Bab 3 Tanah Dan Genesa Tanah
Bab 3 Tanah Dan Genesa Tanah
2012
Pada dasarnya tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfir. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Secara umum, komposisi material tanah berbeda sama sekali dengan material induknya, terutama perberbedaan dalam sifat saift fisik, kimia, mineralogi dan morfologinya. Hampir semua tanah mempunyai densitas berkisar antara 1 dan 2 g/cm. Tanah juga diketahui sebagai bumi, karena merupakan nama dari planit bumi kita. Hanya sedikit tanah yang terdapat dimuka bumi yang berumur lebih tua dari Tersier, dan kebanyakan tanah tidak lebih tua dari Pleistosen.
22
2012
pembentukan lapisan-lapisan atau horison-horison yang dapat diamati pada suatu profil tanah. Proses proses ini melibatkan penambahan, penghilangan, transformasi dan tranlokasi dari meterial yang menyusun tanah. Mineral berasal dari hasil pelapukan batuan yang mengalami perubahan membentuk mineral-mineral sekunder dan komponen lainnya yang terlarut didalam air, komponen komponen tersebut kemudian berpindah dari satu tempat ketempat lainnya melalui aktivitas air ataupun aktivitas binatang. Perubahan dan perpindahan material yang terdapat didalam tanah yang menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan tanah yang jelas. Pelapukan batuan dasar akan menghasilkan material induk dimana soil terbentuk. Sebagai contoh pembentukan tanah yang berasal dari batuan lava di daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi. Pada iklim yang demikian, tumbuh-tumbuhan akan tumbuh dengan cepat, terutama pada batuan lava basaltis, namun demikian sedikit sekali material organik yang dijumpai. Tumbuh-tumbuhan ditunjang oleh batuan yang porous yang terisi oleh nutrisi yang terbawa oleh air, seperti larutan mineral dan guano. Perkembangan akarakar tumbuhan yang bercampur dengan jamur mycorrhizal secara berangsur dan perlahan dapat mengakibatkan terbelahnya batuan lava yang porous dan pada akhirnya akan terjadi akumulasi dari material organik. Pedologi adalah cabang ilmu tanah yang mempelajari sifat dan ciri tanah serta proses pembentukan tanah. Pedologi berasal dari bahasa Rusia pedologiya, yang dalam bahasa Yunani pedon = tanah. Dalam pedologi dipelajari genesa tanah, morfologi tanah, dan klasifikasi tanah.
23
2012
24
2012
diendapkan di suatu tempat yang jauh dari sumbernya. Tanah coluvial dan tanah aluvial adalah contoh-contoh tanah hasil proses seperti yang dijelaskan diatas.
25
2012
Tekstur Tanah merujuk kepada komposisi pasir, lanau dan lempung. Kandungan/susunan tanah akan mencerminkan karakter/tingkahlaku tanah, termasuk dalam hal kapasitas menyimpan makanan dan air. Pasir dan lanau merupakan hasil pelapukan fisikal, sedangkan lempung hasil pelapukan kimiawi. Lempung mempunyai kemampuan untuk menyimpan makanan dan air. Tanah lempung lebih tahan terhadap erosi angin dan air dibandingkan dengan tanah yang pasiran dan tanah lanauan, hal ini dikarenakan partikel-partikelnya yang lebih saling mengikat satu dengan lainnya. Pada tanah yang bertekstur menengah, lempung seringkali terendapkan dibagian bawah dari profil tanah dan berakumulasi pada bagian subsoil (gambar 3.1).
Tanaman sering tumbuh pada lapisan tanah yang tersusun dari campuran sisa sisa organisme, kumpulan dari lapisan organik disebut dengan horison O. Secara biologi s, koloni organisme dan rombakan material/bahan organik, menjadikan tersedianya makanan (nutrient) dimana tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang lainnya dapat hidup. Dengan berjalannya waktu, suatu lapisan permukaan organik akan membentuk bersama humus menjadi horison A.
26
2012
Gambar 3-2
Profil Tanah (kiri) dan Contoh Horison Tanah (kanan): Ground Surface (Humus)/ Horison O; Horison A (Zona leaching / top soil); Horison B (Zona akumulasi / sub-soil) ; Horison C (Pelapukan Batuan Induk)
3.5.1. Orde
Orde adalah katagori tertinggi dari klasifikasi tanah. Tipe-tipe order diakhiri oleh kata sol. Berdasarkan sistem klasifikasi tanah Amerika, tanah dibagi menjadi 10 orde, yaitu:
1. Entisol - tanah yang baru terbentuk, perkembangan horison tanah belum terlihat secara jelas. Tanah entisol umumnya dijumpai pada sedimen yang belum terkonsolidasi, seperti pasir, dan beberapa memperlihatkan horison diatas lapisan batuan dasar. 2. Vertisol - inverted soils. Tanah vertisol cenderung memiliki sifat mudah memuai (mengembang) ketika basah dan mengkerut saat kering, seringkali menghasilkan rekahan tanah yang cukup dalam sehingga lapisan yang ada di permukaan masuk kedalam rekahan tersebut. 3. Inceptisol - tanah yang masih muda dan sudah memperlihatkan adanya perlapisan ( horison) dan juga memperlihatkan adanya eluviasi dan iluviasi.
27
2012
4. Aridisol - tanah kering yang terbentuk di lingkungan gurun. Tanah aridisol hampir mencapai 20% tanah yang ada di bumi. Pembentukan tanahnya aridisol sangat lambat dengan akumulasi bahan organik yang sangat sedikit. Zona bawah permukaannya (horison Calcic) berupa Calsium Carbonat yang terakumulasi dari perkolasi air. Kebanyakan dari tanah aridisol berkembang horison B yang tersusun dari material lempung hasil perpindahan pada masa lalu ketika kelembabam tanahnya tinggi. 5. Mollisol - tanah lunak yang mempunyai horison A yang sangat tebal. 6. Spodosol tanah yang dihasilkan melalui proses podsolisasi. Merupakan tipe tanah yang berasal dari hutan pinus (coniferous) dan deciduous yang berada pada iklim dingin/sejuk. 7. Alfisol - tanah yang mengandung aluminium dan besi. Tanah alfisol mengandung horison dari akumulasi lempung dan terbentuk ketika kelembabamnya cukup dan hangat, tanah tipe ini baik untuk tanaman yang berumur 3 bulanan. 8. Ultisol - tanah yang kandungan leachingnya sangat tinggi. 9. Oxisol - tanah yang kandungan oksidanya sangat tinggi. 10. Histosol - tanah organik.
Skema orde diatas termasuk: 1. Andisols - tanah volkanik yang cenderung mengandung mineral gelas yang tinggi. 2. Gelisols - tanah yang bersifat permafrost.
28
2012
Huruf G S M C O
Huruf Pertama dan atau Kedua Partikel Partikel gravel kerikil sand pasir silt lanau clay lempung organic organik
Huruf P W H L
Huruf Kedua Keterangan Poorly graded (uniform particle sizes) Well graded (diversified particle sizes) High plasticity Low plasticity
Jika tanah mempunyai berat 5 12% dari berat butir yang lolos pada ayakan (saringan) ukuran 200 (mesh 200) (5% < P#200 < 12%), kedua distribusi ukuran butir dan platisitas mempunyai dampak yang signifikan pada sifat-sifat keteknikan dari tanah, dan dua notasi memungkinkan untuk digunakan dengan menggunakan kelompok simbol. Sebagai contoh, GW - GM berhubungan dengan Kerikil bergradasi baik dengan lanau (Well graded gravel with silt). Jika tanah mempunyai lebih dari 15% berat yang tertingal pada ayakan ukuran #4 (R#4 > 15%), maka berarti jumlah yang signifikan dari kerikil (gravel), dan huruf depan dengan gravel kemungkinan ditambahkan untk kelompok nama tersebut, tetapi simbol kelompok tidak berubah. Sebagai contoh, SP SM yang berari mengacu pada Pasir yang bergradasi buruk (poorly graded SAND) dengan lanau dan kerikil.
Gambar
3-3
Sistem Klasifikasi Tanah (Unified Soil Classification System) adalah suatu sistem klasifikasi tanah yang dipakai dalam disiplin ilmu Keteknikan dan Geologi untuk mendiskripsi tekstur dan ukuran butir tanah. Sistem klasifikasi dapat diterapkan untuk semua material yang tidak terkonsolidasi, dan diwakili dengan simbol huruf, yaitu sebagai berikut:
29
2012
PENGELOMPOKAN
SIMBOL
NAMA KELOMPOK
Tanah dengan butiran kasar >50% tertinggal pada saringan ukuran mesh 200 (0.075mm).
Kerikil > 50% fraksi kasar tertinggal pada mesh no.44 (4.75 mm) sieve { gravel > 50% of coarse fraction retained on No.4 (4.75 mm) sieve}
Kerikil bersih < 5% lebih kecil dari mesh # 200 (clean gravel <5% smaller than #200 Sieve)
GW
Kerikil bergradasi baik, kerikil berukuran halus kasar (well graded gravel, fine to coarse gravel).
GP
GM
GC
Pasir 50% fraksi kasar lolos pada saringan No.4) (sand 50% of coarse fraction passes No.4 sieve)
SW
Pasir bergradasi baik, pasir berukuran halus kasar (well graded sand, fine to coarse sand).
SP
SM
SC
ML Batas cair lanau dan lempung < 50 (silt and clay liquid limit < 50) An-organik (inorganic) CL
Lanau (Silt).
Lempung (Clay).
Tanah dengan butiran halus>50% dan lolos pada saringan mesh 200.
Organik (organic)
OL
MH Batas cair lanau dan lempung 50 (silt and clay liquid limit 50) An-organik (inorganic) CH
Lanau dengan plastisitas tinggi, Lanau elastis (silt of high plasticity, elastic silt)
Lempung dengan plastisitas tinggi, lempung berlemak (clay of high plasticity, fat clay)
Organik (organic)
OH
Pt
Gambut (peat)
30
2012
50 max 25 max
51 min 10 max
35 max
35 max
35 max
35 max
36 min
36 min
36 min
36 min
6 max
N.P.
40 max 10 max
41 min 10 max
40 max 11 min
41 min 11 min
40 max 10 max
41 min 10 max
40 max 11 min
41 min 11 min1
Pasir halus
Tanah lanauan
Tanah lempungan
Buruk - Sedang
31
2012
3.6.2. Percobaan
Ilmu ini mempelajari sifat-sifat tanah melalui serangkaian percobaan laboratorium dan percobaan di lapangan:
1. Percobaan di lapangan 1. Pengambilan contoh dan benda uji tanah 2. Pendataan lapisan dengan cara pengeboran 3. Uji CPT atau Sondir 4. Uji Tekan Pelat 5. Uji kepadatan tanah di lapangan 6. Uji Permeabilitas sumur 7. Uji SPT (Standard Penetration Test) 8. Uji DCP 9. Uji Kekuatan Geser Tanah di lapangan, dengan menggunakan Uji Baling-Baling 2. Percobaan di laboratorium
1. Distribusi Butiran Tanah, untuk tanah berbutir besar digunakan Uji Ayak (Sieve Analysis), untuk tanah berbutir halus digunakan Uji Hidrometer (Hydrometer). 2. Berat Jenis Tanah (Specific Grafity) 3. Kerapatan Tanah (Bulk Density) dengan menggunakan Piknometer. 4. Kadar Air, Angka Pori dan Kejenuhan Tanah (Water Content, Pore Ratio and Saturation Ratio) 5. Permeabilitas 6. Plastisitas Tanah, dengan menggunakan Atterberg Limit Test untuk mencari: - Batas Cair dan Plastis (Liquid Limit), - Batas Plastis dan Semi Padat (Plastic Limit), - Batas Semi Padat dan Padat (Shrinkage Limit) 7. Uji Konsolidasi (Consolidation Test) 8. Uji Kekuatan Geser Tanah, di laboratorium terdapat tiga percobaan untuk menentukan kekuatan geser tanah, yaitu: - Percobaan Geser Langsung (Direct Shear Test), - Uji Pembebanan Satu Arah (Unconvined Test) dan - Uji Pembebanan Tiga Arah (Triaxial) 9. Uji Kemampatan dengan menggunakan Uji Proctor
Pada awalnya usaha untuk mengklasifikasikan tanah terutama didasarkan atas ukuran butirnya. Dan klasifikasi ini dikenal sebagai sistem klasifikasi tekstur. Pada tahun 1908, dikenal sistem yang baru untuk mengklasifikasikan tanah yang dikembangkan oleh Atterberg di Swedia dan terutama dipakai untuk keperluan pertanian. Sistem yang sama juga dikembangkan dan dipakai oleh Komisi Geoteknik Swedia. Di Amerika, Biro Jalan Umum telah mengembangkan pada tahun 1920-an dan telah dipakai secara luas oleh para Agen Jalan Raya pada pertengahan 1930-an. Sistem ini telah mengalami perbaikan/revisi beberapa kali dan telah dipakai secara luas hingga saat ini. Tujuan utama dari setiap klasifikasi tanah adalah untuk memperkirakan sifat-sifat keteknikan dan tingkah laku dari tanah berdasarkan atas uji laboratorium atas beberapa contoh sampel tanah. Uji laboratorium dan atau uji lapangan yang kemudian dipakai untuk meng-identifikasi tanah dan memasukannya kedalam suatu kelompok dimana tanah memiliki kesamaan sifatsifat keteknikannya. Kemungkinan tidak tersedianya sistem klasifikasi yang utuh untuk menentukan klasifikasi tanah dengan melihat tingkah laku keteknikannya yang disebabkan oleh sejumlah variabel yang ada di dalam tingkah laku tanah serta berbagai permasalahan dari tanahnya itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk mengatasi tujuan tersebut, terutama dalam hubungannya untuk mengatasi permasalahan tanah dalam bidang teknik
32
2012
jalan raya dan lapangan terbang. Klasifikasi tanah tidak harus berakhir pada sampai pada tingkatan tersebut tetapi sebagai alat untuk pengetahuan dimasa mendatang dari tingkah laku tanah.
33
2012
34