Anda di halaman 1dari 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi 1. Pengertian Kontrasepsi a. Kontrasepsi adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen (Prawirohardjo S, 2009,hal 534). b. Kontrasepsi berasal dari kontra yang berarti melawan atau mencegah sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma(Suratun 2008, hal.27). 2. Macam-macam kontrasepsi a. Metode sederhana 1. Metode sederhana menggunakan alat a) Kondom adalah selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan seperti latex (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani dipasang pada penis pada saat hubungan seksual). Cara kerjanya menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet

12

13

yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan (Handayani S, 2010,hal 71-72).

Gambar. 2.1 kondom Sumber : http://ridwanaz.com b) Diafragma adalahkaret lateks berbentuk kubah yang diinsersi ke dalam vagina. Kubah ini menutupi serviks yang berfungsi sawar sperma sehingga membantu mencegah kehamilan. Cara kerjanya menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas dan sebagai alat tempat

spermisida(Everett S.2008,hal 79). c) Spermatisida adalah bahan kimia digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Cara kerjanya menyebabkan sel membran sperma terpecah,

memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur (Prawirohardjo S, 2009).

14

2. Metode sederhana tanpa menggunakan alat a) Coitus interuptus (senggama terputus) adalah metode keluarga berencana alat tradisional, dimana dari pria vagina

mengeluarkan

kelaminnya

(penis)

sebelum mencapai ejakulasi. Cara kerjanya, alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina sehingga tidak ada

pertemuan antara sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah (Sulistyawati A,2013,hal 54). b) Pantang berkala adalah salah satu cara/metode

kontrasepsi sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan sanggama pada masa subur. Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar (Meilani N,2012,hal 47). b. Metode modern 1) Hormonal a) Pil KB

Gambar 2.2 : Pil

15

Sumber : http://www.google.co.id 1) Pil kombinasi adalah pil kontrasepsi yang berisi hormon sintetis estrogen dan progesterone

(Handayani, S, 2010,hal 99). 2) Pil sekuensial adalah pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistem hormonal tubuh. Dua belas pil pertama hanya mengandung estrogen,pil ketigabelas dan seterusnya merupakan kombinasi (Manuaba,2010,hal 599). 3) Pil mini adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon steroid (progesteron sintesis saja) yang digunakan per oral (Hidayati R,2012,hal 12). b) Suntikan KB 1. Depo progestin yang mengandung medroxy

progesteron asetat 150 mg. 2. Cyclofem yang mengandung medroxy progesterone asetat 50 mg dan komponen estrogen 3. Norigest 200 mg yang merupakan derivate

testosterone (Handayani S,2010,hal 111). c) Implant 1. Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik

16

yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas (Handayani. S, 2010, hal 116). 2. Jenis implant Terbagi atas 3 bagian menurut Everett S(2008), yaitu: a) Norplant. Terdiri atas enam kapsul,tiap kapsul berisi 38 mg progesteron levonorgestrel,yang dipasang secara subdermal dan berfungsi sebagai kontrasepsi selama 5 tahun (Everett S.2008,hal 181). b) Implanol. Batang tunggal berisi 68 mg

etonogestrel yang dipasang secara subdermal dan mendapat lisensi selama 3 tahun. Panjang batang tersebut 4 cm dan berdiameter 2 mm dan dilengkapi aplikator steril yang sudah diisi (Everett S.2008,hal 182). c) Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang kapsul silastik yang mengandung 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerjanya 3 tahun (Hidayati

R.2012,hal 59). 2) Kontrasepsi Mekanis AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga, atau juga mengandung hormon dan dimasukkan kedalam rahim

17

melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani. S, 2010,hal:140). Adapun cara kerja AKDR menurut Suratun(2008) sebagai berikut : a. Meningkatkan getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim, endometrium belum siap untuk menerima nidasi hasil konsepsi b. Menimbulkan reaksi mikro infeksi, sehingga terjadi penumpukan sel darah putih yang melarutkan blastokista c. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas. c. Metode mantap 1. Tubektomi adalah suatu kontrasepsi permanen untuk

mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba. Dengan demikian maka ovum yang matang tidak akan bertemu dengan sperma karena adanya hambatan pada tuba (Suratun, 2008,hal 116). 2. Vasektomi merupakan suatu operasi kecil yang dilakukan untuk mengahalangi keluarnya sperma dengan cara

mengikat atau memotong saluran mani (vas defferens) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama (Suratun, 2008,hal 110).

18

d. Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dipakai setelah senggama oleh wanita yang tidak hamil untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan(Handayani S,2010,hal 192). B. Tinjauan Tentang Kontrasepsi Depo Progestin 1. Pengertian kontarasepsi Depo Progestin

a) Kontrasepsi

Depo

progestin yang digunakan

ialah untuk

6-alfatujuan

medroksiprogesteron

kontrasepsi parenteral,mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif (Prawirohardjo.2009,hal 551).

b) Kontrasepsi Depo Progestin adalah yang mengandung depo medroksiprogesteron asetat yang mengandung 150 mg DMPA dan diberikan 3 bulan sekali atau 12 minggu sekali pada bokong yaitu musculus ventro gluteal (dalam) (Meilani N.2012,hal 106).

c) Kontrasepsi depoprogestin merupakan salah satu jenis metode kontrasepsi hormonal. Penggunaan alat kontrasepsi ini merupakan suatu tindakan invasif karena menembus pelindung kulit. Oleh sebab itu penyuntikan harus dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan teknik aseptik untuk mencegah infeksi (Hidayati R, 2012 hal 21 ).

19

d) Kontrasepsi Depo Progestin merupakan kontrasepsi yang hanya berisi hormon progesteron (Handayani.S,2010,hal 111). 2. Mekanisme kerja kontrasepsi Depo Progestin (Manuaba I.B.G,2010,hal 601). a) Menghalangi Hormone) pengeluaran FSH (Folikel Stimulating

dan LH (Luteinising Hormone) sehingga tidak

terjadi pelepasan ovum. b) Mengentalkan spermatozoa. c) Mengganggu dihambat. d) Mengubah suasana endometrium,sehingga tidak sempurna untuk inplantasi hasil konsepsi. 3. Kontra indikasi Kontasepsi Depo Progestin peristaltik tuba fallopi,sehingga konsepsi lendir serviks,sehingga sulit ditembus

(Suratun,2008,hal 66) a) Tersangka hamil b) Perdarahan akibat kelainan ginekologi atau (perdarahan dari liang senggama) yang tidak diketahui penyebabnya. c) Adanya tanda tanda tumor / keganasan d) Adanya riwayat penyakit jantung,hati,tekanan darah tinggi,kencing manis (penyakit metabolisme),paru berat.

20

4. Efektivtas Kontrasepsi Depo Progestin (Arum DNS,2009,hal 124). Kontrasepsi suntik memiliki efektivitas tinggi,dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan pertahun,asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. 5. Keuntungan dan kerugian kontrasepsi Depo Progestin (Affandi B,2013,hal :MK 41 dan Syafrudin,2011,hal 123). a) Keuntungan progestin 1. Sangat efektif 2. Pencegahan kehamilan jangka panjang 3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri 4. tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi 5. dapat dipakai /diberikan pasca persalinan, pasca

keguguran atau pasca menstruasi. 6. Sedikit efek samping 7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik 8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai pramenopause 9. Membantu mencegah kanker endometrium dan

kehamilan ektopik

21

10. Menurunkan kejaadian penyakit jinak payudara 11. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul 12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit b) Kerugian progestin 1. Perdarahan yang tidak menentu. 2. Terjadi amenorea yang berkepanjangan. 3. Berat badan yang bertambah. 4. Sakit kepala. 5. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan. 6. Menimbulkan rasa sakit akibat penyuntikan. 7. Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0,7%. 6. Cara penggunaan Kontrasepsi Depo Progestin ( Arum DNS,2009,hal 129). Sebelum pemberian kontrasepsi suntikan Depo Progestin yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu melakukan

konseling,menjelaskanmacammacamkontrasepsi,kemudian mengukur tekanan darah, Kontrasepsi suntikan DMPA

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular yang dalam didaerah pantat.Diulang setiap 12 minggu. Apabila suntikan diberikanterlalu dangkal,penyerapan kontrasepsi

suntikan akan lambat.

22

7. Saat pemberian tepat kontrasepsi Depo Progestin (Affandi B, 2013, hal.Mk.42) a. Pasca persalinan. 1) Diberikan sebelum 40 hari post partum dan sebelum berkumpul dengan suaminya. 2) Tepat pada jadwal suntikan berikutnya. b. Pasca abortus. 1) Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari. 2) Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan. 3) Bila klien pasca persalinan > 6 bulan menyusui sebelum haid,suntikan pertama dapat diberikan setiap saat,asal saja ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. 4) Bila ibu menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. 8. Efek samping dan penanganan kontrasepsi Depo Progestin (Suratun,Dkk,2008,hal :72) a) Gangguan haid 1.amenorhea

23

Amenorea adalah tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama 3 bulan berturutturut atau lebih. Gangguan pola haid amenorhea disebabkan karena terjadinya atrofi endometrium yaitu kadar estrogen turun dan progesteron meningkat sehingga tidak menimbulkan efek yang berlekuklekuk di endometrium

(Syafrudin,2011,hal 129). Penatalaksanaan untuk amenorea, yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius, evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang pendarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi (Handayani, 2010,hal 110). 2.Spotting Spotting adalah bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama akseptor mengikuti KB suntik. spotting disebabkan karena menurunnya hormon

estrogen dan kelainan atau terjadinya gangguan hormon (Arun DNS,2009,hal 197).

24

Perdarahan ringan atau spooting, sering terjadi dan tidak berbahaya. Bila spotting terus berlanjut, atau haid telah berhenti tetapi kemudian terjadi perdarahan, maka perlu di cari penyebab perdarahan tersebut kemudian di lakukan penanganan yang tepat. Bila penyebab

perdarahan tidak diketahui dengan jelas, Tanya klien apakah masing ingin melanjutkan suntikan. Bila tidak ganti dengan jenis kontrasepsi lain(Proverawati

A,2011,hal 50) Bila perdarahan banyak atau lebih dari 8 hari, atau 2 kali lebih banyak dari perdarahan dalam siklus haid yang normal, jelaskan kepada klien bahwa haid yang normal, jelaskan kepada klien bahwa hal itu biasa terjadi pada bulan pertama suntikan. Bila klien tidak dapat menerima keadaan tersebut, atau perdarahan yang terjadi

mengancam kesehatan klien, suntikan dihentikan. Ganti metode kontrasepsi lain. Untuk mencegah anemia pada klien, perlu di berikan preparat besi dan anjurkan agar mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi (Arum DNS.2009.hal 204). 3. Metrorhagie Metrorhagie adalah perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid. gangguan pola haid metroraghia

25

disebabkan oleh kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak sesuai dengan kondisi dinding uterus

(endometrium) untuk mengatur volume darah menstruasi dan dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia atau kelainan fungsional (Suratun.2008,hal 72). Penanganannya yaitu dapat diberikan preparat

esterogen misalnya: lynoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti.Setelah perdarahan berhenti,dapat dilaksanakan tapering off (1x 1) selama beberapa hari (Suratun.2008,hal 73). 4. Menometorhagie Menometorhagie adalah datangnya haid yang

berlebihan jumlahnya tetapi masih dalam siklus haid, gangguan pola haid menorragia disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron sehingga menimbulkan endometrium menghasilkan

volume yang lebih banyak (Suratun, 2008,hal:72). Penanganannya sama dengan Metrorhagie. b) Keputihan Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan terasa mengganggu. Ini jarang terjadi pada peserta suntik, tidak berbahaya kecuali bila berbau,

26

panas,

atau

terasa

gatal

sebaiknya

dilakukan

pemeriksaan lebih lengkap untuk mengetahui adanya infeksi, jamur, atau candida. Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita

(Suratun.2008,hal 73). Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu (Suliastawaty A ,2011,hal 79). Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya. Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina

27

yang

terinfeksi,

atau

alat

kelamin

luar

(Suratun,2008,hal73). Penanggulanganya, jelaskan bahwa peserta suntik jarang terjadi keputihan. Apabila hal ini terjadi juga harus di cari penyebabnya dan diberikan pengobatannya. Konseliang sebaiknya dilakukan sebelum peserta ikut KB suntik. Anjurkan untuk menjaga kebersihan alat genetalia dan pakaian dalam agar tetap bersih dan kering. Bila keputihan sangat menganggu sebaiknya di rujuk untuk mendapatkan 2008,hal:74). c) Jerawat Timbulnya jerawat diwajah atau badan. Dapat disertai infeksi atau tidak. Penanggulangannya yaitu dengan Pemberian vitamin A dan vitamin E dosis tinggi. Bila disertai infeksi dapat diberikan preparat tetracycline 250 mg 2 x 1 kapsul selama 1 atau 2 minggu.(Suratun,2008,hal:74) d) Perubahan berat badan Berat badan bertambah atau turun beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah pemakaian suntikan KB pengobatan yang tepat (Suratun,

28

(Suratun, 2008). Perubahan BB kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan karena retensi (penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga Depo Progestin merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang dapat menyebabkan biasanya. akseptor makan lebih banyak dari dapat

Akibatnya

pemakaian

suntikan

menyebabkan berat badan bertambah. Efek samping utama yang lain bagi beberapa waktu ialah kenaikan berat badan. Bukti kenaikan berat badan selama penggunaan Depo Progestin masih perdebatan. Sebuah penelitian melaporkan kenaikan berat badan lebih dari 2,3 kg pada tahun pertama dan selanjutnya meningkat secara bertahap sehingga mencapai 7,5 kg selama 6 tahun. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada masalah berkaitan dengan berat badan. Seorang wanita yang mulai menggunakan Depo Progestin harus mendapat saran tentang kemungkinan peningkatan berat badan dan mendapat konseling tentang

penatalaksanaan berat badan sesuai dengan gaya hidup sehat (Varney, 2007).

29

Penanggulanganya,

jelaskan

kepada

akseptor

bahwa kenaikan penurunan BB adalah efek samping dari pemakaian suntikan, akan tetapi tidak selalu perubahan berat tersebut diakibatkan dari pemakaian suntikan KB. Kenaikan dapat disebabkan oleh hal-hal lain, namun dapat pula terjadi penurunan BB. Hal ini pun tidaklah selalu disebabkan oleh suntikan KB dan perlu diteliti lebih seksama.Pengaturan diet merupakan pilihan yang

utama.Dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah kalori disertai olahraga seperti olah raga yang teratur dan sebagainya. Bila terlalu kurus dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil, dianjurkan untuk ganti cara ke kontrasepsi non hormonal (Arum DNS,2009,hal:206). e) Pusing dan sakit kepala Rasa berputar/sakit di kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi atau kedua sisi atau seluruh bagian kepala biasanya bersifat sementara.pusing dan sakit kepala disebabkan karena reaksi tubuh terhadap progestreon sehingga hormon estrogen fluktuatif (mengalami

penekanan) dan progesteron dapat mengikat air sehingga sel sel di dalam tubuh mengalami perubahan sehingga terjadi penekanan pada syaraf otak (Suratun, 2008,hal 75).

30

Hingga

saat

ini

belum

ada

penelitian

yang

menyebutkan bahwa dengan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan akan menyebabkan perasaan sakit kepala atau pusing yang menetap. Penelitian yang dilakukan oleh Chrad (2005) menyebutkan bahwa sakit kepala yang dirasakan oleh pengguna kontrasepsi suntik 3 bulan kemungkinan disebabkan oleh penyakit bawaan yang pernah akseptor derita seperti migrain. Seorang wanita yang mulai menggunakan Depo Provera harus mendapat saran tentang kemungkinan sakit kepala. Penanggulanganya, jelaskan secara jujur kepada calon akseptor bahwa kemungkinan tersebut mungkin ada, tetapi jarang terjadi. Biasanya bersifat sementara. Pemberian anti prostaglandin atau obat mengurangi keluhan misalnya asetol 500mg 3x1 tablet/hari atau paracetamol 500mg 3x1. Bila tidak ada perubahan ganti dengan cara kontrasepsi non hormonal (Suratun, 2008,hal 75). Penanganan lain yang dapat dilakukan yaitu

melakukan penilaian berupa periksa tekanan darah, bila perlu lakukan pemeriksaan neurologis yang lengkap, anamnese meliputi pertanyaan tentang berat ringannya sakit kepala, lamanya stress, lokasi sakitnya, hubungan

31

dari sakit kepala dengan minum pil oral, adakah riwayat keluarga dengan migrain. Dan bila sakit kepalanya jelas disebabkan oleh kontrasepsi suntik 3 bulan, hentikan kontrasepsi suntik 3 bulan/ganti preparer lain yang aktifitasnya estrogen dan progesteron lebih rendah (Arum DNS,2009). 9. Komplikasi dan Penanggulangan (Suratun. 2008 Hal: 76). a. Komplikasi Abses adalah rasa sakit dan panas didaerah suntikan, bila terdapat abses teraba adanya benjolan yang nyeri didaerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena pemakaian jarum yang berulang dan tidak suci hama. b. Penanggulangan Pemberian antibiotik dosis tinggi (Ampicilin 500 mg 3x1 tablet perhari). Bila abses diberikan kompres untuk mendinginkan infeksi/mematangkan abses misalnya

kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses dapat dilakukan insisi, setelah itu diberikan antibiotik. C. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN 1. Pengertian Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan

32

ruang lingkup prakteknya berdasarkan ilmu kebidanan(cristine clervo p,dkk 2012 hal 26) 2. Tahapan Asuhan Kebidanan Proses asuhan kebidanan terdiri dari 7 langkah yaitu: a. Langkah I (Pertama): Pengumpulan Data Dasar Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya, meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya, meninjau data laboratoium dan

membandingkan dengan hasil studi.Pada data ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisis klien. b. Langkah II (Kedua) : Interpretasi Data Dasar Menginterpretasi data untuk kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosa serta kebutuhan perawatan kesehatan yang diindentifikasi khusus. Kata masalah dan diagnosa sama-sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan menyeluruh.

Masalah sering kali berkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang diagnosis dan ini sering kali bisa diindentifikasi

33

berdasarkan seseorang.

pengalaman

bidan

dalam

mengenali

masalah

c. Langkah III (Ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial

berdasarkan masalah dan diagnosis saat ini berkenaan dengan tindakan antisipasi, pencegahan jika memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh, dan persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin muncul. Langkah ini adalah langkah yang sangat penting dalam memberi perawatan kesehatan yang aman. d. Langkah IV (Keempat) : Mengidentifikasi dan menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera. Mencerminkan sifat kesinambungan proses

penatalaksanaan, yang tidak hanya dilakukan selama perawatan primer atau kunjungan prenatal periodik, tetapi juga saat bidan melakukan perawatan berkelanjutan bagi wanita tersebut, misalnya saat ia menjalani persalinan. Data baru yang diperoleh terus dikaji dan kemudian dievaluasi. Beberapa data mengindikasikan situasi kedaruratan, yang mengharuskan bidan mengambil tindakan secara cepat untuk mempertahankan nyawa ibu dan bayinya. Beberapa data mengindikasikan sebuah situasi yang membutuhkan tindakan cepat sambil menunggu intervensi dokter. Dan situasi lain bukan merupakan situasi darurat, tetapi membutuhkan konsultasi dokter

34

atau penatalaksanaan kolaborasi. Serta kondisi atau situasi ketika ibu atau bayi baru lahir membutuhkan konsultasi atau

penatalaksanaan kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain. e. Langkah V (Kelima) : Merencanakan Asuhan yang Komprehensif / Menyeluruh. Mengembangkan sebuah rencana keperawatan yang

menyeluruh ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan pengembangan masalah atau diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini maupun yang dapat diantisipasi serta perawatan kesehatan yang dibutuhkan. Sebuah rencana perawatan yang menyeluruh tidak hanya melibatkan kondisi ibu atau bayi baru lahir yang terlihat masalah lain yang berhubungan, tetapi juga menggambarkan petunjuk antisipasi bagi ibu atau orang tua tentang apa yang terjadi selanjutnya f. Langkah VI (Keenam) : Implementasi Tindakan Asuhan Kebidanan Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhya oleh bidan, atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkahlangkah tersebut tetap terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang

mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya

35

rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. g. Langkah VII (Ketujuh) : Evaluasi hasil asuhan kebidanan Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi efektif dari asuhan yang sudah diberikan pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam masalah dan diagnosis . D. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, maka dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu : a. Subjektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga melalui anamnese sebagai langkah I Varney. b. Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney. c. Analisa

36

Menggambarkan

pendokumentasian

hasil

analisa

dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi : diagnosa/masalah, antisipasi diagnosa/masalah potensial, perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney. d. Penatalaksanaan Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,

tindakan implementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan analisa sebagai langkah 5,6 dan 7 langkah Varney.
Tabel 2.1 : Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

37

Alur Pikir Bidan

Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses Manajemen Kebidanan

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

7 langkah Varney

5 langkah (Kompetensi bidan)

CATATAN SOAP

Data

Data

Subjektif Objektif

Masalah/diagnose Antisipasi masalah potensial / diagnosa lain Menetapkan kebutuhan segera untuk konsultasi kolaborasi Perencanaan Implementasi

Assesment diagnosa

Assesment / Diagnosis

Perencanaan Implementasi

Plan : - Konsul - Test Lab

Evaluasi

Evaluasi

- Rujukan - Pendidikan / konseling - Follow up

Sumber : Simatupang E.J penerapan unsur-unsur manajemen dalam praktek kebidanan. 2006 Hal 62

Anda mungkin juga menyukai