Anda di halaman 1dari 12

Edisi 356 7 Agustus 2013

Sekapur Sirih, Gerakan Sarung Masisir Versus Kebijakan KBRI, Halaman 2 Sikap, Puncak Pesta Demokrasi, Halaman 3 Laporan Utama, Bursa Pencalonan Capres-Cawapres PPMI. Halaman 4-6 Kometar Peristiwa, Apa Kabar BPA Dan MPA?, Halaman 7 Opini, Analis Pragmatis Pengamat Politik Amatir, Halaman 8 Sastra, Mbah Gono II Halaman 9

Perebutan Kursi Presiden PPMI Memanas


Karena hanya ada satu calon yang lulus screening, maka pendaftaran harus diperpanjang 2 x 24 jam dan screening pun harus kembali digelar hingga dua tahap. Mengapa?
Simak Laporan Utama

Resensi, Membedah Sekte Islam, Halaman 10 Kolom, Dosa Besar MPA, Halaman 11

Selamat Membaca! Santai dan penting dibaca Tajam tanpa melukai Kritis tanpa menelanjangi

TROBOSAN ADVERTISING

Media ini deklola oleh Pelajar dan Mahasiswa Indonesia sebagai media informasi, opini dan komunikasi mahasiswa Indonesia di Mesir. Redaksi menerima tulisan dari pelbagai pihak dan berhak mengeditnya tanpa menghilangkan makna dan tujuan.

Sekapur Sirih
nangan. Ceritanya KBRI membuat kebjiakan tersendiri untuk mengadakan halal bihalal, lain daripada tahuntahun sebelumnya yang sudah mengakar di dalam tradisi kita bersama. Mendekati hari lebaran ketua kekeluargaan diundang kumpul untuk merincikan rencana ini. Namun nampaknya kumpul berjalan sedikit panas karena banyak pihak yang tidak setuju. Walhasil, Gerakan Sarung Masisir pun lahir menolak kebijakan KBRI ini. Tidak main-main karena gerakan ini memang banyak mendapat perhatian dan dukungan Masisir. Ketika bus menjemput para WNI untuk mengikuti salat Ied, banyak mahasiswa yang memilih salat di suq sayarat dengan menggunakan sarung. Gerakan Sarung Masisir nampaknya berhasil menebar kecamannya. Meskipun gedung KBRI tetap banyak dikunjungi Masisir dan warga WNI lainnya, namun suasana kikuk menjadikan suasana lebaran tahun lalu berbeda dari biasanya. Tahun ini kebijakan KBRI mengenai salat Ied dan halal bihalal nampaknya juga sama. Dalam grup jejaring sosial Facebook, salah satu publikasi pamflet acara salat Ied ini banyak mendapat respon negatif. Berkaca dari tahun lalu nampaknya Masisir lebih suka mengadakan kumpul keluarga warga Indonesia di masjid AsSalam. Lalu bagaimana nasib lebaran kita tahun ini? Akankah sama suasananya dengan tahun sebelumnya itu? Dalam tulisan ini kami tidak hendak memihak kepada siapapun. Bagi kami itu hanyalah fenomena yang wajib kami angkat supaya kita bisa menemukan solusinya dengan arif dan bijaksana. Kami selaku pegiat media hanya bisa mendoakan semacam itu. Selebihnya, kami bermaksud mengucapkan selamat berlebaran bagi semua warga Indonesia di negeri kinanah ini! Aaamiiin! []

Keluarga Besar TROBOSAN Megucapkan: Selamat Merayakan


Pesta Demkorasi

Gerakan Sarung Masisir Versus Kebijakan KBRI


Lebaran sebentar lagi! Benar bukan? Jika demikian biasanya arus mudik kian kencang mendekati titik puncak kemenangan. Setidaknya demikian ini yang menjadi tradisi orang Indonesia. Bulan Ramadhan memang menjadi bulan dengan khasnya tersendiri. Terutama soal mudik.Tapi anda yang belum bisa mengunjungi keluarga tetap santai sajalah. Anda masih banyak memiliki sahabat, tetangga dan saudara sebangsa yang bernasib sama. Bagi kami bulan puasa menjadi tantangan tersendiri untuk terus berkarya sebagai media. Panas terik matahari banyak menguras tenaga ketika kami meliput dan mencari berita. Sangat penting bagi kami untuk menghadirkan berita dengan data yang berimbang. Kami ingin pembaca bisa melihat masalah dengan kacamata yang sesuai dengan kebutuhan hasil akhir nantinya. Semoga kami bisa menuliskan berita dalam muatan buletin yang proporsional. Hari puasa semakin mendekati ujungnya saja. Pamflet-pamflet lebaran mulai bertebaran menyambut harinya. Hari lebaran menjadi daya tarik tersendiri bagi orang Indonesia. Menjadi daya tarik tersendiri untuk berkumpul, bersapa ria dan saling meminta keikhlasan maaf. Hal ini tak lain karena urusan hala bihalal dianggap sakral dan penting bagi kita. Tahun lalu Masisir sempat bergejolak di waktu datangnya hari keme-

Pemilu Raya
Semoga Masisir semakin dewasa dan menuju arah yang lebih baik!

Express Copy
Menerima segala jenis fotokopi

Mahatthah Mutsallas, Hay `Asyir Building 102 Sweesry.

Hp: 01001726484

Pendiri: Syarifuddin Abdullah, Tabrani Sabirin. Pimpinan Redaksi: Tsabit Qodami., Fahmi Hasan Nugroho. Dewan Redaksi: Abdul Majid, Ahmad Farros El-Halimy, Habib Rahman Haqiqi, Ulfiya Nur Faiqoh. Reportase: M. Zainuddin, Lutfiatul Fuadah Hasanah, Ainun Mardiah, Erika Nadarul Khoir, Heni Septini. Editor: Zulfahani Hasyim, Ahmad Maimun. Pembantu Umum: Keluarga TROBOSAN. Alamat Redaksi: Indonesian Hostel-302 Floor 04, 08 elWahran St. Rabea el-Adawea, Nasr City Cairo-Egypt. Telepon: 22609228 E-mail: terobosanmasisir@yahoo.com. Facebook : Terobosan Masisir. Untuk pemasangan Iklan dan Layanan Pelanggan silakan menghubungi nomor telpon : 0109427876 (Tsabit), 01122217176 (Fahmi) atau 011482433704 (Erika)

02

TROBOSAN, Edisi 356, 7 Agustus 2013

Sikap

Puncak Pesta Demokrasi


Hari-hari di bulan Agustus Masisir selalu bertemu kalender kegiatannya. Dalam suasana Ramadhan semacam ini Masisir tetap aktif berkegiatan, bahkan dalam keadaan Mesir yang tengah krisis politik ini. Selain itu kalender kegiatan yang ramai saat semacam ini tak lain adalah LPJ. Berbagai organisasi melaksanakan estafet regenerasinya. Mulai dari organisasi almamater, kekeluargaan, senat sampai eksekutif tertinggi di Masisir. MPA sempat mewacanakan untuk menggelar sidang umum II pada 28 Juli lalu. Hal ini disampaikan langsung oleh pihak terkait kepada kami. Juga pengumuman resmi sudah tersebar luas jejaring sosial. Namun pada akhirnya diundur sampai tanggal 13 Agustus. Hal ini tak lain karena ada yang mengingatkan kembali akan kesepakatan tahun sebelumnya mengenai sidang akhir tahunan semacam itu. Kata sekapakat itu menjelasakan bahwa kita Masisir tidak akan pernah mengadakan SU I dan II pada hari puasa. Menurut pantauan kami hal ini tak lain karena sebelum tahun 2012 sidang selalu panas. Untuk menghindari fitnah seperti yang terjadi pada tahun sebelumsebelumnya akhirnya kesepakatan ini dicetuskan. Namun nahas, pihak jajaran pemegang kekuasaan sempat melupakan hal semacam ini. Walaupun pada akhirnya MPA kembali pada jalur kesepakatan karena adanya peringatan muncul pada komentar di Facebook. Sungguh mengenaskan karena kesepakatan yang sudah menjadi ketetapan absolut bisa terlupakan oleh sekian banyak pemegang kebijakan. Bahkan bisa terlupakan oleh khalayak umum Masisir ini. Patah hilang tumbuh berganti. Sepertinya begitu pepatah yang tepat untuk menggambarkan keadaan sekarang ini. Berbagai wajah baru muncul, memegang kendali organisasi. Sudah sepantasnya hal ini terjadi karena kita di sini adalah sebagai pelajar rantau yang harus kembali pada pelukan pertiwi. Maka pergantian tongkat estafet adalah hal yang lazim terjadi. Untuk melaksanakan sunah baik ini wajarnya dibentuk panitia peralihan kekuasaan. Kalau dalam lingkup utuh Masisir kita biasa menyebutnya dengan nama PPR (Panitia Pemilu Raya). Merekalah yang menjadi panitia peralihan kekuasaan. Yang menjadi titik ukur gelaran pesta demokrasi yang kita sepakati sejak adanya sistem trias politika. Pada perjalanannya PPR menjadi sorotan publik Masisir. Cerita mengenai kinerja dan keputusan PPR selalu menghiasi ruang gosip Masisir ketika masa pencalonan tiba. Berbagai omongan, analisa maupun opini muncul, baik itu didasari investigasi fakta maupun tidak. Hal ini tak lain karena masa transisi memanglah pelik. Istilah jegal menjegal sering muncul. Entah siapa yang benar, entah bagaimana pula setiap kepala menempatkan sudut pandangnya. Yang jelas bagi kami ini tak lain muncul karena sistem perpolitikan dunia mahasiswa kita yang masih harus terus digodok dan diperbaiki. Tahun ini pembentukan PPR kembali menuai kendala. Pengakuan pihak MPA yang sudah melayangkan surat ke kekeluargaan untuk mengirimkan perwakilan tidak direspon. Dampaknya pembentukan panitia berjalan lambat. Akhirnya mau tidak mau MPA dan beberapa yang bersedia membantu membentuk sendiri panitia itu. Tidak hanya itu, pada proses screening tahun ini berbeda dari biasanya. Hal ini tak lain karena sudah ada revisi undang-undang. Tapi hampir saja banyak yang terkecoh. Seperti halnya debat antara panitia dan Timses salah satu calon yang terjadi pada pengumuman screening tanggal 30 Juli 2013 itu. Usut punya usut masalahnya adalah pada revisi undang-undang yang tidak diketahui khalayak. Letak permasalahan utama Menurut kami, masalah utama PPR tahun ini tidak lain adalah sebagai ujung setahun perjalanan Masisir. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal ini. Pertama, trio PPMI (BPA, MPA dan DPP) tidak bisa menciptakan pola komunikasi sehat ataupun ideal. Komunikasi berguna merangkul semua elemen Masisir, baik itu warga atupun organisasi di bawahnya. Pada beberapa bukan kemarin TROBOSAN pernah mewawancarai salah satu senior yang pernah menjabat MPA PPMI. Beliau menceritakan mengenai apa yang mereka lakukan dalam setiap minggunya. Silaturahmi, sosialisasi, sharing ide ke organisasi di bawah naungan PPMI bisa mencapai 3 kali setiap minggunya. Ini sangat jauh jika dibandingkan dengan kaledioskop trio lembaga PPMI tahun ini. Menurut kami hal ini adalah problem besar. Setidaknya ada beberapa efek yang timbul jika para pejabat yang ng ada di atas jarang berkunjung dan bersilaturrahmi kepada pihak bawahan mereka. Misalkan, elemen bawah akan merasa tidak dirangkul, ide tidak tersalurkan, tidak ada komunikasi keorganisasian selain dalam sidang. Walhasil apada akhirnya akan kesulitan mencari dan menjaring PPR yang biasa diminta MPA kepada kekeluargaan. Ya jelaslah! Kedua, apati yang timbul dari kalangan Masisir. Apapun yang diperbuat tidak akan mendapat respon. Kesimpulan semisal ini sudah sering kita dengar di media, baik itu resmi maupun tidak semisal jejaring sosial, di forum ataupun obrolan ringan sesama Masisir. Misalkan seperti kasus Masisir lebih suka mengurusi dirinya sendiri daripada membangun peradaban bersama. Dua hal itu kami anggap sebagai permasalahan utama. Entah angka mana yang awalnya menyebabkan diskursus Masisir ini. Hanya saja dua hal itu bisa saja saling mempengaruhi. Akan bisa saling memperburuk suasana andai saja elemen penggerak utama Masisir tidak lantas menyadari dari titik mana seharusnya berbenah. Karena bagaimanapun Masisir sudah seperti domba yang tersesat, tidak tahu darimana harus memulai. Jika bukan elemen pengampu semisal lembaga trio PPMI ini lalu siapa lagi yang akan memulai. Jadwal acara LPJ sudah di depan mata. Mereka yang sudah mengabdi sudah usai masa pengabdiannya meskipun tugas mungkin belum paripurna karena banyak kekurangan sana-sini. Puncak peseta demokrasi segera digelar oleh struktur tertinggi organsiasi Masisir. Ada baiknya harapan sederhana ini kita ajukan bersama. Supaya mereka yang akan mengabdi menyadari inti permasalahan Masisir. Sudah saatnya Masisir bergerak bersama. Selamat bersayonara bagi wajah lama! Selamat bagi yang akan mengemban amanat nantinya! Mari kita wujudkan good governance system! ()

Rubrik Sikap adalah editorial buletin TROBOSAN. Ditulis oleh tim redaksi TROBOSAN dan mewakili suara resmi dari
TROBOSAN terhadap suatu perkara. Tulisan ini sepenuhnya mewrupakan tanggung jawab redaksi.

TROBOSAN, Edisi 356, 7 Agustus 2013

03

Laporan Utama

Bursa Pencalonan Capres-Cawapres PPMI


Pesta demokrasi Masisir sedang digelar pada hari-hari ini. Dua pasang kandidat melaju ke babak selanjutnya setelah dinyatakan lulus screening. Tapi bagaimana kisah perjalanan mereka melaju kursi panas calon presiden dan wakilnya? Silahkan simak hasil reportasi Tim TROBOSAN mengenai Pemilu Raya berikut ini. Undang-Undang Direvisi, Screening Digelar Dua Tahap Sore itu (Selasa/30 Agustus 2013) gedung konsuler terlihat lebih ramai dari biasanya. Tim TROBOSAN baru saja sampai di gedung konsuler saat jarum jam menunjukkan pukul 17.50 CLT. Terlihat ketua seorang mahasiswa bernama Reza Jamna sedang lalu lalang sambil menerima telepon di depan pintu. Beberapa menit sebelum ditutup pendaftaran tim kami mendengar Amrizal menghubungi pihak panitia. Dengan perantara telepon seluler dia berniat menarik berkasnya kembali. Sekarang udah nggak bisa, ungkap salah satu panitia yang berhasil kami dapati. Setelah itu kami memutuskan masuk ke dalam ruang konsuler. Di sana terlihat saudara Muttaqin dan beberapa koleganya. Nampaknya mereka sedang mengurus berkas -berkas sambil bercakap-cakap. Mereka yang di sana adalah Panitia Pemilu Raya (PPR). Sedangkan Muttaqin dan teman-temannya sedang mengajukan berkas pencalonan Presiden PPMI. Kali ini pendaftaran diadakan di gedung konsuler district 10. Keadaan Mesir yang terus bergejolak memaksa pendaftaran Capres-Cawapres PPMI dipusatkan di gedung ini. Hal ini karena situasi dan kondisi di Wisma nusantara dinilai kurang kondusif, terlebih kawasan Rabah yang masih menjadi pusat perkumpulan demonstrasi. Beberapa menit sebelum pendaftaran ditutup, panitia masih menunggu kedatangan calon. Sampai tepat pukul 18.00 tidak kunjung ada tambahan calon yang mendaftar. Sampai penutupan pendaftaran tanggal 30 Juni kemarin calon yang mendaftar hanya ada dua pasangan. Pertama Batubara-Sifrul dan yang kedua Abdullah Muttaqin dan Agung. Namun selang limabelas menit setelah penutupan, Zulfikar Priyangga yang sebelumnya gencar diprediksi mencalonkan diri datang ke gedung konsuler. Setelah bersalaman dengan beberapa orang yang di dalam Zulfikar terlihat berbincang-bincang sejenak. Kami tidak mengetahui secara jelas maksud kedatangan dia. Namun tidak lama setelah mengobrol dengan panitia dia pun berpamitan. Dengan demikian hanya ada dua pasangan yang resmi diterima berkasnya oleh PPR. panjang ya jam enam tadi, bukan ditutup lalu dibuka lagi seperti ini. Itu namanya bukan menyambung tapi membuka lagi yang sudah ditutup, ungkapnya.

Ketika jarum jam menunjukkan angka 19.55 CLT gedung konsuler lebih ramai dari sebelumnya saat penutupan pendaftaran. Terlihat beberapa tim sukses Amrizal Batubara dan juga Abdullah Pasangan Capres dan Cawapres PPMI 2013-2014 beserta jajarannya sedang berpose Muttaqin bersama, usai acara debat kandidat Di DPD PPMi daerah Zagazig hadir di sana. Hal ini karena screening diagendakan Setelah itu Amrizal Batubara pukul 20.00. Suasana memperlihatkan mengangkat tangan supaya diberi izin kesibukkan panitia dan pengawasnya. untuk menanggapi putusan. Dia mengaku Akhirnya selang setengah jam proses akan menghormati semua putusan paniscreening dimulai. Beberapa panitia dan tia yang mengaku sudah sesuai pengawas panitia mengadakan kumpul penafsiran undang-undangnya. Namun tertutup di ruang pojok. Kemudian Amri- demikian dia menanyakan perihal zal yang mendaftarkan diri pertama pengajuan berkasnya. Apakah diterima kepada panitia dipanggil terlebih dahulu atau ditolak? Hal ini karena dia mengakui untuk memasuki ruangan. Baru setelah berkasnya belum sepenuhnya lengkap. itu Muttaqin yang selanjutnya dipanggil. Hal yang sama juga diampaikan Setelah menunggu lama akhirnya oleh tim suskesnya, Hasan. Dia menyampukul 11.25 CLT panitia keluar dari ru- paikan, jika berkasnya sudah lengkap ang rapat. Ketua PPR, Reza mengu- berarti berkas diterima dan resmi mumkan hasil screening. Setelah melihat mendaftar. Tetapi jika tidak diterima beberapa pertimbangan, panitia memu- berarti belum resmi. tuskan hanya pasangan Muttaqin-Agung Menanggapi hal ini panitia yang lolos screening. Panitia menyammengaku menerima berkas pasangan paikan akan membuka perpanjangan Batubara-Siful. Tetapi karena berkas pendaftaran. Hal ini karena panitia belum lengkap maka mereka dinyatakan melihat undang-undang Pemilu Raya, tidak lolos screening. Namun sesuai pebab 5 pasal 15 sampai pasal 17. Dengan rundang-undangan yang berlaku, maka demikian PPR memutuskan mempasangan ini masih bisa mengikuti perpanjang pendaftaran 2 x 24 jam. screening berikutnya jika melengkapi Menanggapi putusan itu, Jasri persyaratan yang diajukan panitia. Waldi di selaku Timses Muttaqin-Agung Meski jawaban sudah disammengajukan keberatannya. Putusan ini paikan PPR mengenai putusan ini, tapi dianggapnya tidak sesuai dengan suasana tetap tegang. PPR pun mencoba penafsiran undang-undang yang benar, menengahi dan menceritakan kronolgi seperti tahun-tahun sebelumnya. Dia kejadiannya. Kemudian salah satu pihak menyampaikan, misalnya pada jaman MPA, Wahid Hasyim ikut angkat suara. pencalonan Falahuddin Qudsi yang lolos Bahwa maksud diperpanjang dalam pasal screening sebagai calon tunggal. Tidak ini itu menjelaskan sebelum dan sesudah ada panduan pasal ini. PPR tidak lagi proses screening, apapun nanti konseksesai undang-undang. Masa itu hanya uensinya. mengisi CV sendiri, bukan CV yang disediakan panitia saja. Harusnya jika diperSalah seorang mahasiswi yang

04

TROBOSAN, Edisi 356, 7 Agustus 2013

Doc. BIRRUL for Masisir

Laporan Utama
bertugas menjadi Panwaslura, Zakiah Ainun mencoba mendinginkan suasana. Biar simpel dan padat saya memanggil Mantan Panwaslura dan BPA lama yang menggodok perubahan undang-undang ini. Kemudian Amrizal menyela, baginya hal ini sudah sesuai dengan pembacaan penafsiran undang-undang tahun ini. Setelah forum sepakat, akhirnya Mantan Panwaslura yang diwakili Abdul Ghafur dan Mantan BPA, Wahyudin. Panitia menganggap penting mengundang mereka berdua karena merekalah yang merevisi undang-undang ini dan tahu kronologi tepatnya. Sehingga dianggap perlu untuk membicarakan maksud dan penafsiran yang diinginkan dari revisi undang-undang ini. Setelah dibacakan ulang kronologi permasalahannya, Abdul Ghafur menjelaskan cerita revisi undang-undang. Kita itu harus belajar dari sejarah biar tidak terulang-ulang terus masalahnya. Kita juga harus profesional dan harus realistis. Nyambung pasal 16, kalau ada 1 calon tidak lolos maka pasa 16 berlaku. 2x 24 jam. Biar tidak saling jegal dan fair play. Agar dalam demokrasi, calon itu jangan hanya gara2 waktu lalu saling jegal. Demikian yang disampaikan oleh lelaki yang biasa disapa dengan panggilan Gobe. Hal senada juga disampaikan oleh Wahyudin selaku perwakilan BPA yang merevisi udang-undang Pemilu Raya. Akhirnya setelah terjadi tarik ulur pendapat bisa dipahami bahwa penafsiran panitia memang sesuai maksud dan tujuan undang-undang tentang pemilu raya. Hal ini terlihat dari tanggapan Capres Abdullah Muttaqin yang mengajak semua pihak untuk menerima hasil putusan PPR dengan legowo dan bijaksana. Akhirnya setelah tanggapan Muttaqin permasalahan hasil screening dianggap selesai. Dengan demikian maka pencalonan resmi diperpanjang 2 x 24 jam. Pada hari berikutnya, suasanya masih sepi. Hingga pukul 18.00 panitia mengumumnkan belum ada calon yang bergerak mengunjungi PPR. Akhirnya sehari setelahnya atau hari terakhir pendaftaran, pasangan Batubara dan Sifrul tiba di Konsuler guna melengkapi berkas. Hal ini karena mereka belum melengkapi berkas hingga screening digelar 30 Juli lalu. Dan pada perpanjangan pendaftaran mereka baru bisa melengkapi persyaratan yang diajukan panitia. Orasi Dan Janji Para Kandidat Setelah lolos proses screening kedua pasangan Capres-Cawapres mulai melancarkan serangan. Pintu kampanye telah dibuka lebar-lebar pada tanggal sampai tanggal 9 Agustus nanti. Panggung perpolitikan disibukkan dengan orasi berkobar dari para calon. Sehari setelah screening jilid II pasangan Muttaqin-Agung atau yang dikenal dengan pasangan Duo Ramadhan mengawali start kampanye lebih awal jika dibandingkan dengan pasangan Birrul (Batubara-Sifrul). Duo Ramadhan gencar menyasar suara kampanye dalam dunia maya. Berikut adalah alamat akun resmi milik pasangan ini: Website: www.duoramadhan.co.vu, Facebook: www.facebook.com/duoramadhan, Twitter: www.twitter.com/ duoramadhan, Youtube: www.youtube.com/ duoramadhan, Google+: https:// plus.google.com/ u/0/112812710137226415284/posts, Soundcloud: https://soundcloud.com/ duo-ramadhan. Dari enam akun ini mereka melancarkan kampanye. Selain itu mereka juga meluncurkan lagu khusus kampanye yang diunggah pada media Youtube pada 1 Agustus lalu. Sementara itu pihak pasangan nomor 1 atau Birrul tidak mau kalah dengan kampanye yang digencarkan oleh pihak lawan. Birrul lebih sering membuat ankedot di pamflet bergambar unik. Misalnya pamflet pemain bola dengan tangan mengacung lalu berisi tulisan ane kagak ragu, pasti pilih nomer 1!! BIRRUL for PPMI. Pada hari Sabtu, 3 Agustus lalu debat kandidat untuk lingkup daerah Kairo digelar di aula Griya Jawa Tengah, KSW. Acara ini dihadiri oleh simpatisan calon dan masyarakat Masisir. Aula riya Jawa Tengah Nampak penuh pada acara debat kandidat ini. Dalam sambutannya, Presiden PPMI menyampaikan apresiasinya akan kinerja yang dilakukan PPR. Selain itu dia juga menyampaikan harapannya. Semoga hari ini bisa melihat kecakapan dan bisa menemukan jalan keluar masalah kita bersama sebagai Masisir, jelas Presiden PPMI yang akan segera meletakkan jabatannya ini. Setelah sambutan Presiden PPMI, acara sempat berhenti karena pembawa acara menginterupsikan untuk break dan menunggu salat ashar. Tapi hadirin memprotes kebijakan pembawa acara ini karena dinilai membuang waktu. Hal itu karena jarum jam belum menunjukkan waktu salat ashar. Akhirnya pembawa acara memutuskan untuk melanjutkan acara dengan debat kandidat. Tepat pukul15.30 acara dimulai dengan dipandu oleh moderator saudara Aidil Fitri. Dia membuka acara dengan penuh semangat. Sesaat setelah itu kandidat nomor 1, Batubara dan sifrul dengan seragam baju koko berwarna cream diperislahkan maju ke depan publik. Sementara Muttaqin yang berbaju merah dan Agung yang berbaju putih menyusul sesaat kemudian. Pada sesi pertama Moderator mempersilahkan pasangan Birrul untuk memperkenalkan diri terlebih dulu. Lalu dilanjutkan Muttaqin yang disambut dengan yel-yel oleh Timsesnya. Pertanyaan pertama dari debator, Abu Nashor langsung menyudutkan pasangan Batubara dan Sifrul dengan menganggap visi dan misi mereka terkesan tidak nyambung. Maka dari itu dia menanyakan lebih lanjut tentang perbedaan antara visi dan misi. Menanggapi debator, pihak Birrul yang diwakili oleh Batubara meminta maaf atas ketidaksesuaian planning mereka. Hal ini karena ada beberapa perubahan pada rencana selebaran pamfletnya. Yang mana Timses mereka mengubah semua yang sebenarnya sudah disusun sebelumnya.

Doc. Pamflet PPR 2013

TROBOSAN, Edisi 356, 7 Agustus 2013

05

Laporan Utama
Kemudian mereka menanggapi masalah independensi PPMI. Mereka menganggap PPMI selama ini secara organsiasi memang indpenden. Namun mereka menganggap tidak tahu apakah sebenarnya PPMI independen pada faktanya. Bisa saja dibelakangnya ada kepentingan yang menjadikan PPMI tidak independen di luar kasat mata. Maka dari itu mereka berniat menyatukan semua elemen Masisir yang majemuk. Supaya bisa harmonis dan menyukai satu sama lainnya dengan patokan yang akan dirumuskan nantinya. Menjawab tentang perbedaan antara visi dan misi Sifrul menjawab, kalau visi itu we believe to be, sedangkan kalau misi itu we believe to do. Setalah itu giliran Duo Ramadhan yang dihantam oleh Debator, Nurul Chasanah yang menanyakan akan Proker tentang hal kerja nyata bagi indonesia dan dunia. Mutaqin merespon, bahwa kerja nyata itu semisal membentuk forum bagi para pegiat Talaqqi. Dia akan mewadahinya dengan membuat forum tanya jawab secara luas, dengan penanya dari Indonesia. Nantinya mereka para pegiat inilah yang menjawab pertanyaan di forum itu. Jawaban ini disanggah oleh Nurul dengan menganggap tidak memaksimalkan sarana yang sudah ada sekarang ini. Misalkan forum dan berbagai sarana di PPI dunia. Padahal PPI sudah memfasilitasinya. Setelah sesi pertanyaan dari Debator lalu Moderator memberikan kesempatan bagi hadirin yang mau bertanya. Kesempatan pertama diambil oleh Abdul Ghafur atau yang biasa disapa Gobe. Dia mengkritik selebaran yang dibuat oleh kedua pasangan dirasa kurang menarik karena tidak berwarna. Lalu dia menanyakan bagaiman merangkul semua elemen Masisir ini. Saat melayangkan pertanyaan kedua membuat hadirin ramai karena dia menanyakan tentang kesiapan calon jika nanti dikudeta rakyatnya. Pertanyan serupa mengenai kudeta juga dilancarkan Maradona Sihombing yang disampaikan pada kesempatan kedua. Menanggapi soal menyatukan Masisir, Muttaqin menjawab akan sering bersilaturahmi jika sudah terpilih nanti. Dia berencana mengumpulkan semua organsisasi supaya ada korndinasi dan bisa menangkap aspirasi. Kalau nantinya ada kudeta, dia berdalih harus sesuai prosedur yang berlaku. Karena yang terpilih adalah suara rakyat dan punya legitimasi. Sedangkan pihak Batubara mengatakan siap dikudeta jika terpilih nanti. Jika saya tidak bisa mengerjakan tugas
Pamflet kampanye yang digugat IPSC karena dianggap mencederai pihak mereka

Doc. Duo Ramadhan

sebelum ada permintaan saya akan mundur sendiri, ungkapnya yang disambut riuh tepuk tangan. Menambahi jawaban Capresnya, Sifrul menjelaskan lebih dalam tentang rencana penyususnan kabinet. Mereka akan menyurati semua organisasi untuk mengirimkan perwakilan di PPMI, sehingga PPMI dinilai terbuka. Kemudaian dia juga berjanji akan melaksanakan program blusukan blusukan. Kita akan turun ke bawah karena iu kewajiban kita. Menanggapi soal kudeta, dia meninjau pasal 16 tentang referendum PPMI. Yang mana PPMI dipilih secara demokrasi. Jika kudeta nantinya ada, dia akan menanggapinya sesuai ketentuan undang-udang yang berlaku. Yaitu Presiden bisa saja jatuh jika sidang dihadiri dan sepakati oleh mayoritas hadirin sidang kudeta. Menurut pantauan kami, acara berjalan santai dan rami penuh antusias hadirin. Debat ini berjalan sampai pukul 18.35 CLT. Tepat pukul 18.35 acara debat kandidat berakhir dilanjutkan dengan buka bersama. Buka bersama ini disediakan oleh pihak Panitia Pemilu Raya. Demikianlah debat kandidat yang telah berlangsung untuk kawasan Kairo. Pada debat kandidat daerah pihak TROBOSAN tidak mendapatkan undangan untuk meliput sebagaimana biasanya. Namun dari pantauan kami acara debat kanddiat di daerah berhasil digelar. Alhamdulillah semua agenda debat kandidat untuk daerah hari ini telah selesai dilaksanakan, berangkat sejak pukul 08.00 pagi hingga pukul 22.OO malam hari ini 4 Agustus 2013 mulai dari Zagazig menuju Tahfana dan diakhiri di Tanta. Semoga dengan semua ini dapat memberikan keberkahan tersendiri bagi kedua pasangan Capres dan Cawapres untuk tahun ini dengan adanya jalinan silaturrahmi ini. Begitu kurang lebih laporan tertulis

mengenai debat kandidat di daerah yang berhasil kami dapatkan di jejaring sosial. Melihat perkembangan kampanye, kami melihat ada konflik antara pihak Duo Ramadhan dan IPSC. IPSC merasa dirugikan karena salah satu gambar mereka diedit dan dijadikan pamflet kampanye pasangan Duo Ramadhan. MUSIBAH! Tolong diselesaikan. Ini hal memalukan di IPSC. Dan saya harus tegaskan lagi bahwa IPSC bukan organisasi yang terlibat politik. Adapun pencantuman nama "galeri masisir" dan juga property IPSC tanpa ijin sebaiknya diselesaikan secepatnya. Kalo membantah orang2nya. Kita rapat malam ini juga untuk melawan. Tulis Faiz Dz Roini dalam grup Facebook IPSC (Indonesian Photographic Society in Cairo). Selain itu IPSC juga mengeluarkan surat pernyataan sikap yang diunggah di Facebook. Dalam surat itu IPSC menegaskan posisi organisasinya yang tidak mendukung dalam kampanye politik PPMI ini. Selain itu mereka juga keberatan yang meminta klarifikasi dari pihak terkait. Namun nampaknya hal sudah diselesaikan kedua belah. Hal ini terlihat dari unggahan poto kedua belah pihak yang menampakkan pihak IPSC dan Duo Ramadhan. Menanggapi hal ini pihak Panwaslura yang kami tanyai mengaku tidak mengetahuinya. Sampai berita diturunkan pihak Panwaslura mengaku belum ada pelanggaran kampanye. Selama ini dinilai lancar dan berjalan demokratis. Karena memang pihak Panwaslura mengaku belum ada laporan dan pandangan mengenai kecurangan kampanye. (Zai, Tsabit)

06

TROBOSAN, Edisi 356, 7 Agustus 2013

Komentar Peristiwa

Apa Kabar BPA Dan MPA?


Seperti yang kita ketahui bahwa Masisir ini menganut sistem trias politika. Kekuasaan utama dibagi menjadi tiga bidang. Tiga komponen itu adalah legislative, eksekutif dan yudikatif. Pada edisi sebelumnya TROBOSAN mencoba mengangkat hasil kerja lembaga eksekutif atau DPP PPMI selama setahun terakhir. Adapun kini giliran kami menyuguhkan kinerja dan kegiatan yang diadakan lembaga legislatif dan yudikatif Masisir. Bagaimana kinerja BPA dan MPA kita periode ini? Silahkan simak laporan kami berikut ini! MPA Mengaku Kekurangan Tenaga Ketika membidik berita MPA tahun ini,TROBOSAN merasa kewalahan mengumpulkan data. Hal ini tak lain karena tidak adanya pembukuan kaleidoskop. Untuk itu jalan satu-satunya bagi kami adalah mewawancarai pihak MPA terkait kinerja mereka. Tidak banyak yang dilakukan MPA pada tahun ini. Haal ini disampaikan langsung oleh perwakilanWahid Hasyim saat ditemui di sela-sela mengawasi kinerja PPR di konsuler beberapa hari yang lalu. Kegiatan MPA diawali dengan acara kunjungan ke DPD (Daerah Perwakilan Daerah), kemudian sebelum tutup kegiatan musim dingin lalu ada sidang Lembar Kerja Semster PPMI. Sedangkan sisa agenda MPA adalah yang akan digelar selepas lebaran nanti yaitu LPJ, SU I dan II. Selain itu tugas MPA adalah membentuk PPR. Hal ini tak lain karena perubahan undang-undang 3 tahun lalu. Sebelumnya PPR diangkat oleh Presiden PPMI. Namuns etelah perubahan itu pembentukan PPR menjadi tugas dan kewenangan MPA. Mengenai kronologi pembentukan PPR, Wahid Hasyim menjelaskan banyak kendala yang dihadapi MPA. Mekanismenya adalah MPA melayangkan surat ke kekeluargaan. Lalu dari situlah PPR dilantik. Tapi hal ini tidak berjalan mulus karena tidak mendapat respon dari kekeluargaan. Maka tidak ada pilihan lain kecuali pengangkatan PPR dilaksanakan oleh anggota MPA sendiri dan beberapa kawan yang bersedia membantu. Ketika ditanya mengenai kinerja dan tugas MPA Wahid menjelaskan, bahwa tugas MPA adalah Mengesahkan undang-undang, mengurus secara umum hal -hal yang perlu dan diangkat ke dalam rapat MPA. Selama setahun terakhir MPA mengaku mempunyai masalah yang besar. Diantaranya karena personal MPA yang kurang aktif karena kesibukannya. Bahkan Wahid Hasyim mengeluh karena dalam menjalankan program kerja MPA dia nyaris bekerja sendiri. Hal ini tak lain karena hampir semua anggota MPA sempat pulang ke Indonesia pada masa aktif kegiatan PPMI. Beberapa isu mengenai permasalah Masisir sempat dia tangkap. Diantaranya adalah permasalah kekeluargaan yang dihadapi Ikmal, Lampung. Ikmal dianggap tidak memenuhi jumlah keanggotaan minimal sebagai kekeluargaan di PPMI. Selain itu juga permasalahan jumlah anggota DPD sempat masuk ke meja MPA. Namun karena minimnya tenaga akhirnya mereka tidak berhasil menggodok dan menyelesaikan masalah tersebut di atas. BPA Mematok Kinerja Sesuai ADARTnya Saja Jika menilik sistem trias politika, BPA memiliki peran sebagai badan legislatif kita. BPA sendiri memiliki tugas menjadi perwakilan rakyat Masisir. Jika menilik undang-undang, sebenarnya ada lima kewajiban BPA. Lima kewajiban itu
Doc. BPA PPMI

Selain kewajiban BPA memliki beberapa hak. Adapun hak MPA yang tertra dalam ADART yaitu: a) Terlibat dalam pembuatan kesepakatan antara kelembagaan PPMI Mesir yang mengatasnamakan PPMI Mesir dengan pihak lain. b) Melakukan koordinasi dengan pihak perwakilan RI di Mesir dan/ atau pihak manapun yang dianggap perlu berkaitan dengan pelaksanaan tugas BPA. Ketika ditanya mengenai kegiatan BPA tahun ini, Hilmy selaku perwakilan MPA sedang berlibur di Indonesia. Lewat jejaring sosial dia menjawab pertanyaan dari kami. Dia mengaku kinerja BPA seperti biasanya saja sesuai ADART. Menurutnya diantara tugas MPA yang harus dilaksanakan adalah mengurus RAPBO untuk dua semester, sidang pleno untuk amandemen undang-undang MABA dan undang-undang Pemilu, membentuk Panwaslura untuk mengawas jalannya pemilu dan terakhir nanti insya Allah akan ada sidang pleno untuk progress report. Mengenai revisi undang-undang BPA tahun ini sempat mengadakan dua sidang untuk meninjau kembali mengenai isi undang-undang. Undang-undang Pemilu Raya yang belakangan ramai karena karena hasil screening berbeda dengan sebelumnya sebenarnya BPA telah mengadakan sidang pengesahannya pada 3 Desember 2012 lalu. Pada saat itu sidang melempem karena hanya dihadiri 22 orang peserta. Selain membahas undang-undang pemilu raya saat itu sidang juga membahas undang-undang mahasiswa baru yang dirasa perlu direvisi. Selain itu sidang tersebut, Hilmy mengaku pihak BPA hendak melaksanakan sidang terkait pemfilteran organisasi-organisasi di lingkungan Masisir. Namun niatan tidak terlaksana karena salah satunya penyebabnya yaitu krisis politik Mesir yang memanas. Demikianlah kurang lebih kegiatan BPA dan MPA selaku badan legislatif dan yudkatif selama setahun masa jabatan. Sudahkah kinerja mereka mewakili aspirasi dan perwakilan anda sebagai rakyat Masisir? Temukan jawabannya pada sidang pertengahan Agustus mendatang. (Tsabit)

Sidang pleno II, diakan oleh BPA

adalah: a. Bersama DPP membahas rancangan dan anggaran kegiatan yang diajukan oleh DPP. b. Membahas setiap rancangan undang -undang atau peraturan serta usul-usul lain yang diajukan oleh DPP. c. Mengadakan pertemuan koordinasi dengan DPP apabila diperlukan. d. Memperhatikan saran, usul, kritik, dan masukan dari DPP dan anggota PPMI. e. Merumuskan dan menyiapkan rancangan ketetapan dan keputusan yang akan disahkan dalam persidangan BPA PPMI.

TROBOSAN, Edisi 356, 7 Agustus 2013

07

Opini

Analisa Pragmatis Pengamat Politik Amatir


Oleh: Zulfahani Hasyim*
Mesir kembali memanas. Krisis politik kembali melanda negeri Kinanah. Setelah berhasil menggulingkan rezim Mubarak di awal tahun 2011, kini Mesir kembali disibukkan oleh revolusi jilid dua dengan dilengserkannya Morsi dari kursi kepresidenan tanggal 3 Juli 2013. Dua tahun sudah Mesir terlunta-lunta dalam krisis ekonomi, politik, dan keamanan. Presiden baru yang baru menjabat satu tahun pun harus dilengserkan karena rakyat tidak puas dengan kinerjanya. Meski begitu, pelengseran tersebut tidaklah mulus disetujui oleh seluruh rakyat Mesir. Jutaan pendukung Morsi pun turun ke jalan memberikan pembelaan dan dukungannya. Lagi-lagi jalanan Mesir harus memakan korban seperti dua tahun silam. Bedanya kali ini rakyat Mesir terbelah dua menjadi dua kubu, anti dan pro Morsi. Tulisan kali ini tidak akan membahas sengketa politik di Mesir baik pro maupun kontranya. Penulis mencoba mencari celah lain untuk dijadikan sudut pandang yang celah tersebut kurang diperhatikan oleh masyarakat Indonesia secara umum dan Masisir secara khusus. Setiap krisis memang menimbulkan pertikaian, setiap pertikaian niscaya memunculkan pro dan kontra. Jika kita mau menengok secara sosio-psikologis hal ini sangat wajar, karena memang tabiat manusia selalu bertikai satu sama lain. Namun dalam pro dan kontra terhadap suatu fenomena penulis lebih ingin mengangkat masalah proses penyikapan terhadap fenomena terlepas dari keputusan akhirnya apakah akan pro maupun kontra. Dalam waktu kurang dari satu minggu sejak revolusi jilid dua berlangsung di Mesir, 30 Juni 2013, secara instan lahirlah pengamat-pengamat politik amatiran dari kalangan Masisir. Bahkan beberapa nama baru muncul begitu saja di Indonesia dengan mengklaim diri sebagai pengamat politik Timur-Tengah dan lantang berbicara di media-media Indonesia menyampaikan pendapatnya. Dalam dunia demokrasi modern memang siapa saja boleh bicara dan sah-sah saja setiap orang memiliki pendapatnya sendiri-sendiri. Dan Masisir sebagai komunitas mahasiswa juga sah-sah saja melakukan pengamatan dan memberikan pendapatnya. Namun ada satu celah terlupakan oleh pengamat-pengamat amatiran dan namanama baru di Indonesia yang mengklaim diri pengamat politik Timur-Tengah. Celah ini nyaris tak terlihat oleh banyak orang awam yang mengikuti pendapat-pendapat mereka. Celah ini adalah pengamatan pragmatis para pengamat amatiran terhadap fenomena politik di Timur-Tengah. Dan hal ini sangat kentara dengan pendapat-pendapat mereka yang dangkal dari analisa sosio-kultur Timur -Tengah dan jauh dari berdalam-dalam dalam sejarah perpolitikan dan budaya TimurTengah. Dalam membuat sebuah analisa tentang kondisi politik suatu negara, seorang pengamat seyogyanya menempuh jalan beberapa jalan yang sama-sama disepakati oleh para pakar politik, di antaranya, jalan sosio-budaya, historis, dan antropologis bangsa tersebut. Karena dalam pengamatan politik cara pandang pragmatis yang hanya menyikapi sebuah fenomena politik dalam konteks aktual dan faktual saja tidaklah cukup. Mungkin kita bisa jadi menyampaikan analisa yang tajam dan berdasar fakta lapangan yang memang benar terjadi, namun jika kita minim pengetahuan sosial dan demografis masyarakat yang kita amati, analisa kita seperti pisau yang hanya bisa merobek sampul-sampul fenomena namun patah ketika berhadapan dengan realitas dibalik sampul fenomena tersebut. Keminiman pengetahuan sosialbudaya dan historis dari sebuah bangsa yang kita amati sebenarnya membuat kita tidak layak memberikan analisa politik terhadap bangsa tersebut. Setiap fenomena politik tidak bisa lepas begitu saja dari sejarah peradaban sebuah bangsa dan kondisi sosial masyarakat tersebut. Misal fenomena politik yang terjadi di Mesir, kita dalam hal ini perlu banyak meninjau lebih jauh tentang sejarah Mesir baik pra-Islam maupun pasca-Islam. Begitu juga kondisi sosial ekonomi mereka, bagaimana perkembangan pendidikan mereka, bagaimana budaya yang berkembang di tengah masyarakat mereka, perkembangan politik di Mesir, bagaimana aksi-reaksi politik Mesir di kawasan, dan lain sebagainya yang juga mempengaruhi aksi atau fenomena politik yang ada di Mesir. Untuk memberikan analisa politik di dalam kasus penggulingan pemerintahan di Mesir kita tidak bisa hanya memakai teori guthak-gathuk mathuk atau sekedar mengkait-kaitan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang nampak sekilas terkait, namun tanpa data yang valid, dan akhirnya berkoar-koar soal konspirasi. Konspirasi memang ada di dunia ini, tapi kalau segala fenomena yang terjadi di dunia ini dipercaya sebagai konspirasi sekelompok orang atau bangsa, lantas apa gunanya kita dibekali akal oleh Tuhan untuk mengoreksi diri, membenahi kesalahan, dan memperbaiki kekeliruan? Jika akhirnya si pengamat ini berkesimpulan sebuah fenomena politik hanya sebuah konspirasi, untuk apa dia mengamati dan kemudian komentar? Toh semua itu hasil konspirasi yang sudah ada skenarionya di belakang panggung? Kembali pada analisa pragmatis, di sini kita akan melihat kedangkalan sebuah pengamatan hanya pada fenomena kekinian tanpa meninjau ulang akar sejarah, budaya, dan demografis sebuah bangsa yang dijadikan obyek, memunculkan beberapa dugaan tentang motivasi yang mendorong adanya pengamatan ini. Salah satunya adalah kepentingan kelompok. Kepentingan kelompok bisa memacu seseorang memotong sebuah pengamatan sehingga analisa tidak sepenuhnya membedah keseluruhan obyek. Analisa berdasarkan asumsi tidaklah bisa diterima. Sedang seorang pengamat jika dia ingin dibilang obyektif perlulah melepaskan diri dari pola pikir yang sebelumnya ada di dalam akalnya. Jika seorang pengamat masih terjebak dalam lingkaran paradigma kelompok yang menjadi kendaraannya maka analisa si pengamat ini diragukan keobyektifitasannya. Pengamat seperti inilah yang sedari awal penulis sebut sebagai pengamat amatiran. Sementara dugaan lain adalah si pengamat ini memang sudah terdoktrinasi oleh sebuah paham, sehingga menimbulkan eksklusifisme tingkat tinggi, dan akhirnya menimbulkan pandangan bahwa dalam sebuah fenomena politik yang tidak sejalan dengan doktrinasi yang sebelumnya merasuk adalah salah dan harus dilawan. Motivasi seperti ini lebih berbahaya daripada motivasi sebelumnya. Meskipun masih banyak dugaan lain tentang motivasi yang menimbulkan cara pandang tidak obyektif dari si pengamat, namun penulis mencoba memandang ke arah lain di mana di sana ada kemudahan akses informasi dan ketiadaan aturan yang mengendalikan kebebasan berpendapat sehingga ada kesan bahwa setiap orang bebas berkomentar, namun mereka melupakan satu yang penting dalam membangun wacana di tengah masyarakat, yaitu etika dalam beropini dan menyampaikan analisa. Bersambung (hal.10)

08

TROBOSAN, Edisi 356, 7 Agustus 2013

Sastra

Mbah Gono II
Oleh: M. Zainuddin*
Asap rokok kretek yang memenuhi warung Mbah Mad terasa menghangatkan Bediding di malam kemarau ini. Memang, malam ini teramat dingin, terlihat dari pengunjung warung yang awalnya memakai jaket hingga penutup kepala. Terpaksa harus melepas jaketnya, dan menjadikannya alas tempat duduk. Malam ini Warung Mbah Mad memang lebih ramai, karena beberapa pengunjung selain hanya mencari kopi ataupun sekedar nongkrong dan ngobrol ngalor-ngidul, mereka juga menunggu final Sea Games dimana Indonesia akan bertanding melawan Malaysia . Pelanggan setia dari warung Mbah Mad kebanyakan orang kampung yang sehariharinya bekerja di sawah. Maka rokok kretek menjadi pilihan utama dari kebanyakan orang, kalaupun bukan rokok kretek, rokok filter kretek menjadi pilihan utama. Selain rasanya manis, rokok kretek atau filter kretek tidak terlalu menusuk di dada. Masyarakat sekitar warung Mbah Mad memang tidak terlalu menyukai rokok putih (rokok yang tidak memakai cengkeh). Selain tidak ada rasanya, rokok putih juga terlalu halus ketika dihisap alias kurang mantap, meski sangat menusuk di dada, sehingga bagi yang tidak terbiasa akan batuk. Mbah kopinya satu! Seperti biasa tiba-tiba saja Mbah Gono datang dengan menggenggam empat bungkus rokok. Untuk malam ini, semua minuman yang bayar aku. ucap Mbah Gono sembari mengambil pisang goreng yang tinggal satu. wiiih, uangmu lagi banyak mbah? Pasti baru dapet togel. Memangnya dapet berapa Mbah?? Tanya Sardi. Menatap wajah Sardi dengan sinis, lalu tersenyum enggak, lagian kalau aku mau masang togel pakai duitnya siapa? Emang kamu mau kasih aku modal? ha..ha.. memang habis dapat duit darimana mbah? Mbah, ini lho kopimu? tiba-tiba Mbah Mad menyodorkan kopi yang tadi dipesan Mbah Gono. oh, iya Mbah! Sekalian buatin mie rebus pakai telor ya! hoalah! Nggak mau pesan dari tadi, kan sekalian ke-dapurnya ucap Mbah Mad cemberut. Mbah Gono hanya diam saja, matanya kosong menatap langit-langit, sambil menghisap rokoknya dalam-dalam. Sedangkan Sardi, dari tadi hanya diam saja melihat perilaku Mbah Gono. Orang yang aneh, meski seringkali bertindak ngawur. Tapi Mbah Gono tetaplah Mbah Gono dengan segala kengawurannya, pikir Sardi. *** Warung berteriak gembira. Ya gitu dong, masak kalah terus sama Malaysia. Ucap Munir, salah satu pengunjung warung. Semoga saja, lagian Timnas ini kan main di Jakarta. Masak main dirumah sendiri kalah. Malu-maluin lah. Lagian ini pemainnya masih muda semua, semoga saja kedepannya bisa masuk piala dunia. tambah Sardi. Sampean jangan seperti itu Kang Sardi, tahu nggak? Kalau kata Jan Zwartkruis Hei bocah, memangnya Jan Zwartkruis itu siapa? potong Sardi. Pada tahun 78, dia itu Mantan asisten pelatih Belanda Ernst Happel yang waktu itu berhasil mengantar sampai ke Final, meskipun akhirnya harus kalah sama Argentina. Lha terus hubungannya sama Indonesia apa bocah bagus?? tanya Sardi. Waktu Timnas Indonesia persiapan untuk kualifikasi Piala Dunia 1990. Jan Zwartkruis menjadi penasehat pelatih Timnas. Dan hasilnya apa? Hanya seumur jagung Jan Zwartkruis menjadi penasehat pelatih Timnas, hanya karena berselisih dengan salah satu pelatih Timnas. Terang bocah bagus sambil melihat televisi. Lha memangnya kenapa kok Cuma seumur jagung? Pasti gagal? Bukan gagal kang Sardi, tapi kata Zwartkruis masyarakat Indonesia itu terlalu besar memberikan beban dipundak para pemain. Makanya kang, biarpun dikirim ke Belanda atau Argentina untuk berlatih, tapi para pemain masih terbebani kudu masuk Piala Dunia. Ya masih sulit kang. Oleh karena itu, kita semua jangan berangan-angan terlalu tinggi dulu lah kang. Berarti bisa dikata, saya juga salah dong? Ya iyalah??? Mbah Gono yang dari tadi mendengarkan percakapan Sardi dan Bocah Bagus hanya tersenyum kecut, sambil menikmati rokok kreteknya yang semakin habis. Sardi yang terdiam setelah mendapatkan penjelasan dari Bocah Bagus kembali mengamati Mbah Gono. Merasa penasaran dengan tingkah laku Mbah Gono, Sardi pun mendekatinya. Bagaimana Mbah, sampean kayaknya kok ingin mengungkapkan sesuatu? Kembali menyalakan rokoknya, aku ini selalu ketawa aja kalo nonton sepak bola. Memangnya kenapa mbah? Kok nonton bola ketawa tanya Sardi. Ya, kalo aku nonton bola sih. Mmm, gimana ya? Sepak bola itu miniatur kehidupan kalau menurutku. Bagaimana tidak? Coba lihat saja, pemain-pemain itu saling berebut bola sampai saling jegal, jatuh bangun. Toh, kalau bolanya sudah dapat, ya dikasihkan ke temannya lagi, atau ditendang. Lha terus hubungannya dengan kehidupan ini apa Mbah? Ya itu, uang atau harta. Maksudnya, lihat aja orang-orang itu. Mereka cari uang sampai jatuh bangun, sampai merendahkan dirinya sendiri. Toh, kalau uangnya sudah dapat juga nggak disimpan sendiri. Bakal dibuang juga kan? Iya Mbah, ada benarnya juga sih?? Tapi kan. wes, nggak usah tanya lagi. Aku males debat. Potong Mbah Gono. Oh, iya mbah..! bagaimana, sampean habis dapat duit darimana? Kok, tumben berlagak jadi bos. Ha..ha..ha. Masih penasaran sama itu tho ternyata? iya mbah?? Kemarin itu, aku jalan-jalan ke lokalisasi. Terus ngobrol sama salah satu wanita penghibur disitu. Aku tanya, kenapa kamu kok bisa jadi kayak gini? Dia jawab, bahwasanya ibunya sedang sakit keras dan selain harus membiayai pengobatan ibunya dia punya adik yang masih sekolah. Tapi, apadaya? Keadaan mengharuskan terjun dalam dunia ini. Dalam hatinya, dia merasa bersalah karena harus menjalankan praktek kotor ini. Aku hanya tertegun mendengar penuturannya, lalu aku jawab santai saja nduk? Nggak apa-apa. Kamu terusin aja pekerjaanmu. Wah, sampean ngawur mbah??? Dosa lho mbah? Sampean sama saja, memberikan izin perzinahan brarti? ucap Sardi menggebu-gebu. Didunia ini nggak ada kesalahan yang ditanggung oleh satu pihak saja. Semua hal itu lanjutan halaman 9 saling berkesinambungan hingga melahirkan suatu kejadian. Sekarang begini, wanita itu berbakti apa tidak sama orang tua? ya nggak tau mbah? Ya jelas berbaktilah. Lha wong dia rela menjual, bahkan sampai menghinakan dirinya sendiri demi mendapatkan biaya atas pengobatan ibunya kok. Sekarang, pengorbanan apa yang sudah kamu lakukan pada orang tuamu? Halah mboh mbah wes gak mudeng aku ngomong sama sampean? Terserah sampean wes. Lha terus, apa hubungannya sama sampean jadi bos hari ini Mbah? tanya Sardi lagi. Ya, karena omonganku menentramkan hatinya. Maka aku dikasih pesangon sebagai tanda terima kasih. Ha..ha..ha.. Wah, sampean ini benar-benar keterlaluan ya! Ya, namanya rejeki masak ya kudu ditolak. Tak berselang lama, indomie pesanan Mbah Gono pun datang. Sedangkan Sardi, hanya bisa melongo dan menggelengkan kepala saja melihat tingkah laku dan omongan dari Mbah Gono. owalah mbah-mbah, sampean itu batin Sardi. *Penulis adalah kru Buletin TROBOSAN

Tendangan pojok pertama bagi Indonesia, dilakukan oleh Okto Maniani. Sudah dilakukan, heading gooool! Indonesiaaa Gunawan Dwi Cahyo. Indonesia 1 Malaysia 0. Gooooll hampir seluruh pengunjung

TROBOSAN, Edisi 356, 7 Agustus 2013

09

Opini

Membedah Sekte Islam


Oleh: Heni Septini*
Judul : Hitam Putih Sekte Dan Gerakan Islam Kontemporer Tebal : 202 Halaman Selain itu dia juga mengaku mengenai pendanaan yang tidak KBRI. Pak Fahmi selaku Atase Pendidikan tidak berkenan mengeluarkan dana jika dua atau salah satu sekte (Druze dan Ahmadiyah) masih disertakan di dalam buku ini. Belaiau menganggap dua sekte ini sudah bukan sekte Islam lagi. Namun pihak tim penulis tidak berkenan meskipun kosnekuensinya tidak ada suntikan dana. Mereka bersikukuh karena ingin mengkritik dan memahamkan atas sekte yang ada tersebut. Begitulah buku ini disusun secara terperinci membahs 11 sekte yang mereka sudah diskusikan matang -matang ,Buku ini bukanlah hasil riset lapangan melainkan hasil diskusi dan rujukannya pun dari buku buku primer masing- masaing sekte. Adapun sekte sekte yang dibahas dalam buku ini adalah pemahaman Hizbu tahrir dari mulai sejak berdirinya sampai tersebarnya hizbu tahrir, khilafah dalam kaca mata Hizbu Tahrir, Qadla dan Qadar dalam prespektif Hizbu Tahrir dan hukum melihat gambar telanjang menurut pandangan Hizbu tahrir. Selain Hizbu Tahrir buku ini membahas tentang Ikhwanul Muslimin; Moderatisme dan pembaharuan Islam yang sudah tak asing lagi terdengar di telinga kita di dalamnya akan dibahas tentang menghindari fanatisme dalam ideologi, Misi Rekonsiliasi politik dan agama, Tensi politik era Sayid Qutub dan Tasawuf menurut Hasan al Bana. Selain kedua sekte yang diatas ada lagi sekte yang lainnya seperti Jamaah Tabligh yang membahas tentang pendiri dan latar belakang jamaah Tabligh, Akidah, pemikiran dan Ajaran-ajaran Jamaah Tabligh dan Bijak Menyikapi Jamaah tabligh.Tak asing lagi ketika kita mendengar tentang wahabi di dalam buku ini juga akan membahas tentang Wahabi dari mulai pendirinya,latar belakang kemunculannya, Ideologi Monoteisme Wahabi sampai Shalat di kuburan dalam kaca mata Wahabi. Siapa yang tak mengenal khawarij pembahasan ini akan di soroti juga di dalam buku ini, selain itu juga dalam buku ini akan dibahas tentang koreksi paham keislaman Ahmadiyah dari mulai pendirinya, peran inggris dalam kesuksesan dakwah ahmadiyah, eksistensi Nabi Isa dalam perspektif Ahmadiyah saampai dengan koeksi kebenaran Mirza Gulam Ahmad
Doc. FOSGAMA

Penerbit :Tim Kajian Bindhara Forum Studi Keluarga Madura (FOSGAMA) Beberapa pekan lalu tepatnya tanggal 20 Julli 2013 buku ini sempat dilauncing dan dibedah oleh Abdul Rauf. Lc. Buku ini dirancang oleh para penulis yang notabene kalangan santri tradisional yang dituntun untuk berfikir secara obyektif dan harus bergemelut dengan literatur sekte Syiah Islamiyah yang lumayan ekstrem atau bisa dibilang Druze gelap gulita hingga literatur Sunni yang sudah di acak acak hingga menjadi buram. Munculnya buku ini berawal dari kegelisahan para penulis- penulisnya tentang polemik sekte dan gerakan islam yang tak ada hentinya dan dikarenakan awamnya kita terhadap kajian yang sejatinya familiar di masa klasik islam.Buku ini membahas tentang tradisi sarjana perbandingan agama dan sekte di masa klasik islam seperti as Syahrestani, Ibnu Hazm dan al- Bagdadi sehingga lebih akrab ditetelinga anak zaman.Buku ini dimaksudkan sebagai pintu masuk untuk memahami sekte dan gerakan keislaman yang masih eksis dan berkembang dewasa ini. Penyusunan buku ini disusun secara rapi hingga setengah dari isi buku ini hasil dari diskusi yang serius demi mengetahui lebih dekat tentang sekte sekte tersebut bukan sebagai musuh atau koalisi. Dalam buku ini akan ditemukan pembahsan pembahasan yang menarik. 11 sekte yang dan gerakan Islam yang dimuat dalam buku ini bukanlah sebuah kesimpulan finas dan semena mena, namun atas pertimbangan eksistensi, prestasi dan kematangan konsep atau pergeraknnya. Buku ini pun tak menutup kemungkinan adanay sekte atau pergerakan yang luput dari pengamatan penulis. Mengenai penulisan buku, Abdul Mun'im selaku editor menjelaskan bahwa buku ini menuliskan tentang pengenalan dasar sekte yang masih ada hingga sekarang. Yang mana buku ini membidik idealisme, ajaran, dan ritual yang menonjol dari sekte tersebut. Sebelum menuliskan buku ini mereka mengaku sudah mengkajinya terlebih dahulu selama kurang lebih setengah tahun.

sebagai Nabi. Begitu juga bab selanjutnya akan membahas tentang identifikasi identitas Druze sebagai sekte islam. Syiah kata ini sudah tidak asing lagi untuk didengar pembahasan ini pun akan di temukan di buku ini mulai dari syiah imamiyah serta teori kegaibannya sampai ditinjau dari respon sarjana- sarjana Syiah mengenai Distorsi Alquran. Di bab terakhir akan dibahas tentang Zaidiyah dari mulai kemunculannya,syiah yang moderat dan toleran sampai ideologinya pun akan dibahas dan terakhir yang ditinjau dari buku ini adalah menyegarkan kembali paham Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Geliat keilmuan yang telah terpancar mulai dari adanya penerbitan buku buku yang bersifat fiksi ataupun non fiksi. Tulisan tulisan dalam buku ini sangatlah menarik untuk dibaca dan semoga bisa menjadi referensi bagi kebutuhan keilmuan kita semua. *Penulis adalah kru TROBOSAN

Lanjutan halaman 8 Akses informasi yang begitu mudah dan alasan kebebasan berpendapat justru menjadi ancaman bagi konsumen media.di mana mereka seperti dipaksa memakan pil pahit provokasi dari analisa-analisa dangkal para pengamat politik amatir dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.

Pada akhirnya penulis hanya bisa menghimbau para pemerhati politik baik di Mesir maupun di tanah air untuk lebih berhatihati menganalisa sebuaf fenomena, demikian juga bagi para konsumen media agar lebih jeli dalam memahami sajian berita maupun opini di berbagai media baik cetak maupun elektronik. Kebebasan berpendapat memang harus kita junjung tinggi namun etika dan nalar ilmiah

yang obyektif juga harus tetap kita jaga. Jangan sampai hanya karena kepentingan kelompok dan individu kita rela mengorbankan nalar ilmiah kita dalam menganalisa sebuah fenomena. *Penulis adalah keluarga TROBOSAN

10

TROBOSAN, Edisi 356, 7 Agustus 2013

Kolom

Dosa Besar MPA


Oleh: Fahmi Hasan Nugroho* Dalam sebuah ruangan duduk sekitar lima belas orang. Mereka adalah orang-orang penting dalam salah satu kelompok di Masisir. Tidak semua orang tahu akan adanya perkumpulan ini, perkumpulan ini bersifat rahasia yang hanya diketahui oleh Allah, para malaikat -Nya dan sekelompok orang itu. Perkumpulan ini terjadi kira-kira satu hari sebelum sidang LPJ DPP PPMI pada tahun 2009 lalu, saat pasangan Yazid dan Heri akan melaporkan kinerjanya selama satu tahun di keesokan harinya. Keputusan yang diambil saat itu adalah menolak hasil Laporan Pertanggungjawaban DPP PPMI dengan menempuh cara apapun. Berbagai plan diperhitungkan. Organisasi-organisasi yang berada di bawah naungan MPA didata. Organisasi yang di dalamnya terdapat orang yang berafiliasi kepada kelompok itu kemudian dihubungi agar sudi untuk mengutus orang-orang terpilih agar hadir di dalam sidang LPJ esok hari. Dipilih juga seorang koordinator lapangan yang memantau berbagai kemungkinan yang akan terjadi di lapangan yang hal itu akan menentukan penggunaan plan A atau B tergantung keadaan. Konspirasi mereka berhasil. Orangorang terpilih mereka berhasil menyusup ke dalam sidang melalui berbagai organisasi yang ada. Mereka pun berhasil membentuk beberapa komisi, dan bagi orang yang tidak mampu membentuk komisi mereka menyusup ke komisi-komisi lain agar mempengaruhi anggota komisi tersebut. Dan terbukti, dengan segala cara dan alasan, Presiden PPMI dan wakilnya dijatuhkan oleh peserta sidang saat itu meski mengundang keributan. Pada tahun berikutnya sidang kembali ribut hingga terjadi aksi lempar botol dan perpanjangan waktu sidang hingga esok harinya. Saat itu juga terdapat kasus surat palsu. Seorang oknum yang mengatasnamakan dirinya perwakilan dari organisasi PCI Muhammadiyah untuk menghadiri salah satu Sidang Umum PPMI. Padahal menurut salah seorang rekan saya yang juga merupakan senior di PCIM, sepanjang pengetahuannya PCIM tidak pernah melibatkan organisasinya dalam perpolitikan di Masisir, dan untuk tahun itu pun PCIM sama sekali tidak mengirimkan utusan. Oknum tersebut bisa jadi merupakan orang pilihan hasil konspirasi serupa seperti tahun sebelumnya. Konspirasi yang diadakan oleh salah satu pihak yang memiliki kepentingan dalam Sidang Umum MPA PPMI. Konspirasi ini biasa digelar sebelum sidang MPA khususnya ketika LPJ PPMI, dan konspirasi semacam ini hanya diketahui oleh segelintir orang saja. Tujuannya tidak lebih dari dua hal, yaitu menjatuhkan Presiden PPMI dan wakilnya saat LPJ ataupun melindungi mereka dari serangan kelompok kedua. Caranya adalah dengan menyusupkan orangorang pilihan yang telah diberikan arahan ke dalam organisasi-organisasi agar mengikuti sidang. Hal ini jelas menunjukkan kurang dewasanya Masisir dalam berdinamika. Bagaimana bisa laporan pertanggungjawaban DPP PPMI ditolak sebelum ia dibacakan? Jika LPJ dibacakan, kemudian beberapa hal ditanyakan dan Presiden PPMI memberikan penjelasan dari pertanyaan itu, maka itu adalah hal yang wajar dan itulah fungsi dari sesi pandangan setiap komisi di setiap sidang LPJ. Namun jika konspirasi diadakan untuk menjatuhkan Presiden PPMI, mencari segala macam alasan agar Presiden PPMI bersalah dan hancur dalam sidang, itu sama sekali tidak bisa dibenarkan. Maka dari situ terlihat bahwa baik buruknya kinerja DPP PPMI tidak murni dilihat dari kinerjanya selama satu tahun, namun lebih kepada dari kelompok mana dia berasal. Dan yang sangat disayangkan adalah konspirasi ini tidak dilakukan oleh anak-anak baru yang belum tahu dinamika Masisir, konspirasi ini justru dilakukan oleh para senior yang seharusnya memiliki pemahaman yang lebih tentang PPMI dan segala peraturannya. Berbagai konspirasi semacam ini tidak lepas dari dosa besar para pemegang kitab suci PPMI, yaitu para pimpinan MPA yang bertanggungjawab untuk memahami dan menjalankan AD/ART PPMI sebagaimana mestinya. Merujuk kepada ART PPMI bab II pasal 5 ayat 8 tentang keanggotaan MPA dan UU no. 1 tahun 2006 tentang Susunan dan Kedudukan MPA, BPA dan BPD bab II bagian II pasal 4, anggota MPA PPMI itu bersifat personal, yaitu orang yang diutus dari tiap lembaga dan telah dilantik dan disahkan oleh pimpinan MPA demisioner. Maka, anggota peserta sidang dalam setiap sidang MPA seharusnya adalah orang yang telah dilantik menjadi anggota MPA pada Sidang Umum I, ketika seluruh pimpinan MPA dipilih dan dilantik. Dan keanggotaan MPA ini tidak akan berpindah tangan atau berubah tanpa ada surat keterangan resmi dari organisasi yang bersangkutan. Namun fakta berkata lain. Keanggotaan MPA bebas berubah dan berpindah tangan kapan saja. Orang-orang yang dilantik pada awal tahun masa bakti MPA akan selalu berganti di sidang-sidang berikutnya. Hal inilah yang menjadi akar permasalahan adanya oknum-oknum susupan hasil konspirasi tadi, karena tidak ada kejelasan tentang status keanggotaan MPA. Dapatkah kita bayangkan jika kita tiba-tiba masuk ke dalam sidang MPR lalu berkata bahwa kita adalah anggota dewan dari salah satu partai? Pada Sidang Umum I tahun lalu, saat Amrizal Batubara, Wahidul Kholis, dan rekanrekan MPA lain dilantik, tercatat ada 56 orang anggota MPA yang dilantik oleh MPA demisioner, Ahmad Mukafi Husna. Seharusnya, dalam setiap sidang yang diadakan oleh MPA tahun ini, ke-56 orang inilah yang diundang untuk menghadiri sidang tersebut. Namun sayang, MPA biasanya justru mengirimkan surat kepada setiap organisasi untuk mengirimkan utusan kembali. Itulah yang terjadi ketika sidang LKS pertengahan tahun kemarin, dan sepertinya akan terulang pada Sidang Umum II yang akan digelar beberapa hari lagi. Maka, apa gunanya pelantikan di awal tahun lalu? Jika MPA paham akan AD/ART mereka, maka 56 orang itulah yang akan mereka undang ketika Sidang Umum II PPMI nanti. Saya tidak akan menyalahkan organisasiorganisasi lain yang ada di bawah MPA, karena mereka hanya tahu mendapat surat dan mengirim utusan, mereka tidak akan tahu bahwa hal ini merupakan sebuah kesalahan. Kesalahan ini sudah dianggap hal biasa hingga para pimpinan MPA pun tidak menyadari bahwa hal ini adalah kesalahan. Atau paling tidak, rubah saja AD/ART-nya agar kesalahan ini memiliki legitimasi yang sah dan tidak lagi menjadi sebuah kesalahan. Sepertinya konspirasi-konspirasi semacam ini akan terus terulang jika kondisinya tetap seperti ini. Setiap kelompok yang berseteru di Masisir ini akan terus menyusupkan orang terpilih mereka untuk menyuarakan hasil konspirasi yang mereka adakan. Dan akhirnya, kedua kelompok ini pun akan terus berada dalam konflik abadi mereka. Apakah kita tidak bosan? Semoga bermanfaat! *Penulis adalah Pimpinan Redaksi Buletin TROBOSAN

TROBOSAN, Edisi 356, 7 Agustus 2013

11

Space Kosong (12x9 cm)

12

TROBOSAN, Edisi Edisi 356, 7 Agustus 2013

Anda mungkin juga menyukai