Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dijelaskan

bahwa Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi

pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu belajar berbahasa adalah belajar

berkomunikasi, dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai

kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa

dan sastra Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

Ruang lingkup bahan kajian pembelajaran bahasa Indonesia meliputi

aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan ragam

nonsastra dan ragam sastra. Keempat aspek tersebut sebaiknya mendapat porsi yang

seimbang, dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu.

Membaca merupakan salah satu aspek pembelajaran bahasa Indonesia.

Kualitas pembelajaran bahasa Indonesia menyangkut pula kualitas pembelajaran

membaca. Hasil pembelajaran bahasa Indonesia secara inklusif merupakan hasil

pembelajaran membaca (Henry Guntur Tarigan, 1986:136).

Membaca merupakan kegiatan pokok di antara empat keterampilan

berbahasa yang perlu dikembangkan secara terus-menerus sejak siswa masih duduk di

bangku pendidikan dasar. Bahkan setelah seseorang lulus dari perguruan tinggi,

membaca masih dibutuhkan karena membaca merupakan “jendela dunia” maksudnya


segala informasi yang ada di penjuru dunia ini bisa diketahui oleh seseorang dengan

membaca.

Prestasi siswa sangat ditentukan oleh kemampuan serta keterampilannya

dalam memahami suatu wacana atau informasi yang diperolehnya. Bahkan setelah

siswa menyelesaikan sekolahnya, kemampuan serta keterampilan memahami suatu

wacana tersebut akan sangat mempengaruhi pengetahuannya tentang berbagai

masalah. Oleh karena itu pembelajaran bahasa mempunyai tugas membina dan

meningkatkan kemampuan dan kemauan membaca para siswa.

Siswa SMP dikatakan terampil membaca apabila mampu menjawab dan

menceritakan kembali isi wacana (Henry Guntur Tarigan, 1986:12). Kiranya tidaklah

berlebihan apabila dikatakan bahwa taraf minat baca siswa saat ini masih sangat

kurang, padahal keterampilan membaca siswa tersebut sangat menentukan kemajuan

masa depan bangsa dan negara.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas IX SMP Negeri 12 Xxx masih cukup memprihatinkan. Hal

tersebut dimungkinkan karena siswa tidak benar-benar memahami bacaan yang

disediakan. Melihat kenyataan tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

masalah tersebut. Sebagai pemecahannya adalah dengan diterapkannya metode

SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman. Untuk mengetahui seberapa besar

efektivitas metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami teks

bacaan, maka perlu diadakan penelitian tindakan.

Apabila guru telah menghayati tujuan pembelajaran bahasa, khususnya

pembelajaran membaca berdasarkan kurikulum yang berlaku, maka guru bahasa


harus memperbaiki cara mengajarnya. Diperlukan adanya perencanaan, pelaksanaan,

dan pengevaluasian pembelajaran membaca. Perbaikan pembelajaran membaca ini

mengarah kepada peningkatan kecepatan pengenalan dan pemahaman kosakata,

pemahaman struktur kalimat, pemahaman paragraf, dan pemahaman seluruh wacana.

Ada beberapa teknik membaca diantaranya ialah penggunaan metode

SQ3R. Metode SQ3R adalah metode yang mencakup lima tahap yaitu teliti atau

periksalah (survey), susunan pertanyaan (question), baca (read), ceritakan kembali

(recite), dan kaji ulang (review). Teliti atau periksalah (survey), yaitu sebelum

membaca dengan lengkap terlebih dahulu membaca sekilas untuk mendapatkan

gagasan umum yang akan dibaca. Tahap susunan pertanyaan (question) adalah

memunculkan berbagai pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam wacana itu

sendiri. Tahap baca (read) adalah membaca yang berfungsi mencari jawaban atas

pertanyaan yang sudah dibuat oleh pembaca. Tahap ceritakan kembali (recite) adalah

memahami dan mendalami makna pokok pikiran bahan bacaan tersebut, sedangkan

tahap kaji ulang (review) adalah mengulangi dan mengingat-ingat isi bacaan secara

ringkas untuk memperoleh penguasaan secara bulat. Berdasarkan langkah-langkah

tersebut penggunaan metode SQ3R dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman siswa.

Adapun kelebihan metode SQ3R yaitu anak cenderung lebih mudah

memahami isi bacaan dalam waktu relatif cepat. Metode ini sangat baik bagi anak

yang belajar membaca lanjut yang sudah dapat berpikir secara abstrak, logis, dan

sitematis.
B. Rumusan Masalah

Untuk memberikan arah penelitian yang jelas dan operasional berdasarkan

latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitan ini sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)

dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IX C SMP

Negeri 12 Xxx tahun pelajaran 2007-2008?

2. Mengetahui seberapa besar efektivitas metode SQ3R dalam upaya meningkatkan

pemahaman membaca siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini untuk:

1. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IX C SMP Negeri

12 Xxx dengan menggunakan metode SQ3R.

2. Mengetahui seberapa besar efektivitas metode SQ3R dalam upaya meningkatkan

pemahaman membaca siswa?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Dengan metode SQ3R akan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

wacana yang dibacanya secara cepat dan tepat.

2. Bagi Guru Bahasa Indonesia


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pengetahuan kepada

guru bahasa Indonesia tentang penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran

membaca pemahaman.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca adalah kemampuan mengamati, memahami, dan

memikirkan simbol-simbol yang berupa tulisan. Kemampuan membaca adalah

kemampuan proses berpikir yang melibatkan seluruh indera dan jiwa untuk

memahami pesan-pesan berupa simbol tertulis dan merupakan media untuk

mengembangkan cara berpikir dan berimajinasi. Kemampuan membaca adalah

kemampuan memahami pesan-pesan dalamwacana dengan kecepatan tertentu.

Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (1989: 62) pengertian

kemampuan membaca adalh melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis

baik dengan melisankan atau hanya dalam hati. Pengartian yang hampir sama juga

dikemukakan oleh Poerwadarminta (1984: 70) bahwa kemampuan membaca

adalah kemampuan melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang

tertulis itu.

Menurut Henry Guntur Tarigan (1990: 7) kemampuan membaca adalah

suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh

pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa

tulis. Suatuproses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan satu

kesatuan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara

individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi maka pesan yang
tersurat maupan tersirat tidak akan tertangkap dan terpahami dan proses membaca

itu tdak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan (1979:7).

2. Tujuan Pengajaran Membaca

...... dst.

Anda mungkin juga menyukai