 113635 1591885 103278 2965164 107036

0.064878 1.121499 0.036098 0.852169

Ein Ein Ein/Ein RPs 3333382 190561 0.057167 -0.97347 138358 -30 -0.00022 347.1348 2528020 165772 34529 9161 0.013659 0.529057 0.055263 0.363898 0.06087 0.953286

1732945 105484

138

Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008 2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

125302 6 984783 696816 104661 5 Eijt 17359 265 549574 67212 413965 133207 0 105506 7 731975 107736 4

118815 2 910568 651968 101255 1 Eij 18140 258 543050 65488 412972 125302 6 984783 696816 104661 5

64874 74215 44848 34064 eij -781 7 6524 1724 993 79044 70284 35159 30749

0.05460 1 0.08150 4 0.06878 9 0.03364 2 eij/Eij -0.04305 0.02713 2 0.01201 4 0.02632 5 0.00240 5 0.06308 2 0.07137 0.05045 7 0.02937 9

3947662 2008919 1793789 3223929 Eint 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594 1903411 3368614

3750365 197297 1875307 133612 1695163 98626

0.052607 1.037891 0.071248 1.143948 0.058181 1.182325 0.049388 0.681176 RPs -1.27761

3072200 151729

Ein Ein Ein/Ein 3523943 118753 0.033699 138328 2562549 174933 1838429 420 48211 10666 85291

0.003036 8.935917 0.018814 0.638558 0.060972 0.431763 0.046393 0.051829 0.054324 0.059572 1.16122 1.19805

3947662 214454 2008919 119675 1793789 109622 3223929 144685

0.061112 0.825642 0.044878 0.654645

139

2009 2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan

Eijt 17455 272 594845 68725 426740 139311 1 109798 7

Eij 17359 265 549574 67212 413965 133207 0 105506 7

eij 96 7 45271 1513 12775 61041 42920

eij/Eij 0.0055 0.0264 0.0824 0.0225 0.0309 0.0458 0.0407

Eint 3632681 139967 2793580 193027 2040306 4383851 2250664

Ein Ein Ein/Ein 3642696 -10015 -0.00275 138748 1219 0.008786 2610760 182820 0.070026 185599 7428 0.040022 1923720 116586 0.060604 4162116 221735 2128594 122070 0.053275 0.057348

RPs -2.0115 3.0066 1.1764 0.5625 0.5092 0.8602 0.7094

770658 731975 38683 0.0528 2024368 1903411 120957 0.063547 0.8316 113575 107736 Jasa-jasa lain 1 4 58387 0.0542 3585598 3368614 216984 0.064413 0.8414 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian -0.582852 -12.54107 -0.9734732 -1.277609 -2.01149 (3.477) Pertambangan, Penggalian 3.7198727 0.3440444 347.134767 8.9359173 3.006597 72.628 Industri Pengolahan 3.0168101 0.9706093 0.52905719 0.6385577 1.176352 1.266 Listrik, Gas, Air Bersih -5.19539 0.6736977 0.36389811 0.4317633 0.562465 (0.633) Bangunan 1.3231586 0.8043108 0.9532857 0.0518289 0.509205 0.728 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.9462541 0.724948 1.03789096 1.1612203 0.860151 0.946 Pengangkutan, komunikasi 1.1333386 0.8670101 1.14394783 1.1980499 0.709355 1.010 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 1.7636766 1.1214995 1.18232492 0.8256425 0.831621 1.145 Jasa-jasa lain 1.1558188 0.8521692 0.68117645 0.6546452 0.841351 0.837

140

Lampiran XVII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi DIY 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006-2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Eint Ein Ein 12115 7 3805 17937 -253 18523 3 12479 4 88320 -31325 11520 5 Ein 26454 12221 46853 12910 Ein/Ein 0.038 0.031 0.007 -0.002 Ent 17535749 17535749 17535749 17535749 En 16910876 16910876 16910876 16910876 16910876 16910876 16910876 16910876 16910876 En 17535749 17535749 17535749 17535749 en 624873 624873 624873 624873 624873 624873 624873 624873 624873 en/En 0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 RPr 1.029 0.842 0.197 -0.045 3.593 0.980 1.428 -0.522 1.094 RPr 0.1856 2.2480 0.4381 1.9596

3306928 3185771 126137 122332 2481167 2463230 152862 153115 1580312 1395079 3569622 3444828 1761672 1673352 1591885 1623210 2965164 2849959 Eint Ein 3333382 3306928 138358 126137 2528020 2481167 165772 152862

0.133 17535749 0.036 17535749 0.053 17535749 -0.019 17535749 0.040 17535749 Ein/Ein 0.0080 0.0969 0.0189 0.0845 Ent 18291512 18291512 18291512 18291512

en en/En 755763 0.0431 755763 0.0431 755763 0.0431 755763 0.0431

141

Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

1732945 1580312 3750365 3569622 1875307 1761672 1695163 1591885 3072200 2965164 Eint Ein

15263 3 18074 3 11363 5 10327 8 10703 6 Ein 19056 1 -30 34529 9161 10548 4 19729 7 13361 2 98626 15172 9

0.0966 18291512 0.0506 18291512 0.0645 18291512 0.0649 18291512 0.0361 18291512 Ein/Ein 0.0572 -0.0002 0.0137 0.0553 Ent 19212481 19212481 19212481 19212481

17535749 17535749 17535749 17535749 17535749 En 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512

755763 755763 755763 755763 755763 en 920969 920969 920969 920969 920969 920969 920969 920969 920969

0.0431 0.0431 0.0431 0.0431 0.0431 en/En 0.0503 0.0503 0.0503 0.0503 0.0503 0.0503 0.0503 0.0503 0.0503

2.2410 1.1748 1.4967 1.5053 0.8376 RPr 1.135 -0.004 0.271 1.098 1.209 1.045 1.415 1.156 0.981

3523943 3333382 138328 138358 2562549 2528020 174933 165772 1838429 1732945 3947662 3750365 2008919 1875307 1793789 1695163 3223929 3072200

0.0609 19212481 0.0526 19212481 0.0712 19212481 0.0582 19212481 0.0494 19212481

142

2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2009-2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan

Eint

Ein

3642696 3523943 138748 138328 2610760 2562549 185599 174933 1923720 1838429 4162116 3947662 2128594 2008919 1903411 1793789 3368614 3223929

Ein 11875 3 420 48211 10666 85291 21445 4 11967 5 10962 2 14468 5

Ein/Ein 0.0337 0.0030 0.0188 0.0610 0.0464

Ent 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258

En 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481

en 851777 851777 851777 851777 851777 851777 851777 851777 851777

en/En 0.0443 0.0443 0.0443 0.0443 0.0443 0.0443 0.0443 0.0443 0.0443

RPr 0.7601 0.0685 0.4244 1.3753 1.0464 1.2253 1.3437 1.3784 1.0123

0.0543 20064258 0.0596 20064258 0.0611 20064258 0.0449 20064258

Eint Ein 3632681 3642696 139967 138748 2793580 2610760 193027 185599 2040306 1923720

Ein -10015 1219 18282 0 7428 11658 6

Ein/Ein Ent -0.003 21044042 0.009 21044042 0.070 21044042 0.040 21044042 0.061 21044042

En 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258

en en/En 979784 0.0488 979784 0.0488 979784 979784 979784 0.0488 0.0488 0.0488

RPr -0.056 0.180 1.434 0.820 1.241

143

22173 5 0.053 21044042 20064258 979784 0.0488 1.091 12207 Pengangkutan, komunikasi 2250664 2128594 0 0.057 21044042 20064258 979784 0.0488 1.174 Keuangan,Persewaan,Jasa 12095 Perusahaan 2024368 1903411 7 0.064 21044042 20064258 979784 0.0488 1.301 21698 Jasa-jasa lain 3585598 3368614 4 0.064 21044042 20064258 979784 0.0488 1.319 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPs) Provinsi DIY Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 1.0292202 0.18561168 1.13541213 0.760104 -0.0563 0.611 Pertambangan, Penggalian 0.84176125 2.24803434 -0.00430647 0.068485 0.179916 0.667 Industri Pengolahan 0.1970694 0.43814726 0.27127395 0.424357 1.434001 0.553 Listrik, Gas, Air Bersih -0.0447175 1.95959083 1.09758029 1.375268 0.819576 1.041 Bangunan 3.59330353 2.24101259 1.20894461 1.046439 1.241073 1.866 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.98039369 1.17483791 1.04484421 1.225326 1.09097 1.103 Pengangkutan, komunikasi 1.42838769 1.49666898 1.41506922 1.343688 1.174381 1.372 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.5222648 1.50534077 1.15553884 1.378427 1.301341 0.964 Jasa-jasa lain 1.09397415 0.83756756 0.98089767 1.012268 1.319074 1.049 Perdagangan, Hotel, Restoran 4383851 4162116

Lampiran XVIII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Kulon Progo 2005-2006 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin Pertanian 403695 146547 318577 1691087 276075. 127619. 412026 0.02063 330692 0.03803 rij-rin -0.01739

144

Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006-2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih

13030 236286 8682 65463 240301 148459 89084 260477 Eij 412026 18016 243686 9184

7 146547 7 146547 7 146547 7 146547 7 146547 7 146547 7 146547 7 146547 7 Ej 152484 7 152484 7 152484 7 152484 7

1 122332 246323 0 153115 139507 9 344482 8 167335 2 162321 0 284995 9 Ein 330692 8 126137 248116 7 152862

6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 En 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9

2 10601.1 5 213460. 7 13268.7 7 120895. 9 298524. 8 145010. 8 140665. 5 246974. 2 E'ij 287558. 8 10968.4 3 215753. 5 13292.3 4

8 2428.85 22825.3 3 -4586.77 -55432.9 -58223.8 3448.24 7 -51581.5 13502.8 4 Eij-E'ij 124467. 2 7047.57 1 27932.4 5 -4108.34 18016 243686 9184 72612 250662 157776 90821 270064 E*ij 424719 17689 251351 9611

7 0.38265 5 0.03131 8 0.05782 1 0.10920 7 0.04311 7 0.06275 8 0.01949 8 0.03680 6 rij 0.03080 6 -0.01815 0.03145 4 0.04649 4

8 126137 248116 7 152862 158031 2 356962 2 176167 2 159188 5 296516 4 E*in 333338 2 138358 252802 0 165772

1 0.03110 4 0.351552 0.00728 2 0.024036 -0.00165 0.059473 0.13277 6 -0.02357 0.03622 6 0.00689 0.05278 0.009978 -0.0193 0.038797 0.04042 3 -0.00362 rin rij-rin

0.008 0.022807 0.09688 7 -0.11504 0.01888 3 0.012571 0.08445 5 -0.03796

145

Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan

72612 250662 157776 90821 270064 Eij 424719 17689 251351 9611 77911 266357 163555 98325

152484 7 152484 7 152484 7 152484 7 152484 7 Ej 158763 0 158763 0 158763 0 158763 0 158763 0 158763 0 158763 0 158763 0

158031 2 356962 2 176167 2 159188 5 296516 4 Ein 333338 2 138358 252802 0 165772 173294 5 375036 5 187530 7 169516 3

1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 En 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2

137418. 4 310401. 8 153188. 8 138424. 7 257840. 2 E'ij 289324. 2 12008.9 2 219422 14388.3 5 150412. 7 325516. 7 162769. 1 147133. 4

-64806.4 -59739.8 4587.20 5 -47603.7 12223.7 8 Eij-E'ij 135394. 8 5680.08 31928.9 9 -4777.35 -72501.7 -59159.7 785.861 4 -48808.4

77911 266357 163555 98325 278112 E*ij 454656 17027 255420 10333 82096 281420 171336 101551

0.07297 7 0.06261 4 0.03662 8 0.08262 4 0.0298 rij 0.07048 7 -0.03742 0.01618 9 0.07512 2 0.05371 5 0.05655 2 0.04757 4 0.03281

173294 5 375036 5 187530 7 169516 3 307220 0 E*in 352394 3 138328 256254 9 174933 183842 9 394766 2 200891 9 179378 9

0.09658 4 -0.02361 0.05063 4 0.011981 0.06450 4 -0.02788 0.06487 8 0.017746 0.03609 8 -0.0063 rin rij-rin 0.05716 7 0.013319 -0.00022 0.01365 9 0.05526 3 -0.03721 0.00253 0.01986

0.06087 -0.00715 0.05260 7 0.003945 0.07124 8 -0.02367 0.05818 1 -0.02537

146

Jasa-jasa lain 2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2009-2010 Lapangan Usaha Pertanian

278112 Eij 454656 17027 255420 10333 82096 281420 171336 101551 288531

158763 0 Ej 166237 0 166237 0 166237 0 166237 0 166237 0 166237 0 166237 0 166237 0 166237 0

307220 0 Ein 352394 3 138328 256254 9 174933 183842 9 394766 2 200891 9 179378 9 322392 9

1829151 2 En 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1

266654. 7 E'ij 304911 11968.9 221725. 9 15136.1 7 159071 341573. 5 173822. 8 155208. 5 278952. 1

11457.3 4 Eij-E'ij 149745 5058.09 7 33694.1 -4803.17 -76975 -60153.5 -2486.77 -53657.5 9578.85 2

288531 E*ij 474560 18527 261033 11007 85790 293574 179405 110230 294178

0.03746 3 rij 0.04377 8 0.08809 5 0.02197 6 0.06522 8 0.04499 6 0.04318 8 0.04709 5 0.08546 4 0.01957 2

322392 9 E*in 364269 6 138748 261076 0 185599 192372 0 416211 6 212859 4 190341 1 336861 4

0.04938 8 rin 0.03369 9 0.00303 6 0.01881 4 0.06097 2 0.04639 3 0.05432 4 0.05957 2 0.06111 2 0.04487 8

-0.01192 rij-rin 0.010079 0.085059 0.003162 0.004256 -0.0014 -0.01114 -0.01248 0.024352 -0.02531

Eij 474560

Ej 172830 4

Ein 364269 6

En 2006425 8

E'ij 313776. 2

Eij-E'ij 160783. 8

E*ij 467714

rij -0.01443

E*in 363268 1

rin -0.00275

rij-rin -0.01168

147

172830 2006425 11951.5 6575.46 4 138748 8 4 3 12664 -0.31646 139967 172830 261076 2006425 224886. 36146.1 0.04082 279358 Industri Pengolahan 261033 4 0 8 8 9 271689 2 0 172830 2006425 15987.2 0.05260 Listrik, Gas, Air Bersih 11007 4 185599 8 1 -4980.21 11586 3 193027 172830 192372 2006425 165706. 0.06838 204030 Bangunan 85790 4 0 8 3 -79916.3 91657 8 6 172830 416211 2006425 358518. 0.04656 438385 Perdagangan, Hotel, Restoran 293574 4 6 8 2 -64944.2 307245 7 1 172830 212859 2006425 183353. 0.02727 225066 Pengangkutan, komunikasi 179405 4 4 8 8 -3948.78 184299 9 4 Keuangan,Persewaan,Jasa 172830 190341 2006425 163956. 0.05849 202436 Perusahaan 110230 4 1 8 9 -53726.9 116678 6 8 172830 336861 2006425 290167. 4010.82 0.07993 358559 Jasa-jasa lain 294178 4 4 8 2 6 317694 8 8 Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata 2005 2006 2007 Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 127619.8 124467.2 135394.8 149745.0 160783.8 139602.1 Pertambangan, Penggalian 2428.9 7047.6 5680.1 5058.1 6575.5 5358.0 Industri Pengolahan 22825.3 27932.5 31929.0 33694.1 36146.2 30505.4 Listrik, Gas, Air Bersih -4586.8 -4108.3 -4777.3 -4803.2 -4980.2 -4651.2 Bangunan -55432.9 -64806.4 -72501.7 -76975.0 -79916.3 -69926.5) Perdagangan, Hotel, Restoran -58223.8 -59739.8 -59159.7 -60153.5 -64944.2 -60444.2 Pengangkutan, komunikasi 3448.2 4587.2 785.9 -2486.8 -3948.8 477.2 Keuangan,Persewaan,Jasa -51581.5 -47603.7 -48808.4 -53657.5 -53726.9 -51075.6 Pertambangan, Penggalian 18527

0.00878 6 -0.32524 0.07002 6 -0.0292 0.04002 2 0.012581 0.06060 4 0.007783 0.05327 5 -0.00671 0.05734 8 -0.03007 0.06354 7 -0.00505 0.06441 3 0.015525

148

Perusahaan Jasa-jasa lain

13502.8

12223.8

11457.3

9578.9

4010.8

10154.7 Rata-rata 0.003 (0.008) 0.003 0.012 (0.010) 0.001 (0.017) 0.010 (0.006)

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Pertanian -0.017394 0.022807 0.013319 0.010079 -0.011677 Pertambangan, Penggalian 0.351552 -0.115037 -0.037208 0.085059 -0.325243 Industri Pengolahan 0.024036 0.012571 0.002530 0.003162 -0.029203 Listrik, Gas, Air Bersih 0.059473 -0.037961 0.019860 0.004256 0.012581 Bangunan -0.023569 -0.023607 -0.007155 -0.001397 0.007783 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.006890 0.011981 0.003945 -0.011136 -0.006707 Pengangkutan, komunikasi 0.009978 -0.027876 -0.023674 -0.012477 -0.030069 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 0.038797 0.017746 -0.025371 0.024352 -0.005052 Jasa-jasa lain -0.003618 -0.006297 -0.011924 -0.025307 0.015525

149

Lampiran XIX Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Bantul 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006-2007 Lapangan Usaha Pertanian Eij 791592 32784 644544 29001 276078 612904 222436 205177 419656 Eij 814742 Ej 323417 2 323417 2 323417 2 323417 2 323417 2 323417 2 323417 2 323417 2 323417 2 Ej 329964 Ein 318577 1 122332 246323 0 153115 139507 9 344482 8 167335 2 162321 0 284995 9 Ein 330692 En 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 En 1753574 E'ij 609272. 5 23395.7 6 471087. 9 29282.9 4 266806. 1 658816. 6 320025. 3 310435. 7 545049. 1 E'ij 622254. Eij-E'ij 182319. 5 9388.24 4 173456. 1 -281.945 9271.86 7 -45912.6 -97589.3 -105259 -125393 Eij-E'ij 192487. E*ij 814742 34000 568064 27127 381915 624196 219535 193399 436668 E*ij 838545 rij 0.02924 5 0.03709 1 -0.11866 -0.06462 0.38335 9 0.01842 4 -0.01304 -0.0574 0.04053 8 rij 0.02921 E*in 330692 8 126137 248116 7 152862 158031 2 356962 2 176167 2 159188 5 296516 4 E*in 333338 rin rij-rin 0.03803 1 -0.00879 0.03110 4 0.005987 0.00728 2 -0.12594 -0.00165 -0.06297 0.13277 6 0.250583 0.03622 6 -0.0178 0.05278 -0.06582

-0.0193 -0.03811 0.04042 3 0.000115 rin rij-rin 0.008 0.021216

150

Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih

34000 568064 27127 381915 624196 219535 193399 436668 Eij 838545 35023 582328 29294

6 329964 6 329964 6 329964 6 329964 6 329964 6 329964 6 329964 6 329964 6 Ej 344894 9 344894 9 344894 9 344894 9

8 126137 248116 7 152862 158031 2 356962 2 176167 2 159188 5 296516 4 Ein 333338 2 138358 252802 0 165772

9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 En 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2

1 23734.8 466873. 3 28763.5 6 297362. 3 671684. 4 331488. 2 299539. 9 557945. 5 E'ij 628524. 6 26088.0 4 476669. 8 31257.0 8

9 10265.2 101190. 7 -1636.56 84552.7 3 -47488.4 -111953 -106141 -121277 Eij-E'ij 210020. 4 8934.96 1 105658. 2 -1963.08 35023 582328 29294 413693 659401 234814 202511 453340 E*ij 880148 35829 596187 31675

5 0.03008 8 0.02511 0.07988 4 0.08320 7 0.05640 1 0.06959 7 0.04711 5 0.03818 rij 0.04961 3 0.02301 3 0.02379 9 0.08127 9

2 138358 252802 0 165772 173294 5 375036 5 187530 7 169516 3 307220 0 E*in 352394 3 138328 256254 9 174933 0.09688 7 0.01888 3 0.08445 5 0.09658 4 0.05063 4 0.06450 4 0.06487 8 0.03609 8 rin 0.05716 7 -0.0668 0.006226 -0.00457 -0.01338 0.005767 0.005093 -0.01776 0.002082 rij-rin -0.00755

-0.00022 0.02323 0.01365 9 0.010141 0.05526 3 0.026017

151

Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan

413693 659401 234814 202511 453340 Eij 880148 35829 596187 31675 437151 702353 248779 212888

344894 9 344894 9 344894 9 344894 9 344894 9 Ej 361805 9 361805 9 361805 9 361805 9 361805 9 361805 9 361805 9 361805 9

173294 5 375036 5 187530 7 169516 3 307220 0 Ein 352394 3 138328 256254 9 174933 183842 9 394766 2 200891 9 179378 9

1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 En 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1

326754. 8 707148. 6 353597. 8 319630. 8 579277. 5 E'ij 663622. 4 26049.6 7 482574. 5 32943.0 6 346209. 6 743416. 4 378315. 9 337803

86938.2 2 -47747.6 -118784 -117120 -125937 Eij-E'ij 216525. 6 9779.32 6 113612. 5 -1268.06 90941.4 4 -41063.4 -129537 -124915

437151 702353 248779 212888 473049 E*ij 919417 35783 610781 34448 434409 746833 268145 230768

0.05670 4 0.06513 8 0.05947 3 0.05124 2 0.04347 5 rij 0.04461 6 -0.00128 0.02447 9 0.08754 5 -0.00627 0.06333 0.07784 4 0.08398 8

183842 9 394766 2 200891 9 179378 9 322392 9 E*in 364269 6 138748 261076 0 185599 192372 0 416211 6 212859 4 190341 1

0.06087 0.05260 7 0.07124 8 0.05818 1 0.04938 8 rin 0.03369 9 0.00303 6 0.01881 4 0.06097 2 0.04639 3 0.05432 4 0.05957 2 0.06111 2

-0.00417 0.01253 -0.01178 -0.00694 -0.00591 rij-rin 0.010917 -0.00432 0.005665 0.026573 -0.05267 0.009006 0.018272 0.022876

152

Jasa-jasa lain 2009-2010 Lapangan Usaha

473049

361805 9

322392 9

1921248 1

607124. 4

-134075

499364

0.05562 8

336861 4

0.04487 8

0.01075

Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in 377984 364269 2006425 0.01505 363268 Pertanian 919417 8 6 8 686237 233180 933259 5 1 377984 2006425 26138.3 9644.66 0.02073 Pertambangan, Penggalian 35783 8 138748 8 4 2 36525 6 139967 377984 261076 2006425 491833. 118947. 0.06083 279358 Industri Pengolahan 610781 8 0 8 6 4 647939 7 0 377984 2006425 34964.4 0.05344 Listrik, Gas, Air Bersih 34448 8 185599 8 6 -516.463 36289 3 193027 377984 192372 2006425 362404. 72004.9 0.04620 204030 Bangunan 434409 8 0 8 1 1 454479 1 6 377984 416211 2006425 784089. 0.05751 438385 Perdagangan, Hotel, Restoran 746833 8 6 8 1 -37256.1 789789 8 1 377984 212859 2006425 400999. 0.07119 225066 Pengangkutan, komunikasi 268145 8 4 8 7 -132855 287236 7 4 Keuangan,Persewaan,Jasa 377984 190341 2006425 358578. 0.09207 202436 Perusahaan 230768 8 1 8 1 -127810 252015 1 8 377984 336861 2006425 634603. 0.06214 358559 Jasa-jasa lain 499364 8 4 8 5 -135240 530397 5 8 Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kabupaten Bantul 2005 2006 2007 Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 182319.5 192487.9 210020.4 216525.6 233180.0 182319.5

Eij

rin -0.00275 0.00878 6 0.07002 6 0.04002 2 0.06060 4 0.05327 5 0.05734 8 0.06354 7 0.06441 3

rij-rin 0.017805 0.01195 -0.00919 0.013421 -0.0144 0.004243 0.013849 0.028523 -0.00227

153

Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

9388.2 173456.1 -281.9 9271.9 -45912.6 -97589.3 -105258.7 -125393.1

10265.2 101190.7 -1636.6 84552.7 -47488.4 -111953.2 -106140.9 -121277.5

8935.0 105658.2 -1963.1 86938.2 -47747.6 -118783.8 -117119.8 -125937.5

9779.3 113612.5 -1268.1 90941.4 -41063.4 -129536.9 -124915.0 -134075.4

9644.7 118947.4 -516.5 72004.9 -37256.1 -132854.7 -127810.1 -135239.5

9388.2 173456.1 -281.9 9271.9 -45912.6 -97589.3 -105258.7 -125393.1

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Bantul Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Pertanian -0.00879 0.02122 -0.00755 0.01092 0.01780 Pertambangan, Penggalian 0.00599 -0.06680 0.02323 -0.00432 0.01195 Industri Pengolahan -0.12594 0.00623 0.01014 0.00567 -0.00919 Listrik, Gas, Air Bersih -0.06297 -0.00457 0.02602 0.02657 0.01342 Bangunan 0.25058 -0.01338 -0.00417 -0.05267 -0.01440 Perdagangan, Hotel, Restoran -0.01780 0.00577 0.01253 0.00901 0.00424 Pengangkutan, komunikasi -0.06582 0.00509 -0.01178 0.01827 0.01385 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.03811 -0.01776 -0.00694 0.02288 0.02852 Jasa-jasa lain 0.00011 0.00208 -0.00591 0.01075 -0.00227

Rata-rata 0.007 (0.006) (0.023) (0.000) 0.033 0.003 (0.008) (0.002) 0.001

154

Lampiran XX Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Gunung Kidul 2005-2006 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Rin rij-rin 107197 272639 318577 1691087 513613. 558361. 112340 0.04797 330692 0.03803 Pertanian 5 0 1 6 5 5 4 6 8 1 0.009945 272639 1691087 0.03110 Pertambangan, Penggalian 55802 0 122332 6 19722.5 36079.5 56860 0.01896 126137 4 -0.01214 272639 246323 1691087 397124. 0.02605 248116 0.00728 Industri Pengolahan 319590 0 0 6 6 -77534.6 327918 8 7 2 0.018776 272639 1691087 24685.3 0.03773 Listrik, Gas, Air Bersih 12933 0 153115 6 7 -11752.4 13421 3 152862 -0.00165 0.039385 272639 139507 1691087 224916. 0.02989 158031 0.13277 Bangunan 209900 0 9 6 2 -15016.2 216175 5 2 6 -0.10288 272639 344482 1691087 0.03164 356962 0.03622 Perdagangan, Hotel, Restoran 384014 0 8 6 555379 -171365 396165 2 2 6 -0.00458 272639 167335 1691087 269779. 0.06170 176167 Pengangkutan, komunikasi 183272 0 2 6 6 -86507.6 194580 1 2 0.05278 0.00892

155

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006-2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian

119825 369079 Eij 112340 4 56860 327918 13421 216175 396165 194580 121954 380105 Eij 114112 1

272639 0 272639 0 Ej 283058 2 283058 2 283058 2 283058 2 283058 2 283058 2 283058 2 283058 2 283058 2 Ej 294128 8

162321 0 284995 9 Ein 330692 8 126137 248116 7 152862 158031 2 356962 2 176167 2 159188 5 296516 4 Ein 333338 2

1691087 6 1691087 6 En 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 En 1829151 2

261695. 7 459473. 5 E'ij 533797 20360.7 6 400504. 5 24674.6 5 255090. 5 576200. 5 284365. 2 256958. 6 478630. 2 E'ij 536010. 2

-141871 -90394.5 Eij-E'ij 589607 36499.2 4 -72586.5 -11253.6 -38915.5 -180036 -89785.2 -135005 -98525.2 Eij-E'ij 605110. 8

121954 380105 E*ij 114112 1 55808 332600 14922 235067 429268 206779 131857 393866 E*ij 120124 1

0.01776 8 0.02987 4 rij 0.01577 1 -0.0185 0.01427 8 0.11184 0.08739 2 0.08355 9 0.06269 4 0.08120 3 0.03620 3 rij 0.05268 5

159188 5 296516 4 E*in 333338 2 138358 252802 0 165772 173294 5 375036 5 187530 7 169516 3 307220 0 E*in 352394 3

-0.0193 0.037066 0.04042 3 -0.01055 rin 0.008 0.09688 7 0.01888 3 0.08445 5 0.09658 4 0.05063 4 0.06450 4 0.06487 8 0.03609 8 rin 0.05716 7 rij-rin 0.007771 -0.11539 -0.00461 0.027384 -0.00919 0.032925 -0.00181 0.016325 0.000105 rij-rin -0.00448

156

Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan

55808 332600 14922 235067 429268 206779 131857 393866 Eij 120124 1 55442 337144 16003 250400

294128 8 294128 8 294128 8 294128 8 294128 8 294128 8 294128 8 294128 8 Ej 307029 8 307029 8 307029 8 307029 8 307029 8

138358 252802 0 165772 173294 5 375036 5 187530 7 169516 3 307220 0 Ein 352394 3 138328 256254 9 174933 183842 9

1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 En 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1

22248.0 6 406507. 4 26656.2 5 278658. 8 603061. 3 301550. 7 272583. 4 494011. 9 E'ij 563152. 4 22105.8 5 409514. 5 27955.6 293794. 7

33559.9 4 -73907.4 -11734.3 -43591.8 -173793 -94771.7 -140726 -100146 Eij-E'ij 638088. 6 33336.1 5 -72370.5 -11952.6 -43394.7

55442 337144 16003 250400 447901 214371 141824 405972 E*ij 127229 0 55939 341216 17760 261856

-0.00656 0.01366 2 0.07244 3 0.06522 8 0.04340 6 0.03671 6 0.07558 9 0.03073 6 rij 0.05914 6 0.00896 4 0.01207 8 0.10979 2 0.04575 1

138328 256254 9 174933 183842 9 394766 2 200891 9 179378 9 322392 9 E*in 364269 6 138748 261076 0 185599 192372 0

-0.00022 -0.00634 0.01365 9 3.54E-06 0.05526 3 0.017181 0.06087 0.004358 0.05260 7 -0.0092 0.07124 8 -0.03453 0.05818 1 0.017409 0.04938 8 -0.01865 rin rij-rin 0.03369 9 0.025447 0.00303 6 0.005928 0.01881 4 -0.00674 0.06097 2 0.04882 0.04639 3 -0.00064

157

Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2009-2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan

447901 214371 141824 405972

307029 8 307029 8 307029 8 307029 8

394766 2 200891 9 179378 9 322392 9

1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1

630865. 9 321040. 3 286660. 9 515207. 9

-182965 -106669 -144837 -109236

467680 220126 145597 414901

0.04415 9 0.02684 6 0.02660 3 0.02199 4

416211 6 212859 4 190341 1 336861 4

0.05432 4 0.05957 2 0.06111 2 0.04487 8

-0.01016 -0.03273 -0.03451 -0.02288

Eij 127229 0 55939 341216 17760 261856 467680 220126 145597

Ej 319736 5 319736 5 319736 5 319736 5 319736 5 319736 5 319736 5 319736 5

Ein 364269 6 138748 261076 0 185599 192372 0 416211 6 212859 4 190341 1

En 2006425 8 2006425 8 2006425 8 2006425 8 2006425 8 2006425 8 2006425 8 2006425 8

E'ij 580486. 4 22110.3 6 416040. 9 29576.3 6 306556. 8 663259. 2 339204. 8 303320. 4

Eij-E'ij 691803. 6 33828.6 4 -74824.9 -11816.4 -44700.8 -195579 -119079 -157723

E*ij 126808 0 58472 368423 18999 279518 496688 234644 159910

rij -0.00331 0.04528 1 0.07973 5 0.06976 4 0.06744 9 0.06202 5 0.06595 3 0.09830 6

E*in 363268 1 139967 279358 0 193027 204030 6 438385 1 225066 4 202436 8

rin -0.00275 0.00878 6 0.07002 6 0.04002 2 0.06060 4 0.05327 5 0.05734 8 0.06354 7

rij-rin -0.00056 0.036496 0.00971 0.029742 0.006845 0.008751 0.008605 0.034758

158

Jasa-jasa lain

319736 336861 2006425 536809. 0.07337 358559 414901 5 4 8 7 -121909 445345 7 8 Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Gunung Kidul Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 558361.5 589607.0 605110.8 638088.6 691803.6 616594.3 Pertambangan, Penggalian 36079.5 36499.2 33559.9 33336.2 33828.6 34660.7 Industri Pengolahan -77534.6 -72586.5 -73907.4 -72370.5 -74824.9 (74244.8) Listrik, Gas, Air Bersih -11752.4 -11253.6 -11734.3 -11952.6 -11816.4 (11701.8) Bangunan -15016.2 -38915.5 -43591.8 -43394.7 -44700.8 (37123.8) Perdagangan, Hotel, Restoran -171365.0 -180035.5 -173793.3 -182964.9 -195579.2 (180747.6) Pengangkutan, komunikasi -86507.6 -89785.2 -94771.7 -106669.3 -119078.8 (99362.5) Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -141870.7 -135004.6 -140726.4 -144836.9 -157723.4 (144032.4) Jasa-jasa lain -90394.5 -98525.2 -100145.9 -109235.9 -121908.7 (104042.1)

0.06441 3 0.008963

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Gunung Kidul Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Pertanian 0.009945 0.007771 -0.004482 0.025447 -0.000560 Pertambangan, Penggalian -0.012144 -0.115388 -0.006341 0.005928 0.036496 Industri Pengolahan 0.018776 -0.004605 0.000004 -0.006736 0.009710 Listrik, Gas, Air Bersih 0.039385 0.027384 0.017181 0.048820 0.029742 Bangunan -0.102881 -0.009192 0.004358 -0.000643 0.006845 Perdagangan, Hotel, Restoran -0.004584 0.032925 -0.009201 -0.010165 0.008751 Pengangkutan, komunikasi 0.008920 -0.001810 -0.034533 -0.032726 0.008605 Keuangan,Persewaan,Jasa 0.037066 0.016325 0.017409 -0.034509 0.034758

Rata-rata 0.008 (0.018) 0.003 0.033 (0.020) 0.004 (0.010) 0.014

159

Perusahaan Jasa-jasa lain

-0.010549

0.000105

-0.018651

-0.022884

0.008963

(0.009)

Lampiran XXI Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Sleman 2005-2006 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in 508056 318577 1691087 957106. 0.04042 330692 Pertanian 888677 5 1 6 9 -68429.9 924603 6 8 508056 1691087 36752.4 0.00708 Pertambangan, Penggalian 18766 5 122332 6 2 -17986.4 18899 7 126137 508056 246323 1691087 740032. 110521. 0.02673 248116 Industri Pengolahan 850554 5 0 6 6 4 873294 6 7 508056 1691087 46000.6 0.02328 Listrik, Gas, Air Bersih 44405 5 153115 6 2 -1595.62 45439 6 152862 Rin rij-rin 0.03803 1 0.002396 0.03110 4 -0.02402 0.00728 2 0.019454 -0.00165 0.024938

160

Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006-2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan

499734 108127 5 280552 523061 893541 Eij 924603 18899 873294 45439 554572 112618 9 300628 539620

508056 5 508056 5 508056 5 508056 5 508056 5 Ej 530906 0 530906 0 530906 0 530906 0 530906 0 530906 0 530906 0 530906 0

139507 9 344482 8 167335 2 162321 0 284995 9 Ein 330692 8 126137 248116 7 152862 158031 2 356962 2 176167 2 159188 5

1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 En 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9

419126. 1 1034936 502728. 2 487663. 9 856218. 3 E'ij 1001194 38188.7 8 751189. 2 46279.9 5 478449. 6 1080726 533357. 4 481953. 4

80607.9 46339.1 1 -222176 35397.0 9 37322.6 7 Eij-E'ij -76590.6 -19289.8 122104. 8 -840.947 76122.4 5 45463.1 4 -232729 57666.6 5

554572 112618 9 300628 539620 925816 E*ij 923422 32998 890912 50203 601267 120471 6 321854 567159

0.10973 4 0.04153 8 0.07155 9 0.03165 8 0.03612 rij -0.00128 0.74601 8 0.02017 4 0.10484 4 0.0842 0.06972 8 0.07060 6 0.05103 4

158031 2 356962 2 176167 2 159188 5 296516 4 E*in 333338 2 138358 252802 0 165772 173294 5 375036 5 187530 7 169516 3

0.13277 6 -0.02304 0.03622 6 0.005312 0.05278 0.018779 -0.0193 0.050956 0.04042 3 -0.0043 rin 0.008 0.09688 7 0.01888 3 0.08445 5 0.09658 4 0.05063 4 0.06450 4 0.06487 8 rij-rin -0.00928 0.649132 0.001291 0.020389 -0.01238 0.019094 0.006101 -0.01384

161

Jasa-jasa lain 2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian

925816 Eij 923422 32998 890912 50203 601267 120471 6 321854 567159 961049 Eij 987480 30372

530906 0 Ej 555358 0 555358 0 555358 0 555358 0 555358 0 555358 0 555358 0 555358 0 555358 0 Ej 583824 7 583824 7

296516 4 Ein 333338 2 138358 252802 0 165772 173294 5 375036 5 187530 7 169516 3 307220 0 Ein 352394 3 138328

1753574 9 En 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 En 1921248 1 1921248 1

897722. 3 E'ij 1012065 42007.5 8 767545. 1 50330.8 9 526148. 3 1138668 569371. 6 514677. 2 932766. 4 E'ij 1070848 42034.8 1

28093.6 6 Eij-E'ij -88643.2 -9009.58 123366. 9 -127.889 75118.6 6 66048.4 -247518 52481.8 5 28282.5 6 Eij-E'ij -83368.1 -11662.8

961049 E*ij 987480 30372 904474 52789 642538 127691 8 339243 598190 100624 3 E*ij 100480 8 28901

0.03805 6 rij 0.06937 -0.07958 0.01522 3 0.05151 1 0.06864 0.05993 3 0.05402 8 0.05471 3 0.04702 6 rij 0.01754 8 -0.04843

307220 0 E*in 352394 3 138328 256254 9 174933 183842 9 394766 2 200891 9 179378 9 322392 9 E*in 364269 6 138748

0.03609 8 0.001958 rin rij-rin 0.05716 7 0.012203 -0.00022 -0.07936 0.01365 9 0.001564 0.05526 3 -0.00375 0.06087 0.00777 0.05260 7 0.007325 0.07124 8 -0.01722 0.05818 1 -0.00347 0.04938 8 -0.00236 rin 0.03369 9 0.00303 6 rij-rin -0.01615 -0.05147

162

Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2009-2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan

904474 52789 642538 127691 8 339243 598190 100624 3

583824 7 583824 7 583824 7 583824 7 583824 7 583824 7 583824 7

256254 9 174933 183842 9 394766 2 200891 9 179378 9 322392 9

1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1

778701. 8 53158.2 6 558657. 8 1199607 610465. 9 545092. 7 979680. 5

125772. 2 -369.26 83880.1 9 77311.0 5 -271223 53097.2 9 26562.4 6

921892 56066 684367 135972 2 361363 631510 105092 8

0.01925 8 0.06207 7 0.0651 0.06484 7 0.06520 4 0.05570 1 0.04440 8

261076 0 185599 192372 0 416211 6 212859 4 190341 1 336861 4

0.01881 4 0.06097 2 0.04639 3 0.05432 4 0.05957 2 0.06111 2 0.04487 8

0.000444 0.001105 0.018706 0.010522 0.005632 -0.00541 -0.00047

Eij 100480 8 28901 921892 56066 684367

Ej 609955 7 609955 7 609955 7 609955 7 609955 7

Ein 364269 6 138748 261076 0 185599 192372 0

En 2005425 8 2005425 8 2005425 8 2005425 8 2005425 8

E'ij 1107936 42200.5 8 794069. 7 56450.4 4 585104. 7

Eij-E'ij -103128 -13299.6 127822. 3 -384.44 99262.3 4

E*ij 100169 8 33304 950029 58768 729456

rij -0.0031 0.15234 8 0.03052 1 0.04819 3 0.06588 4

E*in 363268 1 139967 279358 0 193027 204030 6

rin

rij-rin

-0.00275 -0.00035 0.00878 6 0.143562 0.07002 6 -0.0395 0.04002 2 0.008171 0.06060 4 0.00528

163

609955 416211 2005425 93803.1 7 6 8 1265919 2 609955 212859 2005425 647417. Pengangkutan, komunikasi 361363 7 4 8 6 -286055 Keuangan,Persewaan,Jasa 609955 190341 2005425 578927. 52582.3 Perusahaan 631510 7 1 8 6 8 105092 609955 336861 2005425 26354.9 Jasa-jasa lain 8 7 4 8 1024573 1 Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Sleman Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 Pertanian -68429.9 -76590.6 -88643.2 -83368.1 Pertambangan, Penggalian -17986.4 -19289.8 -9009.6 -11662.8 Industri Pengolahan 110521.4 122104.8 123366.9 125772.2 Listrik, Gas, Air Bersih -1595.6 -840.9 -127.9 -369.3 Bangunan 80607.9 76122.4 75118.7 83880.2 Perdagangan, Hotel, Restoran 46339.1 45463.1 66048.4 77311.0 Pengangkutan, komunikasi -222176.2 -232729.4 -247517.6 -271222.9 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 35397.1 57666.6 52481.8 53097.3 Jasa-jasa lain 37322.7 28093.7 28282.6 26562.5 Perdagangan, Hotel, Restoran

135972 2

143620 5 384891 669291 110955 8

0.05624 9 0.06510 9 0.05982 6 0.05578 9

438385 1 225066 4 202436 8 358559 8

0.05327 5 0.002974 0.05734 8 0.007761 0.06354 7 -0.00372 0.06441 3 -0.00862

2009-2010 -103127.9 -13299.6 127822.3 -384.4 99262.3 93803.1 -286054.6 52582.4 26354.9

Rata-rata (84032.0) (14249.6) 121917.5 (663.6) 82998.3 65793.0 (251940.2) 50245.1 29323.3

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Sleman Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Pertanian 0.002396 -0.009277 0.012203 -0.016151 -0.000346 Pertambangan, Penggalian -0.024017 0.649132 -0.079364 -0.051469 0.143562 Industri Pengolahan 0.019454 0.001291 0.001564 0.000444 -0.039505

Rata-rata (0.002) 0.128 (0.003)

164

Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

0.024938 -0.023042 0.005312 0.018779 0.050956 -0.004303

0.020389 -0.012384 0.019094 0.006101 -0.013844 0.001958

-0.003752 0.007770 0.007325 -0.017220 -0.003468 -0.002362

0.001105 0.018706 0.010522 0.005632 -0.005411 -0.000471

0.008171 0.005280 0.002974 0.007761 -0.003721 -0.008625

0.010 (0.001) 0.009 0.004 0.005 (0.003)

Lampiran XXII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kota Yogyakarta 2005-2006 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in 439784 318577 1691087 828492. 330692 Pertanian 21835 9 1 6 8 -806658 21351 -0.02217 8 Rin 0.03803 1 rij-rin -0.0602

165

Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006-2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan

242 518069 60224 308065 110809 8 813669 629162 938485 Eij 21351 270 529450 60741 362187

439784 9 439784 9 439784 9 439784 9 439784 9 439784 9 439784 9 439784 9 Ej 457250 4 457250 4 457250 4 457250 4 457250 4

122332 246323 0 153115 139507 9 344482 8 167335 2 162321 0 284995 9 Ein 330692 8 126137 248116 7 152862 158031 2

1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 1691087 6 En 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9

31813.7 1 640588. 6 39819.1 5 362804. 8 895863. 3 435172. 6 422132. 6 741161. 4 E'ij 862292. 3 32890.6 4 646972. 4 39859.2 7 412071. 5

-31571.7 -122520 20404.8 5 -54739.8 212234. 7 378496. 4 207029. 4 197323. 6 Eij-E'ij -840941 -32620.6 -117522 20881.7 3 -49884.5

270 529450 60741 362187 114608 3 862341 607748 982333 E*ij 19209 279 539154 64197 390323

0.11570 2 0.02196 8 0.00858 5 0.17568 4 0.03427 9 0.05981 8 -0.03404 0.04672 2 rij -0.10032 0.03333 3 0.01832 8 0.05689 7 0.07768 4

126137 248116 7 152862 158031 2 356962 2 176167 2 159188 5 296516 4 E*in 333338 2 138358 252802 0 165772 173294 5

0.03110 4 0.084599 0.00728 2 0.014686 -0.00165 0.010237 0.13277 6 0.042908 0.03622 6 -0.00195 0.05278 0.007038 -0.0193 -0.01474 0.04042 3 0.006299 rin 0.008 0.09688 7 0.01888 3 0.08445 5 0.09658 4 rij-rin -0.10832 -0.06355 -0.00055 -0.02756 -0.0189

166

Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain

114608 3 862341 607748 982333 Eij 19209 279 539154 64197 390323 118815 2 910568 651968 101255 1

457250 4 457250 4 457250 4 457250 4 Ej 477640 1 477640 1 477640 1 477640 1 477640 1 477640 1 477640 1 477640 1 477640 1

356962 2 176167 2 159188 5 296516 4 Ein 333338 2 138358 252802 0 165772 173294 5 375036 5 187530 7 169516 3 307220 0

1753574 9 1753574 9 1753574 9 1753574 9 En 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2 1829151 2

930790. 6 459361. 7 415089. 2 773176. 2 E'ij 870434. 8 36128.9 6 660133. 4 43287.4 8 452518. 1 979320. 2 489692. 6 442652. 2 802233. 3

215292. 4 402979. 3 192658. 8 209156. 8 Eij-E'ij -851226 -35850 -120979 20909.5 2 -62195.1 208831. 8 420875. 4 209315. 8 210317. 7

118815 2 910568 651968 101255 1 E*ij 18140 258 543050 65488 412972 125302 6 984783 696816 104661 5

0.03670 7 0.05592 6 0.07276 0.03076 1 rij -0.05565 -0.07527 0.00722 6 0.02011 0.05802 6 0.05460 1 0.08150 4 0.06878 9 0.03364 2

375036 5 187530 7 169516 3 307220 0 E*in 352394 3 138328 256254 9 174933 183842 9 394766 2 200891 9 179378 9 322392 9

0.05063 4 -0.01393 0.06450 4 -0.00858 0.06487 8 0.007883 0.03609 8 -0.00534 rin 0.05716 7 -0.00022 0.01365 9 0.05526 3 rij-rin -0.11282 -0.07505 -0.00643 -0.03515

0.06087 -0.00284 0.05260 7 0.001993 0.07124 8 0.010256 0.05818 1 0.010608 0.04938 8 -0.01575

167

2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2009-2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian

Eij 18140 258 543050 65488 412972 125302 6 984783 696816 104661 5

Ej 502114 8 502114 8 502114 8 502114 8 502114 8 502114 8 502114 8 502114 8 502114 8

Ein 352394 3 138328 256254 9 174933 183842 9 394766 2 200891 9 179378 9 322392 9

En 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1 1921248 1

E'ij 920976. 3 36151.7 8 669717. 7 45718.4 3 480470. 2 1031714 525027. 4 468803. 6 842568. 2

Eij-E'ij -902836 -35893.8 -126668 19769.5 7 -67498.2 221311. 5 459755. 6 228012. 4 204046. 8

E*ij 17359 265 549574 67212 413965 133207 0 105506 7 731975 107736 4

rij -0.04305 0.02713 2 0.01201 4 0.02632 5 0.00240 5 0.06308 2 0.07137 0.05045 7 0.02937 9

E*in 364269 6 138748 261076 0 185599 192372 0 416211 6 212859 4 190341 1 336861 4

rin rij-rin 0.03369 9 -0.07675 0.00303 6 0.024096 0.01881 4 -0.0068 0.06097 2 -0.03465 0.04639 3 -0.04399 0.05432 4 0.008758 0.05957 2 0.011798 0.06111 2 -0.01066 0.04487 8 -0.0155

Eij 17359 265

Ej 524485 1 524485 1

Ein 364269 6 138748

En 2006425 8 2006425 8

E'ij 952210. 5 36269.1

Eij-E'ij -934852 -36004.1

E*ij 17455 272

rij 0.00553 0.02641 5

E*in 363268 1 139967

rin

rij-rin

-0.00275 0.00828 0.00878 6 0.017629

168

524485 261076 2006425 682459. 1 0 8 7 -132886 524485 2006425 48516.0 18695.9 Listrik, Gas, Air Bersih 67212 1 185599 8 8 2 524485 192372 2006425 502865. Bangunan 413965 1 0 8 6 -88900.6 133207 524485 416211 2006425 244081. Perdagangan, Hotel, Restoran 0 1 6 8 1087988 7 105506 524485 212859 2006425 556420. 498646. Pengangkutan, komunikasi 7 1 4 8 2 8 Keuangan,Persewaan,Jasa 524485 190341 2006425 497556. 234418. Perusahaan 731975 1 1 8 8 2 107736 524485 336861 2006425 880564. 196799. Jasa-jasa lain 4 1 4 8 8 2 Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kota Yogyakarta Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 Pertanian -806657.8 -840941.3 -851225.8 -902836.3 Pertambangan, Penggalian -31571.7 -32620.6 -35850.0 -35893.8 Industri Pengolahan -122519.6 -117522.4 -120979.4 -126667.7 Listrik, Gas, Air Bersih 20404.9 20881.7 20909.5 19769.6 Bangunan -54739.8 -49884.5 -62195.1 -67498.2 Perdagangan, Hotel, Restoran 212234.7 215292.4 208831.8 221311.5 Pengangkutan, komunikasi 378496.4 402979.3 420875.4 459755.6 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 207029.4 192658.8 209315.8 228012.4 Jasa-jasa lain 197323.6 209156.8 210317.7 204046.8 Industri Pengolahan 549574

594845 68725 426740 139311 1 109798 7 770658 113575 1

0.08237 5 0.02251 1 0.03086 0.04582 4 0.04068 0.05284 7 0.05419 4

279358 0 193027 204030 6 438385 1 225066 4 202436 8 358559 8

0.07002 6 0.012349 0.04002 2 -0.01751 0.06060 4 -0.02974 0.05327 5 -0.00745 0.05734 8 -0.01667 0.06354 7 -0.0107 0.06441 3 -0.01022

2009-2010 -934851.5 -36004.1 -132885.7 18695.9 -88900.6 244081.7 498646.8 234418.2 196799.2

Rata-rata (867302.6) (34388.0) (124114.9) 20132.3 (64643.6) 220350.4 432150.7 214286.9 203528.8

169

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kota Yogyakarta Lapangan Usaha 2005 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 Pertanian -0.0601969 -0.1083227 -0.1128185 -0.0767529 Pertambangan, Penggalian 0.0845986 -0.0635534 -0.0750520 0.0240955 Industri Pengolahan 0.0146862 -0.0005550 -0.0064324 -0.0068001 Listrik, Gas, Air Bersih 0.0102370 -0.0275579 -0.0351527 -0.0346465 Bangunan 0.0429077 -0.0189005 -0.0028435 -0.0439889 Perdagangan, Hotel, Restoran -0.0019470 -0.0139269 0.0019933 0.0087582 Pengangkutan, komunikasi 0.0070376 -0.0085784 0.0102560 0.0117982 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.0147376 0.0078826 0.0106078 -0.0106553 Jasa-jasa lain 0.0062987 -0.0053364 -0.0157460 -0.0154990

2009-2010 0.0082796 0.0176294 0.0123491 -0.0175109 -0.0297444 -0.0074504 -0.0166678 -0.0107001 -0.0102191

Rata-rata (0.070) (0.002) 0.003 (0.021) (0.011) (0.003) 0.001 (0.004) (0.008)

170

Lampiran XXIII Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pertumbuhan %) Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Log X Anti Log X 0.60973 Kabupaten Kulon Progo 4.77 4.05 4.12 4.71 3.97 3.06 4 4.07 0.61590 Kabupaten Bantul 4.99 2.02 4.52 4.90 4.47 4.97 8 4.13 0.61574 Kabupaten Gunung Kidul 4.33 3.82 3.91 4.39 4.20 4.15 8 4.13 0.67202 Kabupaten Sleman 5.03 4.50 4.61 5.13 4.48 4.49 1 4.70 0.66465 Kota Yogyakarta 4.83 3.97 4.46 5.12 4.46 4.98 1 4.62 0.65217 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 4.73 3.70 4.31 5.02 4.43 4.88 8 4.49 Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pendapatan Per Kapita Rp) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Total Rata-Rata Lapangan Usaha 2538470 Kabupaten Kulon Progo 3920799 3984854 4130945 4307361 4460215 4580532 6 4230784 2424886 Kabupaten Bantul 3819928 3838007 3951293 4083309 4203156 4353170 3 4041477 2675757 Kabupaten Gunung Kidul 4000253 4192587 4355147 4545417 4733514 4930660 8 4459596 3233516 Kabupaten Sleman 5082668 5065935 5246993 5462344 5651752 5825477 9 5389195 Kota Yogyakarta 10104516 12288341 1270971 1323113 1368723 1417720 7619814 12699691

171

8 Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta 5024765 5272562 5444868

4 5662383

2 5855379

4 6086507

5 3334646 4

5557744

172

xx

Anda mungkin juga menyukai