246 KELOMPOK A7
atau berat ? Kapan pasien terakhir kali berkemih ? Berapa frekuensi berkemih dalam sehari ? Adakah rasa nyeri atau tidak enak ? Tanyakan pada pasien dimana rasa nyeri atau tidak nyaman ? pada saat atau selama mencoba buang air kecil ? Tanyakan bagaimana warna urin dari pasien ? adakah hematuria, sekret penis atau vagina, urin berbau busuk, urin keruh, atau mengeluarkan pasir halus atau batu ? Adakah nyeri pinggang atau suprapubis ? apakah kandung kemih membesar ? Adakah gejala sistemik seperti demam, menggigil, berkeringat, dan penurunan berat badan ?
Biasanya pada pemeriksaan fisik ditemukan : nyeri ketok pada pinggang ginjal sukar diraba distensi abdomen paralitik ileus
LED Urin : keruh, piuria, bakteriuria, proteinuria kadangkadang hematuria. Fungsi ginjal : normal
Radiologis * BNO - bayangan ginjal tidak jelas - batu ginjal * IVP - ginjal membesar - neprogram ber (-)
Pemeriksaan USG Pada umumnya USG ginjal normal. Radionuclide imaging Bayangan ginjal dengan gallium 67 dapat dipakai untuk menentukan lokalisasi infeksi. Hasil positif mencapai 86% walaupun dapat juga ditemukan hasil semupositif atau negatif
Pielonefritis akut ( PNA ) adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh radang jaringan interstitial sekunder mengenai tubulus, dan akhirnya mengenai glomerulus, disertai manifestasi klinik dan bakteriuria.
- nyeri menetap pada pinggang - sistitis (frekwensi, nokturia, urgensi & disuri) - malaise, mual, muntah, diare.
Tanda-tanda - tampak sakit
- demam (38,5- 40C) - takikardia (90x/i - 140x/i) - nyeri ketok pada pinggang - ginjal sukar diraba - distensi abdomen - paralitik ileus
Uretritis
Urolithiasis
Abses ginjal Abses perinefrik
1. Faktor predisposisi - Wanita dan Kehamilan - Diabetes melitus - Hipertensi - Anemia - Hematuria - Riwayat penyakit ginjal 2. Mikroorganisme
Family
genus
spesies
Enterobacteriaceae
Pseudomonadaceae
Pseudomonas
aeruginosa
Family
Genus
Spesies
Micrococcaeae
Staphylococcus
aureus saprophyticus
Streptococcaeae
streptococcus
faecalis
asimtomatik (1%-1,5%), sistitis (3%- 1,3%) dan pielonefritis (1% -2 %). Penelitian prospective pada 656 wanita dengan pielonefritis, di antaranya 73% terjadi pada antepartum, 8% pada intrapartum dan 19% terjadi pada postpartum. .Pada antepartum 9% terjadi pada trimester pertama, 46 % terdapat pada trimester kedua dan 45% terdapat pada trimester ketiga.
Gambar 1. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih, (1) Kolonisasi kuman di sekitar uretra, (2) masuknya kuman melalui uretra ke bulibuli, (3) penempelan kuman pada dinding buli-buli, (4) masuknya kuman melalui ureter ke ginjal.
sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lainlain.
merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3 %.
Pielonefritis kronik
Bila diagnosis terlambat atau pengobatan tidak adekuat, infeksi akut ini menjadi kronik terutama bila terdapat refluks vesikoureter. Bakterimia dan septikemia Bakteremia dengan atau tanpa septikemia sering ditemukan pada pasien-pasien dengan pielonefritis berat ( fulminating pyelonephritis ). 8 Pionefrosis Pada stadium akhir dari infected hydronephrosis atau pyonephrosis terutama pada pasien-pasien daibetes melitus mungkin disertai pembentukan gas intrarenal sehingga dapat memberikan gambaran radiologik pada foto polos perut.
Non Medika Mentosa Istirahat penting selama fase akut Pasien dianjurkan minum banyak supaya jumlah diuresis mencapai 2 liter per hari selama fase akut.
Pengobatan umum
bersifat simtomatik untuk menghilangkan atau meredakan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah atau atas. Misalnya ; analgetik, anti spasmodik, alkalinisasi urin dengan bikarbonat. rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika perenteral paling sedikit 48 jam. Pengobatan awal Fluorokuinolon Amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin Sefalosporin dengan spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida.
hasil bakteriogram Tindak lanjut ( follow up ) Pemeriksaan bakteriologi. Bila terjadi reinfeksi, biakan urin setiap bulan selama 3 bulan pertama dan selanjutnya setiap 3 bulan selama 9 bulan.
Antimikroba yang digunakan untuk pengobatan pielonefritis pada kehamilan : ampisilin 2 g IV tiap 6jam + gentamycin 3-4mg/Kg/hari IV dibagi 3 x sehari cefazolin 1 g IV tiap 8 jam ceftriaxone 1- 2 g IV atau IM tiap 24 jam mezlocillin 1- 3g IV tiap 6 jam piperacillin 4 g IV tiap 8 jam
dan saluran kemih. Bagi perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih. Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab
bila memperlihatkan penyembuhan klinik maupun bakteriologi terhadap antibiotika. Bila faktor-faktor predisposisi tidak diketahui atau berat dan sulit dikoreksi, kira-kira 40% dari pasien menjadi kronik, pielonefritis kronik.1