Anda di halaman 1dari 11

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL PENELITIAN 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 5.1.2. Karakteristik Sampel Semua data sampel untuk penelitian ini diambil dengan menggunakan instrument kuesioner yang telah diisi oleh responden yaitu ibu yang mempunyai balita berusia 1 hingga 3 tahun dan tinggal di kelurahan Kemenenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan . 5.1.3. Distribusi Karakteristik Sampel Dari keseluruhan sampel yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristik mencakup umur, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan,jumlah anak dalam keluarga dan usia anak terakhir. Tabel 5.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Kelompok umur (Tahun) 20-25 26-30 31-35 36-40 Jumlah n 36 47 16 1 100 % 36,0 47,0 16,0 1,0 100

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah yang tertinggi adalah terdiri dari umur 26 hingga 30 tahun yaitu sebanyak 47 orang. Manakala responden yang terdiri dari usia 36 hingga 40 tahun adalah yang terendah yaitu cuma 1 orang yang merangkumi 1% daripada keseluruhan responden. Ibu yang berumur 20 hingga 25 tahun adalah sebanyak 36%. Ibu yang berumur antara 31 hingga 35 tahun adalah sebanyak 16 orang. Tabel 5.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan

Jenis pekerjaan Pegawai Negri Sipil Pegawai Swasta Ibu rumah tangga Jumlah

n 13 33 54 100

% 13,0 33,0 54,0 100%

Berdasarkan tabel 5.2, mayoritas pekerjaan ibu yang menjadi responden adalah sebagai ibu rumah tangga yang merangkumi 54% dari keseluruhan responden. Manakala, responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil adalah 13 orang yaitu 13%. Ibu yang bekerja sebagai pegawai swasta adalah sebanyak 33 orang.

Tabel 5.3. Distribusi Sampel Tingkat Pendidikan Pendidikan Tidak Bersekolah Sekolah Dasar (SD) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Sarjana Jumlah n 10 25 37 20 8 100 % 10,0 25,0 37,0 20,0 8,0 100

Dari tabel 5.3. diatas, didapati distribusi tingkat pendidikan respondan yang tertinggi adalah ibu yang mempunyai tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yaitu sebanyak 37 orang (37.0%). Ibu yang mempunyai tingkat pendidikan Sarjana adalah sebanyak 8 orang. Ibu yang mempunyai tingkat pendidikan sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat atas adalah 25 orang dan 20 orang masing masing. Manakala ibu yang tidak bersekolah adalah 10 orang.

Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Anak dalam Keluarga Jumlah Anak 1 2 3 4 5 Jumlah n 16 33 31 15 5 100 % 16,0 33,0 31,0 15,0 5,0 100%

Dari tabel 5.4. diatas, didapati jumlah anak respondan yang tertinggi adalah ibu yang mempunyai 2 orang anak yaitu sebanyak 37 orang (37.0%). Ibu yang mempunyai 5 orang anak adalah sebanyak 5 orang. Ibu yang mempunyai 1 , 3 dan 4 orang anak adalah 16 orang, 31 orang dan 15 orang masing masing.

Tabel 5.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia Anak Terakhir Usia Anak terakhir 1 2 3 Jumlah n 43 42 15 100 % 43,0 42,0 15,0 100%

Dari tabel 5.5. diatas, didapati usia anak terakhir respondan yang tertinggi adalah ibu yang mempunyai anak dengan usia 1 tahun yaitu sebanyak 43 orang ibu (43.0%). Ibu yang mempunyai anak dengan usia 2 tahun adalah sebanyak 42 orang. Ibu yang mempunyai anak dengan usia 3 tahun adalah sebanyak 15 orang.

5.1.4. Hasil Analisis Data Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 kategori yaitu kurang, sedang dan baik. Seorang responden akan dikatakan mempunyai tingkat pengetahuan yang baik jika menjawab 16-20 pertanyaan dengan benar seterusnya seorang responden dikatakan berpengetahuan sedang jika menjawab 8-15 pertanyaan dengan benar dan dikatakan berpengetahuan kurang jika hanya menjawab lebih kecil sama dengan 7dari pertanyaan dengan benar.

Tabel 5.6. Distribusi Sampel Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan Kurang Sedang Baik Jumlah N 8 68 24 100 % 8,0 68,0 24,0 100%

Berdasarkan tabel 5.6, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap imunisasi dasar lengkap dengan kategori sedang memiliki persentasi yang paling besar yaitu 68,0 %, dan diikuti dengan berpengetahuan kategori baik sebanyak 24,0% dan tingkat pengetahuan kategori kurang yaitu 8%.

Tabel 5.7. Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur Umur Kurang (<7) F % 20-25 26-30 31-35 36-40 Jumlah 4 3 1 0 8 4,0 3,0 1,0 0,0 8,0 Tingkat pengetahuan Sedang (8-15) F % 24 32 11 1 68 24,0 32,0 11,0 1,0 68,0 Baik (16-20) F % 8 12 4 0 24 8,0 12,0 4,0 0,0 24,0 36 47 16 1 100 Jumlah

Berdasarkan tabel 5.7, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap imunisasi dasar lengkap berdasar umur responden diantara usia 26 hingga 30 tahun memiliki persentasi yang paling besar dengan tingkat pengetahuan kategori baik yaitu 12 orang. Manakala tingkat pengetahuan kurang yang tertinggi jatuh dalam kategori umur 20 tahun hingga 25 tahun yaitu sebanyak 4 orang. Tingkat pengetahuan sedang yang paling banyak terdapat pada kategori umur 26 hingga 30 tahun sebanyak 32 orang.

Tabel 5.8. Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Kurang (<7) F % Pegawai Negri Pegawai Swasta Ibu rumah tangga Jumlah 0 0 8 8 0,0 0,0 8,0 8,0 Tingkat pengetahuan Sedang (8-15) F % 5 25 38 68 5,0 25,0 38,0 68,0 Baik (16-20) F % 8 8 54 24 8,0 8,0 54,0 24,0 13 33 54 100 Jumlah

Berdasarkan table 5.8. didapati tingkat pengetahuan kategori baik bagi responden yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta dan ibu rumah tangga adalah 8 orang, 8 orang dan 54 orang masing masing. Tingkat pengetahuan kategori sedang bagi responden yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta dan ibu rumah tangga adalah 5 orang, 25 orang dan 38 orang masing masing. Tingkat pengetahuan kategori kurang bagi responden yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta tidak ada manakala bagi ibu rumah tangga adalah 8 orang.

Tabel 5.9. Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Kurang (<7) F % Tidak bersekolah SD SLTP SLTA Sarjana Jumlah 8 0 0 0 0 8 8,0 3,0 0,0 0,0 0,0 8,0 Tingkat pengetahuan Sedang (8-15) F % 2 21 28 15 2 68 2,0 21,0 28,0 15,0 2,0 68,0 Baik (16-20) F % 0 4 9 5 6 24 0,0 4,0 9,0 5,0 6,0 24,0 10 25 37 20 8 100 Jumlah

Berdasarkan table 5.9. didapati tingkat pengetahuan bagi responden dengan tingkat pendidikan SD adalah baik sebanyak 4 orang, sedang sebanyak 21 orang dan kurang tidak ada. Manakala tingkat pengetahuan bagi responden dengan tingkat pendidikan SLTP adalah baik sebanyak 9 orang, sedang sebanyak 28 orang dan kurang tidak ada. Tingkat pengetahuan bagi responden dengan tingkat pendidikan SLTA adalah baik sebanyak 5 orang, sedang sebanyak 15 orang dan yang kurang tidak ada. Tingkat pengetahuan bagi responden dengan tingkat pendidikan sarjana adalah baik sebanyak 6 orang, sedang sebanyak 2 orang dan kurang tidak ada. Manakala tingkat pengetahuan bagi responden yang tidak bersekolah kurang sebanyak 8 orang. Tabel 5.10. Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Anak Pekerjaan Kurang (<7) F % 1 2 3 4 5 Jumlah 1 4 1 1 1 8 1,0 4,0 1,0 1,0 1,0 8,0 Tingkat pengetahuan Sedang (8-15) F % 11 23 19 12 3 68 11,0 23,0 19,0 12,0 3,0 68,0 Baik (16-20) F % 4 6 11 2 1 24 4,0 6,0 11,0 2,0 1,0 24,0 16 33 31 15 5 100 Jumlah adalah tingkat pengetahuan baik tidak ada responden, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 2 orang dan

Berdasarkan tabel 5.10. diatas tingkat pengetahuan ibu kategori baik bagi ibu yang mempunyai 3 orang anak mempunyai tingkat pengetahuan dengan prestasi yang tertinggi yaitu sebanyak 11.0%. Tingkat pengetahuan ibu kategori sedang bagi ibu yang mempunyai 2 orang anak mempunyai tingkat pengetahuan dengan prestasi yang tertinggi dalam kategori sedang yaitu

sebanyak 23.0%. Tingkat pengetahuan ibu kategori kurang bagi ibu yang mempunyai 2 orang anak mempunyai tingkat pengetahuan dengan prestasi yang tertinggi dalam kategori kurang yaitu sebanyak 4.0% Tabel 5.11. Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Usia Anak Terakhir Usia Anak Terakhir Kurang (<7) F % 1 2 3 Jumlah 5 2 1 8 5,0 2,0 1,0 8,0 Tingkat pengetahuan Sedang (8-15) F % 29 28 11 68 29,0 28,0 11,0 68,0 Baik (16-20) F % 9 12 3 24 9,0 12,0 3,0 24,0 43 42 15 100 Jumlah

Berdasarkan tabel 5.11. diatas ibu yang mempunyai anak dengan usia terakhir 2 tahun mempunyai tingkat pengetahuan dengan prestasi yang tertinggi yaitu sebanyak 12.0%. Ibu yang mempunyai anak dengan usia terakhir 1 tahun mempunyai tingkat pengetahuan dengan prestasi yang tertinggi dalam kategori sedang yaitu sebanyak 29.0%. Ibu yang anak usia terakhir 1 tahun juga mempunyai tingkat pengetahuan dengan prestasi yang tertinggi dalam kategori kurang yaitu sebanyak 5.0%.

5.2. PEMBAHASAN Dari penelitian ini, dinilai tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada balita usia 1 hingga 3 tahun di kelurahan Kemenangan Tani kecamatan Medan Tuntungan pada tahun 2013. Menurut Notoatmojdo, pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo,2003). Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa

tingkat pengetahuan responden terhadap imunisasi dasar lengkap dengan kategori sedang memiliki persentasi yang paling besar yaitu 68,0 %, dan diikuti dengan berpengetahuan kategori baik sebanyak 24,0% dan tingkat pengetahuan kategori kurang yaitu 8%. Dari hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa 84 responden (84,0%) memiliki pengetahuan baik bahwa imunisasi adalah untuk mencegah penyakit bukan menyembukan penyakit. Tujuan diberikan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, serta melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak, tetapi imunisasi tidak boleh menyembuhkan penyakit yang sudah dideritai oleh seseorang (Drutz, 2012). Dari hasil penelitian didapati bahwa 79 respondan (79,0%) memiliki pengetahuan baik tentang manfaat imunisasi BCG. Didapati 29 respondan (29,0%) mengetahui benar berapa kali imunisasi BCG harus diberikan dan sebanyak 56 respondan (56,0%) mengetahui kapan saja imunisasi BCG tepat diberikan. Menurut jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Tahun 2011 vaksin BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG tidak dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat di tempat suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih lanjut (diagnostik Tuberkulosis). Dari hasil penelitian didapati bahwa 58 respondan (58,0%) memiliki pengetahuan baik tentang manfaat imunisasi Hepatitis B. Didapati 67 respondan (67,0%) mengetahui benar berapa kali imunisasi Hepatitis B harus diberikan dan sebanyak 24 respondan (24,0%) mengetahui kapan saja imunisasi Hepatitis B tepat diberikan. Menurut jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Tahun 2011 vaksin Hepatitis B optimal diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. Bila vaksin Hepatitis akan diberikan sebaik lahir, diantara 1 hingga 2 bulan untuk dosis kedua dan pada usia 6 bulan bagi dosis ketiga. Dari hasil penelitian didapati bahwa 61 respondan (58,0%) memiliki pengetahuan baik tentang penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi DPT. Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa

minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang (Arsam, 2009). Dari hasil penelitian didapati bahwa 93 respondan (93,0%) memiliki pengetahuan baik tentang manfaat imunisasi Polio. Didapati 67 respondan (67,0%) mengetahui benar berapa kali imunisasi Polio harus diberikan dan sebanyak 74 respondan (74,0%) mengetahui kapan saja imunisasi Polio tepat diberikan. Imunisasi polio adalah menimbulkan imunisasi yang diberikan untuk kekebalan teradap penyakit poliomyelitis, yaitu penyakit radang yang

menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki. Waktu pemberian polio adalah pada umur bayi 0-11bulan atau saat lahir (0 bulan), dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT (Lahlwani, 2008). Dari hasil penelitian didapati bahwa 82 respondan (82,0%) memiliki pengetahuan baik tentang manfaat imunisasi Campak. Didapati 89 respondan (89,0%) mengetahui benar berapa kali imunisasi Campak harus diberikan dan sebanyak 69 respondan (69,0%) mengetahui kapan saja imunisasi Campak tepat diberikan. Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih (Asram, 2009). Dari hasil penelitian didapati bahwa 90 respondan (90,0%) memiliki pengetahuan baik tentang kesan samping imunisasi. Kesan sampingan yang berlaku biasanya ringan dan tidak berbahaya berbanding jika dijangkiti atau mendapat komplikasinya. Kesan sampingan yang teruk seperti demam (lebih daripada 38C), ruam di seluruh badan dan sawan tarik jarang berlaku (Kliegman, 2004). Dari hasil penelitian didapati bahwa 77 respondan (77,0%) memiliki pengetahuan baik tentang dimana saja imunisasi dasar lengkap bias didapatkan untuk anak anak mereka. Didapati 77 orang respondan (77,0%) juga mengetahui bahwa pemerintah menanggung biaya Imunisasi dasar lengkap sehingga imunisasi dasar lengkap bisa didapati secara gratis. Disamping itu 50 respondan (50,0%) juga memiliki pengetahuan baik tentang siapa saja yang harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Menurut Departement Kesehatan Republik Indonesia dinyatakan bahwa menteri kesehatan menyebutkan, ada 5 jenis vaksin yang diberikan secara gratis di Posyandu,

yaitu vaksin Hepatitis B, BCG (mencegah TBC), Polio, DPT/HB (mencegah difteri, batuk rejan, tetanus dan Hepatitis B lanjutan), serta campak (mencegah penyakit campak). Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahawa mayoritas tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi dasar lengkap pada bayi berada pada tingkat sedang. Menurut asumsi peneliti hali ini munkin karena ibu-ibu kurang mendapat penyuluhan yang optimal tentang imunisasi dasar secara umum, sehingga pengetahuan mereka dalam tahap pengetahuan tahap pertama, yaitu tahu adalah cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai