Anda di halaman 1dari 5

DIAFRAGMA Merupakan bagian dari lensa yang berfungsi sebagai pengatur cahaya dan dilambangkan dengan angka.

Angka-angka diafragma (1,2-1,4-1,8) : (2,8-3,5) : 4: 5,6 : 8 : 11 : 16 : 22 : 32 Semakin besar angka diafragma, semakin kecil bukaan lensa Semakin kecil angka diafragma, semakin besar bukaan lensa SPEED Kecepatan membukanya rana/ shutter yang dilambangkan dengan angka. Angka-angka speed B, 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 700, 1000, 2000, 4000, 8000 B (speed efek) 1 30 (low speed) 60 125 (normal speed) 250 8000 (high speed) ASA (America Standard Association) Merupakan kepekaan emulsi film yang dilambangkan dengan angka. Jenis-jenis ASA : 25, 50, 64, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400 25 64 (emulsi film rendah) 100 200 ( emulsi film normal) 400 6400 ( emulsi film tinggi) Semakin tinggi ASA, semakin peka terhadap cahaya. Megapixel Kapasitas elemen kecil dari gambar yang membentuk foto digital. Ukuran megapixel : 1,3 2 3 4 5,6 6,3 8 10 12 16 22 CAHAYA Sumber-sumber cahaya : 1. Natural light, cahaya yang berasal dari alam Contoh : matahari, kilat, sinar bulan 2. Artificial light, cahaya buatan. Contoh : lampu kilat/ flash, lampu neon/ bohlam, lampu jalan/ mercury Kondisi cahaya terbagi atas lima golongan : 1. Sangat cerah 2. Cerah tidak berawan 3. Cerah berawan 4. Teduh 5. Mendung Kondisi Pencahayaan Menurut arah Datangnya Sinar 1. Front lighting, pencahayaan datangnya dari depan objek. 2. Back lighting, pencahayaan yang datangnya dari belakang objek 3. Side lighting, pencahyaan yang datangnya dari samping objek 4. Over head lighting, pencahayaan yang datang dari atas objek

5. Effect lighting, pencahayaan yang dilakukan pada bagian-bagian tertentu 6. Background lighting, pencahyaan pada latar belakang objek 7. Bounce lighting, pencahayaan dengan memantulkan sinar keatas atau kesamping objek. KOMPOSISI Komposisi adalah susunan gambar dalam ukuran yang tersedia dengan memperhatikan unsure garis,nada serta kontrassehingga membentuk pola/ format. Tujuan komposisi : Adalah untuk mencapai balance/ keseimbangan pandangan. Unsur-unsur komposisi : 1. Subjek, yang menjadi sasaran pemotretan ditempatkan pada posisi yang tepat 2. Lingkungan, yang terbagi dalam latar blakang, tengah dan depan. Latar disini bertindak sebagai pendukung dan bukan sebagai penghalang peranan subjek Tahap penyusunan komposisi : 1. Terjadi pada saat pemotretan 2. Ditentukan pada saat pencetakan foto Komposisi dalam pemotretan : 1. Komposisi Horizontal, menempatkan objek dari kiri ke kanan 2. Komposisi Vertikal, menempatkan objek dari atas ke bawah. Macam-macam sudut pandang berdasarkan arah pandang (posisi memotret) 1. Birds eye view pandangan burung Memotret dari udara ke bawah, dari pohon, semua tempat yang tinggi diamana kamera diarahkan kepada objek dari atas 2. Frogs eye view pandangan katak Memotert dekat tanah dengan cara tiarap, atau tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Kamera ada di dekat tanah, untuk memotret lurus ke atas dapat jga dengan cara berbaring. 3. Eye level viewing setinggi mata mendatar Kamera dibidikkan setinggi mata, sambil berdiri. 4. Waist level viewing setinggi pinggang Dilakukan pada pemotretan dengan kamera jenis Twin Lens Reflex,dengan bidikkan dari atas. Biasanya kamera dipegang setinggi dada atau pinggang. Dengan sedikit latihan, dapat juga mempergunakan kamera single lens reflex, tanpa mengintai dengan mata, tetapi mata memperhatikan arah pandang lensa, agar mengenai objek foto. 5. High handle position posisi tangan tinggi Kamera dupegang tinggi oleh tangan, tanpa dapat membidik dengan pasti agar dapat melampaui barisan didepan pemotret. Kemungkinan salah arah besar sekali karena kamera miring dan komposisi kacau, tujuan utama untuk mendapatkan gambar untuk berita daripada tidak sama sekali.

Posisi badan : 1. Sikap berdiri. Untuk mencapai sikap stabil, kaki kanan ditempatkan didepan, tubuh menghadap objek tanpa dipaksa (rilex). 2. Sikap jongkok. Dimana ketinggian setengah orang dibutuhkan, kita harus jongkok. Saat jongkok siku kanan bersandar pada lutut, dan lutut satunya bersandar diatas tanah. 3. Sikap tiarap. Sikap ini seperti hendak menembak. Siku kiri bersandar diatas tanah, agak maju, siku kanan agak ke kanan, hingga kedua-dua tangan mencapai keseimbangan. Sikap harus stabil dan relax. 4. Sikap berbaring. Dengan muka menengadah ke langit, adalah sikap yang paling relax. Kedua tangan seperti pada posisi berdiri. 5. Sikap bersandar. Untuk mencapai shutter speed yang lambat. Bisa juga dilakukan dengan menyandarkan kamera pada kursi, meja atau benda lain. Langkah-langkah dalam pemotretan : 1. Memilih objek yang akan difoto 2. Dekati objek dan tempatkan objek dalam bidikan dan tidak ada lagi bagian atau ruang yangtersisa yang tidak dipakai untuk memuat gambar. 3. Mengatur komposisi dengan memperhatikan arah datangnya sinar. Kesalahan-kesalahan dalam pemotretan 1. Objek terlalu kecil Solusinya : memotret harus lebih dekat dengan objek 2. Gambar tidak jelas ( tidak focus) Solusinya : Konsentrasi dalam memfokus 3. Ruang gambar terlalu sempit atau objek terlalu dipinggir Solusinya : harus lebih teliti dalam penempatan objek 4. Gambar kurang cahaya/gelap atau terlalu terang kelebihan cahaya Solusinya : harus memperhatikan diafragma 5. Gambar goyang Solusinya : harus memperhatikan speed CROPING Adalah : membuang bagian yang tidak diperlukan dalam foto. Croping terbagi dalam dua jenis : 1. Croping pada saat pencetakan foto 2. Croping dilakukan setelah foto dicetak Dalam fotografi digital dilakukan dengan photoshop DASAR-DASAR FOTO JURNALISTIK Saat fotografi muncul pertama kali dalam dunia percetakan, yaitu di harian New York Daily Graphic tanggal 4 Maret 1880, ia sangat merombak dunia pemberitaan. Dengan adanya gambar yang realistis ini, sebuah pemberitaan menjadi lengkap dan beberapa kalimat bisa dibuang. Walau sejak awal aad ke-19 media cetak telah mencantumkan gambar dalam penerbitannya, namun itu hanya gambar buatan yang tidak bisa

mencerminkan realita secara total. Sebuah foto bisa menggantikan seribu katakata, demikian kata sebuah pemisalan. Dengan adanya fotografi dalam media cetak yang mengandung niali berita, maka muncullah istilah foto jurnalistik. Lahir pula pekerja-pekerja untuk hal ini yang disebut jurnalis foto atau wartawan foto. Spesifikasi kerja serta cara berfikir seorang foto jurnalis dan wartawan tulis jelassangat berbeda walau keduanya harus memenuhi syarat 5W 1H. Pada beberapa kasus, sebuah berita hanya bisa dijabarkan dengan foto, pada kasus lain sebuah berita cukup diwakili tulisan. Sebuah foto memang dibatasi bidang tertetu. Namun karena keterbatasannya itu ia menjadi menarik.Selain itu, sebuah foto bisa mempunyai berbagai implikasi, terutama kalau menyangkut masalah politik. Sebuah foto, asal memenuhi kaidah mengandung berita, bisa disebut foto jurnalistik. Jurnalistik berasal dari kata jurnal yang artinya laporan. Namun syarat utamanya adalah, diterbitkan. Dengan realita mirip aslinya yang dimiliki sebuah foto, seorang jurnalis foto dituntut untuk jujur. Ketidak jujuran sebuah foto urnalistik bisa timbul dari banyak hal, diantaranya: rekayasa sudut pengambilan rekayasa waktu pengambilan rekayasa pasca pemotretan : kamar gelap, photoshop Bidang bidang fotografi 1. Fotografi Jurnalistik Foto yang lebih mengedepankan suatu peristiwa dan mempunyai nilai berita. 2. Art Fotografi/ Fotografi Seni Foto yang memiliki nilai seni atau dikerjakan dengan unsur seni. 3. Commercial Fotografi/ Fotografi komersil Foto yang mempunyai nilai jual atau diperjualbelikan. Segala jenis fotografi dapat dikatakan komersil apabila foto tersebut diorientasikan untuk diperjualbelikan. Jenis jenis foto jurnalistik : a. Foto berita / News : Foto yang dihasilkan untuk pemberitaan ( peristiwa politik, budaya, olahraga, dll) b. Human Interest : Foto yang menyajikan kejadian sehari-hari, namun tidak mengandung mutu berita yang hangat, tetapi merupakan lukisan masyarakat. Foto human interest merupakan komentar social dan karakter fotonya dapat menimbulkan , emosi, tawa atau sedih ( rumah gelandangan, pengemis) c. Essay foto : Rangkaian foto-foto yang disajikan dari berbagai aspek suatu masalah yang dibahas. Essay foto dapat mengupas berbagai masalah dalam masyarakat secara menyentuh hati ( kehidupan morpinis, pengamen)

d. Picture story : Rangkaian foto-foto yang merupakan urutan kejadian dari suatu peristiwa. (Peristiwa bulan Mei 1998) e. Feature : Foto yang menggambarkan suatu topic yang khas didalam dunia ilmu politik, kebudayaan, kesenian yang pengertiannya disesuaikan dengan berita (seorang wanita di desa sedang mandi di sungai, menggambarkan kehidupan di desa). SYARAT SEBUAH FOTO JURNALISTIK Sempurna secara tehnik Sempurna secara estetika Jujur Tepat saat pengambilannya Menggugah ekspresi Dilengkapi keterangan atau caption Serta beberapa syarat tambahan untuk jurnalis Indonesia: Tidak melanggar SARA Sopan Tidak menimbulkan keresahan Tidak dilarang Bagi seorang redaktur foto, pertimbangan terakhir untuk pemuatan adalah, sebuah foto dipersembahakan untuk pembaca, bukan untuk kepuasan sang fotografer sendiri.Untuk menjaga hal ini, dalam pemilihan sebuah foto sang pemotret tidak ikut dilibatkan. Namun sang fotografer harus memberi info-info awal sebelum pemilihan dilakukan. KARAKTER FOTO JURNALISTIK MEDIA CETAK Surat kabar atau harian 1. Cenderung lebih menggambarkan klimaks dari suatu peristiwa. 2. Banyak kesamaan antara satu media dengan media lainnya, terutama untuk foto headline. 3. Kurang menampilkan sisi lain dari suatu objek, mengingat keterbatasan deadline. 4. Format foto jarang sekali ditampilkan dalam ukuran besar (setengah halaman). Tabloid dan Majalah 1. Cover dan headline lebih variatif, karena tidak selalu menampilkan klimaks peristiwa. 2. Mampu menampilkan sisi lain dari suatu objek, mengingat deadline yang lebih lama. 3. Dapat menampilkan beberapa foto dari suatu objek yang disesuaikan dengan tulisan yang lebih mendalam. 4. Cukup banyak format foto ditampilkan dengan ukuran besar.

Anda mungkin juga menyukai