Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga intermediasi antara masyarakat yang membutuhkan dana di satu pihak dengan pihak lain yang mengalami kelebihan dana. UU Perbankan No. 10 tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selanjutnya untuk meningkatkan peranan perbankan maka Bank di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu terdiri dari Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Saat ini fungsi intermediasi bank mengalami peningkatan. Tahun 2011 tren penyaluran kredit mencapai jumlah sekitar Rp. 2.216 triliun (tumbuh sebesar 21,5%) dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Terlihat juga pada bulan Desember 2012, meningkat jika dibandingkan dengan Desember 2011 dan rasio penyaluran kredit (loan to deposit ratio/LDR) tetap meningkat dari 78.77% menjadi 83.58%. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. berikut :

Tabel 1. Kredit Perbankan Januari 2011-2012, Sumber: BI (Trilyun) Kredit Perbankan Desember 2011- 2012 Desember 2011 Kredit Dana Pihak Ketiga LDR Rp 2.216 Rp 2.200 78.77% Desember 2012 Rp 2.725 Rp 2.707 83.58% Perubahan +22.9% +23% +4.81%

Peningkatan tren penyaluran kredit juga dipengaruhi oleh penurunan BI rate dan suku bunga kredit. Akhir Januari 2012 secara ratarata tertimbang, suku bunga kredit modal kerja dan kredit investasi turun menjadi 12.16% dan 12.04% dari 12.55% dan 11.74% di bulan Agustus 2012, dan terus menurun pada tahun 2012. Penurunan suku bunga kredit pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2. berikut :

Tabel 2. Suku bunga kredit bank umum, Sumber : Bank Indonesia SUKU BUNGA KREDIT BANK UMUM 2012 (% PERTAHUN) Bulan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Modal Kerja 12,16 12,04 12,02 11,87 11,79 11,80 11,79 11,74 11,71 11,69 11,62 11,50 Investasi 11,73 11,62 11,63 11,56 11,51 11,46 11,42 11,36 11,36 11,30 11,25 11,28 Konsumsi 14,14 13,62 14,13 14,10 14,03 13,90 13,92 13,69 13,67 13,60 13,53 13,58

Perkembangan BI Rate 2012


6.05% 6.00% 5.95% 5.90% 5.85% 5.80% 5.75% 5.70% 5.65% 5.60%

Gambar 1. Perkembangan BI Rate 2012 Sumber : BI Ketika BPR akan melepas kredit kepada masyarakat dihadapkan pada tingkat persaingan antar Bank yang sangat kompetitif, mengingat masing-masing BPR berusaha untuk menarik simpati masyarakat dengan berbagai daya dan upaya, seperti menawarkan kemudahan syarat kredit yang prosedurnya lebih sederhana dan tidak berbelit-belit, kredit tanpa agunan, kredit bunga murah dan jurus-jurus lainnya, yang kesemuanya bermuara kepada kemampuan BPR dalam menarik sejumlah nasabah yang dibidiknya. Dampak dari kemudahan tersebut menimbulkan adanya kredit yang bermasalah jika kebijakan internal BPR terlalu agresif dan ekspansif dalam memburu nasabah, atau karena faktor eksternal karena adanya penurunan kegiatan ekonomi, kebijakan acuan suku bunga Bank, dan kemungkinan gagalnya

usaha yang dikelola oleh Nasabah BPR. Untuk itu kehati-hatian BPR senantiasa diperlukan guna mencegah terjadinya kredit macet, mengingat keberhasilan usaha BPR diukur dari kelancaran pengembalian kredit dan sedikitnya jumlah kredit seperti rendahnya tingkat non performence loan (NPL). Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya peranan evaluasi terhadap kelayakan nasabah yang akan diberikan kredit, kelayakan pemberian kredit secara umum dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek 5 C, yang meliputi: character, capacity, capital, colleteral dan condition of economy. Character berhubungan dengan suatu keyakinan bahwa sifat atau watak seseorang yang akan diberikan kredit, hal ini meliputi kejujuran nasabah dalam memberikan informasi, keberadaan nasabah di lingkungan sekitar dan kesungguhan nasabah dalam mengasur ke BPR hingga lunas. Sedangkan capacity (kemampuan) ditunjukkan oleh nasabah dalam membayar angsuran sesuai dengan perjanjian kredit, tepat waktu dalam pembayaran dan masih mampu memenuhi kebutuhan lainnya di luar kebutuhan membayar kredit tersebut. Aspek capital dapat dilihat apakah nasabah tersebut memiliki simpanan di Bank termasuk simpanan di Bank lain, apakah memiliki penghasilan tetap untuk membayar angsuran serta memiliki usaha lain sebagai sumber penghasilan nasabah.

Collateral nasabah dapat dilihat dari jaminan yang diberikan sesuai dengan besaran kredit yang akan diberikan, jaminan didukung oleh kelengkapan dokumen serta tidak dalam proses hukum (dalam sengketa). Sedangkan aspek condition yang harus diperhatikan meliputi bahwa kredit yang diterima untuk pengembangan usaha, apakah untuk melunasi kewajiban dan karena adanya masalah keuangan. Aspek aspek tersebut sangat menentukan BPR dalam memutuskan apakah kredit layak atau tidak layak diberikan kepada nasabah dengan harapan bahwa kredit yang diberikan benar dan tepat sasaran. Obyek penelitian ini adalah PT BPR Pantura Abadi yang merupakan BPR Kota Karawang. Kondisi tersebut diharapkan mencerminkan profil BPR yang ada di Karawang. Bagaimana implementasi dari aspek-aspek 5 C apakah menjadi pertimbangan utama di kedua BPR tersebut dalam implementasinya yang dipersepsi dari pendapat nasabah BPR, maka peneliti bermaksud untuk melakukan kajian penelitian dengan judul Analisis Implementasi 5 C Dalam Menentukan Kelayakan Pemberian Kredit Pada Nasabah (Studi Kasus Pada PT BPR Pantura Abadi).

1.2. Identifikasi Masalah Sesuai dengan visi API dalam menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat, yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan,

penelitian bertujuan melihat kinerja perbankan nasional khususnya BPR. Adapun berdasarkan penelitian terdahulu bahwa analisa kelayakan kredit yang baik dapat membangun kinerja perbankan dan berperan dalam perkembangan ekonomi masyarakat serta meminimalkan resiko terhadap bank itu sendiri. Analisis kelayakan kredit perbankan terhadap calon debitur dilakukan dengan prinsip 5C yaitu : Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition, Constraint. Variabel variabel itulah yang dianggap berpengaruh terhadap pemberian kredit. 1.3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari keluasan masalah, maka peneliti memfokuskan penelitian pada analisa implementasi 5C yang dilakukan oleh pihak PT BPR Pantura Abadi untuk menilai layak atau tidak kredit tersebut diberikan kepada debitur dengan lebih menekankan pada debitur UMKM. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan Analisis 5 C menjadi pertimbangan analis bank dalam menentukan apakah kredit layak atau tidak diberikan kepada nasabah yang

mengajukan kredit pada BPR. Hal ini perlu dilakukan guna menghindari terjadinya kredit bermasalah di kemudian hari, untuk membahas masalah tersebut maka rumusan masalahnya adalah Apakah implementasi faktor 5 C sebagai penentu kelayakan dalam pemberian kredit pada Nasabah PT BPR Pantura Abadi sudah dilakukan dengan tepat? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis bagaimana implementasi 5C sebagai penentu kelayakan kredit pada PT BPR Pantura Abadi?. 2. Mengetahui apakah factor 5C merupakan factor penentu dalam pemberian kredit pada PT BPR Pantura Abadi? 1.6. Kegunaan Hasil Penelitian a. Bagi Manajemen PT BPR Pantura Abadi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana sumbangan pikiran dalam menentukan kebijaksanaan kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga dapat meminimalkan resiko. b. Bagi Pemegang Saham hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan untuk masa yang akan datang. c. Bagi Debitur dan Calon Debitur hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan wawasan dalam mengambil pinjaman kredit.

d. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.7. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan cara melakukan akses internet ke website Bank Indonesia, link lainnya yang memberikan tambahan informasi yang berhubungan dengan data penelitian dan pengambilan data di PT BPR Pantura Abadi yang bertempat di Jl. Rengasdengklok Raya No 9, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat Telp. (0267) 466-8358. Adapun waktu penelitian dari observasi dilakukan dapat ditabulasikan sebagai berikut: Tabel 3 Jadwal Penelitian No 1 Kegiatan Bulan 1 Observasi dan Penulisan Proposal Perbaikan Proposal Seminar Proposal Pelaksanaan Penelitian Penulisan Laporan Sumber : Penulis 2013 Bulan 2 Waktu Penelitian Bulan 3 Bulan 4

Bulan 5

Bulan 6

2 3 4 5

Anda mungkin juga menyukai