Anda di halaman 1dari 40

KOORDINASI OCR DAN GFR PADA JARINGAN DISTRIBUSI

KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK Sebagai syarat utama didalam penyaluran Tenaga listrik mulai dari pusat listrik s/d beban (konsumen) Penyampaian tenaga listrik pada sistem Distribusi : 1. Kawat udara 2. Melalui kabel tanah. GANGGUAN-GANGGUAN YANG TERJADI DISEBABKAN 1. Jika mempergunakan kabel tanah : beban lebih atau terpacul. 2. Jika mempergunakan kawat udara : Petir, Binatang dan pohon. GANGGUAN INI BISA MENYEBABKAN 1. Gangguan 3 phase 2. Gangguan 2 phase 3. Gangguan 1 phase ketanah.

PENGAMAN JARINGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI


A. DI JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER B. DI JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER

SUPAYA GANGGUAN INI TIDAK MENYEBABKAN PEMADAMAN BESAR (BLACK OUT), PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DIBUAT PENGAMANAN (PROTEKSI BERTINGKAT) 1. Sistem Distribusi : a. Distribusi Sekunder - MCB ( di rumah konsumen) - NH fuse di LV switch board - Pengaman Beban di Gardu Distribusi b. Distribusi Primer OCR, GFR dan PMT di Incoming dan outgoing

2. Gardu Induk : OCR, GFR, Differensial Reley Karena adanya tingkatan pengamanan (proteksi) perlu penyetelan reley : waktu dan arus KHUSUSNYA DI INCOMING DAN OUTGOING FEEDER 20 Kv Banyak cara untuk menyetel reley : 1. Dengan mempergunakan Calculator, program Q basic, program visula Basic 6.0, program pascal, program Cobol dls. 2. Dengan mempergunakan program EXCEL.

GANGGUAN HUBUNG SINGKAT : -Berbahaya bagi : Peralatan -Mengganggu : Pelayanan - Perlu diketahui besarnya Arus sebelum kejadian sesungguhnya Dalam perencanaan Sistem Spesifikasi PMT & CT, Konduktor. Dari segi pengusahaan, Besar arus Gangguan hubung singkat terutama konstribusinya untuk koordinasi rele. Oleh sebab itu : Dicarikan cara menghitung yang mudah, cepat sehingga bisa segera digunakan. Langsung dapat digunakan sebagai laporan.

Cara menghitung arus gangguan Hubung Singkat. Bisa dengan menggunakan program hubung singkat, masukan datanya, Run Programnya, Dapat Hasil. Cara ini mudah pelaksanaanya, tapi ada kerugiannya : Kita tidak tahu cara hitungnya. Agar cara hitung dapat kita kuasai, bisa dihitung dengan cara sederhana mudah menggunakan paket progran EXEL. Karena : Paket program yang banyak dikenal STAP PLN bisa dipakai untuk menghitung Koordinasi, Bisa dilacak rumus yang digunakan. Belajar ulang setelar mempelajari, Untuk itu perlu bekal ilmu cara menghitung

Perhitungan Arus Hubung Singkat Untuk : Gangguan Hubung Singkat 3 phase Gangguna Hbung Singkat 2 phase Gangguan Hubung Singkat 1 phase ke tanah Rumus dasar yang digunakan adalah Hukum Ohm I = Arus Gangguan Hubung Singkat V = Tegangan Sumber Z = Impedansi dari sumber ke titik gangguan, Impedansi Ekivalen Biasanya Nilai Impedansi Ekivalen ini yang membingungkan bagi pemula.

Dari ke tiga jenis gangguan, perbedaannya ada pada : Untuk Gangguan 3 phase : Impedansi yang digunakan adalah impedansi urutan positif nilai ekivalen Z1, tegangannya adalah E Phase Untuk Gangguan 2 phase : Impedansi yang digunakan adalah jumlah Impedansi urutan positif + urutan Negegatif. Nilai Ekivelen Z1 + Z2 Tegangannya adalah E phase
Phase.

Untuk Gangguan 1 Phasae ke Tanah : Impedansi yang digunakan adalah jumlah Impedansi urutan positif + urutan Negatif + urutan Nol. Nilai Ekivalen Z1 + Z2 + Zo Tegangannya adalah E Phase

Bentuk Jaringan perlu diketahui untuk menghitung Arus Gangguan Hubung Singkat. Untuk Distribusi yang dipasok dari Gardu Induk / Kita :

Mewakili sekian banyak sumber pembangkit yang ada di dalam sistem 150 kV termasuk didalamnya -Impedansi sumber pembangkit - Impedansi Trafo Unit - Impedansi Transmisi Seperti contoh berikut :

Bagaimana menghitung Impedansi Sumber ?


Short Ciecuit Level di Bus 150 kV (MVA) minta ke PLN P3B Untuk Apa ? Dengan rumus dapat dihitung Impedansi sumber Misalkan Short Sircuit Level di Bus 150 kV GI A = 500 MVA Maka, ingat nilai ini di sisi 150 kV

Karena akan menghitung I Gangguan sisi, maka Impedansi di sisi 150 kV, transfer ke sisi 20 kV Caranya

Dasar Hitungannya Daya di sisi 150 kV = Daya di sisi 20 kV MVA sisi 150 = MVA sisi 20 kV

Kalau

dan maka :

Sehingga Gambarnya Impedansi ini berlaku untuk urutan positif dan negatif

Menghitung Reaktansi Trafo Tenaga di GI Contoh : Trafo Tenaga dengan data : Daya = 10 MVA, Ratio tegangan 150/20 kV Reaktansi = 10 % Perhitungan : Impedansi dasar pada Trafo (100%) sisi 20 kV

Reaktansi Trafo = 10 % XT = 10 % x 40 = 4 Reaktansi yang dihasilkan adalah Reaktansi urutan Positif dan Negatif.

Reaktansi urutan Nol Trafo. Memperhatikan ada atau tidaknya belitan Delta Kapasitas Delta sama dengan kapasitas Bintang Nilai XTO = XT1 Berlaku pada Trafo Unit Pada contoh XTO = 4 Trafo Tenaga di GI dengan hubungan YY biasanya kapasitas Primer. (Sekunder) Nilai XTO = 3 x XT1 Pada contoh XTO = 3 x 4 = 12 Trafo Tenaga di GI dengan hubungan YY yang tidak punya belitan Delta didalamnya. Nilai XTO = berkisar antara 9 s/d 14 kali XT1 Pada contoh hitungan diambil nilai XTO = 10 x XT1 = 10 x 4 = 40

Impedansi Penyulang. Data Impedansi Penyulang didapat : * di hitung * dari Tabel * per Km Impedansi Penyulang : Panjang Penulang x Z per Km. Simulasikan Lokasi Gangguan Per 25 %, 50 %, 75 %, 100 % x Panjang Penyulang atau Per 10 %, 20 %, 30 % .... 100 % x Panjang Penyulang Contoh Perhitungan, Mengambil Impedansi Urutan Positif = Impedansi urutan Negatif = (0,12 + j 0,23) /Km

Impedansi Urutan Nol = (0,18 + j 0,53) /Km Panjang Penyulang dalam Contoh = 10 Km Sehingga : Impedansi Urutan Positif dan Urutan Negatif, Dihitung U/% Panjang Impedansi Z1, Z2 25 % 0,25 x 10 Km x (0,12 + j 0,23) /Km = = (0,3 + j 0,575) 50 % 0,50 x 10 Km x (0,12 + j 0,23) /Km = = (0,6 + j 1.150) 75 % 0,75 x 10 Km x (0,12 + j 0,23) /Km = = (0,9 + j 1,725) 100 % 1,00 x 10 Km x (0,12 + j 0,23) /Km = = (1,2 + j 2.3)

Impedansi Urutan Nol, Di Hitung U/% Panjang Impedansi Z0 25 % 0,25 x 10 Km x (0,18 + j 0,53) /Km = = (0,45 + j 1,325) 50 % 0,50 x 10 Km x (0,18 + j 0,53) /Km = = (0,90 + j 2.560) 75 % 0,75 x 10 Km x (0,18 + j 0,53) /Km = = (1,35 + j 3,975) 100 % 1,00 x 10 Km x (0,18 + j 0,53) /Km = = (1,8 + j 5,300) Menghitung Impedansi Ekivalen Z1 eki dan Z2 eki dapat langsung dihitung sesuai lokasi Gangguan, dengan menjumlahkan Zs + ZT + % ZL

Hitungan Z1 eki dan Z2 eki

= J O,8 + j 0,4 + Z1 Penyulang = j 4,8 + Z1 Penyulang

U/% Panjang Impedansi 25 % j o,48 + (0,3 + j 0,575) = (0,3 + j 5,375) 50 % j o,48 + (0,6 + j 1,150) = (0,6 + j 5,590) 75 % j o,48 + (0,9 + j 1,725) = (0,9 + j 6,525) 100 % j o,48 + (1,20 + j 2,30) = (1,2 + j 7,100)

Hitungan Z0 Hitunglah didasarka pada sistem Pentanahan Netral Sistem pasokan dari GI Pentanahan Tahanan 40 Z0 Dihitung * Mulai dari Trafo yang di tanahkan * Tahanan Netral nilai 3 RN * Impedansi Penyulang Trafo di GI umumnya punya belitan Delta Kap. 1/3 X0 Trafo = 3 x X1 Trafo = 3 x j 4,0 = j 12 3 RN = 3 x 40 = 120 Z0 Penyulang = % Panjang x Z0 total

Perhitungan Z0 ekivalen

= j 12 + 120 + Z0 Penyulang U/% Panjang

Impedansi

25 % j 12 + 120 + (0,45 + j 1,325) = (120,45 + j 13,325) 50 % j 12 + 120 + (0,90 + j2,650) = (120,90 + j 14,650) 75 % j 12 + 120 + (1,35 + j 3,975) = (121,35 + j 15,975) 100 % j 12 + 120 (1,80 + j 5,300) = (121,80 + j 17,300)

Perhitungan Arus Gangguan : Gangguan 3 phase : Rumusnya : V = Tegangan phase netral Z = Impedansi Z1 ekivalen Gangguan di 25 % panjang penyulang

Karena Arus diambil Magnitudenya

Secara lengkap di buat Tabel : U/ Gang di : % Panjang Arus Gangguan 3 Phase

Perhitungan Arus Gangguan : Gangguan 2 phase : Rumusnya :


V = Tegangan phase netral Z = Impedansi (Z1 + Z2) ekivalen Gangguan di 25 % panjang penyulang I Karena Z1 = Z2, Maka Z1 + Z2 = 2Z1 Arus yang akan manfaatkan = Magnitudenya

Secara lengkap di buat Tabel : U/ Gang di : % Panjang Arus Gangguan 2 Phase

Gangguan 1 Phase ke Tanah : Rumusnya : V = 3 x Tegangan Phase Z = Impedansi ( Z1+Z2+Z0) eki Gangguan di 25 % Panjang Penyulang

Secara lengkap Dibuat Tabel U/ Gang. Di % Panjang Arus Gangguan 1 Phase ke Tanah

Perhitungan Koordinasi Arus Lebih Setelan Reley : * Setelan Arus berdasarkan Arus Beban Reley Definite : 1,2 x Ibeban Reley Inverse : 1.05 x Ibeban * Setelan Waktu Reley Definite : Langsung pada Tap Reley Inverse : Dihitung berdasarkan Arus Gangguan. Dalam Contoh Hitungan Penyulang 20 kV Ratio CT 150/5 Reley : O.C Inverse Beban Penyulang : 100 Ampere Berapa Nilai Setelan Arus pada Reley Arus Lebihnya ?

Nilai Setelan Arus Reley Arus Lebih : I SET Primer = 1.05 x I BEBAN = 1.05 x 100 Ampere = 105 Ampere Berapa Nilai Setelan yang dilakukan pada Reley ? I SET Sekunder = I SET Primer x

Bagaimana Setelan Waktunya ?

Nilai Setelan Waktu reley Arus Lebih Dihitung berdasarkan Arus Gangguan yang mengalir Dibuat reley paling hilir bekerja dalam waktu 0,3 detik untuk gangguan yang terjadi di depannya. Dalam hal ini : reley di Penyulang 20 kV untuk Gangguan H.S di depan Penyulang tsb. Misalkan untuk Gangguan 3 phase terjadi di 25 % panjang Penyulang. Arus Gangguan = 2144,9 Ampere Primer Setting Reley = 105 Ampere Primer Waktu Kerja = 0,3 detik Rumus Setelan Waktu reley

= 0,133

> Tanpa satuan

Setelan reley Incomming 20 kV Trafo tenaga Kapasitas = 10 MVA Tegangan = 150/20 kV Impedansi = 10 % C.T Ratio = 400/5 (sisi 20 kV) I nominal TRAFO :

= 288,7 Ampere

Nilai Setelan Arus reley Arus Lebih sisi INCOMMING 20 kV I SET Primer = 1,05 x I Nominal = 1,05 x 288,7 Ampere = 303,1 Ampere Berapa Nilai Setelan yang di lakukan pada Reley ?

= 3,79 Ampere > Nilai ini yang diterapkan untuk Setelan di Reley Arus Lebih. Bagaimana Setelan Waktunya ? ?

Untuk Gangguan 3 Phase terjadi di 25 % Panjang Penyulang. Arus Gangguan = 2144,9 Ampere Primer Setting Reley = 303,1 Ampere Primer Waktu Kerja = (0,3 + 0,4) detik Rumus Setelan Waktu relay Inverse
tms dapat dihitung

= 0,199

> Tanpa Satuan

= 0,2

Dibulatkan

Nilai-Nilai Setelan Masih Harus di Uji dulu Untuk Masing-Masing Lokasi Gangguan, Misal pada Lokasi Gangguan 25 %, 50 %, 75 %, 100 % Panjang Saluran.
Caranya Bagaimana ??? Silahkan Mencoba

Anda mungkin juga menyukai