Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KECEMASAN (ANXIETAS) TERHADAP KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 3 GORONTALO

ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada remaja, karena masa remaja merupakan masa gawat dalam perkembangan kepribadian. Kecemasan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya akne vulgaris pada remaja. Remaja yang memiliki stressor yang tinggi dalam perkembangan kepribadian akan lebih mudah mengalami kecemasan. Kecemasan tersebut berpengaruh pada vulgaris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kecemasan berpengaruh terhadap kejadian akne vulgaris pada remaja di SMA Negeri 3 Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penetapan sampel dilakukan dengan cara purposive random sampling dan penegakan diagnosis akne vulgaris dari sampel, didapatkan 140 sampel, dengan pembagian 70 siswa SMA Negeri 3 Gorontalo dengan akne vulgaris dan 70 siswa tanpa akne vulgaris, kecemasan diukur dengan skala kecemasan The Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS). Pengujian hipotesis menggunakan analisis data Chi Square. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai P kurang dari 0,005 atau 5%. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kecemasan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian akne vulgaris pada remaja di SMA Negeri 3 Gorontalo. Kata Kunci : Kecemasan - Akne Vulgaris Siswa SMA Negeri 3 Gorontalo - TMAS faktor hormonal, sehingga dapat meningkatkan kerja kelenjar sebaseus (sebum) yang berperan pada timbulnya akne

PENGARUH KECEMASAN (ANXIETAS) TERHADAP KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 3 GORONTALO

INFLUENCE OF ANXIETY TOWARD THE OCCURRENCE OF ACNE VULGARIS IN ADOLESCENT, IN SMA N 3 GORONTALO Sri Wilin I. Lihawa1, Warih Andan Puspitosari2
2

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRACT Anxiety could appear in young people because adolescent is a critical period of behavior development. Anxiety is one of the risk factor from acne vulgaris in adolescent. Adolescent have high stressor in their personality development, so that it could affect in anxiety easly. This anxiety also have effect in hormonal factor, then it could increase the work sebaseus gland and it have a role in incidence of acne vulgaris. The purpose of this research is to know whether anxiety influence the occurrence of acne vulgaris in adolescent in SMA N 3 Gorontalo. This observational analytic research with cross sectional approach. Sample is determined by purposive random sampling, which we found 140 student. From it, we have got 70 student with acne vulgaris and 70 student without acne vulgaris. Anxiety scale hypothesis is tested by chi square analysis. We get P value <0,005 from the statistic analysis and we consider itas a significant result. Thus, Ho is rejected and H1 is accepted, and we conclude that anxiety has significant influence toward the occurrence of acne vulgaris in adolescent in SMA N 3 Gorontalo

Keyword : Anxiety Acne Vulgaris SMA N 3 Gorontalo student TMAS

PENDAHULUAN Akne vulgaris adalah

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 85% populasi mengalami akne vulgaris (jerawat) pada usia 1225 tahun, 15% populasi mengalaminya hingga usia 25 tahun. Jika tidak teratasi dengan baik, gangguan jerawat dapat menetap hingga usia 40 tahun. Biasanya, akne vulgaris mulai timbul pada terdapat masa pada pubertas. insidens usia 14-17 Pada terbanyak tahun, wanita,dengan

peradangan kronik folikel polisebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustule, dan kista pada daerahdaerah predileksi, seperti wajah, bahu, dada, dan punggung. Akne vulgaris menjadi masalah pada hampir semua remaja. Akne minor adalah suatu bentuk akne yang ringan, dan dialami oleh 85% para remaja. Gangguan ini masih dapat dianggap sebagai proses fisiologis. Sedangkan 15% remaja menderita akne mayor, yang cukup berat sehingga mendorong mereka untuk berobat ke dokter.1

sedangkan pada laki-laki 16-19 tahun.2 Menurut Ci, Singapura Dr. dalam Cheong Wai

Kong, konsultan dermatologi RS Ren makalahnya Trends and Management of Acne in Asean, Akne vulgaris, menurutnya, adalah sebuah kasus survei akne di yang kawasan sering Asia dijumpai oleh dermatologis. Dalam Tenggara, terdapat sebesar 20 hingga 40% kasus akne vulgaris. Di Philipina menurut para ahli kulit, sebesar 50 % kasus yang ditangani adalah akne. Sedangkan di Indonesia, catatan kelompok studi dermatolgi kosmetika Indonesia, menunjukkan terdapat tak

kurang 23,6 % penderita acne di tahun 2002 dan 23,8 % pada tahun 2003.3 Keadaan emosi dipercaya dan dipandang sebagai faktor yang akne mempengaruhi timbulnya

emosional berpengaruh

secara pada

signifikan akne yang

mengakibatkan peningkatan produksi sebum. Pada beberapa penderita, stress dan gangguan emosi eksaserbasi aknenya dapat akne. secara menyebabkan memanipulasi

vulgaris4. Akne mempunyai korelasi dengan peningkatan stress dalam hal ini
3

Kecemasan menyebabkan penderita mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi beradang yang baru Peneliti mengambil populasi siswa kelas XI dengan rentang usia antara 15-18 tahun.

kecemasan,

dimana

stress

METODELOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah observasional analitik sectional. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Gorontalo. penelitian Waktu selama dilakukan di dengan pendekatan cross

Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dengan menggunakan TMAS (The Taylor Manifest Anxiety Scale) dalam mengukur skor kecemasan pada siswa dengan akne vulgaris dan tanpa akne vulgaris. Variabel Penelitian

lingkungan sekolah SMA Negeri 3 pelaksanaan 1bulan, yang

berlangsung pada bulan Agustus 2008. Subyek Penelitian

Variabel bebas yang diteliti yaitu kecemasan,sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian yaitu akne vulgaris. Teknik Penyajian Data Peneliti menyajikan data hasil penelitian bentuk dipahami. yang diperoleh lebih dalam mudah tabel agar Pengolahan Data Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu uji statistik Chi Square, menggunakan tabel 2x2.

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI Subyek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Gorontalo, usia antara 15-18 tahun, tidak sedang atau menjelang menstruasi bagi siswa perempuan,tidak mempunyai riwayat keluarga dengan akne vulgaris,tidak Tabel hasil penelitian NO 1 2 Keterangan Cemas Tidak Cemas Jumlah Siswa dengan akne vulgaris 62 (54,86%) 8 (29,62%) 70 (100%) Siswa tanpa akne vulgaris 51 (45,13%) 19 (70,37%) 70 (100%) Jumlah 113 (80,71%) 27 (19,28%) 140 (100%) sedang dalam pengobatan erupsi Jumlah dan yang tidak

menyebabkan aknegenik.

menggunakan kosmetik yang bersifat responden sebanyak 140 orang.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian dianalisis dengan uji analisis Chi Square pada SPSS 15 dengan hasil sebagai berikut nilai Pearson Chi Square atau P < 0,05 jika dilihat pada tabel hasil analisis nilai P = 0,018 maka disebut signifikan karena nilai P kurang dari 0,05 atau 5% dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil bahwa tersebut kecemasan menunjukkan

yang tidak menyenangkan dari dalam yang yang bersifat dan dihubungkan meningkat, menakutkan dengan suatu menggelisahkan,

ancaman bahaya yang tidak diketahui individu. Perasaan ini disertai dengan komponen perilaku.6 Adapun beberapa faktor yang menjadi pemicu timbulnya kecemasan (stressor) pada remaja siswa sekolah menengah atas (SMA) bahwa tidak semua remaja dapat memenuhi tugastugas yang dibebankan pada remaja tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu: a. Masalah berhubungan kondisi emosi, pribadi, dengan yaitu yang situasi masalah-masalah somatik, fisiologik, otonomik, biokimiawi, hormonal, dan

berpengaruh terhadap kejadian akne vulgaris pada remaja di SMA Negeri 3 Gorontalo. Hasil ini didukung oleh Arnold (1990) keadaan akne yang emosi menyatakan dipercaya dan bahwa sebagai satu

faktor yang mempengaruhi timbulnya vulgaris salah komplikasi akne vulgaris ditinjau dari sudut psikiatrik dan psikologik adalah gangguan kecemasan. Pendapat tersebut diperkuat oleh Riel (1983) yang menyebutkan bahwa akne akan menjadi parah ketika penderita mengalami stress dan kecemasan.5 Kecemasan adalah pengalaman emosi
5

dan kondisi di rumah, sekolah, fisik, penampilan, sosial, penyesuaian

tugas dan nilai-nilai.


6

b. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, pencapaian berdasarkan seperti masalah kemandirian, stereotip yang

keluhan-keluhan

somatik

dan

kesedihan yang kronis. Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi membutuhkan maju orang dewasa yang ini sangat

kesalahpahaman atau penilaian keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban orangtua. Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann,1990) menyebutkan tentang fenomena akhir abad dua puluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan tersebut sebelum secara melakukan mereka serta peran harapan dewasa (mature) untuk masyarakat yang menginginkan remaja masak dibebankan oleh

kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional.7 Dengan demikian penelitian ini adalah salah satu penelitian yang memperkuat dan membuktikan bahwa faktor emosi khususnya kecemasan merupakan faktor resiko timbulnya akne vulgaris. Seperti pada penelitian yang dilakukan Kusningsih (2005) yang bertujuan untuk mengetahui adakah kecemasan pada mahasiswa baru pada fakultas kedokteran UNS Surakarta kecemasan yang pada menderita mahasiswa akne baru vulgaris, memberikan hasil bahwa ada fakultas kedokteran UNS Surakarta yang menderita akne vulgaris. Hal ini
7

psikologis

menghadapinya.

Tekanan-tekanan

tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan bunuh diri,

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Maramis (1994) bahwa masa remaja merupakan perkembangan masa gawat dalam akibat kepribadian

stress dan kecemasan menghambat kegiatannya sehari-hari.9 Kecemasan merupakan

perubahan-perubahan yang cepat dari badaniah, pematangan seksual dan status sosialnya. Bila dulu mereka sangat bergantung pada orang tuanya atau orang lain, sekarang mereka harus belajar sendiri dan bertanggung jawab tentang segala permasalahan yang dihadapinya. Sehingga kelompok tersebut memiliki resiko tinggi untuk terkena stress dan kecemasan jika ada perubahan yang tidak diinginkan dari fisik, psikis, dan sosialnya.8 Bagi kecemasan ditanggulangi. stress dan remaja dapat Bagi diatasi remaja yang dan yang

perwujudan langsung tekanan hidup dan sangat erat kaitannya dengan pola hidup sosial yang semakin komplek. Perkembangan dan perubahan yang demikian cepat menimbulkan koflik dan rasa khawatir yang mempengaruhi hipotalamus sebagai pusat regulasi tubuh yang berakibat pada peningkatan produksi kortisol dan androgen. Di samping itu terjadi pula pelepasan impuls simpatis yang massif melalui formasio retikularis otak dan medulla spinalis. androgen Meningkatnya dan pelepasan kadar impuls

penyesuaiannya baik, maka stress dan

simpatis yang massif menyebabkan peningkatan produksi sebum yang berperan penting dalam proses timbulnya akne vulgaris. Pada penelitian Rohmat Widi HS (2000) yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan penderita psoriasis pria dan wanita di poliklinik kulit dan kelamin RSUD Dr. Moewardi Surakarta,

kurang baik penyesuaiannya, maka kecemasan merupakan bagian terbesar dalam kehidupannya. Untuk yang terakhir ini penyesuaian yang dilakukan tidak tepat, sehingga

ditemukan

bahwa

ada

perbedaan

berperan pada timbulnya akne vulgaris seperti genetik, diet, endokrin, musim, trauma, kosmetik, lingkungan, dan mikroorganisme.11 Namun pada penelitian ini tidak dilakukan analisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor resiko diatas. KESIMPULAN Penelitian bahwa ini membuktikan berpengaruh

kecemasan pada penderita psoriasis pria dan wanita, menurut Soejono et al, (1994) bahwa dalam keadaan optimal kecemasan diperlukan untuk meningkatkan mutu kehidupan, namun dalam kondisi di mana individu tidak mampu lagi mengendalikan situasi akan atau atau timbul meramalkan lingkungannya,

kecemasan yang patologik. Penderita akne vulgaris

kecemasan

terhadap kejadian akne vulgaris.pada remaja di SMA Negeri 3 Gorontalo. SARAN Perlu lebih lanjut dilakukan dengan penelitian pengontrolan

cenderung lebih banyak mengalami kecemasan dibandingkan mereka yang tidak menderita akne vulgaris, disebabkan oleh ujud kelainan kulit yang tampak dan predileksi yang terutama pada daerah wajah.10 Dari pembahasan diatas dapat diperoleh adanya persamaan teori dan hasil adalah penelitian, salah satu yang bahwa keduanya kecemasan resiko menyimpulkan

variabel perancu yang lebih ketat, dan dengan jumlah responden yang lebih besar dan teknik yang lebih handal untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA 1. Harahap, Marwali, Prof, Dr., 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates, Jakarta, pp: 35-45

faktor

terjadinya gangguan pada kulit yang dalam hal ini adalah akne vulgaris. Menurut Marks (1996) selain kecemasan, faktor resiko lain yang
10 11

2. Anonim.,

2005.

Jerawat.

6. Prawirohusodo, Anxietas. Gangguan Praktek

S.,

1988. dan dalam Lab

http://id.wikipedia.org/wiki/Jer awat. tanggal akses 11 April 2008. 3. Andra., 2006. Nadilofloxasin Redam Akne. http://www.farmacia.com. tanggal akses 11 April 2008 . 4. Arnold, H.L., 1990. Andrews Diseases of the Skin. Clinical Dermatology, pp:250-7 5. Riel, P., 1983. Jerawat. 8th ed. Philadelphia: WB. Saunders,

Simposium Kecemasan Sehari-hari,

Penanggulangannya

Psikiatri FK UNS, Surakarta 7. Retnowati, sofia., 2006.

Remaja dan Permasalahannya. http://www.e-psikologi.com. tanggal akses 11 April 2008 8. Maramis, W.F., 1994. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press, pp: 258-260

Jakarta: Arean, pp: 7-14 9. Prawitasari, Je/E. 1988, Stress dan Kecemasan, Pengertian dan Penanganannya, Dalam: Panitia Simposium Stress dan Kecemasan, MAkalah dan Kecemasan, Kumpulan Stress Fakultas Simposium Dalam Jakarta 11. Marks, R., 1996. Practical Simposium Akne

Vulgaris, FKUI dan RSCM,

Problems in Dermatology. 2nd ed. Cardiff: Martin Dunitz., pp:67 12. Halise, D.O.MD. Patients (2008). and its

Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 10. Enny S. Widjaya, Akne 1982.

Social Anxiety Level in Acne Vulgaris

Klasifikasi

Vulgaris,

10

Relationship

to

Clinical

Variables. Vol 19

11

12

Anda mungkin juga menyukai