Anda di halaman 1dari 11

Pembuangan Bayi Meninggalkan Kesan yang Parah

Penulis tertarik untuk memberi maklum balas terhadap rencana Apabila Hilangnya Sifat
Kemanusiaan oleh Aninah Janang dalam Dewan Masyarakat April 2010. Penulis bersetuju dengan
Aninah yang menggambarkan masalah pembuangan bayi merupakan penyakit sosial segelintir
masyarakat kita yang tandus nilai kemanusiaan. Masalah ini tidak sepatutnya berlaku di negara kita
yang berpegang pada agama sebagai tunjangnya.
Kes pembuangan bayi diibaratkan sebagai penyakit sosial yang akan membelenggu negara kita
daripada menjadi masyarakat yang bersifat penyayang yang merupakan salah satu daripada
sembilan cabaran wawasan 2020. Pembangunan dari segi kerohanian pasti terbantut disebabkan
nilai kemanusiaan diketepikan.
Penyakit sosial ini turut mencerminkan kerapuhan pegangan agama dan ketandusan nilai
kemanusiaan segelintir anggota masyarakat sehingga keliru antara amalan yang mulia dan yang
berdosa. Sebenarnya, setiap manusia yang hidup memang mendapat dorongan dan panduan
daripada agama masing-masing. Nilai murni sentiasa diberikan penekanan. Malangnya nafsu dan
perasaan negatif telah mengaburi jiwa dan minda manusia sehingga bertindak di luar batasan
kemanusiaan.
Bayi merupakan golongan yang tidak berdosa. Bayi ibarat sehelai kain putih dan memerlukan
kesabaran dan ketelitian orang dewasa untuk mencorakkannya. Mereka mestilah dijaga dengan
penuh kasih sayang. Janganlah manusia bertindak mengikut perasaan dan berlaku zalim terhadap
mereka. Perlu disedari bahawa mereka akan membesar dan menjadi dewasa, seterusnya menjadi
peneraju yang membawa hala tuju negara. Lantaran itu, menjadi satu kerugian kepada negara
apabila masalah pembuangan bayi semakin berleluasa.
Memandangkan masalah pembuangan bayi meninggalkan kesan buruk dalam masyarakat, pelbagai
langkah dan inisiatif perlu diambil bagi membendung penyakit sosial ini. Ibu bapa mestilah
memainkan peranan yang sewajarnya terhadap anak-anak dari sudut pergaulan sesama rakan agar
tidak melampaui batas. Nilai murni dan kemanusiaan serta pegangan agama yang kukuh haruslah
disalurkan dalam jiwa anak-anak sejak mereka kecil kerana melentur buluh biarlah ketika rebungnya.
Insan yang berakhlak mulia sejak kecil pasti tidak sanggup bertindak di luar norma kehidupan untuk
melakukan sesuatu perlakuan yang negatif. Selain itu, pendedahan kepada pendidikan moral dan
agama merupakan langkah yang wajar kerana dapat menerapkan nilai-nilai mulia.
Undang-undang bagi kes pembuangan bayi mesti diperketat lagi. Hukuman juga mestilah setimpal
dengan kesalahan yang mereka lakukan. Tindakan perundangan ini diharap dapat memberi
kesedaran kepada segelintir masyarakat supaya tidak melakukan sesuatu dengan sesuka hati.
Kesimpulannya, negara kita yang sedang membangun pasti tidak dapat mencapai pembangunan
yang sebenar jika gejala sosial tersebut terus berlaku. Pembangunan fizikal haruslah diseimbangkan
dengan pembangunan nilai kemanusiaan sebagai tunjangnya demi membawa kesejahteraan dan
keharmonian yang sebenar kepada masyarakat sejagat

__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Kebanjiran Warga Asing Mendatangkan Keburukan?


Penulis terpanggil untuk memberikan pendapat dalam kolum Mengapa Malaysia Dibanjiri Warga
Asing dalamDewan Masyarakat keluaran April 2010.
Pembangunan yang pesat di negara ini telah membuka peluang pekerjaan dalam pelbagai sektor.
Bidang perindustrian dan perkilangan merupakan sektor yang memerlukan jumlah pekerja yang
banyak. Memandangkan rakyat tempatan tidak berminat dalam sektor berkenaan kerana gaji yang
ditawarkan sedikit atau pihak berkenaan ingin mengurangkan kos, maka pekerja asing menjadi
tumpuan mereka.
Tidak dapat dinafikan pekerja asing telah membantu masyarakat Malaysia dalam melengkapkan visi
dan misi pembangunan negara. Namun begitu, kebanjiran pekerja asing juga menyebabkan negara
ini mengalami kerugian. Pelbagai masalah timbul disebabkan kebanjiran pekerja asing. Antaranya
ialah masalah tempat tinggal. Segelintir majikan menyediakan tempat tinggal kepada pekerjanya,
manakala sebahagiannya tidak. Ini menyebabkan penempatan setinggan kian bertambah dan
menimbulkan suasana pemandangan yang jelek.
Sekiranya pelancong asing melihat pemandangan yang kotor serta kedaifan dan kemiskinan warga
asing yang mendiami kawasan tersebut, pastinya mereka beranggapan bahawa Malaysia sebuah
negara miskin dan mengamalkan budaya hidup yang tidak sihat. Situasi seumpama ini
mendatangkan kesan yang negatif dari sudut kehadiran pelancong, seterusnya menjatuhkan imej
negara di mata dunia.
Kehadiran pekerja asing di negara kita juga antara penyebab kadar jenayah semakin meningkat.
Perkara sebegini pasti mendatangkan kebimbangan dan kerisauan masyarakat kerana keselamatan
mereka tergugat. Kes kecurian, pergaduhan dan pembunuhan sering berlaku akhir-akhir ini. Kegiatan
pelacuran dan perdagangan manusia juga semakin meningkat.
Selain itu, negara kita menanggung kerugian lebih daripada RM4 bilion melalui aliran keluar mata
wang secara besar-besaran oleh pekerja asing yang menghantar wang kepada keluarga mereka. Hal
ini menjejaskan imbangan pembayaran negara dan membantutkan perkembangan ekonomi negara.
Manakala dari segi putaran modal pula, negara mengalami kerugian kerana kebanyakan wang yang
dikeluarkan dalam bentuk gaji tidak digunakan untuk dibelanjakan di negara ini. Pihak hospital juga
turut menanggung kerugian kerana ramai antara pekerja asing tidak melunaskan bil tuntutan yang
dikenakan ke atas mereka. Sebagai contoh, pada 2006, pihak hospital di seluruh negara mengalami
kerugian sebanyak RM6.75 juta bil hospital yang belum dibayar oleh pekerja asing. Manakala pada
2007, jumlahnya semakin meningkat kepada RM7.17 juta.
Kesimpulannya, walaupun kita tidak mampu untuk mengawal jumlah kemasukan pendatang asing,
namun tindakan yang tegas dan bijaksana harus diambil oleh pihak kerajaan untuk menangani
kebanjiran warga asing ini, agar memastikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Malaysia
seluruhnya terus terpelihara.

__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Masalah Obesiti dalam Kalangan Kanak-kanak


Oleh TAM CAI LIAN
Mutakhir ini, obesiti menjadi masalah utama dalam kalangan kanak-kanak di dunia. Menurut
laporan National Center for Health Statistic pada 2002, kira-kira 15 peratus kanak-kanak dan remaja
di Amerika Syarikat mengalami obesiti.
Menurut Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO), masalah obesiti semakin serius dalam kalangan
kanak-kanak dan remaja di negara membangun. Masalah obesiti merupakan faktor utama yang
mengakibatkan sindrom metabolik yang banyak dihidapi penduduk di Asia.
WHO menganggarkan bahawa pada 2015, lebih kurang 2.3 bilion orang penduduk di dunia
mengalami masalah berat badan yang terlebih dan daripada jumlah tersebut kira-kira 700 juta orang
akan mengalami masalah obesiti.
Di Malaysia, peningkatan masalah obesiti dalam kalangan kanak-kanak berumur antara tujuh hingga
10 tahun menunjukkan peratusan yang membimbangkan iaitu daripada 6.6 peratus kepada 13.8
peratus. Keadaan ini lebih kritikal apabila mereka meningkat dewasa.
Semestinya golongan dewasa yang menghadapi masalah obesiti mencari alternatif terbaik untuk
mengurangkan berat badan. Bagi kanak-kanak pula, masalah obesiti mereka kebanyakan dibiarkan
oleh ibu bapa mereka.

Kepentingan Modal insan


Tulisan kolumnis Karim Raslan melalui ruangan Ceritalah: Indonesia Mengajar menarik perhatian
penulis. Selama ini, penulis hanya terdedah kepada program pendidikan yang diterajui para
sukarelawan dari negara Barat, seperti Peace Corps dari Amerika Syarikat, atau pertubuhan
kebajikan atau bersifat keagamaan dari negara atas angin lain dan kurang tahu tentang program
berkonsep serupa di rantau Nusantara.
Penulis berpendapat program seumpama ini belum sampai masanya dipraktikkan di negara kita atau
negara lain di sekitar Asia Tenggara. Hal ini dikatakan demikian kerana tatkala persoalan mengisi
perut sendiri belum kita selesaikan, bagaimanakah pula kita hendak memikirkan hal mengisi
perkara lain?
Namun, ternyata Anies Basdewan mengetepikan tanggapan ini dalam mengasaskan program
transformasi pendidikan Indonesia Mengajar yang mengetengahkan modul pengajaran dan
pembelajaran yang memfokuskan pembinaan modal insan.
Apakah itu modal insan, atau yang lebih penting lagi, mengapakah modal insan dibentuk dan
dijanakan dalam sesebuah masyakat dan komuniti?
Modal insan merupakan salah satu aset penting sesebuah negara. Modal insan merupakan sumber
yang boleh diperbaharui kerana dibekalkan secara berterusan oleh populasi sumber manusia. Di
rantau Asia Tenggara, bekalan sumber manusia tidak pernah berkurangan, melainkan kadar
pertumbuhannya yang dewasa ini menurun di beberapa negara yang sedang pesat membangun.
Sumber manusia amat penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi, politik dan sosial
sesebuah negara. Maka wajarlah sumber manusia yang menjadi tunjang sesebuah negara itu
mempunyai kualiti dan kebolehan yang dapat meningkatkan harga modal insan itu sendiri.
Inisiatif Anies Bandewan ini sesuatu yang wajar diraikan dan disokong. Selain membentuk generasi
muda menjadi modal insan yang mampu memanfaatkan negara, program Indonesia Mengajar juga
mempunyai impak tersendiri kepada sebilangan individu yang telah sedia ada dalam pasaran sumber
manusia Indonesia. Penulis tertarik dengan Junareh yang memilih untuk meningkatkan modal
insannya dengan membantu orang lain tanpa taasub untuk mengenyangkan perut sendiri!

KOMPONEN sastera dan majalah adalah bahan pengajaran dan pembelajaran yang relevan,
signifikan dan efektif dalam pendidikan. Malah, kedua-dua bahan tersebut saling melengkapi dan
berfungsi kepada individu, khususnya pelajar untuk memperkasakan penggunaan bahasa Melayu
baik dalam pertuturan mahupun tulisan.
Bagi merealisasikan keberkesanan pendidikan dalam bidang ini, maka buku-buku teks Komponen
Sastera dan majalah yang berwibawa serta bermutu seperti Dewan Siswa, Pelita Bahasa, Dewan
Budaya dan Dewan Sastera terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) dapat dimanfaatkan dalam
pengajaran dan pembelajaran itu.
Komponen Sastera (Komsas) wajib dalam mata pelajaran Bahasa Melayu dilaksanakan secara
berperingkat-peringkat sejak Mac 2000 untuk pelajar tingkatan satu dan tingkatan empat, diuji
pelaksanaannya di kalangan pelajar tingkatan lima (SPM) November 2001 dan akan diuji di peringkat
tingkatan tiga (PMR) pada 2002.
Sementara pelaksanaan ujian sepenuhnya termasuk kertas Bahasa Malaysia Julai hanya bermula
pada 2003. Teks wajib Komsas seperti jadual 1.
DBP menerbitkan satu Siri Penghayatan Sastera Sekolah Menengah (SPSSM). Ini termasuklah
Penghayatan Novel Aku Anak Timur oleh Mahaya Mohd. Yassin, Penghayatan Novel Bukit Kepong
dan Penghayatan Novel Terminal Tiga ulasan oleh Rozaini Yahya, Penghayatan Novel Meniti Kaca
oleh Amin Minhad dan Penghayatan Novel Pasir Salak oleh Napisah Muhammad.
SPSSM ini disediakan bagi membantu para pelajar menghayati dan memahami aspek-aspek luaran
dan dalaman setiap teks wajib. Di samping itu pada bab pertama setiap buku kajian tersebut
diberikan gambaran tentang perkembangan novel tanah air untuk makluman dan pengetahuan para
pelajar. Ini diyakini dapat membantu pelajar mengetahui sejarah perkembangan novel remaja dan
umum sejak 20-an sehingga akhir dekad 1990-an.
Majalah seperti surat khabar juga merupakan produksi media cetak yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pengajaran dan pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Melayu secara efektif.
Namun, sebagai wahana pengajaran dan pembelajaran ia bergantung kepada kebijaksanaan
pendidik memilih muatan isi yang sesuai, kepersisannya dengan situasi, lokasi dan variasi di samping
pemilihan atau penggunaan kaedah yang tepat.
Sesungguhnya majalah berfungsi sebagai alat komunikasi. Ia terlibat dalam proses penyampaian dan
penerimaan.
Lazimnya, isi muatan majalah mempunyai variasi, pola, klasifikasi atau kategorinya seperti rencana,
wawancara, naratif, puisi, syarahan, pendapat, perbahasan, peribahasa, ceramah, laporan, esei,

perbincangan, iklan, komik dan berita. Menjadi tanggungjawab pendidik untuk memilih bahanbahan yang sesuai. Ini boleh diperoleh dalam majalah terbitan DBP seperti Dewan Siswa, Dewan
Sastera, Dewan Budaya dan Pelita Bahasa.
Bahan-bahan di dalam majalah tersebut mungkin berupa idea, gagasan, saranan, perutusan atau
maklumat. Sementara keberkesanannya bergantung kepada kefahaman pendidikan terhadap
sesuatu pola tulisan yang dikaitkan dengan penulisnya. Contohnya, majalah bulanan Pelita Bahasa
sejak Julai 2000 telah menyediakan ruangan sastera dalam bahasa Melayu dengan fokus dan rujukan
kepada teks Komponen Sastera.
Sementara, majalah Dewan Siswa menyediakan ulasan atau kritikan cerpen dan puisi karya pelajarpelajar oleh para sarjana. Di samping itu majalah Dewan Sastera menyediakan sisipan Mekar dengan
memberikan ulasan terhadap teks sastera elektif SPM dan STPM.
Transformasi dalam teknologi maklumat dan komunikasi (ICT) berlangsung dengan amat pesat dan
kencang. Justeru, kaedah pengajaran dan pembelajaran semua mata pelajaran, termasuk Bahasa
Melayu, perlu seiring malah saling melengkapi dalam perkembangan dalam jagat ini. Hal ini menjadi
afdal justeru pendidikan Bahasa Melayu sewajarnya menyeronokkan.
Dalam usaha merealisasikan keberkesanannya, guru Bahasa Melayu perlulah sensitif dengan segala
transformasi dan perkembangan, bersikap positif, kreatif dan berupaya menyepadukan multiilmu
dengan menerapkan multikaedah, strategi, teknik dan aktiviti.
Malah, dalam aspek tertentu ia perlu dieksploit agar pelajar sentiasa terdedah, tercabar dan
tergugat untuk membaca, menghayat, menafsirkan pelbagai bahan majalah pilihan, disediakan atau
disarankan.
Antara kaedah, strategi, teknik dan aktiviti yang relevan ialah sumbang saran, interaktif, forum,
pantomim, peta cerita, teater cerita, imlak, piramid cerita, kerusi panas, mestamu, tangga berita,
main peranan, kuiz dan tablo.
Ini haruslah dilaksanakan secara bersepadu dengan Kemahiran Berfikir dan Kemahiran Kreatif atau
KBKK. Guru Bahasa Melayu harus sentiasa peka, prihatin dan berupaya memanfaat dan
mengeksploitasi teknologi maklumat dan komunikasi sebagai wahana kontemporari dalam proses
membudayakan bahasa Melayu melalui ilmu, penulisan, komunikasi, penyelidikan dan kreativiti
dengan menggunakan majalah sebagai bahan pengajaran & pembelajaran Bahasa Melayu.
Kejayaan pengajaran dan pembelajaran Bahasa Melayu banyak bergantung usaha, pengorbanan dan
bakti semua pihak serta merentasi pelbagai batasan atau status agar ia menjadi lebih efektif untuk
mempertingkat dan mengukuhkan keterampilan berbahasa.

__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai