Anda di halaman 1dari 12

JURNAL SOSIAL EKONOMI Vol. 2 No.2 (2001) pp.

139150

PENENTUAN JENIS POHON UNGGULAN SEBAGAI PENGHASIL KAYU BAKAR Determination of Superior Species for Fuelwood
Oleh/ By : Sylviani , Asmanah Widiarti

Abstract The purpose of this research is to know desirable species for fuelwood. Generally the rural people get fuelwood from field, garden and sometimes they exploited it from forest area. The kind of fuelwood used by rural people can be classified in three kinds of aspect i,e those for timber, fruits and energy. The rural people did not specially plant the energy, rather they chosed to plant the fruits species that gave the high economic value. Three aspect used to decide species for energy are : technical , economic and social. The study shows that the superior species used for energy are Sengon, Kaliandra, Lamtoro and Jati for Java, and Kaliandra, Gamal and Johar for some outer Java provinces. Keywords : Fuelwood, energy, java Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis pohon unggulan yang layak digunakan sebagai kayu bakar. Umumnya masyarakat pedesaan memperoleh kayu bakar dari pekarangan, kebun dan tidak jarang dengan menebang pohon di kawasan hutan. Jenis kayu bakar yang digunakan digolongkan dalam tiga katagori yaitu jenis pertukangan, perkebunan/buah-buahan dan kayu bakar. Masyarakat pedesaan dalam memenuhi kebutuhan kayu bakar belum secara khusus menanam jenis pohon kayu bakar. Penduduk umumnya lebih memilih menanam jenis pohon perkebunan /buah-buahan yang mempunyai nilai jual lebih tinggi. Aspek yang digunakan sebagai tolok ukur dalam penentuan jenis pohon unggulan antara lain teknis, ekonomis dan sosial. Penilaian dilakukan dengan sistem skor. Dari ketiga aspek tersebut jenis pohon unggulan yang dapat digunakan sebagai penghasil kayu bakar adalah jenis Sengon, Kaliandra, Lamtoro dan Jati untuk wilayah Jawa. Jemis Kaliandra , Gamal dan Johar untuk luar Jawa. Kata kunci : Kayu bakar, energi, Jawa.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang dimana sebagian penduduknya tinggal di pedesaan. Sumber utama energi penduduk pedesaan adalah

139

volume 2 no. 2 (2001)

kayu bakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak. Konsumen energi kayu bakar disamping rumah tangga juga industri kecil. Kebutuhan energi ini akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan tingkat kemakmuran masyarakat. Penggunaan bahan bakar kayu sebagai sumber energi merupakan tantangan bagi keutuhan lingkungan dan sekaligus bagi upaya perbaikan lingkungan yang tidak banyak disadari ( Nasendi, 1977 ). Untuk memenuhi permintaan sumber energi pedesaan tersebut diperlukan penyediaan kayu bakar yang cukup besar jumlahnya. Selama ini kayu bakar diperoleh masyarakat pedesaan dari pekarangan, tegalan, talun, perkebunan dan kawasan hutan. Pengambilan kayu bakar kadang-kadang tidak terbatas pada dahan dan ranting yang telah kering, tetapi seringkali menebang pohon yang ada di dalam kawasan hutan. Untuk itu perlu ada suatu usaha untuk pengembangan hutan kayu bakar. Pemilihan lokasi dan jenis tanaman yang tepat perlu penelitian dan pertimbangan yang khusus. Penentuan jenis pohon sebagai kayu bakar sebenarnya tidak mempunyai persyaratan khusus baik terhadap tanah maupun iklim. bahkan penanaman pohon kayu bakar dari segi ekologi dapat memulihkan kembali lahan kritis dan tererosi menjadi hijau kembali ( Asmanah, 1986 ). Namun demikian guna memperoleh manfaat yang optimal, jenis-jenis tanaman kayu bakar perlu memenuhi persyaratan antara lain : a) jenis berdaur pendek, b) mudah tumbuh, c) bisa ditanam disembarang tempat, d) mempunyai manfaat ganda ( Nasendi,1978 ). Dengan demikian dapat membangkitkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan produksi kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan kayu bakar masyarakat itu sendiri Berdasarkan hasil penelitian ( Anonim,1994) ada beberapa jenis pohon sebagai kayu bakar dengan kriteria : cepat tumbuh di lahan kering, pengendali erosi, pemberantas alang-alang dan dapat merehabilitasi tanah pada dataran rendah di daerah tropis antara lain Acacia mangium, Albizia lebbeck dan Acacia nilotica. Melalui pemilihan jenis pohon yang tepat disamping dapat meningkatkan pemanfaatan lahan juga meningkatkan pola usaha tani yang baik. Hasil penelitian ini akan menyajikan tentang penentuan jenis pohon unggulan sebagai penghasil kayu bakar di beberapa wilayah pedesaan di Jawa dan luar Jawa. B. Tujuan Mengevaluasi jenis -jenis pohon kayu bakar yang bisa digunakan penduduk di lokasi penelitian. Mengevaluasi jenis pohon kayu bakar yang unggul dari aspek teknis, ekonomis dan sosial yang dapat diterima dan dikuasai teknik budidayanya oleh penduduk/ petani

II. METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian dan penentuan sampel Penelitian dilaksanakan di Jawa dengan pertimbangan sebagian besar penduduk pedesaan masih menggunakan kayu bakar. Lokasi penelitian meliputi 4 propinsi :
140

Penentuan jenis..(Sylviani, Asmanah Widiarti)

Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Di luar Jawa meliputi 2 propinsi yaitu Bali dan Sumatera Selatan yang merupakan pembanding terhadap konsumen kayu bakar. Obyek penelitian adalah rumah tangga / Industri kecil pengguna kayu bakar pada beberapa desa terpilih. Masing-masing propinsi dipilih 2 Kabupaten melalui sampling yang dilakukan secara sengaja dengan kriteria padat dan jarang penduduk serta lahan kritis /tererosi dan kering. Selanjutnya msingmasing Kabupaten dipilih 2 kecamatan dengan kreteria (a) Kecamatan dengan PDRB ( Product Domestic Regional Bruto ) per kapita tinggi dan (b) Kecamatan dengan PDRB per kapita rendah. Di setiap kecamatan terpilih diambil 2 desa dengan kriteria (a) desa yang berlokasi di kawasan hutan dan (b) desa yang berlokasi di luar kawasan hutan. Sehingga dapat merekam perbedaan tingkat konsumsi kayu bakar antar daerah tersebut. Pada setiap desa diambil sebanyak 25 responden secara acak dengan berbagai sumber mata pencaharian. B. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan primer. Data sekunder terdiri dari : nilai kalor beberapa jenis kayu, persyaratan tumbuh optimal jenis tanaman serta kondisi fisik desa setempat. Data primer yang dikumpulkan melalui wawancara dari sejumlah responden termasuk pemuka masyarakat terdiri dari : jenis kayu yang digunakan sebagai kayu bakar , alasan menggunakan jenis kayu tertentu , bagaimana cara memperoleh kayu bakar serta aspek sosial ekonomi penduduk yang meliputi : mata pencaharian , pendapatan, adat dan tradisi alat yang digunakan untuk memasak . C. Metode analisis Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara tabulasi untuk menentukan jenis pohon dan tanaman setempat yang digunakan sebagai kayu bakar. Selanjutnya dari berbagai jenis tersebut dipilih 4 jenis yang paling dominan digunakan, dan dibuat urutan berdasarkan banyaknya jumlah pengguna. Guna memperoleh manfaat yang optimal, pemilihan jenis pohon unggul sebagai kayu bakar menggunakan variabel sebagai berikut : (1) Variabel teknis terdiri dari Nilai Kalor (NK), Daya trubus (DT), Kesesuaian tempat tumbuh (CT). (2). Variabel ekonomi terdiri dari Manfaat Ganda (MG), Riap/Produksi (RP), Harga Kayu (HK). (3) Sosial terdiri dari adat/tradisi dan selera. Untuk menentukan jenis pohon unggulan sebagai kayu bakar digunakan cara skoring dan pembobotan. Pembobotan dilakukan karena elemen dari masing-masing variabel menunjukan tingkat penilaian yang berjenjang. Nilai skor terendah 1 dan tertinggi 4 untuk masing-masing elemen dari setiap variabel. Sedangkan besarnya nilai bobot sama untuk masing-masing variabel yaitu 10. Selanjutnya dari ketiga aspek tersebut, ditentukan jenis pohon yang mempunyai jumlah nilai tertinggi sebagai jenis unggulan. Penilaian ini dilakukan secara matematik sederhana dengan menggunakan notasi-notasi sebagai berikut : Jumlah nilai variabel teknis dengan notasi Tij, ekonomi dengan notasi E ij serta sosial dengan notasi Sij. Jumlah nilai ketiga variabel Xij = Tij + E ij + Sij.
141

volume 2 no. 2 (2001)

Nilai ini menunjukan jenis pohon ke i pada lokasi j. Untuk menentukan jenis pohon unggulan digunakan notasi Uij yaitu dengan cara menghitung persentase tertinggi dari keempat jenis pohon setempat (Y) atau Ui = ( Xij : Y ) x 100 %.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi jenis pohon yang digunakan penduduk. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa jenis kayu bakar yang digunakan bervariasi untuk masing-masing lokasi penelitian. Dalam penentuan jenis pohon unggulan, terlebih dahulu dipilih 4 (empat) jenis pohon yang dominan digunakan dan disukai pada setiap kabupaten. Dari sejumlah responden baik rumah tangga maupun industri kecil diperoleh 8 (delapan) jenis pohon kayu bakar untuk setiap propinsi. Jenis-jenis pohon yang digunakan sebagai kayu bakar dapat digolongkan kedalam tiga katagori yaitu 1) Jenis pohon kayu pertukangan, 2) Jenis pohon buahbuahan / perkebunan, 3) Jenis pohon kayu bakar / energi. Dari ketiga jenis tersebut urutan pemakai terbanyak adalah jenis Jati, Sengon, Bambu, Akasia, Gamal, Karet dan Mahoni. Untuk lebih jelas jenis kayu yang digunakan pada masing-masing kabupaten dapat dilihat pada Tabel 1. Masyarakat pada umumnya tidak secara khusus menanam pohon untuk keperluan memenuhi kebutuhan kayu bakar akan tetapi mengambil manfaat dari lingkungan yang ada disekitarnya. Misalnya desa yang dekat dengan hutan mengambil rencekan dalam hutan dan desa yang jauh dari hutan memanfaatkan tanaman yang ada di kebun sendiri. Selain itu jenis jenis pohon tersebut sudah dikembangkan pada kebun / hutan rakyat.
Tabel 1. Table 1.
No 1 2 3 4 5 6

Jenis tanaman yang digunakan untuk kayu bakar Species used for fuelwood
Jenis tanaman / Species Sengon Api-api Kelapa Jati Jati Sonokeling Gemelina Jati Gamal Dadap Kopi Samak Kaliandra Lamtoro Sengon Karet Sengon Jati Randu Sengon Intaran Kaliandra Kelapa Seru Bambu Johar Bambu Mahoni Mahoni Kelapa Pinus Ketela Gamal Karet Pelawan Rasamala Bambu Jati Akasia Bambu Jati Akasia Kelapa Johar -

Propinsi / Kabupaten Province / district Jawa Barat Cianjur ( Padat ) Subang ( Jarang ) Jawa Tengah Kebumen ( Jarang ) Kendal ( Padat ) Yogyakarta Gunung Kidul (jarang Bantul ( Padat ) Jawa Timur Bondowoso (jarang) Malang (Padat) Bali Karang Asem (jarang) Bangli (Padat) Sumatera Selatan O K U ( Jarang) O K I ( Padat )

142

Penentuan jenis..(Sylviani, Asmanah Widiarti)

Dari beberapa jenis pohon yang digunakan pada masing-masing kabupaten selanjutnya ditentukan jenis pohon unggulan sebagai kayu bakar, dengan menggunakan 3 kriteria yaitu 1) Aspek teknis (T), 2) Aspek Ekonomi (E), 3) Aspek Sosial (S). B. Evaluasi jenis kayu bakar yang unggul. 1. Aspek Teknis Penentuan jenis pohon kayu bakar unggulan dinilai berdasarkan 3 (tiga ) variabel yaitu pertama, Nilai Kalor (NK) dimana nilai kalor tertinggi menunjukkan skor yang terbesar. Kedua, Berdaya Trubus Tinggi (DT) yaitu cepat menghasilkan tunas kembali (dibawah 2 tahun )atau banyak tunas mendapat skor 2 dan lambat menghasilkan tunas ( diatas 2 tahun ) atau sedikit tunas mendapat skor 1.Ketiga, Cepat Dipungut Hasil (CT), pohon cepat tumbuh mempunyai skor 2 dan yang lambat skor 1. Skor dari ketiga variabel tersebut selanjutnya diberi bobot, dimana jumlah bobot ke tiga variabel adalah 10. Nilai kalor mempunyai bobot yang tertinggi karena nilai kalor menentukan tinggi rendahnya panas yang dihasilkan. Sedangkan variabel lainnya mempunyai bobot 2,5. Hasil penilaian menunjukkan jumlah nilai dari aspek teknis untuk masing-masing jenis pohon setempat dimana nilai tertinggi merupakan jenis unggulan untuk kayu bakar (Tabel 2). Jenis kayu yang mempunyai nilai kalor tinggi yang digunakan responden antara lain : Pelawan, Rasamala, Sonokeling, Sengon, Pinus dan Kaliandra. Jenis-jenis tersebut merupa-kan jenis kayu pertukangan dimana bagian yang digunakan penduduk sebagai kayu bakar adalah rencekan atau limbahnya, bukan batang kayunya. Sedangkan yang mempunyai nilai kalor rendah adalah Jati, Kelapa dan Randu. Jenis pohon yang berdaya trubus tinggi dan cepat tumbuh antara lain Sengon, Kaliandra, Lamtoro dan Gamal. Jumlah nilai masing-masing variabel dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tabel 2. Table 2.
No 1 2 3 4 5 6

Jumlah nilai aspek teknis jenis kayu bakar The scoring of technical aspect of fuelwood species
Jenis Species Sengon Api-api Kelapa Jati Jati Sono Gmelina Jati Gamal Dadap Kopi Nilai Score 25 12,5 10 22,5 12,5 27,5 30 12,5 30 20 20 Jenis Species Kaliandra Lamtoro Sengon Karet Sengon Jati Randu Sengon Intaran Kelapa Nilai Score 20 25 30 25 30 12,5 25 25 15 10 Jenis Species Bambu Johar Bambu Mahoni Mahoni Kelapa Pinus Ketela Kaliandra Karet Nilai Score 15 30 22,5 22,5 22,5 10 27,5 22,5 30 22,5 Jenis Spacies Rasamala Bambu Jati Akasia Bambu Jati Akasia Kelapa Gamal Johar Nilai Score 27,5 20 17,5 20 17,5 17,5 20 10 22,5 30

Propinsi / Kab Province/Distric JABAR Cianjur (Padat) Subang(Jarang) JATENG Kebuman (Jarang) Kendal (Padat) YOGYA G.Kidul (jarang) Bantul (Padat) JATIM Bondowoso(jarang) Malang (Padat) BALI Kar.Asam (Jarang) Bangli (Padat) SUMSEL OKU (Padat)

143

volume 2 no. 2 (2001)


OKI (Jarang) Samak 17,5 Seru 22,5 Pelawan 25

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Jenis pohon yang menunjukkan nilai tinggi ( >25) dari aspek teknis adalah : Propinsi Jawa Barat : Sengon dan Rasamala ( Kab. Cianjur ), Lamtoro dan Johar ( Kab.Subang ). Propinsi Jawa Tengah: Sengon (Kab.Kebumen) dan Karet (Kab. Kendal) . Propinsi Yogyakarta : Sengon ( Kab. G. Kidul ) Sonokeling (Kab. Bantul ). Propinsi Jawa Timur : Gmelina dan Randu ( Kab. Bondowoso ) Sengon dan Pinus ( Kab. Malang ). Propinsi Bali : Gamal ( Kab. Karang Asem ) dan Kaliandra ( Kab. Bangli ). Propinsi Sumatera Selatan: Johar ( Kab. OKI ) dan Pelawan ( Kab. OKI ).

2. Aspek Ekonomi Penentuan jenis unggulan kayu bakar didasarkan pada 3 ( tiga) variabel antara lain oleh Manfaat Ganda (MG) pohon tersebut misalnya daun untuk makanan ternak, batang untuk kayu pertukangan dan peralatan rumah tangga, buah/getah dapat dijual atau dipergunakan sendiri, sedangkan rencekan/limbah untuk kayu bakar. Jenis pohon yang mempunyai manfaat ganda seperti kelapa dan kaliandra diberi skor tertinggi. Variabel lainnya adalah besarnya produksi atau riap per tahun (PD). Volume riap ini diperoleh berdasarkan studi literatur. Akan tetapi tidak semua jenis pohon diketahui volume riapnya, hal ini disebabkan karena beberapa jenis pohon sumber kayu bakar merupakan tanaman perkebunan/buah-buahan yang pada umumnya tidak diukur riap kayunya. Riap untuk jenis-jenis pohon terpilih berada pada kisaran 5 sampai 20 tahun keatas. Semakin cepat riapnya semakin tinggi skornya . Harga kayu bakar untuk masing-masing jenis sangat bervariasi pada setiap lokasi. Perbedaan harga kayu dapat terjadi untuk jenis kayu yang sama pada daerah yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian kisaran harga kayu bakar adalah antara Rp. 50,- sampai Rp. 320,- per Kg. Semakin tinggi harga kayu bakar semakin tinggi skornya karena kayu tersebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Beberapa jenis kayu menunjukkan harga per kg cukup tinggi di Jawa antara lain : Jati, Pinus, Randu dan Akasia, sedangkan di luar Jawa adalah jenis Seru dan Pelawan. (Lampiran 2). Pada umumnya harga kayu bakar yang berasal dari jenis pohon bukan untuk pertukangan mempunyai nilai jual yang rendah seperti jenis Lamtoro, Api-api , Bambu dan Kelapa, sedangkan kayu bakar yang berasal dari jenis kayu pertukangan mempunyai nilai jual yang tinggi meskipun kemungkinan berasal dari limbah atau rencekan (ranting-ranting). Jumlah nilai dari tiga variabel aspek ekonomi dapat dilihat pada Tabel 3. Jenis pohon yang menunjukkan nilai tertinggi pada masing-masing propinsi lokasi dari aspek ekonomi adalah sebagai berikut. 1. Propinsi Jawa Barat: Sengon ( Kabupaten Cianjur ) 2. Propinsi Jawa Tengah : Sengon ( Kabupaten Kebuman ) 3. Propinsi Yogyakarta : Jati ( Kabupaten Bantul ) 4. Propinsi Jawa Timur: Akasia ( Kabupaten Malang) 5. Propinsi Bali : Gamal ( Kabupaten Bangli ) 6. Propinsi Sumsel: Seru ( Kabupaten OKI )

144

Penentuan jenis..(Sylviani, Asmanah Widiarti)

Tabel 3. Jumlah nilai aspek ekonomi jenis kayu bakar Table 3. The scoring of economic aspect of fuelwood species
No 1 2 3 4 5 6 Propinsi / Kab Province/District JABAR Cianjur (Padat) Subang(Jarang) JATENG Kebuman (Jarang) Kendal (Padat) YOGYA G.Kidul (jarang) Bantul (Padat) JATIM Bondowoso(jarang) Malang (Padat) BALI Kar.Asam (Jarang) Bangli (Padat) SUMSEL OKU (Padat) OKI (Jarang) Jenis Species Sengon Api-api Kelapa Jati Jati Sono Gmelina Jati Gamal Dadap Kopi Samak Nilai Score 34 11 22 22 31 24 30 22 34 15 11 14 Jenis Species Kaliandra Lamtoro Sengon Karet Sengon Jati Randu Sengon Intaran Kelapa Seru Nilai Score 31 27 31 22 31 34 20 31 16 22 20 Jenis Species Bambu Johar Bambu Mahoni Mahoni Kelapa Pinus Ketela Kaliandra Karet Pelawan Nilai Score 21 12 15 21 27 16 28 8 28 16 11 Jenis Spacies Rasamala Bambu Jati Akasia Bambu Jati Akasia Kelapa Gamal Johar Nilai Score 12 21 22 27 18 22 33 16 34 12

C. Aspek Sosial Pendekatan aspek ini adalah melalui kondisi sosial ekonomi penduduk setempat. Penentuan besarnya skor didasarkan atas kriteria kebiasaan atau selera dan alasan penduduk menggunakan jenis kayu tertentu sebagai kayu bakar. Berdasarkan hasil penelitian ada dua alasan yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan nilai skor .
Tabel 4. Jumlah nilai aspek sosial jenis kayu bakar Table 4. The scoring of social aspect of fuelwood species
No 1 2 3 4 5 6 Propinsi / Kab Province/Distric JABAR Cianjur (Padat) Subang(Jarang) JATENG Kebuman (Jarang) Kendal (Padat) YOGYA G.Kidul (jarang) Bantul (Padat) JATIM Bondowoso(jarang) Malang (Padat) BALI Kar.Asam (Jarang) Bangli (Padat) SUMSEL OKU (Padat) OKI (Jarang) Jenis Species Sengon Api-api Kelapa Jati Jati Sono Gmelina Jati Gamal Dadap Kopi Samak Nilai Score 20 20 20 20 10 10 20 20 10 20 10 Jenis Species Kaliandra Lamtoro Sengon Karet Sengon Jati Randu Sengon Intaran Kelapa Seru 20 10 Nilai Score 20 20 20 10 20 20 10 20 Jenis Species Bambu Johar Bambu Mahoni Mahoni Kelapa Pinus Ketela Kaliandra Karet Pelawan Nilai Score 20 20 20 20 20 20 10 20 20 20 Jenis Spacies Rasamala Bambu Jati Akasia Bambu Jati Akasia Kelapa Gamal Johar Nilai Score 10 20 20 20 20 20 20 20 20 20

145

volume 2 no. 2 (2001)

dari masing-masing jenis kayu. Pertama adalah mudah memperolehnya ,alasan ini diberi skor 2 dan kedua adalah hemat / murah dengan skor 1. Nilai skor dari masing-masing jenis kayu untuk aspek sosial dapat dilihat pada Tabel 4. Masyarakat pada umumnya memenuhi kebutuhan kayu bakar dari lokasi sekitarnya. Bentuk kayu bakar dapat berupa ranting / cabang, rencekan atau limbah dari kayu pertukangan atau tanaman perkebunan / buah-buahan yang ada di kebun. Alternatif lain cara memperoleh kayu bakar dengan membeli. Masyarakat menghendaki jenis yang hemat penggunaannya dimana panasnya bertahan lama. Jenis-jenis kayu tersebut antara lain : Jati, Karet, Randu dan Mahoni . Dari jumlah nilai ketiga aspek tersebut diatas dapat diketahui jenis-jenis pohon setempat yang menunjukkan nilai tertinggi berdasarkan persentase jumlah keseluruhan. Nilai persentase tertinggi merupakan jenis pohon unggulan sebagai penghasil kayu bakar dalam satu propinsi yang sesuai dengan kondisi lahan setempat (Tabel 5). Jenis-jenis tersebut umumnya sudah menjadi jenis unggulan setempat. Jenis pohon unggulan di daerah padat dan jarang penduduk tidak .
Tabel 5. Table 5.
No 1

Jenis pohon unggulan sebagai kayu bakar The superior species for fuelwood
Nilai Score 89 81 66 54,5 23,5 82 72 71 62 91 67,5 69,5 74,5 62 Persen (%) 16,5 15,0 12,2 10,1 4,4 15,2 13,4 13,2 5 14,5 21,4 15,8 16,3 17,5 14,5 6 73,5 91 73,5 77 66,5 76,5 79,5 12,2 15,1 12,2 12,8 11,0 12,6 13,2 No 4 Propinsi/Kabupaten Province / district Jawa Timur Bondowoso ( Jarang ) - Gemelina - Randu - Kelapa - Jati Malang ( Padat ) - Jati - Sengon - Pinus - Akasia Bali Karang Asem ( Jarang ) - Gamal - Intaran - Ketela - Kelapa Bangli ( Padat ) - Dadap - Kaliandra - Gamal Sumatera Selatan O K U ( Padat ) - Kopi - Kelapa - Karet - Johar O K I ( Padat ) - Samak - Seru - Pelawan Nilai Score 75 60 56 69,5 62,5 86 70,5 83 94 31 60,5 56 50 88 86,5 61 62 68,5 72 46,5 57,5 36 Persen (%) 13,3 10,7 9.9 12,4 11,1 15,3 12,5 14,8 20,2 6,7 12,9 12,0 10,7 18.9 18,6 15,2 15,4 16,9 17,8 11,5 14,3 8,9

Propinsi / Kabupaten Province / district Jawa Barat Cianjur ( Padat ) - Sengon - Kaliandra - Bambu - Rasamala Subang ( Jarang ) - Api-Api - Lamtoro - Johar - Bambu Jawa Tengah Kebumen ( Jarang ) - Kelapa - Sengon - Bambu - Jati Kendal ( Padat ) - Jati - Karet Yogyakarta Gunung Kidul ( Jarang) - Jati - Sengon - Mahoni - Akasia Bantul ( Padat ) - Sonokeling - Jati - Mahoni

146

Penentuan jenis..(Sylviani, Asmanah Widiarti)


- Bambu 65,5 10,9

menunjukkan perbedaan yang jauh. Hal ini juga tidak terlepas dari fungsi jenis pohon itu sendiri apakah merupakan jenis pohon penghasil kayu bakar, pertukangan atau pohon penghasil buah-buahan / perkebunan. Jenis pohon unggulan (3jenis) dari masing-masing Propinsi adalah sebagai berikut : 1. Propinsi Jawa Barat adalah Jenis Sengon, Kaliandra dan Lamtoro. 2. Propinsi Jawa Tengah adalah jenis Sengon , Jati dan Bambu. 3. Propinsi Yogyakarta adalah jenis Sengon , Mahoni dan Akasia. 4. Propinsi Jawa Timur adalah Sengon , Akasia dan Gmelina . 5. Propinsi Bali adalah jenis Gamal dan Kaliandra 6. Propinsi Sumatera Selatan adalah jenis Johar , Karet dan Kelapa Munculnya jenis-jenis kayu bakar yang bukan berasal dari kayu yang memiliki nilai kalori tinggi membuktikan bahwa meskipun kayu bakar merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat di pedesaan umumnya mereka tidak menyediakan secara khusus penanaman kayu bakar . Hal ini disebabkan pemilikan lahan penduduk sangat sempit atau lebih memilih menanam jenis-jenis kayu pertukangan atau jenis pohon perkebunan / buah-buahan yang mempunyai nilai jual tinggi , sedangkan limbahnya / rencekannya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan akan kayu bakar.

IV. Kesimpulan 1. Jenis kayu bakar yang digunakan /disukai masyarakat dapat digolongkan kedalam 3 (tiga ) jenis pohon yaitu kayu pertukangan, perkebunan / buahbuahan dan kayu bakar. Dalam menentukan jenis pohon unggulan sebagai penghasil kayu bakar digunakan tiga kriteria yaitu aspek teknis ( nilai kalor, daya trubus dan tingkat pertumbuhan), ekonomi ( manfaat ganda, produksi dan harga), sosial (kebiasaan /selera/alasan menggunkan kayu bakar). 2. Berdasarkan hasil perhitungan dengan nilai skor dan pembobotan masingmasing variabel pada tiap-tiap aspek jenis pohon yang mempunyai jumlah nilai tertinggi pada aspek teknis adalah jenis Sengon, Kaliandra, Gamal dan Johar. Sedangkan dari aspek ekonomi antara lain jenis Sengon, Jati dan Gamal. 3. Dari jumlah nilai ketiga aspek dapat diketahui jenis pohon setempat yang menunjukkan persentase nilai tertinggi. Nilai yang menunjukkan jenis pohon unggulan antara lain: Sengon, Kaliandra, Jati dan Lamtoro untuk wilayah Jawa dan jenis Gamal, Kaliandra dan Johar untuk wilayah luar Jawa. 4. Untuk memenuhi kebutuhan akan kayu bakar masyarakat belum secara khusus menanam jenis pohon kayu bakar yang memiliki karakteristik tertentu. Penduduk umumnya lebih memilih menanam jenis pohon komersial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti jenis tanaman perkebunan / buahbuahan.
147

volume 2 no. 2 (2001)

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1978 Bahan Bakar Kayu dan Limbah Pertanian di Indonesia Dewasa ini dan Prospeknya. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Asmanah, 1986 Beberapa Jenis Tanaman Penghasil Kayu Bakar di Lahan Kritis , Sylva Tropika. Warta Litbang Kehutanan Bogor Vol 1 (19-20 ) Evans, I 1979 Lorena Owner Built Stuves. The Appropriate Technology Proyect of Volunteer in Asia. Stanford. California 94305 USA ( Volunteer in Asia Publication. Harun Al Rasid 1981. Some Fuel Wood Tree Species Characteristic in Indonesia. BHH Bogor.

148

Penentuan jenis..(Sylviani, Asmanah Widiarti)

149

volume 2 no. 2 (2001)

150

Anda mungkin juga menyukai