Anda di halaman 1dari 4

Artikel : Diikili sebagai Simbol Ritual Maulidan dalam Konteks Tradisi Lisan Gorontalo Article : Diikili as the Maulidan

Ritual Symbol in the Context of Oral Tradition in Gorontalo Oleh ELLYANA HINTA NIM 0723302006 PEMBIMBING Prof. Dr. Martha Salea Warouw, M. S. (Ketua) Prof. Dr. H. Nani Tuloli (Anggota) Dr. Leika Kalangi, M. S. (Anggota)

ABSTRAK
Ritual Maulidan yang ditandai dengan tradisi pembacaan teks diikili (kisah kelahiran dan perjuangan baginda Nabi Muhammad Saw) merupakan bukti kreatifitas para pendahulu masyarakat Gorontalo yang sangat berkaitan dengan konstruksi budaya setempat. Kehadiran ritual ini mengungkap sistem simbol baik simbol verbal maupun nonverbal yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk melihat simbol yang terdapat di dalam ritual ini, ada beberapa teori yang dapat dijadikan acuan, yakni teori semiotika yang difokuskan pada aspek simbol dengan mengikuti teori Umberto Eco (2009), dan juga teori Linguistik-Antropologi teori Seong (1977), Liliweri (2007), dan Tuloli (1970). Teori ini digunakan untuk mengkaji permasalahan yakni (1) bagaimana deskripsi kebudayaan dan ritual keagamaan di Gorontalo, (2) bagaimana deskripsi hakekat diikili (arti, ragam, tujuan, manfaat, bentuk, dan isi, irama/lagu diikili) beserta tata cara pelaksanaannya, (3) bagaimana identifikasi simbol verbal dan nonverbal dalam ritual maulidan, (4) bagaimana fungsi dan makna ritual maulidan bagi masyarakat Gorontalo, dan (5) bagaimana nilai-nilai dalam ritual maulidan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kebudayaan dan ritual keagamaan di Gorontalo; deskripsi hakekat diikili (arti, ragam, tujuan, manfaat, bentuk dan isi, irama/lagu diikili) dan deskripsi pelaksanaannya; mengidentifikasi simbol verbal dan nonverbal dalam ritual maulidan; mendeskripsikan fungsi dan makna ritual maulidan bagi masyarakat Gorontalo; serta untuk mendapatkan nilai-nilai dalam ritual tersebut. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Data yang diperoleh dari sumber primer maupun dari sumber sekunder, dianalisis dengan menggunakan pendekatan semiotika yang berhubungan dengan simbol, sedangkan untuk teks diikili digunakan teori analisis wacana dan teori linguistik-antropologi untuk membantu pengkajian bahasa beserta adat ritualnya. Hasil penelitian mengungkap

lima hal sesuai tujuan penelitian ini yakni, pertama; deskripsi kebudayaan dan ritual keagamaan di Gorontalo; kedua; deskripsi diikili (arti, ragam, tujuan, manfaat, bentuk, isi, dan irama diikili), serta tata cara pelaksanaannya; ketiga; identifikasi simbol yakni (1) simbol verbal diperoleh melelui teks diikili yang terdapat pada delapan bagian/judul narasi; (2) simbol nonverbal ditemukan pada prosesi ritualnya yakni dari (a) pelaku ritual; (b) busana dan asesoris; (c) benda-benda adat; (d) waliima; dan (e) latar/setting pelaksanaan; keempat; fungsi dan makna ritual maulidan bagi masyarakat Gorontalo, meliputi (1) fungsi ritual, yakni (a) refleksi bagi kehidupan masyarakat Gorontalo, (b) sebagai sistem peradatan masyarakat Gorontalo, dan (c) sebagai identitas masyarakat Gorontalo; (2) makna ritual bagi masyarakat Gorontalo, yakni (1) sebagai ekspresi kecintaan kepada Rasul Allah, dan (2) hikmah ritual maulid; dan kelima; nilai-nilai yang terdapat dalam ritual maulidan ini adalah nilai religius, nilai moral, nilai sosial, dan nilai estetis. Kesimpulan penelitian ini mengungkap, (1) kebudayaan dan ritual maulidan di Gorontalo yang ditandai dengan pembacaan diikili dan dipengaruhi oleh kebudayaan Arab merupakan cerminan hidup bagi masyarakat Gorontalo, (2) diikili adalah suatu aspek budaya Gorontalo yang dalam perkembangannya memiliki arti, ragam, tujuan, manfaat, bentuk, isi, dan iram/lagu diikili beserta pelaksanaannya yang telah dilengkapi dengan perangkatperangkat adatnya; (3) kegiatan ritual maulidan di Gorontalo teridentifikasi mengungkap simbol verbal dan simbol nonverbal, simbol verbal dikaji dari bahasa teks diikili, dan simbol nonverbal dikaji dari pelaksanaan ritualnya beserta perangkat-perangkat adat yang digunakan di dalamnya; (4) fungsi dan makna ritual maulidan bagi masyarakat Gorontalo, meliputi (1) fungsi ritual berupa, (a) refleksi kehidupan masyarakat Gorontalo yang Islami, (b) sebagai sistem peradatan masyarakat Gorontalo, (c) sebagai identitas masyarakat Gorontalo; (2) makna ritual maulidan, meliputi (a) ekspresi kecintaan kepada Rasul, serta (b) hikmah ritual maulidan bagi masyarakat Gorontalo; dan (5) mengungkap nilai-nilai ritual, yakni nilai religius, nilai moral, nilai sosial, dan nilai estetika. Adapun saran berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan masyarakat agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai yang disampaikan melalui simbol-simbol dalam ritual maulidan ini, (baik simbol verbal maupun nonverbal) untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Dan kepada para peneliti yang berminat terhadap kajian ini kiranya dapat memilih aspek yang berbeda tetapi masih dalam ruang

lingkup objek yang sama mengingat kajian ini belum mengungkap teks diikili secara keseluruhan. ABSTRACT Maulidan ritual marked by tradition of the diikili reading is a testament to the creativity predecessors society of Gorontalo so that it is highly related to the construction of local culture. The presence is reveal about the symbol system both verbal and nonverbal symbols which can be use as development of related science. To view the symbols contained in this ritual, there are several theories related to it, namely the theory of semiotics that focuses on aspects of the symbol by following the theory of Umberto Eco (2009), and also the theory of Linguistic-Seong Anthropology theory (1977), Spradley (1977), Liliweri (2007), and Tuloli (1970). This theory was used to examine the problems namely (1) how the truth of diikili and the procesdures of implementation, (2) how the identification of verbal and nonverbal symbols, (3) how the symbol function in diikili as a maulidan ritual, and (4) how the values in maulidan ritual. The purpose of this study to describe the nature diikili and the procedures of implementation; assess verbal symbols and nonverbal symbols; to describing the function of symbols in diikili, in addition to get values inside. Collecting data of this study using the

method of observation, interviews, and documentation. The obtained data from primary sources and from secondary sources, were analyzed using discourse analysis techniques presented by Teun van Dijk. The research results reveal five things according to the purpose of this study namely for the first; description of the cultural and religious rituals in

Gorontalo; second; description of diikili form, meaning, types, purpose, benefits, form/content, and implementation of procedures; third; to identification the symbol namely (a) verbal symbol obtained from diikili text contained ontained in the eight sections / narrative headings; (b) nonverbal symbol found in the ritual procession of (1) perpetratos of ritual; (2) clothing and accessories; (3) things of tradition; (4) waliima; and (5) background of implementation; fourth; the function of symbol in diikili as maulidan ritual reveal, (a) reflection for Gorontalo societys life, (b) as an expression of love to the Apostle of Allah, (c) as a system of tradition for Gorontalo society (d) as an identity of Gorontalo society; and fifth; the values contained in this maulidan ritual is religious values, moral values, social values, and aesthetic values. The conclusion of this study consisted of general and specific conclusions. (1) general conclusions indicate that there are five aspects of cultural inheritance, namely the wisdom, leadership, social, historical/traditional values, and arts/cultural objects; from the religious aspect also provided five messages, the devotion,

caring, honesty, purity, and morality/morals, (2) reveal a special conclusion, (a) a description of diikili and implementation, (b) verbal and nonverbal symbols, (c) the function of symbol in diikili as a maulidan ritual, and (d) reveals the values of the ritual, the religious values, moral values, social values, and aesthetic value. The suggestions put forward based on the results of this study is that readers can reap the expected values and messages conveyed through the symbols above, both verbal and nonverbal symbols, so that the implementation of this ritual is not something that is considered the hollow mandate. And to other researchers who interested in this study would be able to continue the different of study but with the same object remembering this study has not revealed diikili text as a whole.

Anda mungkin juga menyukai