Anda di halaman 1dari 3

Lima Dampak dari Kenaikan Harga BBM

Entah kebetulan atau tidak namun faktanya membuktikan bahwa angka 338 bisa menjadi petunjuk terhadap perilaku anggota DPR RI yang telah mengambil keputusan penting dalam sidang paripurna tentang pengesahan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) tahun 2013. Dalam sidang paripurna itu akhirnya 338 orang anggota DPR setuju dan mengesahkam RAPBN-P 2013 menjadi Undang-Undang APBN-P 2013. Sidang paripurna DPR pada tanggal 17 Juni 2013 memang berlangsung sangat alot, Apalagi Sidang paripurna itu sendiri telah berjalan hampir 12 jam yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB hingga berakhir pada pukul 22.00 WIB. Pada sidang paripurna itu hanya ada dua opsi yang ditawarkan yakni, menerima atau menolak pengesahan APBN-P 2013. Selanjutnya dalam mekanisme voting tercatat 5 Fraksi menerima dan 4 Fraksi menolak. Anggota DPR yang menerima pengesahan APBN-P 2013 berasal dari 5 fraksi yakni, Fraksi Demokrat, Golkar, PKB, PAN dan PPP dengan jumlah anggota 338 orang, sedangkan Anggota DPR yang menolak berasal dari 4 Fraksi yakni Fraksi PDIP, Hanura, PKS dan Gerindra dengan jumlah anggota 181 orang. Berdasarkan hasil voting itu maka sidang paripurna memutuskan untuk menyetujui undang-Undang nomor 19 tentang APBN Perubahan tahun 2013 untuk disahkan menjadi Undang-Undang. Dengan telah disahkannya APBN-P 2013 maka selanjutnya tinggal menunggu langkah Pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan disampaikan melalui pengumuman oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral. Kenaikan harga BBM ini sudah barang tentu akan menjadi momok yang sangat menakutkan bagi rakyat kecil, apalagi bila dikaitkan dengan angka 338 orang anggota DPR yang menerima APBN-P 2013, Angka 338 itu bisa menjadi petunjuk bahwa 338 orang anggota DPR itu telah sengaja untuk melakukan pembunuhan massal secara perlahan lahan terhadap rakyat miskin Indonesia, Apalagi hal ini sejalan dengan keinginan DPR untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

Mengapa angka 338 bisa menjadi petunjuk awal, hal ini terkait dengan bunyi pasal 338 KUHP yang menyatakan bahwa Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Persamaan angka 338 dalam pasal 338 KUHP ternyata sama persis dengan jumlah angka 338 orang anggota DPR yang menerima APBN-P 2013. Mungkinkah persamaan ini adalah semacam petunjuk dari TUHAN ? Hanya TUHAN yang tahu dibalik makna angka 338 itu. bahwa akibat kenaikan harga BBM tentunya akan sangat merugikan rakyat Indonesia terutama rakyat kecil yang harus menanggung beban hidup akibat melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok. Dampak selanjutnya sudah bisa diterka, lambat laun banyak rakyat miskin yang akan meninggal dunia dan target mengurangi angka kemiskinan akan segera terwujud. Berikut ini lima dampak dari kenaikan harga BBM : Pertama : Kenaikan BBM sudah pasti akan di ikuti melambungnya harga bahan kebutuhan pokok, akibatnya daya beli masyarakat berkurang, awalnya rakyat miskin hanya mampu makan sehari satu kali kini mereka jadi makan satu kali untuk tiga hari sebab mereka sudah tidak mampu lagi membeli bahan kebutuhan pokok yang harganya semakin mahal. Karena rutin mereka makan satu kali untuk tiga hari, lama-lama mereka mati kelaparan, akibatnya orang miskin jadi berkurang. Kedua : Kenaikan BBM akan berdampak pada naiknya tarif angkutan umum, Rakyat miskin yang tadinya biasa naik angkutan umum, sekarang harus jalan kaki, karena dalam keadaan lapar dan haus serta pikiran stres akibat kenaikan BBM hingga tidak konsentrasi di jalan, akibatnya sering ketabrak angkutan umum yang lagi ngebut karena ngejar setoran gara-gara BBM nya naik. Pejalan kakinya pun akhirnya mati, akibatnya orang miskin jadi berkurang. Ketiga : Kenaikan BBM membuat rakyat miskin menjadi panik dan nekat, terdorong untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka akhirnya berani melakukan pencurian dan perampokan, aksi pencuriannya akhirnya ketahuan oleh warga dan

ditangkap, lalu digebukin massa sampai mati, akibatnya orang miskin jadi berkurang. Keempat : Kenaikan harga BBM membuat ibu-ibu rumah tangga menjadi stress, beban hidup semakin berat. Sehingga membuat mereka frustasi tidak sanggup menanggung derita hidup yang berkepanjangan, akhirnya banyak yang kurang iman dan nekad melakukan bunuh diri, terkadang bunuh diri ini juga mengikutsertakan anakanaknya agar terlepas juga dari penderitaan hidup didunia. Akibatnya orang miskin jadi berkurang. Kelima : Kenaikan harga BBM ini juga berdampak naiknya harga obat generik yang selama ini menjadi andalan masyarakat tidak mampu, karena harga obat tidak terjangkau, kondisi penyakit pun, sangat sulit untuk diharapkan bisa sembuh. Karena sakit tidak diobati, maka lama-lama mereka juga akan mati. Akibatnya orang miskin jadi berkurang, Lima dampak kenaikan BBM ini tentunya membuat rakyat miskin yang menjadi korban, mereka akan mati secara perlahan-lahan karena menanggung beban hidup yang diperkirakan akan semakin sulit mereka hadapi. Matinya ribuan rakyat miskin ini bisa terkategorikan sebagai pembunuhan massal secara perlahan-lahan, apalagi pembunuhan massal ini seiring sejalan dengan perbuatan yang disengaja merampas nyawa orang lain sesuai bunyi pasal 338 KUHP dan ini sesuai dengan angka 338 orang Anggota DPR yang dengan sengaja menerima kenaikan harga BBM dalam sidang Paripurna pengesahan APBN-P 2013 menjadi UndangUndang. Fakta ini membuktikan dan bisa menjadi cerita tragis yang memilukan hati bahwa 338 orang anggota DPR itu terlibat dalam pembunuhan massal secara perlahan-lahan.

Anda mungkin juga menyukai