Anda di halaman 1dari 14

Perkembangan dan Implementasi ERP

Abstrak Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Implementasi ERP dapat meningkatkan dengan cepat kinerja perusahaan, namun beberapa mengalami kegagalan, sehingga dapat merusak sistem perusahaan. Keberhasilan ini dicapai dengan kesuksesan implementasi ERP yang ditentukan oleh key user (tim project ERP). Kata Kunci : ERP, Implementasi, Faktor Sukses ERP.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan global telah melahirkan standar kompetisi baru. Pada kondisi ini setiap perusahaan yang ingin tetap survive dan growth harus dapat menciptakan dan mempertahankan competitive advantage yang dimilikinya dengan terus-menerus meningkatkan daya saing. Persaingan bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai elemen di dalam organisasi/perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan kesuksesan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan sistem informasi, peningkatan efisiensi dari sistem informasi untuk menghasilkan manajemen yang lebih efisien dalam business processes. Tidak sedikit perusahaan perusahaan yang belum mengintegrasikan sistem informasi, dimana dalam prosesnya hanya didukung oleh aktivitas individual pada lokasi kerja masing-masing. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi data antara lokasi kerja satu dengan lokasi kerja lainnya, sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk koordinasi dalam penyediaan data dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang telah mengintegrasikan fungsi-fungsinya. Data yang diintegrasikan ini dapat membantu proses bisnis yang efesien dan memudahkan pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan. Salah satu konsep yang cukup terkenal yang merupakan sistem yang mengintegrasikan proses setiap line dalam manajemen perusahaan secara transparansi dan memiliki akuntabilitas yang cukup tinggi yaitu konsep Entreprise Resource Planning (ERP). Untuk memasuki pasar internasional, ERP merupakan salah satu yang menjadi pra-syarat dasar bagi setiap perusahaan. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dimana basis perekonomiannya bertumpu di bidang bisnis, maka efisiensi menjadi salah satu faktor yang cukup penting dalam setiap perusahaan. Dengan bantuan ERP perusahaan di Indonesia dapat terintegrasi pada setiap proses dalam perusahaan tersebut ke dalam suatu sistem komputerisasi. Manfaat lain dari ERP ini adalah integrasi bisnis secara keseluruhan, fleksibilitas dalam organisasi untuk bertransformasi dan meningkatkan turn-overnya, menciptakan analisa dan peningkatan kapabilitas yang lebih baik, serta penggunaan teknologi terbaru. 1.2. Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang tersebut yang telah diuraikan maka dirumuskan kami tentukan batasan-batasan masalah untuk membatasi pembahasan, yaitu yang berkaitan dengan perkembangan ERP, peningkatan kinerja perusahaan setelah implementasi ERP, dan proses implementasi ERP perusahaan. 1.3.Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa ERP dan bagaimana perkembangannya. Kami berharap agar penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi siapa saja yang ingin menerapkan ERP sebelum benar-benar implementasi pada perusahaan.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Implementasi

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian implementasisebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa implementasi adalah sistem rekayasa. Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian implementasisebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa implementasi adalah sistem rekayasa. Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. 2.2 Pengertian ERP ERP adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Atau dengan kata lain ERP digunakan untuk mengelola seluruh aktifitas perusahaan termasuk keuangan, produksi, HRD, marketing, supply chain, logistics, dll. SAP adalah perusahaan yang memiliki pangsa pasar (marketshare) terbesar di dunia untuk software ERP. 2.3 Faktor Sukses ERP Proses implementasi ERP memang perlu tenaga ekstra. Bukan hanya tenaga ekstra, tapi juga metode manajemen proyek yang baik. Membujuk teman-teman sekantor untuk ikutan urung rembuk pembuatan blue print, memotivasi tim IT untuk mengetahui lebih dalam tentang Navision sendiri, memotivasi user untuk lebih proaktif dalam menggunakan Navision, menjadikan implementasi ERP itu bukan sekedar proses bongkar pasang software, tapi lebih banyak berurusan dengan manusianya. Artinya, proses implementasi ERP yang sedang saya jalani, ternyata lebih banyak berurusan dengan faktor X ketimbang dari kapasitas ERP itu sendiri. Karena itu, keberhasilan implementasi ERP perlu dukungan dari banyak pihak. Diantaranya: - Dukungan dari konsultan - Dukungan dari manajemen - Dukungan dari tim IT - Dukungan dari user sendiri

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengertian ERP

ERP (Enterprice Resource Planning) adalah suatu cross-functional atau sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur maupun jasa guna mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis di dalam pabrik, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia. Implementasi ERP merupakan investasi dan juga tulang punggung perusahaan guna meningkatkan efisiensi kinerja serta mengembangkan bisnis. Pada prinsipnya dengan sistem ERP, sebuah industri atau perusahaan dapat berjalan secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien, seperti biaya inventory maupun biaya kerugian akibat kesalahan teknis. ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II), yaitu merupakan hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan, pengapalan, dan akunting perusahaan. Artinya bahwa sistem ini kemudian akan membantu mengontrol seluruh aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Pendekatan pada sistem ERP dalam aplikasi bisnis pembelian dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Pertama, modul ERP terintegrasi, terutama pada suatu definisi umum dan database umum. Suatu transaksi diproses di dalam satu area, seperti penerimaan pesanan, dampak transaksi ini dengan seketika dapat dicerminkan di dalam semua area lain yang berhubungan, seperti agenda produksi akuntansi, suatu pembelian. Kedua, modul ERP telah dirancang untuk mencerminkan cara tertentu dalam melakukan suatu satuan proses bisnis tertentu. Sistem ERP didasarkan pada suatu pandangan terhadap nilai bisnis, dimana departemen fungsional yang mengkoordinir pekerjaan mereka. Untuk menerapkan suatu sistem ERP, selanjutnya, suatu perusahaan mengubah proses bisnisnya. Jika perusahaan membeli suatu sistem ERP, perusahaan harus mengubah prosesnya agar dapat sesuai dengan paket software yang digunakan. Perusahaan menyesuaikan diri dengan paket software ERP dan sebaliknya. Tujuan ERP system adalah memberikan satu aplikasi tunggal yang bekerja secara terintegrasi yang meliputi berbagai divisi dalam perusahaan, seperti planning, marketing, manufacturing, sales, finance, purchasing, Human Resource. 3.2. Keuntungan ERP Keuntungan implementasi adalah: ERP membantu memperlancar proses bisnis dan membuatnya jadi lebih mudah, murah, cepat dan efisien. Mengurangi biaya-biaya, Yaitu penghematan biaya operasional perusahaan. Hal ini disebabkan karena sistem ERP sudah didesain sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi dan menghilangkan duplikasi data. Pengambilan keputusan, Sistem ERP yang merupakan sistem yang mengintegrasikan seluruh data dan informasi sangat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan, terutama apabila akan muncul masalah dalam perusahaan maka dengan cepat mereka dapat mengetahuinya dan segera mencari dan mengambil keputusan guna memecahkan masalah tersebut.

Meningkatkan etos kerja karyawan, karena proses kerja tersusun sesuai dengan standar operasi perusahaan yang sudah dibakukan. Meningkatkan jumlah penjualan, karena sistem ERP ini membantu dalam keluar masuknya arus barang. Menambah daya saing perusahaan, karena ERP membantu dalam distribusi produk perusahaan dengan memberikan informasi yang cepat dan akurat bagi konsumen. Mengurangi kecurangan dan biaya dengan menghapuskan aktifitas yang tidak memiliki nilai tambah Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan penerapan ERP sistem dalam proses bisnisnya antara lain: * Kecepatan informasi lebih dari 1 bagian ke bagian lain serta mampu menambah jam kerja. Contohnya: a. Keberhasilan dalam memengkas lama barang di gudang dari 180 hari menjadi 110 hari. Seperti pada saat ada perubahan inventory seehingga tidah terjadi off production (terhentinya kegiatan oprasional atau produksi perusahaan) b. Laporan konsolidasi bulanan yang tadinya telat 10 hari, kini dapat dilaporkan tiap tanggal 4 (sebelumnya selesai pada tanggal 10 atau 12 pada bulan berikutnya). Artinya bahwa pihak manajemen mendapatkan informasi yang lebih cepat dan dapat mengetahui naik turunnya suatu produk secara detail. * Meningkatkan kepuasan konsumen Kebutuhan informasi internal perusahaan sudah online, termasuk juga online dengan bagian produksi. Dari segi keuangan, tiap-tiap divisi atau bisnis unit yang ada tidak perlu menunggu lama untuk memperoleh memo dari bagian keuangan. Hal ini karena proses approval yang langsung dapat dicek oleh pimpinan via jaringan elektronik. * Mempercepat proses order dari distributor sehingga membantu meningkatkan penjualan. * Adanya Batch Number yang mengikuti mekanisme cara pembuatan obat (CPO) yang benar, berguna untuk: a. Menelusuri hingga bahan baku apabila terjadi kesalahan atau masalah dengan produksi. b. Mendeteksi produk yang mendekati kadaluarsa obat maupun makanan kesehatan 3.3. Kendala dalam Implementasi ERP Dalam menjalankan bisnisnya, PT Kalbe menemui beberapa kendala terutama dalam penerapan ERP. Kendala yang biasa ditemui dalam implementasi ERP, yakni: 1. Biaya yang tinggi Biaya implementasi ERP yang sangat bervariasi dari ribuan dollar hingga jutaan dollar, serta biaya Business Process Reengineering yang sangat tinggi. 2. Perangkat keras dan lunak merupakan bagian kecil dari total biaya. Manajemen Perusahaan menganggarkan US$500.000 untuk sistem dan Rp. 2-3 Miliyar untuk perangkat keras. Ini ditujukan agar keuntungan yang akan diperoleh semakin tinggi.

3. Tahun 2000 manajemen Perusahaan masih dalam proses melakukan konsolidasi internal dan masih dalam proses pengintegrasian setelah merger dengan Dankos dan Hexapharm Jaya. 4. Mengenai change management terkait proses pemeliharaan dan pengembangan serta pendamping pada saat proses penerapan ERP di Perusahaan. 5. Resiko yang tinggi Jika terjadi kegagalan dalam implementasi ERP maka akan menimbulkan resiko yang sangat tinggi yang kemudian akan membahayakan bahkan membunuh bisnis yang bersangkutan. Cara yang dilakukan Perusahaan dalam menyikapi kendala-kendala yang dihadapi adalah: a. Melakukan Risk Assesment dengan melakukan pemetaan titik-titik yang dianggap rawan jika terjadi suatu musibah. b. Membangun sebuah Disaster Recovery Center untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti kebakaran maupun gempa bumi atau lainnya yang dimana sebelumnya telah dilakukan kegiatan risk assesment untuk memlih lokasi yang tepat. Key Perfomance Indikator digunakan untuk menilai kinerja para vendor yang pengukurannya didasarkan atas 5 parameter, yaitu right delivery, right quality, right quantity, right price dan right service. 3.4. Nilai Bisnis dalam implementasi ERP

ERP memiliki nilai bisnis (value added) yang tinggi bagi PT Kalbe Farma, yaitu: Dapat mengintegrasikan berbagai informasi yang ada menjadi suatu struktur tunggal. Informasi yang terintegrasi menjadi struktur yang tunggal tersebut dapat mengurangi biaya informasi yang dikeluarkan Kalbe Farma dan mendukung pelaksanaan operasi yang lebih efisien. ERP dapat mengolah data secara akurat dan cepat sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan bisnis. 3.5. Definisi dan Perkembangan ERP

Tahun 1960ankomputer generasi awal, sistem titik pemesanan ulang (ROP) dan perencanaan kebutuhan bahan awal (MRP). Dalam tahun 1960an persaingan yang utama adalah biaya, yang menghasilkan strategi produksi yang berfokus pada produk yang didasarkan pada produksi dengan volume yang tinggi, pengurangan biaya, dan mengasumsikan kondisi ekonomi yang stabil. Pengenalan sistem titik pemesanan ulang (ReOrder Point) yang terkomputerisasi meliputi kuantitas pesanan ekonomis dan titik pemesanan ulang ekonomis, kebutuhan perencanaaan produksi dasar dan kontrol yang memuaskan dari perusahaan-perusahaan tersebut. MRP (Material Requirment Planning) menjadi pendahulu dan tulang punggung dari MRP II dan ERP yang muncul pada akhir 1960an melalui usaha bersama antara J.I Case, sebuah pabrikan traktor dan mesin-mesin konstruksi lainnya, yang bekerjasama dengan IBM. Tahun 1970anMRP serta perkembangan hardware dan software. Akhir 1970an persaingan utama beralih ke pemasaran, yang mengakibatkan penerapan strategi target pasar dengan penekanan pada perencanaan dan integrasi produksi yang lebih besar. Sistem MRP untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan baik karena adanya integrasi antara forecasting (peramalan), penjadwalan utama, pembelian, ditambah pengontrolan di lantai produksi.

Pertengahan 1970an mengalami kelahiran perusahaan software utama yang nantinya akan menjadi pabrikan ERP utama. Pada tahun 1972 lima insinyur di Manheim, Jerman, menciptakan SAP (Aystemanalyse And Programmentwicklung). Tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan dan memasarkan software standar bagi solusi-solusi bisnis yang terintegrasi. Lawson Software didirikan pada tahun 1975 ketika Richard Lawson, Bill Lawson, dan rekan bisnisnya John Cerullo melihat kebutuhan untuk solusi teknologi perushaan sebagai sebuah alternatif untuk menyesuaikan aplikasi software bisnis. J.D. Edwards (yang didirikan oleh jack Thompson, Dan Gregory serta Ed McVaney) dan Oracle Corporation (oleh Larry Ellison) didirikan pada tahun 1977. Oracle menawarkan SQL (Structure Query Language) sistem manajemen database. Pada tahun 1975 IBM menawarkan Sistem Manajemen dan Akuntansi Pabrik yang oleh Bill Robinson dari IBM anggap sebagai pelopor ERP yang sesungguhnya. Sistem ini menciptakan pos general ledger (buku besar) dan penentuan biaya pekerjaan ditambah update peramalan (forecasting) yang keluar masuk dari inventori maupun transaksi produksi dan bisa menghasilkan pesananpesanan produksi dari pesanan pelanggan yang menggunakan bill of materialstandar atau bill of material yang disertakan pada pesanan pelanggan. Aplikasi yang terintegrasi ini menempatkan MMAS (Manufacturing Management and Account System) ke level yang lebih baik karena dapat mengakomodasi buku besar, account payable, pesanan masuk dan tagihan, account receivable, analisis penjualan, penggajian, penunjang sistem pengumpulan data, penentuan produk dan produksi (pemroses bill of material yang lama), kemampuan kontrol dan monitoring produksi. Pada tahap yang kedua, IBM menambahkan forecasting (peramalan), perencanaan kebutuhan kapasitas, pembelian, dan modul-modul perencanaan jadwal produksi berskala besar pada aplikasinya (Robinson, 2006). Tahun 1978 SAP merilis versi software-nya yang semakin lebih terintegrasi, yang disebut sistem SAP R/2. R/2 memanfaat secara penuh teknologi komputer mainframe saat itu, yang memungkinkan untuk interaktivitas antara modul-modul juga kemampuan tambahan seperti misalnya penelusuran pesanan. Tahun 1980anMRP II JD Edwards mulai berfokus pada software yang bisa digunakan untuk menulis untuk sistem /38 IBM pada awal 1980an. Sistem ini menjadi alternatif yang jauh lebih murah dibandingkan komputer mainframe: sistem ini menyediakan disk drive yang fleksibel dengan kapasitas yang berguna untuk bisnis yang berskala kecil dan sedang. Istilah MRP mulai diterapkan pada fungsifungsi yang mencakup fungsi yang lebih mengarah pada penggunaan perencanaan sumberdaya manufaktur ketimbang perencanaan kebutuhan bahan. Akhirnya MRP II digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki sistem yang lebih baru. Strategi manufaktur menekankan kontrol proses yang lebih besar, manufaktur kelas dunia, dan terfokus pada penurunan biaya overhead. Penjadwalan closed loop, pelaporan lantai produksi yang lebih tepat, dan hubungan yang saat bersamaan (due date) antara penjadwalan dengan pembelian, ditambah sifat pelaporan biaya secara terinci dari sistem MRP II yang berkembang terus, yang ditujukan untuk menunjang inovasiinovasi baru. Pada awal 1980an, Ollie Wight mulai menyebut sistem baru ini Perencanaan Kebutuhan Bisnis hanya saja mendapati bahwa nama ini telah didaftarkan sebagai sebuah merek. Jadi dia menyebut sistem-sistem itu sebagai sistem MRP II, yang sejak akhir 1980an, diterjemahkan sebagai Manufacturing Resources Planning. Pada tahun 1981 perusahaan software yang masih baru Baan telah mulai menggunakan UNIX sebagai sistem operasi mereka yang utama pada komputer DEC generasi awal. Baan mengeluarkan produk

software utamanya yang pertama pada tahun 1982 dan sejak 1984 berfokus mengembangkan software untuk manufaktur. Pada tahun 1983, DEC mengeluarkan komputer VAX-nya, sebuah upgrade besar-besaran melebihi komputer-komputer multiuser sebelumnya. Selain itu, sistem database SQL ditulis dengan bahasa pemrograman C yang bisa dipindah-pindahkan dan dikembangkan oleh Oracle pada akhir tahun 1970an yang dibuat secara luas. Hal tersebut menawarkan fleksibilitas dalam kemampuan untuk menulis software yang bisa dijalankan pada komputer-komputer dari manufaktur yang berbeda. Perusahaan software PeopleSoft didirikan oleh Dave Duffield dan Ken Morris pada tahun 1987. Perusahaan ini menawarkan Human Resource Management System (HRMS) yang inovatif pada tahun 1988. Dengan penambahan PeopleSoft, semua perusahaan software ERP utama kini semakin kokoh. Meskipun terdapat banyak perusahaan lain yang menawarkan software bisnis, SAP, IBM, JD Edwards, BAN, PeopleSoft dan Oracle bisa membuktikan memiliki dampak yang paling besar pada perkembangan software MRP di masa datang. Pada akhir tahun 1980an IBM keluar dengan update software COPICS mereka yang baru yang memperkenalkan singkatan kata baru CIM (Computer Integrated Manufacturing). Struktur CIM memiliki lapisan pendukung, yang meliputi pendukung administratif, pendukung pengembangan aplikasi dan pendukung keputusan. Lapisan terbawah merupakan serangkaian aplikasi inti yang meliputi, database, tools komunikasi dan presentasi. Dengan acuan pada seluruh perusahaan, perpindahan dari MRP awal ke MRP II ke CIM ke ERP (IBM, 1989; Robinson, 2006). Tahun 1990anMRP II dan Sistem ERP awal Istilah ERP ditemukan pada awal 1990an oleh Gartner Group (Wylie, 1990). Definisi mereka mengenai ERP meliputi kriteria untuk mengevaluasi tingkatan yang software benar-benar terintegrasi baik di seluruh maupun di dalam berbagai bagian fungsional. Tahun 1999 dominasi IBM pada tahun 1980an telah menurun ketika JD Edwards, Oracle, PeopleSoft, Baan dan SAP semakin mengendalikan pasar software ERP. Berikut ini statistik industri dari tahun 1999: JD Edwards memiliki lebih dari 4700 pelanggan dengan lokasi lebih dari 100 negara. Oracle memiliki 41.000 pelanggan di seluruh dunia, dengan 16.000 di Amerika Serikat. Software PeopleSoft digunakan oleh lebih dari 50% pada pasar human resources. SAP adalah perusahaan software antar perusahaan yang terbesar di dunia dan secara keseluruhan pemasok software independen terbesar keempat di dunia. SAP mempekerjakan lebih dari 20.000 orang di lebih dari 50 negara. Lebih dari 2800 dari sistem perusahaan dari Baan telah diimplementasikan pada kira-kira 4800 lokasi di seluruh dunia. Tahun 2000ankonsolidasi pabrikan software Y2K sudah pasti merupakan peristiwa tunggal yang menandakan baik kematangan industri ERP maupun konsolidasi para pabrikan ERP kecil dan besar. Tahun 2002, dan menyusul meledaknya teknologi internet, perusahaan software sedang berupaya mencari cara-cara untuk meningkatkan penawaran dan meningkatkan pangsa pasar. Antara tahun 2000 dan 2002 perusahaan software menghadapi tekanan untuk memperkecil ukuran software yang menyusul pada perkembangan yang pesat.

3.6.

Keuntungan ERP Bagi Perusahaan

Mempergunakan sebuah sistem ERP dapat memberikan banyak keuntungan, baik langsung maupun tidak langsung. Fan, et al dalam Yahaya Yusuf, et al (2006) menyatakan ERP merupakan fungsi sistem aplikasi softwareyang dapat membantu organisasi dalam mengendalikan bisnis yang lebih baik karena dapat mengurangi tingkat stok dan inventori, meningkatkan perputaran stok, mengurangi cycle time order, meningkatkan produktivitas, komunikasi lebih baik serta berdampak pada peningkatan benefit (profit) perusahaan. Menurut Leon (2005) yang hampir sama dengan Fan, et al menyatakan bahwa ERP mempunyai keuntungan yakni : Pengurangan lead-time, pengiriman tepat waktu, pengurangan dalam waktu siklus, kepuasan pelanggan yang lebih baik, kinerja pemasok yang lebih baik, peningkatan fleksibilitas, pengurangan dalam biaya-biaya kualitas, penggunaan sumber daya yang lebih baik, peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan. 3.7. Peranan Top Management Comitment Terhadap ERP Pada Implementasi Teknologi ERP. Effective Project Tim

Penelitian sebelumnya telah mendapatkan pengaruh positif top management terhadap key user, serta key user berpengaruh terhadap kinerja organisasi perusahaan yakni Bradford & Florin (2003). Menurut Umble et al. (2003) melakukan eksplorasi tentang langkahlangkah implementasi ERP, dimana tim proyek dapat memahami vision top management dalam implementasi ERP, sedangkan top management mendukung tim proyek. Zhang et al. (2005) mengemukakan bahwa top management support berpengaruh positif terhadap user satisfaction dan individual impact. 3.8. Peranan Knowledge Sharing in Culture Organization Terhadap Effective (Key User) Project Tim ERP Pada Implementasi Teknologi ERP.

Penelitan Jones et al. (2005) mengemukakan bahwa organization culture berpengaruh positif terhadap proyek tim ERP dalam wadah knowledge sharing. Xue et al. (2005) berpendapat bahwa culture organization berpengaruh positif terhadap kegagalan ERP, dan secara implisit dijelaskan bahwa dalam implementasi ERP dilakukan oleh tim proyek bersama-sama management perusahaan. Sedangkan Mashari et al. (2003) menyatakan bahwa culture and structural change organization mempunyai pengaruh positif terhadap proyek tim. Komitmen pembelajaran di organisasi perusahaan yang disebut dengan group cohesian berpengaruh positif terhadap kesuksesan implementasi ERP, karena adanya proses pembelajaran antara karyawan dalam perusahaan termasuk key user. 3.9. Peranan Effective (Key User) Project Tim ERP Terhadap Desain Proses Implementasi yang Efektif Pada Implementasi Teknologi ERP.

Bradford & Florin (2003) mengemukakan bahwa businees process reengineering tidak mempunyai pengaruh terhadap key user, sedangkan menurut Zhang et al. (2005) bahwa businees process re-engineering berpengaruh positif terhadap user satisfaction dan individual impact. Pernyataan kedua peneliti sebelumnya berbeda mengenai pengaruh businees process re-engineering terhadap key user, sehingga peneliti mencoba apakah ada pengaruh negatif antara key user terhadap businees process re-engineering.

3.10. Peranan Effective (Key User) Project Tim ERP Terhadap Technology ERP Pada Implementasi Teknologi ERP.

Strong of

Wu & Wang (2007) mengemukakan bahwa key user satisfaction mempunyai pengaruh signifikan terhadap technology product ERP. Zhang et al. (2005) menyatakan bahwa ERP software suitability berpengaruh positif terhadap user satisfaction dan individual impact, hal ini bertentangan dengan pendapat Wu & Wang. Sedangkan menurut Bradford & Florin (2003) berbeda dari kedua peneliti yakni bahwa tidak ada pengaruh technical compatibility technology ERP terhadap key user. Peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh (key user) project tim ERP terhadap strong of technology ERP pada implementasi teknologi ERP 3.11. Peranan Effective (Key User) Project Tim ERP Terhadap Management Pada Implementasi Teknologi ERP. Data

Umble et al. (2003) mengemukakan bahwa data accuracy secara mutlak dibutuhkan pada system ERP, karena kebenaran data dan akurasi data adalah mutlak dibutuhkan oleh tim proyek sebagai tanggung jawab kepada top management. 3.12. Peranan Desain Proses Implementasi yang Efektif Terhadap Technology ERP Pada Implementasi Teknologi ERP. Strong of

Rajagopal (2002) menyatakan bahwa Businees process re-engineering (BPR) saling berpengaruh terhadap penggunaan technology ERP, merupakan salah satu hubungan variable pada future research model implementasi ERP. 3.13. Peranan Data Management Terhadap Strong of Technology ERP Pada Implementasi Teknologi ERP. Xue et al.(2005) menyatakan bahwa report & tabel data mempunyai pengaruh positif terhadap technical issue technology ERP. 3.14. Peranan Desain Proses Implementasi yang Efektif Terhadap Enterprise Performance Pada Implementasi Teknologi ERP. Bradford & Florin (2003) mengemukakan bahwa businees process reengineering tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berbeda dengan Sun et al. (2005) bahwa design process berpengaruh positif terhadap pencapaian kinerja perusahaan. Sedangkan menurut Hong & Kim (2002) bahwa process fit berpengaruh positif terhadap pencapaian kinerja perusahaan. 3.15. Peranan Strong of Technology ERP Terhadap Pada Implementasi Teknologi ERP. Enterprise Performance

Bradford & Florin (2003) mengemukakan bahwa technical compability technology ERP tidak berpengaruh terhadap organizational performance. Tahun 2005, menurut Sun et al bahwa technology ERP berpengaruh positif terhadap pencapaian kinerja perusahaan. Pendapat Sun et al (2005) diperkuat oleh penelitian yang dikemukakan oleh Zhang et al.

(2005) bahwa ERP software suitability berpengaruh positif terhadap business performance improvement. 4.16. Peranan Data Management Terhadap Enterprise Performance Pada Implementasi Teknologi ERP. Sun et al. (2005) menyatakan bahwa ERP data berpengaruh positif terhadap pencapaian kinerja perusahaan. Pada tahun yang sama penelitian yang dilakukan oleh Xue et al menyatakan bahwa report & tabel data berpengaruh positif terhadap kegagalan ERP di china. Penelitian yang dilakukan oleh Hong & Kim (2002) menyatakan bahwa data fit berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. 4.17. Faktor-Faktor Keberhasilan dalam Implementasi ERP Saat ini saya sedang mendapat tugas untuk memperlancar proses Implementasi ERP. Kalau dulu saya pernah merasakan implementasiAxapta (walau lebih banyak bertindak sebagai pion), sekarang saya kedapatan implementasi Navision, satu saudara dengan Axapta tapi beda 'jenis kelamin'. Proses implementasi ERP memang perlu tenaga ekstra. Bukan hanya tenaga ekstra, tapi juga metode manajemen proyek yang baik. Membujuk teman-teman sekantor untuk ikutan urung rembuk pembuatan blue print, memotivasi tim IT untuk mengetahui lebih dalam tentang Navision sendiri, memotivasi user untuk lebih proaktif dalam menggunakan Navision, menjadikan implementasi ERP itu bukan sekedar proses bongkar pasang software, tapi lebih banyak berurusan dengan manusianya. Artinya, proses implementasi ERP yang sedang saya jalani, ternyata lebih banyak berurusan dengan faktor X ketimbang dari kapasitas ERP itu sendiri. Karena itu, keberhasilan implementasi ERP perlu dukungan dari banyak pihak. 4.17.1. Dukungan dari konsultan Membeli ERP memang perlu tahu kapasitas dari konsultan yang akan kita pakai. Diawal, saya memang meragukan. Namun, ketika berjalan, konsultan yang dibayar, ternyata cukup baik dalam menerima inputan dan mengejewantahkannya kedalam rancangan sistem yang akan di modifikasi. Bobot-bebet dari si konsultan memang perlu dicari sebelum kita memakainya. 4.17.2. Dukungan dari manajemen Keberhasilan dalam implementasi ERP, terletak dari dukungan manajemen sendiri, terutama dari manajer proyek. Saat ini, manajer proyek dikantor, alias atasan saya, memang pernah terlibat dalam dunia ERP. Khususnya Navision. Karena itu, produk dari Microsoft ini memang tidak asing baginya. Dengan sendirinya, konsultan terbantu oleh atasan saya karena mampu mengarahkan tim konsultan pada modul-modul Navision yang sekiranya perlu dipakai dengan bisnis proses yang sedang berjalan.

4.17.3. Dukungan dari tim IT Sekarang saya memegang kendali atas tim IT dikantor untuk melakukan proses migrasi data, membuat report-report tambahan, membuat setting user permission dan training kepada user yang membutuhkan. Untuk memiliki tim Implementasi ERP yang solid, otomatis harus dibentuk dari bagaimana memotivasi tim IT sendiri supaya mau dan mulai menyenangi mengerjakan hal-hal diatas. Setelah proses motivasi itu tercapai, otomatis tim IT akan solid dan pekerjaan-pekerjaan terkait implementasi NAV akan bisa selesai dengan cepat dan benar. 4.17.4. Dukungan dari user sendiri Dukungan dari user sendiri sebetulnya kunci dari segalanya. Kalau usernya ogahogahan untuk berubah, kerja ekstra keras harus dikerahkan untuk merubahnya. Tapi kalau user memiliki motivasi untuk berubah, kita kerja santai saja, sudah cukup untuk menunggu selesainya implementasi ERP dengan sukses.

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian terhadap masalah pokok yang dibahas di dalam penelitian ini adalah : 1. ERP dibangun untuk mendukung proses yang berjalan dalam organisasi, dimana tercakup didalamnya antara lain : proses perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian. Secara akurat ERP harus dapat memberikan informasi mengenai kondisi riil organisasi. Salah satu bagian dari Sistem Informasi Manajemen yang penting adalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM), karena sumber daya manusia merupakan aset yang sangat berharga bagi organisasi. 2. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan pilar fungsi utama organisasi dalam mendukung pola penentuan strategi dan kebijakan secara terpadu. Keputusankeputusan sumber daya manusia yang sehat harus didukung oleh informasi mengenai sumber daya manusia yang baik. SISDM merupakan prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil dan memvalidasi data oleh organisasi mengenai sumber daya manusia, dan kegiatan-kegiatan personalia. 3. Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.

4.2 Saran Untuk mengimplementasi ERP pada perusahaan perlu dipertimbangkan secara detail dan matang, karena implementasi ERP ini membutuhkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit. Perusahaan harus mampu mengukur dirinya sebelum mengimplementasi ERP. Tidak hanya terbatas pada sumber dana untuk mengimplementasi ERP, kesiapan SDM di perusahaan itu juga menjadi faktor keberhasilan proses implementasi. Setelah proses implementasi ERP, evaluasi jangan pernah lupa untuk dilakukan. Selain itu selalu minta masukan dari user dan seluruh bagian yang terlibat dalam proses implementasi ini untuk mengembangkan implementasi ini menjadi lebih baik. Agar terjalin suatu kinerja yang maksimal guna menghasilkan keuntungan/ hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Munir. 2010, Pengertian Implementasi Kurikulum. Jakarta: http://www.muniryusuf.com/pengertian-implementasi-kurikulum.html Sudrajat, Wahyu. 2009, ERP (Enterprise Resource Planning), Jakarta: http://punyawahyu.blogspot.com/2009/09/erp-adalah-sistem-informasi-yang.html Wirasta, Adi. 2009, Faktor-faktor keberhasilan dalam implementasi ERP, Jakarta: http://adiwirasta.blogspot.com/2009/10/faktor-faktor-keberhasilan-dalam.html Ariyanto. 2010, Tugas ERP II Jakarta: http://blog.uad.ac.id/ariyanto2008/2011/03/24/tugaserp-ii/

Anda mungkin juga menyukai