III.1 UMUM
Proyek : Kombinasi dari aktifitas2 yang saling terkait & berurutan Aktifitas = F ( time, Sumber daya penyelasaiannya )
1. Gannt Bare Chart Methode 2. CPM Methode 3. PERT Methode 4. GERT Methode
4
5 6
D
E F
2. CPM Methode
REPRESENTASI DIAGRAM JARINGAN
Suatu jaringan (anak-panah) digunakan untuk menggambarkan suatu aktivitas serta arah dari pergerakan dalam proyek itu. Urutan hubungan di antara aktivitas-aktivitas dispesifikasikan melalui menggunakan kejadian-kejadian (peristiwa). Suatu kejadian (event) menggambarkan titik waktu yang menyatakan penyelesaian dari beberapa aktivitas dan permulaan dari salah satu aktivitas baru. Titik-titik awal dan akhir dari suatu aktivitas dengan demikian digambarkan melalui dua ke-jadian yang biasanya dikenal sebagai
Dalam terminologi teori jaringan, setiap aktivitas digambarkan melalui suatu busur berarah dan setiap kejadian digambarkan melalui suatu simpul (node). Panjang dari busur tidak perlu proporsional terhadap lama aktivitas atau tidak harus
Tidak ada aktivitas tunggal yang dapat direpresentasikan dua kali dalam jaringan.
Hal ini berbeda dengan kasus di mana satu aktivitas dipecah ke dalam dua segmen, di mana masing-masing segmen kasus itu boleh di- representasikan melalui anak-panah terpisah.
Sebagai contoh, meletakkan pipa air minum di bawah tanah mungkin saja dapat dilakukan dalam bagian-bagian daripada
Kaidah 2:
Tidak ada dua aktivitas yang dapat diidentifikasi melalui kejadian-kejadian "kepala" dan "ekor" yang sama. Situasi semacam ini mungkin timbul apabila dua atau lebih aktivitas dapat dilakukan secara bersamaan.
Suatu contoh ditunjukkan dalam Gambar 3(a). di mana aktivitas A dan B mempunyai kejadian akhir yang sama. Untuk ini diperkenalkan suatu aktivitas dummy di antara aktivitas A dan satu kejadian akhir atau di antara ak- tivitas B dan satu kejadian akhir. Modifikasi dari representasi aktivitas A dan B dalam Gambar 3(a) ditunjukkan dalam Gambar 3(b) setelah memperkenalkan aktivitas dummy D,
Gambar .3
Representasi Dua Aktivitas Yang Mempunyai Kejadian "Kepala" dan "Ekor" Yang Sama
Gambar 4 Penggunaan Aktivitas Dummy 0 dalam Menetapkan Hubungan Logik Pada Diagram Jaringan
Kaidah 3:
Untuk menjamin urutan hubungan yang tepat dalam diagram jaringan, maka pertanyaan berikut harus
dijawab setiap suatu aktivitas ditambahkan ke jaringan itu. Pertanyaan itu adalah: Aktivitas-aktivitas apa yang harus diselesaikan
dapat dimulai?
Aktivitas-aktivitas apa yang harus mengikuti aktivitas yang di- tambahkan itu?
Aktivitas-aktivitas
apa
yang
harus
dilaksanakan
Sebagai suatu contoh pembangunan diagram jaringan. bayangkan aktivitas-aktivitas A. B. C, . . . , L yang memiliki hubungan berikut. A. B. dan C. yang merupakan aktivitas-aktivitas pertama dari
F dan C mendahului G
E dan H mendahului I dan J. C. D, F, dan J mendahului K.
K mendahului L.
I. G. dan L merupakan aktivitas - aktivitas terminal dari proyek.
Suatu aktivitas dikatakan kritis : Jika aktivitas itu terlambat (tertunda) dimulai akan menyebabkan tertundanya waktu penyelesaian dari "keseluruhaan proyek.
Suatu aktivitas tidak kritis (nonkritis) apabila selisih waktu di antara waktu mulai tercepat dan waktu penyelesaian terlambat lebih panjang daripada lama waktu aktualnya.
semua
Perhitungan lintasan kritis mencakup dua tahap. Tahap pertama disebut sebagai langkah maju. di mana perhitungan dimulai dari simpul awal dan bergerak maju ke simpul akhir. Pada setiap simpul bernomor dilakukan perhitungan-perhitungan untuk menggambar- kan waktu kejadian tercepat dari peristiwa yang sesuai. Hasil perhi- tungan ini ditampilkan daiam suatu kotak segi empat .
Tahap kedua disebut sebagai langkah mundur. di mana perhitungan di- mulai dari simpul akhir dan bergerak mundur ke simpul awal. Pada setiap simpul dilakukan perhitungan dan hasilnya ditunjukkan da- lam kotak segi tiga A . yang menggambarkan waktu kejadian ter- lambat dari peristiwa yang sesuai.
langkah
maju
akan
ES
berasal
tij
= lamanya waktu dari aktivitas yang berkaitan dengan kejadian (i, j)-
Perhitungan-perhitungan dalam langkah maju (tahap pertama) akan menggunakan formula (10.1). sebagai berikut:
LCi = waktu penyelesaian terlambat untuk semua aktivitas yang menuju/ mengarah ke simpul i. jika i = n yaitu simpul akhir maka LCn = Esn
tij
Secara umum. perhitungan langkah mundur untuk simpul i. ditentukan menggunakan formula. sebagai berikut:
LCi = min (LCi tij) j untuk semua kejadian (i, j) yang didefinisikan
Aktivitas-aktivitas lintasan kritis dapat diidentifikasikan dengan menggunakan hasil-hasil dari perhitungan tahap pertama (lang- kah maju) dan tahap kedua (langkah mundur). Suatu aktivitas yang berkaitan dengan kejadian (i. j) terletak pada lintasan kritis. jika ia memenuhi tiga kondisi berikut:
ESi ESj
ESj
= LCi = LCj
ESj = LCj - LCj = tij
Diagram jaringan yang meng- gambarkan struktur hubungan di antara aktivitas-aktivitas itu di- tunjukkan dalam Gambar .6.
Simbol Aktivitas
Kejadian (i, j)
A
B C D E D| (Dummy) F H G I J
(1, 2)
(1. 3) (2, 4) (3, 4) (3, 5) (4, 5) (4, 6) (4, 7 ) (5, 6) (5, 7) (6, 7)
2
3 2 3 2 0 3 2 7 5 6
Float adalah :
Toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk optimasi waktu dan alokasi sumber daya yang digunakan dalam project.
Jenis FLOAT
TF = Total Float
TF = LCi ECi = LSi ESi = LCj ECi t(ij) FF = Free Float = ECj Eci t(ij) IF ( Independent Float )
Tenggang waktu maksimum kegiatan boleh terlambat tanpa menunda waktu penyelesaian project. TF = 0 menentukan lintasan kritis
Tenggang waktu maksimum kegiatan boleh terlambat tanpa menunda waktu penyelesaian kegiatan. Berguna untuk alokasi sumber daya.
2 19 22
LSj
TFij
FFij
IFij
7 10 13 16 19 22
PENGGUNAN CPM CPM merupakan teknik analisis terhadap penentuan jadual waktu.
CPM bersifat deterministik. karena penggunaannya berdasarkan asumsi bahwa waktu serta ongkos yang terkait dalam proyek itu dapat ditentukan secara baik.
CPM akan memuaskan apabila aspek waktu dan ongkos yang terkait dalam suatu proyek tertentu dapat ditentukan secara baik (tepat).
Pada CPM. terdapat dua pendugaan terhadap waktu dan ongkos untuk setiap aktivitas dalam jaringan. ( pendugaan normal dan pendugaan "crash".)
Pendugaan normal : Pendugaan bahwa ak- tivitasaktivitas dalam proyek itu dapat diselesaikan secara normal (dalam keadaan normal). Sedangkan pendugaan "crash" : Pendugaan bahwa aktivitas-aktivitas dalam proyek itu dapat diselesaikan lebih cepat apabila terdapat usaha-usaha khusus yang dilakukan. Dengan demikian akan dikenal istilah waktu normal dan waktu "crash", demikian pula dengan ongkos normal dan ongkos "crash".
Waktu normal adalah : Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas jika aktivitas itu dikerjakan dalam keadaan normal.
Ongkos normal adalah : Ongkos-ongkos yang berkaitan dengan penyelesaian suatu aktivitas dalam waktu normal.
Waktu "crash" didefinisikan sebagai : Waktu yang dibutuhkan Untuk menyelesaikan suatu aktivitas jika usaha-usaha khusus dila-kukan agar mengurangi waktu menjadi minimum. Ongkos "crash" adalah Ongkos yang berkaitan dengan penyelesaian suatu aktivitas dalam waktu "crash".
Pendugaan Waktu dan Ongkos Penyelesaian Proyek Industri Z Ongkos kurang per bulan
AKTIVITAS
WAKTU ( bulan )
Ongkos ( jt RP )
Normal A B C D E 6 4 3 8 7
Crash 4 3 2 6 4 TOTAL
Crash 14000 8000 5000 12000 8000 47000 2000 3000 1000 1500 333
Gambar .9 Lintasan Kritis dalam Model Jaringan Berdasarkan Waktu Normal untuk Semua Aktivitas
Gambar 10.11 Diagram Jaringan Berdasarkan Aktivitas-Aktivitas E, C, D, dan A Dipercepat (Crashed), Sedangkan Aktivitas R Normal
Metoda PERT
Penggunaan PERT (Program Evaluation Review Technique) Perbedaan utama antara PERT dan CPM adalah bahwa -model CPM bersifat deterministik sedangkan model PERT bersifat probabilistik.
CPM menggunakan perkiraan tunggal untuk setiap aktivitas dalam proyek sedangkan model PERT menggunakan tiga nilai perkiraan yang disebut sebagai: (1) waktu optimistik. (2) waktu yang paling mungkin. dan (3) waktu pesimistik.
Waktu optimistik ( t0 ) didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas proyek jika proses pelaksanaannya sangat baik.
Waktu yang paling mungkin ( tm ). didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas proyek jika proses pelaksanaannya berjalan normal.
Waktu pesimistik ( tp ). didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas proyek jika proses pelaksanaannya sangat jelek.
Waktu dari aktivitas tsb diasumsikan menyebar mengukuti Distribusi Beta dengan : Nilai Rata2 :
Te = ( to + 4xtm + tp ) / 6
Dan Variance :
Vt = (( tp to )/6 )2
Keterangan Gambar 12: t0 =waktu optimistik tm =waktu paling mungkin tp =waktu pesimistik te =waktu rata-rata, dihitung menggunakan formula 7)
Aktivitas
Waktu Optimis
to
A B
2 1
Waktu pesimisti k tp 8
3
Waktu rata2
te 4.33 2.00
Ragam Waktu
Vt 1.00 0.11
C D E
3 2 1
4 4 3
8 7 5
3
2.00
3.00
4.50
4.33 4.77
Lintasan Kritis dalam Diagram Jaringan dari Proyek Industri Lintasan Kritis
E ( T ) = te
k
Var ( T ) = Vt
k
Waktu rata-rata untuk aktivitas A. C. dan E. yaitu: 4.33 + 4.50 + 3.00 = 1 1 .83.
Ragam (variance) dari waktu penyele- saian proyek dihitung berdasarkan penjumlahan dari ragam waktu aktivitas-aktivitas kritis. yaitu: var (T) = v(A) + v(C) + v(E) = 1 .00 + 0.69 + 0.44 = 2.1 3
0.00
P( T < 13 ) = P ( Z < 0.80 ) = 0.7881
0.80