Anda di halaman 1dari 53

BAB II PEMBAHASAN

1. Pemeriksaan fisik A. Antropometri Berat badan Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan pada anakdengan timbangan berdiri. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu apakah alat sudah dalam keadaan seimbang (jarum menunjuk angka nol). Bayi ditimbang dalam posisi berbaring telentang atau duduk (jika bayi sudah dapat duduk) tanpa menggunakan pakaian., sedangkan anak ditimbang dalam posisi berdiri tanpa sepatu dengan pakaian minimal. Sampai umur 1 tahun bayi ditimbang tiapbulan, kemudian tiap 3 bulan sampai umur 3 tahun dan dilanjutkan dengan 2 kali setahun sampai umur 5 tahun. Diatas umur 5 tahun, penimbangan dilakukan setiap tahu, kecuali bila diduga terdapat kelainan atau penyimpangan berat badan. Dalam keadaan normal, berat badan bayi umur 4 bulan sudah mencapai 2 kali berat badan lahir (BBL) dan pada umur 1 tahun sudah 3 kali berat badan lahir.1,2

Tinggi badan Alat pengukur badan bayi disebut infantometer, salah satu ujungnya mempunyai batas yang tetap atau bagian yang statis sedang ujung lainnya mempunyai bagian yang dapat digerakkan / digeser. Bayi diukur telentang tanpa sepatu dan tanpa topi diatas tempat tidur yang keras. Usahakan saat mengukur tubuh bayi dalam keadaan lurus. Panjang badan bayi dapat diukur dengan akurat dengan meletkatkan vertex bayi pada bagian yang statis, sedangkan bagian yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Panjang badan bayi baru lahir cukup bulan ialah

sekitar 50 cm. secara kasar pada umur 1 tahun panjang bayi mencapai 1,5 kali panjang waktu lahir dan pada umur 4 tahun 2 kali panjang waktu lahir. Pada anak, tinggi badan diukur dalam posisi berdiri tanpa sepatu, telapak kaki dirapatkan dengan punggung bersandar pada dinding.1,2

Lingkar kepala Pada bayi kurang dari 2 tahun, lingkar kepala diukur secara rutin. Pada anak yang lebih besar, lingkaran kepala baru diukur apabila terdapat kecurigaan pada kepalanya. Alat pengukur yang digunakan adalah pita metal yang fleksibel sehingga dapat memberikan nilai yang benar. Yang diukur ialah lengkaran kepala terbesar. Caranya dengan meletakkan ppita mellingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan bagian belakang kepala pasien yang paling menonjol yaitu protuberansia oksipitalis. Pita pengukur diletakan sedemikian rupa hingga kencang melingkari kepala. Pada waktu lahir lingkaran kepala adalah sekitar 35 cm, pada umur 6 bulan 43,5 cm. pada umur 1 tahun lingkaran kepala sudah bertambah 12 cm dari waktu lahir dan pada umur 6 tahun bertambah lagi 6 cm. setelah itu hanya terjadi penambahan lingkaran kepala sedikit saja, pada waktu dewasa lingkaran kepala adalah 55 cm.1,2
A B

Lingkar lengan atas Alat yang dipakai adalah pita pengukur lingkar lengan atas. Lingkarkanlah pita pengukur pada lengan kiri atau kanan, antara akromion dan olekranon. Pada bayi yang baru lahir lingkar lengan atas adalah 11 cm, pada umur 1 tahun lingkar lengan atas menjadi 16 cm dan pada umur 5 tahun 17 cm.1,2

B. Pemeriksaan Denver II Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skring yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian. Tetapi dari penelitaian Borowitz (1986) menunjukan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasi lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sector bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.2

Aspek perkembangan yang dinilai Berdasarkan revisi DDST yang telah dilakukan maka terdapat 125 tugas perkembangan yang semula hanya ada 105 tugas perkembangan. (Lihat Lampiran 1 : Denver II) Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam empat kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi: Personal social (perilaku social) Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus) Merupakan aspek yang berhungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3

Language (bahasa) Merupakan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Gross motor (gerakan motorik kasar) Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.2

Alat yang digunakan Alat peraga : benang wol merah, kismis atau manic-manik, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil. Lembar formulir DDST. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.

Prosedur DDST terdiri dari dua tahap Tahap pertama, secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia : a. 3-6 bulan b. 9-12 bulan c. 18-24 bulan d. 3 tahun e. 4 tahun f. 5 tahun

Tahap kedua, dilakukan pada mereka yang dicurigai adanaya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.2

Penilaian Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F) ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO). kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable). Abnormal (Lihat Lampiran 2) a. Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan pada dua sektor atau lebih. b. Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua atau lebih keterlambatan plus satu sektor atau lebih dengan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang brpotongan dengan garis vertikal usia. Meragukan (Lihat Lampiran 3) a. Bila pada satu sektor didapatkan dua keterlambatan atau lebih. b. Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. Tidak dapat dites Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

Normal (Lihat Lampiran 4) Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.2

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas. Perhitungan umur adalah sebagai berikut : Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes dilakukan pada tnaggal 5 oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut : 1994 10 5 1992 5 23 (saat tes dilakukan) (tanggal lahir Budi)

Umur Budi 2 4 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil dari 15 hari, maka dibulatkan kebawah, sehingga umur Budi 2 tahun 4 bulan. Kemudian garis umur ditarik vertical pada formulir DDST yang memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada keempat sektor. Tugas-tugas yang terletak disebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi (2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan beberapa tugas-tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong pileh garis vertical umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada control lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada kotak-koatak disebelah kanan garis umur. Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan dites sesuai petunjuk dibalik formulir. Agar lebih cepat melaksanakan skrining, maka dapat

digunakan tahap pra skrining, maka dapat digunakan tahap praskrining dengan menggunakan : DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil tiga tugas (sehingga seluruhnya ada 12 tugas)yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap suspect dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan 25% anak pada pemeriksaan DDST Short From ternyata memerlukan pemeriksaan DDST lengkap. PDQ (Prasreening Developmental Questionnaire) Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan criteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.2

2. Tumbuh dan kembang anak Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut : Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk jugaperkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
7

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu. Walaupun demikian keduanya terjadi secara sinkron pada setiap individu. Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh dan kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut.2,3

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu : Faktor genetik Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetic yang terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Yang termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik. Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. 2,3

Faktor lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :

Faktor lingkungan prenatal Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain : a. Gizi ibu pada waktu hamil Gizi ibu yang jelek sebelum terjadi kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) atau mati dapat juga menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dll. Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup dilingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi kegenerasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.2,3

b. Mekanis Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, dll.2

c. Toksin atau zat kimia Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat anti kanker, dll dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat atau peminium alcohol kronis sering melahirkan bayi BBLR, lahir mati, cacat atau retradasi mental. Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang

terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata.2

d. Endokrin Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin, dll. Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat pengobatan pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, defisiensi ada waktu hamil, PKU (phenylketonuria), dll.2

e. Radiasi Radiasi pada kehamilan sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya. Sedangkan efek radiasi pada laki-laki dapat mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya.2

f. Infeksi Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah Toxoplasmosis, Rubedlla, Cytomegalaovirus, Herpes Simplex (TORCH). Sedangkan infeksi lainnya yang dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, Coxakie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus influenza dan virus hepatitis.2

g. Sters Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa, dll.2

10

h. Imunitas Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus atau lahir mati.2

i. Anoksia embrio Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).

Faktor lingkungan post-natal Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir. Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari satu sistem yang teratur yang sebagian tergantung pada organ-organ ibunya, kesuatu system yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Terdapat perubahan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir, yaitu lingkungan fisik, suhu luar stimulus sensoris, gizi, penyediaan oksigen dan pengeluaran hasil metabolisme. Masa perinatal adalah masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak. Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak, yaitu peran ibu sebagai para genetik faktor, yaitu pengaruh biologis terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap pertumbuhan postnatal dan perkembangan kepribadian. Disamping itu pemberian ASI adalah periode ekstragestasi dengan payudara sebagai plasenta eksternal, karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya dalam memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak terputus begitu dia dilahirkan kedunia. Demikian pula memberikan ASI sedini
11

mungkin segera setelah bayi lahir merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak dan akan memberikan interaksi timbal balik baik bagi ibu maupun anak. Dalam interaksi timbal balik antara ibu dan anak tersebut terdapat keuntungan yang timbal balik pula. a. Keuntungan yang diperoleh bayi Bayi mendapat gizi ASI yang tinggi. Pada ASI terdapat zat anti yang melindungi bayi terhadap berbagai macam infeksi. Bayi merasakan sentuhan, kata-kata dan tatapan kasih saying dari ibunya. Bayi mendapat kehangatan yang penting untuk tumbuh kembangnya.2-4

b. Keuntungan yang diperoleh ibu Menimbulkan rasa percaya diri. Sekresi hormon oksitosin yang mempercepat berhentinya perdarahan setelah melahirkan Hormon prolaktin yang mencegah terjadinya ovulasi yang mempunyai efek menjarangkan kehamilan.2-4 Lingkungan post-natal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi : a. Lingkungan biologis Ras atau suku bangsa Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras, bangsa kulit putih atau ras Eropah mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa Asia.
12

Umur Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus.

Gizi Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga. Ketahanan makanan keluarga mencakup pada ketersediaan makanan dan pembagaian yang adil makanan dalam keluarga. Satu aspek yang penting yang perlu ditambahkan adalah keamanan pangan yang mencakup pembebasan makanan dari berbagai racun fisika, kimia dan biologis yang kian mengancam kesehatan manusia.

Perawatan kesehatan Perawatan kesehatan yang secara teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan secara komprehensif, yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Kepekaan terhadap penyakit

13

Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Disamping imunisasi, gizi juga memegang peranan penting dalam kepekaan terhadap penyakit.

Penyakit kronis Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami stres yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya.

Fungsi metabolisme Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya memadai.

Horrmon Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain : Somatotropin atau growth hormon (GH) Pengatur utama pada pertumbuhan somatik terutama pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi oleh hormon ini, hormon ini merangsang terbentuknya somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan.

14

Hormon tiroid Hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Maturasi tulang, pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung pada tersedianya hormon ini. Defisiensi hormon tiroid mengakibatkan hipertiroidisme retardasi dapat fisik dan mental. Sebaliknya pada mengakibatkan gangguan

kardiovaskular, metabolisme, otak, dll.

Hormon-hormon seks Terutama mempunyai peranan dalam fertilitas dan reproduksi.

Insulin like growth factors (IGFs) Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GH dan kerjanya mirip dengan insulin. Fungsinya lainnya yaitu efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblasdan jaringan lainnya. IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi IGFs yang beredar dalam sirkulasi terutama diproduksi di hepar.2

b. Faktor fisik Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah. Musim kemarau yang panjang atau adanya bencana alam dapat berdampak pada tumbuh kembang anak. Demikian pula gondok endemik banyak ditemukan pada daerah pegunungan, dimana air tanahnya kurang mengandung yodium.

Sanitasi

15

Kebersihan,

baik

kebersihan

perorangan

maupun

lingkungan

memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang kurang maka anak akan sering sakit, misalnya diare, cacingan, tifus abdominalis, dll. Demikian pula dengan polusi udara yang berasal dari pabrik, asap kendaraan dan asap rokok, dapat berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian infeksi saluran nafas atas (ISPA). Kalau anak sering menderita sakit, maka tumbuh kembangnya pasti terganggu.

Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian. Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.

c. Faktor psikososial Stimulasi Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.

Motivasi belajar Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang, dll.

Ganjaran atau hukuman yang wajar

16

Kalau anak berbuat benar kita wajib memberikan pujia, tepuk tangan, dll, yang akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum anak dengan cara-cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan. Yang penting hukuman harus diberikan secara obyektif, disertai pengertian dan maksud dari hukuman tersebut. Sehingga anak tahu mana yang baik dan yang tidak baik, akibatnya akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak yang penting untuk perkembangan kepribadian anak kelak kemudian hari.

Kelompok sebaya Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memererlukan teman sebaya. Perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul.

Stres Stres dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, terlambat berbicara, nafsu makan menurun, dll.

Sekolah Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini, diharapkan setiap anak mendapat kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun. Sehingga dengan mendapat pendididkan yang baik, maka diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut. Yang masih menjadi masalah saat ini adalah masih banyak anak-anak yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karean harus membantu mencari nafkah untuk keluarganya.

17

Cinta dan kasih sayang Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih saying dan perlakuan yang adil dari orang tuanya. Agar kelak kemudia hari anak dapat memberikan kasih sayangnya pula kepada sesamanya. Kasih saying yang dibeikan secara berlebihan yang menjurus kearah memanjakan akan menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak. Akibatnya, anak akan menjadi manja,kurang mandiri, pemboros, sombong dan kurang bisa menerima kenyataan.

Kualitas interaksi anak-orang tua Interaksi timbal balik antara orang tua dan anak akan menimbulakan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orang tuanya, sehingga komunikasi dapat dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersam karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara orang tua dan anak.2

d. Faktor keluarga dan adat istiadat Pekerjaan atau pendapatan keluarga Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder.

Pendidikan ayah atau ibu Dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya, dll.

18

Jumlah saudara Jumlah anak yang banyak dalam keluarga yang sosial ekonominya rendah selain mengakibatkan kurangnnya kasih saying dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi.

Jenis kelamin Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, sehingga dalam pendidikan, masih banyak ditemukan wanita yang buta huruf.

Stabilitas rumah tangga Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis, dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.

Kepribadian ayah atau ibu Kepribadian ayah atau ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup.

Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu Adat istiadat yang berlaku ditiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kemang anak. Misalnya di Bali karrena seringnya upacara agama yang diadakan oleh suatu keluarga, dimana harus disediakan berbagai makanan dan buah-buahan, maka sangat jarang terdapat anak
19

yang gizi buruk karena makanan maupun buah-buahan tersebut akan dimakan bersama setelah selesai upacara.

Agama Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.2

B. Kebutuhan dasar anak Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH) Meliputi : Pangan atau gizi merupakan kebutuhan yang terpenting. Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,

penimbangan bayi atau anak yang teratur, pengobatan jika sakit, dll. Papan atau pemukiman yang layak. Higine perorangan, sanitasi lingkungan. Sandang Kesegaran jasmani, rekreasi, dll.2 Kebutuhan emosi atau kasih saying (ASIH) Pada tahun-tahun pertama kehiduapan,hubungan yang erat mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu atau penggantinya sedini atau selanggeng
20

mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan ment-yusui bayi seceapat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih saying ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negative pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental, maupun social emosi yang disebut Sindrom Deprivasi Maternal.2

Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH) Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental psikososial, seperti kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas, dll.2

C. Ciri-ciri tumbuh kembang anak Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturasi atau dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam kandungan dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati.

Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun dan masa pubertas.

Pola perkembangan adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan yang lain. Contoh, anak akan belajar duduk sebelum

21

belajar berjalan, tetapi umur saat anak belajar duduk atau berjalan berbeda antara satu dengan lainnya.

Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf. Contoh, tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan samapi sistem saraf saraf untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan praktek akan menghambat kemampuan ini.

Aktifitas seluruh tubuh digganti respons individu yang khas. Contoh, bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik.

Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal. Langkah pertama sebelum berjalan adalah perkembangan menegakkan kepala.

Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangannya juga berbeda., tetapi tetap akan menuruti patokan umum. Sehingga diperlikan criteria sampai seberapa jauh keunikan seorang anak tersebut, apakah masih dalam batasbatas normal atau tidak. Dikenal normal dalam arti medis dan normal dalam arti statistik. Normal dalam arti medis yaitu apabila pertumbuhan dan perkembangan baik fisik, intelek dan kepribadian berlangsung harmonis. Normal dalam arti statistik adalah apabila anak tersebut berada dalam batas 2 SD dibawah atau diatas mean kurva sebaran normal menurut Gauss, dimana seorang anak dibandingkan dengan anak sebayanya. Jadi mungkin saja seorang anak termasuk abnormal dalam arti statistic
22

tetapi sesungguhnya masih normal dalam arti medis, misalnya anak dari keluarga yang bertubuh kecil.2

D. Tahap-tahap tumbuh kembang anak Walaupun terdapat variasi yang besar, akan tetapi setiap anak akan melalui suatu milestone yang merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap-tiap tahap mempunya cirri tersendiri. Dari kepustakaan terdapat berbagai pendapat mengenai pembagian tahap-tahap tumbuh kembang ini, tetapi pada tulisan ini digunakan pembgian berdasarkan Hasil Rapat Kerja UKK Pediatri Sosial di Jakarta, Oktober 1986, yaitu dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 2.1. Tahap-tahap tumbuh kembang anak.

Sesungguhnya tiap-tiap tahap tumbuh kembang tersebut tidak terdapat bats yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.2
23

E. Pertumbuhan fisik Merupakan hasil dari perubahan benruk dan fungsi dari organisme. Dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan janin intrauterin dan pertumbuhn setelah lahir, yang masingmasing akan dibahas dibawah ini. Pertumbuhan janin intrauterin Pada masa embrio yaitu 8 minggu pertama kehamilan, sel telur yang telah dibuahi berdiferensiasi secara cepat menjadi organisme yang mempunyai bentuk anatomis seperti manusia. Pada sistem-sistem tertentu organogenesis diteruskan sampai lebih dari 8 minggu, oleh karena itu yang mengatakan bahwa 12 minggu pertama kehamilan sebagai masa embrio. Mortalitas pada masa embrio ini tinggi, yang disebabkan oleh abnormalitas dari gen atau kromosom dan gangguan kesehatan ibu. Makin tua umur ibu merupakan predisposisi kromosom dan gangguan kesehatan ibu. Sedangkan infeksi pada ibu terutama yang disebabkan oleh TORCH yang jika terjadi pada trimester I kehamilan sering menyebabkan kelainan bawaan. Pada masa janin yaitu kehamilan 9-40 minggu pertumbuhan berjalan cepat dan mulai berfungsinya organ-organ. Mortalitas pada masa janin terjadi akibat gangguan oksigenasi, infeksi, trauma, radiasi, bahan kimia, gizi ibu dan imunitas. Pada janin umur 8 minggu beratnya hanya 1 gram dengan panjangnya 2,5 cm. pada 12 minggu beratnya 14 gram dan panjangnya 7,5 cm. jenis kelamin bisa dikenali pada akhir trimester I. Pada kehamilan 16 minggu berat janin 100 gram dan panjangnya 17 cm. pada umur kehamilan 20 minggu berat janin 500 gram, 28 minggu 1000 gram dan panjangnya 35 cm, 8 bulan usia kehamilan berat janin 1500 gram dan 9 bulan usia kehamilan atau pada waktu dilahirkan rata-rata berat bayi 3200 gram, panjang badan 50 cm dan lingkar kepala 34 cm. Pertumbuhan janin yang pesat pada trimester III kehamilan ini adalah sebagai akibat dari bertambahnya jaringan lemak subkutan dan massa otot.2

24

Pertumbuhan setelah lahir Berat badan Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke 10. Berat badan menjadi dua kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi tiga kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi empat kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir dan dimulai pre-adolescent growth spurt (pacu tumbuh pra-adolesen) dengan rata-rata kenaikan beratbadan 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan adolescent growth spurt (pacu tumbuh adolesen). Dibandingkan anak laki-laki, growth spurt (pacu tumbuh) anak perempuan lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak lakilaki baru pada sekitar umur 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat terhenti daripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun.

Tinggi badan Rekaman tinggi badan yang terkenal dan tertua dibuat pada abad ke 18 oleh Count Philbert de Montbeillard, dengan merekam tinggi badan anak lakilakinya setiap 6 bulan sejak lahir sampai 18 tahun. Gambar 2.6.a. adalah kurva jarak tempuh yang menggambarkan tinggi badan anak dari umur keumur secara suksesif. Gambar 2.6.b. adalah kurva laju pertumbuhan yang dengan demikian sebenarnya menggambarkan keadaan anak tersebut pada setiap saat tertentu, sedangkan kurva jarak tempuh sangat tergantung pada seberapa jauh anak tersebut telah tumbuh pada saat-saat sebelumnya. Dar gambar 2.6. terlihat pada umumnya laju pertumbuhan berkurang sejak lahir sampai selesainya proses pertumbuhan. Pada kurva ini tampak bahwa sejak lahir sampai umur 4-5 tahun laju pertumbuhan dengan cepat
25

berkurang dan kemudian mengurang secara perlahan-lahan hingga umur 5-6 tahun. Sejak saat ini sampai awal pacu pertumbuhan, maka pertumbuhan bersifat konstan. Namun sering terjadi suatu enaikan kecil yang terjadi antara 6-8 tahun yang secara umum menyebabkan suatu gelombang lagi pada kurva laju pertumbuhn, tetapi hal ini tidak selalu ada. Rata-rata kenaikan tinggi badan pada anak prasekolah adalah 6-8 cm/tahun. Kemudian pada masa remaja terjadi pacu tumbuh adolesen, yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan seperti halnya berat badan. Anak perempuan umumnya memulai pacu tumbuh tinggi badan adolesennya kirakira pada umur 10,5 tahun dam mencapai puncaknya kira-kira umur 12 tahun di Inggris dan 3 bulan lebih awal di Amerika. Anal laki-laki memulai pacu tumbuh dan mencapai puncaknya 2 tahun kemudian. Namun puncak untuk anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan. Rata-rata laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki 10,3 cm per tahun dibandingkan dengan 9 cm per tahun pada anak perempuan. Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai berikut : a. TB anak perempuan = (TB ayah 13 cm) + TB ibu 2 b. TB anak laki laki = (TB ibu + 13 cm) + TB ayah 2 (13 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan antara orang dewasa laki-laki dan perempuan di Inggris dan 8,5 cm adalah nilai absolut tinggi badan.) Sehingga terdapat suatu rentangan antara angka tertinggi dan terendah. Apabila seorang anak dapat mencapai tinggi antara 2 angka itu, maka secara medis tidak perlu ada tindakan atau intervensi. Tinggi badan juga dapat diperkirakan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Lahir 50 = cm
26

8,5 cm

8,5 cm

b. 1 tahun = 75 cm c. 2-12 tahun = umur (tahun) x 6 + 77 Sedangkan kalau dilihat dari proporsi antara kepala, badan serta anggota gerak maka akan tampak perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut : a. Pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak sama besar dan memanjang, dimana ukuran panjang kepala hampir sama dengan panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak sangat pendek. b. Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukran anteroposterior dada masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai titik tengah tinggi badannya adalah setinggi umbilikus. c. Pada dewasa, anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil, sehingga titik tengah adalah setinggi simfisis pubis.2

Kepala Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan besarnya lingkar kepala ini lebih besar dari lingkar dada. Pada umur 6 bulan lingkar kepala rata-rata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak, demikian pula sebaliknya. Pertumbuhan otak yang tercepat terjadi pada trimester III kehamilan sampai 5-6 bulan pertama setelah lahir. Pada masa ini terjadi pembelahan sel-sel otak yang pesat., setelah itu pembelahan melambat dan terjadi pembesaran sel-sel otak saja. Sehingga pada waktu lahir berat otak bayi berat otak dewasa, tetapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah sel otak orang dewasa. Masa pesat pertumbuhan jaringan otak adalah rawan, setiap gangguan pada masa itu akan mengakibatkan gangguan pada jumlah sel otak dan mielinisasi yang tidak bisa dikejar pada masa pertubmbuhan berikutnya.2
27

Gigi Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun sebagaian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi tumbuh lagi 8 biji, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14-16 gigi dan pada umur 2 tahun sudah tercapai 20 gigi susu. Sedangkan waktu erupsi gigi tetap adalah sebagai berikut : a. Molar pertama b. Incisor c. Premolar d. Kaninus e. Molar kedua f. Malar ketiga 6 - 7 tahun 7 - 9 tahun 9 - 11 tahun 10 - 12 tahun 12 - 16 tahun 17 - 25 tahun

Jaringan lemak Jaringan lemak menentukan ukuran dan bentuk tubuh seseorang. Pertambahan sel lemak meningkat pada trimester III kehamilan sampai pertengahan masa bayi. Setelah itu jumlah sel lemak tidak banyak bertambah. Banyak dan besarnya sel lemak menentukan gemuk atau kurusnya seseorang. Pertumbuhan jaringan lemak melambat sampai anak berumur 6 tahun, anak kelihatan kurus atau langsing. Jaringan lamak akan bertambah lagi pada anak perempuan umur 8 tahun dan pada anak laki-laki umur 10 tahun sampai menjelang awal pubertas. Setelah itu pertambahan jaringan pada pria mengurang, sedangkan pada wanita bertambah dan mengalami reorganisasi hingga dicapai bentuk tubuh wanita dewasa.2

Organ-organ tubuh
28

Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri. Secara umum terdapat pola pertumbuhan organ, yaitu :

a. Pola umum Yang mengikuti pertumbuhan pola ini adalah tulang panjang, otot skelet, system pencernaan dan pernafasan, peredaran darah dan volume darah.2

b. Pola neural Yaitu perkembangan otak bersama-sama tulang tengkorak yang

melindunginya, mata dan telinga berlangsung lebih dini.2 c. Pola limfoid Pertumbuhan mencapai maksimum sebelum adolesensi kemudian menurun hingga mencapai ukuran dewasa.2 d. Pola genital Organ-organ reproduksi mengikuti pola ini. Pada anak laki-laki pacu tinggi badan dimulai kira-kira setahun setelah pembesaran testis dan mencapai puncak pada tahun berikutnya bila pertumbuhan panis mencapai maksimum dan rambut pubis pada stadium 3-4. Pada anak perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya adalah pertumbuhan payudara stadium dua atau disebut breast bud, yaitu terdiri dari penonjolan putting disertai pembesaran areola mamae sekitar umur 8-12 tahun. Haid pertama (menarche) rata-rata pada umur 10,5-15,5 tahun. Pertumbuhan organ-organ didalam tubuh sesuai dengan bentuk tubuh seseorang. Pada orang yang pendek akan mempunyai organ-organ yang lebih pendek daripada orang yang tinggi dan pada perempuan mempunyai organ yang lebih kecil dari laki-laki. Pertumbuhan beberapa oragan seperti hati, pancreas,
29

adrenal, ovarium dan testis masih tumbuh untuk beberapa lama setelah pertumbuhan tulang berhenti.2

F. Perkembangan anak balita Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran social, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Sehingga setiap baik, akan mengurangi kualitas sumberdaya manusia kelak kemudian hari. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan san interaksi antara anak dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih didalam kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak. Frankenburg dkk tahun 1981 melalui DDST mengemukakan empat parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita. Pada DDST banyak milestone atau tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu. Dengan mengetahui milestone, maka kita dapat mengetahui apakah seorng anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-batas normal. Kalau ada kecurigaan, kita dapat melakukan tes skrining, antara lain DDST. Sehingga deteksi dini dan intervensi dini dapat dilakukan, agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal.2

3. Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak
30

terjadi penyakit. Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit infeksi pada bayi, anak dan juga orang dewasa. Imunisasi merupakan program utama suatu negara. Bahkan merupakan salah satu alat pencegahan penyakit yang utama didunia. Penyelenggaraan imunisasi diatur secara universal melalui berbagai kesepakatan yang difasilitasi oleh badan dunia seperti WHO dan UNICEF. Pertemuan international biasanya diselenggarakan secara teratur baik untuk tukar menukar pengalaman, evaluasi, perlu tidaknya bantuan dan lain sebagainya. Imunisasi dibedakan benjadi dua, sebagai berikut : A. Imunisasi dasar Sesuai dengan program pemerintah, anak-anak wajib mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio, campak (measles, morbili) dan hepatitis B. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa vaksin yang sering diberikan pada anak : Vaksin BCG Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yang terberat). Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi ini "berhasil," maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan, suntikan sebaiknya dilakukan di paha kanan atas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan, bayi tidak menderita demam.3,5,6

Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus) Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. Gejalanya adalah demam tinggi dan tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat meluas dan menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri
31

dapat menyerang otot jantung, ginjal, dan beberapa serabut saraf. Racun dari kuman tetanus merusak sel saraf pusat tulang belakang, mengakibatkan kejang dan kaku seluruh tubuh. Pertusis (batuk 100 hari) cukup parah bila menyerang anak balita, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia vaksin terhadap difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3 jenis kemasan, yaitu: kemasan tunggal khusus untuk tetanus, bentuk kombinasi DT, dan kombinasi DPT. Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejak bayi berumur 2 bulan dengan selang waktu penyuntikan minimal selama 4 minggu. Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan apa-apa, itu sebabnya suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama dilakukan pada usia 1 - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan imunisasi dasar ketiga. Reaksi yang terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari. Imunisasi ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan yang menderita kejang demam kompleks.3,5,6

Vaksin Polio Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari. Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT.3,5,6

Vaksin Campak (Morbili, Measles) Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala yang khas adalah timbulnya bercakbercak merah di kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam, batuk, atau pilek. Bercak merah ini mula-mula timbul di pipi yang menjalar ke muka, tubuh dan
32

anggota badan. Bercak merah ini akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang dalam waktu 7-10 hari. Pada stadium demam, penyakit campak sangat mudah menular. Sedangkan pada anak yang kurang gizi, penyakit ini dapat diikuti oleh komplikasi yang cukup berat seperti radang otak (encephalitis), radang paru, atau radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif dari ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan hingga usia bayi mencapai 6 bulan. Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9 bulan. Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam ringan atau sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga, atau pembengkakan pada tempat suntikan.3,5,6

Vaksin Hepatitis B Cara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut, transfusi darah, dan jarum suntik. Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa bayi dalam kandungan atau pada saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat menjadi kronik/menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis (pengerasan) hati dan kanker hati di kemudian hari. Imunisasi dasar hepatitis B diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, dan tenggang waktu 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.3,5,6

Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella). Vaksin ini masih diimpor dan harganya cukup mahal. Penyakit gondongan sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi yang serius seperti radang otak dan radang buah pelir (pada pria) atau kandung telur (pada wanita) dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit rubella sebenarnya ringan, tetapi dapat membahayakan karena dapat merusak janin dalam kandungan pada masa kehamilan muda. Imunisasi MMR diberikan satu kali setelah anak berumur 15 bulan. Imunisasi ulang dilakukan setelah anak berusia 12 tahun.3,5,6

33

Vaksin Tifus atau Demam Tifoid Vaksin ini tidak diwajibkan dengan pertimbangan bahwa penyakit tifus tidak berbahaya pada anak dan jarang menimbulkan komplikasi. Gejala penyakit yang khas adalah demam tinggi yang dapat berlangsung lebih dari 1 minggu disertai dengan lidah yang tampak kotor, sakit kepala, mulut kering, rasa mual, lesu, dan kadang-kadang disertai sembelit atau mencret. Ada 2 jenis vaksin demam tifoid, yaitu vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan (TyphimVi). Vaksin suntikan diberikan sekali pada anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun. Vaksin oral diberikan pada anak umur 6 tahun atau lebih. Kemasan vaksin oral terdiri dari 3 kapsul yang diminum sekali sehari dengan selang waktu 1 hari.3,5,6

Vaksin Radang Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe B (Hib) Penyakit ini berbahaya dan paling sering menyerang anak usia 6-12 bulan. Radang selaput otak Hib sering mengakibatkan cacat saraf atau kematian. Di Indonesia telah beredar 2 jenis vaksin Hib, yaitu Act-HIB buatan Perancis dan PedvaxHIB buatan USA. PedvaxHIB: Imunisasi dasar diberikan 2 kali pada usia 2-14 bulan dengan selang waktu 2 bulan. Bila dosis kedua diberikan pada usia di bawah 12 bulan, maka imunisasi ulangan harus diberikan paling cepat 2 bulan setelah suntikan kedua. Untuk anak yang baru mendapat imunisasi setelah berusia lebih dari 15 bulan, maka imunisasi cukup diberikan satu kali tanpa ulangan. ActHIB: Imunisasi dasar diberikan pada usia 2-6 bulan sebanyak 3 kali dengan jarak waktu 1-2 bulan. Imunisasi ulangan diberikan 12 bulan setelah imunisasi terakhir. Bila imunisasi diberikan pada usia 1-5 tahun maka cukup diberikan satu kali tanpa ulangan.3,5,6

Vaksin Hepatitis A Walaupun gejalanya lebih nyata dan lebih berat dari hepatitis B, penyakit ini jarang menyebabkan komplikasi atau kematian. Tanda-tandanya adalah demam,
34

mual, lesu, mata dan kulit kekuningan disertai warna kencing seperti air teh. Biasanya akan sembuh dalam waktu 2-3 minggu. Imunisasi dasar dengan vaksin Havrix diberikan 2 kali dengan selang waktu 2-4 minggu. Dosis ke-3 diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama.3,5,6

Vaksin Cacar Air (Varicella) Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular, tetapi ringan. Gejalanya khas, mula-mula timbul bintik kemerahan yang makin membesar membentuk gelembung berisi air dan akhirnya mengering dalam waktu 1 minggu. Gejala ini mula-mula muncul di daerah perut, dada dan punggung, kemudian menyebar ke muka, kepala dan anggota badan. Komplikasi yang mungkin timbul adalah radang kulit, radang paru (pneumonia), radang otak (encephalitis), atau varicella kongenital bila ibu menderita varicella pada kehamilan muda. Harga vaksin (Varillix) masih mahal, karena itu direkomendasikan diberikan pada anak berusia di atas 12 tahun yang belum pernah terkena varicella dan diulang 6-8 minggu kemudian.3,5,6

B. Imunisasi ulang Vaksin DPT Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P).3,5,6

Vaksin Polio Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT.3,5,6

Hepatitis B

35

Imunisasi hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun. Penelitian kohort multisenter di Thailand dan Taiwan terhadap bayi dari ibu yang mengidap hepatitis B yang telah memperoleh imunisasi dasar 3X pada masa bayi, dapat diulangi pada umur 5 tahun, 90,7% diantaranya masih memiliki titer antibody anti HBs yang protektif (titer anti HBs >10 mlU/ml). mengingat pola apidemiologi hepatitis B di Indonesia mirip dengan Negara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa imunisasi ulang pada umur 5 tahun tidak diperlukan kecuali apabila titer anti HbsAg < 10mlU/ml. 3. DPT Imunisasi ulang yang pertama dilakukan pada usia 1,5 - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setekah penyuntikan imunisasi dasar ketiga. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau saat kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P).3,5,6

Tetanus Toksoid Tetanus kelima diberikan pada usian masuk sekolah akan memperpanjang imunitas 10 tahun lagi sampai umur 17-18 tahun. Dengan 5 dosis toksoid tetanus pada anak dihitung setara dengan 4 dosis toksoid dewasa.3,5,6

Polio Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi polio 4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun).3,5,6

Campak Penelitian titer antibody campak pada anak usia 6-11 tahun oleh badan penelitian dan pengembangan DepKes dan KeSos tahun 1999 mendapatkan hanya 71,9% anak yang masih mempunyai antibodi campak diatas ambang pencegahan, sedangkan 28,3% diantaranya kelompok usia 5-7 tahun parnah menderita campak walaupun sudah diimunisasi campak saat bayi. Bedasarkan penelitian tersebut

36

dianjurkan pemberian imunisasi campak ulang pada saat masuk sekolah dasar (5-6 tahun, guna mempertinggi serokonversi).3,5,6

4. Gizi anak A. Kebutuhan gizi Prinsip gizi seimbang bagi bayi Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan atau pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil atau menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.6

Macam-macam makanan bayi Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu : ASI ( Air Susu Ibu) Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya. Manfaat ASI : a. Bagi ibu Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma
37

mammae. Pemberian ASI secara penuh selama paling tidak enam bulan membantu ibu kembali pada bentuk tubuh semula tanpa menjalankan diet khusus.

Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan.
Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya

karena dapat menyusui.4,7,8

b. Bagi bayi
Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak,

karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin.

Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus

bifidus,

laktoferin,

lisozim,

komplemen

C3

dan

C4,

faktor

antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi. Keberadaan antibodi dan sel-sel makrofag dalam kolostrum dan ASI memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis infeksi tertentu. Imunitas terhadap infeksi enteral dan infeksi parenteral pada taraf yang lebih rendah, beradsal dari antibodi.

Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.

38

Menyebabkan pertumbuhan fisik dan kognitif yang baik : bayi yang mendapat ASI akan mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas. Perkembangan kognitif lebih tinggi pada anak-anak yang disusui ibunya jika dibandingkan dengan anak-anak yang semasa bayinya mendapat susu formula.

Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi.
Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah

kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.4,7-9

c. Bagi keluarga

Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat.

Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan

dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.7

d. bagi Negara

39

Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak. Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah.4,7

Mengurangi subsidi untuk rumah sakit. Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya perawatan anak sakit.7

Mengurangi devisa untuk membeli susu formula. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar untuk membeli susu formula.7

Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa. Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.4,7

Komposisi ASI Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Kolustrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga

setelah bayi lahir.

40

b. ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke

sepuluh. c. ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya. Tabel 2.2. Komposisi Kandungan ASI. Kandungan Energi (kg kla) Laktosa (gr/ 100 ml) Lemak (gr/ 100 ml) Protein (gr/ 100 ml) Mineral (gr/ 100 ml) Immunoglubin : Ig A (mg/ 100ml) Ig G (mg / 100 ml) Ig M (mg/ 100 ml) Lisosin (mg/ 100 ml) Laktoferin Kolustrum 57,0 6,5 2,9 1,195 0,3 335,9 5,9 17,1 Transisi 63,0 6,7 3,6 0,965 0,3 ASI mature 65,0 7,0 3,8 1,324 0,2 119,6 2,9 2,9

14,2-16,4 420-520

24,3-27,5 250-270

41

Kecukupan ASI Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :


a. Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir 2 minggu

setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %. b. Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan pada triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu, triwulan ke 2 : 500600 gr setiap bulan, triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan, triwulan ke 4 : 250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.
c. Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.

d. Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur.
e. Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.7

42

MPASI ( Makanan Pendamping ASI)

Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Jenis MPASI a. Buah-buahan yang dihaluskan atau dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya , jeruk, tomat.
b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim. c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng atau sachet.7

Tujuan diberikan MPASI a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang. b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk. c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan. d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.7

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI a. Perhatikan kebersihan alat makan. b. Membuat makanan secukupnya. c. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya. d. Buat variasi makanan. e. Ajak makan bersama anggota keluarga lain. f. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan.
g. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.7 43

Cara pengelolaan makanan bayi Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan makanan pendamping ASI.

Tabel 2.3. Definisi pemberian makanan bayi. Pemberian ASI Eksklusif (Exclusive breastfeeding) Bayi hanya diberikan ASI tanpa

makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas. Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air minum, atau minuman cair lain, misal air teh. Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau ASI predominan. Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja, termasuk juga ASI diperas dengan botol. Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu buatan/ formula atau sereal atau bayi makanan lain

Pemberian ASI Predominan (Predominant breastfeeding) Pemberian ASI Penuh (Full breastfeeding) Pemberian Susu Botol (Bottle feeding) Pemberian ASI Parsial (Artificial feeding)

makanan lain. Pemberian Makanan Pendamping Memberikan


complementary feeding)

ASI (MPASI) tepat waktu (Timely disamping ASI ketika waktunya tepat

yaitu mulai 6 bulan.

Tabel 2.4. Rekomendasi pemberian makanan bayi Mulai menyusui Menyusui eksklusif Makanan pendamping Dalam waktu 30-60 menit setelah

melahirkan. Umur 0-6 bulan pertama. ASI Mulai diberikan pada umur antara 4-6
44

(MPASI)

bulan (umur yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan neurologis dan neuromuskuler). Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6 bulan. Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.

Berikan MPASI Teruskan pemberian ASI

Tabel 2.5. Jadwal pemberian makanan pada bayi Umur 1-2 minggu 3 mg s/d 3 bulan 3 bulan 4-5 bulan 6 bulan 7-12 bulan Macam makanan ASI atau Formula adaptasi ASI atau Formula adaptasi ASI atau Formula adaptasi Jus buah ASI atau Formula adaptasi Bubur susu Jus buah ASI atau Formula adaptasi Bubur susu Pemberian selama 24 jam Sesuka bayi 6-7 kali 90 ml Sesuka bayi 6 kali 100-150 ml Sesuka bayi 5 kali 180 ml 1-2 kali 50-75 ml Sesuka bayi 4 kali 180 ml 1 x 40-50 g bubuk 1 kali 50-100 ml Sesuka bayi 3 kali 180-200 ml 2 x 40-50 g bubuk

45

Jus buah ASI atau Formula adaptasi Bubur susu Nasi tim Jus buah

1 kali 50-100 ml Sesuka bayi 2 kali 200-250 ml 2x 40- 50 g bubuk 1 x 40-50 g bubuk 1.2 kali 50-100 ml

B. Status gizi Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan hanya 39 ribu anak. Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan. Menurut ahli gizi dari IPB, Prdari Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, standar acuan status gizi balita adalah Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Sementara klasifikasinya adalah normal, underweight (kurus) dan overweight (gemuk). Untuk acuan yang menggunakan tinggi badan, bila kondisinya kurang baik disebutstunted (pendek). Pedoman yang digunakan adalah standar berdasar tabel WHO-NCHS (National Center for Health Statistics). Status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah
46

disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi buruk. Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak. Sementara parameter status gizi balita yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut umur. Parameter ini dipakai menyeluruh di Posyandu. Menurut Prdari. Ali, untuk membedakan balita kurang gizi dan gizi buruk dapat dilakukan dengan cara berikut. Gizi kurang adalah bila berat badan menurut umur yang dihitung menurut Skor Z nilainya kurang dari -2, dan gizi buruk bila Skor Z kurang dari -3. Artinya gizi buruk kondisinya lebih parah daripada gizi kurang. Balita penderita gizi kurang berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah moon face karena oedema (bengkak) atau monkey face (keriput), anak cengeng, kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada kecerdasannya. Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita. Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman- temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu. Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas Posyandu, jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu. Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).
47

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Prdari. Ali berpesan untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup.7 Penilaian perkembangan bayi Perkembangan bayi sampai usia 6 bulan dapat dinilai dengan metode ABC, yaitu : A = Average, perkembangan rata-rata Bayi yang lahir dibandingkan dengan rata-rata berat dan panjang bayi secara umum dari pertama kali dilahirkan, karena dengan demikian dapat dinilai perkembangannya. Setiap bayi berkembang secara individual dan akan mengikuti perkembangan yang sama dengan bayi-bayi yang lain

B = Birth weight, Berat badan bayi Berat badan bayi pada saat lahir dapat dianggap berpengaruh pada perkembangannya, tetapi bukanlah suatu petunjuk bagaimana perkembangannya pada bulan-bulan berikutnya. Beberapa bayi lahir dengan ukuran yang besar, misalnya pada ibu yang menderita Diabetes Melitus, belum tentu akan berkembang lebih besar dari anak lain pada usia yang sama, juga pada bayi prematur walaupun perkembangannya membutuhkan waktu lebih lama, belum tentu memiliki tubuh yang kecil dibandingkan dengan anak lain pada usia yang sama. Bayi berkembang tercepat pada saat masih dikandungan pada usia 4 bulan

C = Centile Chart, Kartu Menuju Sehat Berat badan bayi, tinggi badan dan lingkar kepala adalah hal-hal yang terdapat didalam KMS (Kartu Menuju Sehat), yang dapat diisi oleh tenaga kesehatan pada setiap kali pemeriksaan rutin. Secara rata-rata Berat Badan bayi akan
48

naik dua kali lipat pada usia enam bulan dan tiga kali lipat pada usia pertamanya dibandingkan saat lahirnya.

D = Diet, Diet Bayi memerlukan asupan kalori yang banyak terutama pada usia pertumbuhan dan pada saat belajar jalan. Balita membutuhkan lebih banyak makanan kecil dibandingkan dewasa karena mereka tidak dapat makan dalam jumlah besar. Berikanlah makanan yang menyehatkan seperti buah, susu,keju, yoghurt dan mentega. Hindari membuat anak menjadi terlalu gemuk karena DM tipe II dapat berkembang dari Obesitas.

G = Genetik Pertumbuhan bayi juga dipengaruhi tinggi dan berat dari ibu dan ayah si bayi. Genetik juga mempengaruhi metabolisme dan bentuk tubuh, walaupun makanan memainkan peranan penting dalam mempertahankan kesehatan dan bentuk fisik. Pemberian makanan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat membuat berat badan bayi menjadi dibawah atau diatas berat badan rata-rata.

H = Height, Tinggi Badan Pengukuran tinggi badan anak dilakukan setiap 6 bulan dari usia 18 bulan sampai usia masuk sekolah.sJika anak anda kurang tinggi dari garis normal pada KMS pada tiga kali pembacaan lebih baik dikonsultasikan ke tenaga kesehatan.

P = Problem, Masalah Bayi pada usia awal bisa saja tidak mendapat kenaikan berat badan, atau bahkan turun berat badannya.Yang dilihat pada KMS adalah perkembangan
49

keatas dalam grafik berwarna yang sama,bukan naik turunnya pada grafik yang berbeda atau berada jauh dari grafik normalnya. Lambatnya peningkatan berat badan dan tinggi badan bisa menunjukkan adanya suatu yang salah pada bayi, walaupun kebanyakan disebabkan masalah gizi. Anak dan bayi tidak boleh diberikan komposisi diet yang sama dengan orang dewasa karena adanya perbedaan kebutuhan gizi.

S = Spurts, Dorongan pertumbuhan yang cepat Semua bayi dan Balita dapat mengalami pertumbuhan yang cepat dan mereka membutuhkan asupan gizi yang banyak. Bahkan bisa jadi mereka menolak tidur siang,dan mengalami peningkatan berat badan dan tinggi yang pesat,terutama pada usia enam sampai tujuh tahun,dan juga pada saat pubertas. Bayi membutuhkan dua setengah sampai tiga kali lipat kalori lebih banyak sesuai berat badannya dibandingkan dengan orang dewasa.7

Kartu Menuju Sehat (KMS) Kartu menuju sehat adalah suatu kartu yang berisikan rekomendasi tentang standar pertumbuhan, prototipe grafik pertumbuhan dan petunjuk cara peggunaan grafik pada pelayanan kesehatan. Prinsip pengawasan pertumbuhan dan grafik pertumbuhan :

Jenis Pengukuran Panjang atau tinggi badan Panjang atau tinggi badan adalah merupakan ukuran yang sangat stabil dan dapat diketahui riwayat kesehatan pada anak secara keseluruhan, dalam tetapi perubahannya sangat lambat penggunaan pemantauan

pertumbuhan Lebih lanjut panjang atau tinggi badan tidak menurun, sehingga tidak dapat dipakai untuk mengindikasikan adanya gangguan pada kesehatan. Berat badan menurut usia
50

Perubahan berat badan dapat diamati pada masa tenggang beberapa hari, selain itu ketepatannya dapat dipercaya. Kerugian yang mungkin terjadi adalah jika dikacaukan dengan pembengkakan/oedema. Berat badan menurut Tinggi badan Menghubungkan berat badan anak dengan tinggi badan merupakan pengukuran objektif derajat kekurusan anak yang bisa didapatkan. Untuk pemantauan perkembangan seorang anak berat badan menurut tinggi badan tidak mempunyai kelebihan dibandingkan berat badan menurut usia. Lingkar badan Lingkar kepala atau dada mempunyai kepentingan klinis khusus. Lingkar lengan juga dapat dipakai sebagai alat ukur untuk menilai derajat kekurusan.2,9

Waktu pengukuran Pengukuran berat badan seorang anak hanya sekali saja sangat sulit ditafsirkan tanpa informasi tambahan. Sehingga pengukuran harus dibuat secara berkala. Pengukuran pertama dilakukan segera setelah melahirkan. Anak yang kecil pada saat lahir, jika tidak disebabkan prematuritas atau gangguan gizi biasanya akan tetap berukuran kecil dimana berat badan anak akan mengikuti kurva yang berjalan sejajar tetapi dibawah median. Yang baik anak-anak harus ditimbang sekurang-kurangnya sekali sebulan selama tahun pertama, setiap dua bulan pada tahun kedua,dan setiap tiga bulan pada tahun berikutya sampai usia lima tahun. Selain itu anak harus ditimbang dan dicatat pada saat anak dibawa ke puskesmas/ posyandu.2,9

Jenis grafik pertumbuhan

51

Grafik pertumbuhan adalah suatu grafik dimana berat badan dicantumkan sesuai dengan usia, sehingga pertumbuhan dapat diikuti secara grafis dalam perbandingan dengan standar rujukan. Satuan berat badan ditulis dalam sumbu vertikal, biasanya kilogram. Sumbu horizontal memperlihatkan usia anak, biasanya mulai lahir sampai usia 5 tahun dibagi perbulan dan pembagian setiap bulan. Juga adanya pembagian ruang yang cukup untuk keterangan pada tiga tahun pertama dan ruang yang dipersempit pada usia keempat dan kelima. Karena lebih muda anak lebih cepat pertumbuhannya dan lebih peka terhadap penyimpangannya, dan penimbangan harus dilakukan lebih sering pada usia dini tersebut.2,9

Cara penggunaan grafik pertumbuhan Dalam pemantauan kesehatan anak grafik harus digunakan sejak kelahiran. Kurva yang berjalan dari berat badan kelahiran bayi ditandai pada kolom pertama grafik pada setinggi berat badan yang dimaksud ke titik yang menunjukkan penimbangan berat badan berkala berikutnya, dan merupakan indikator yang paling penting dari keadaan kesehatan dan gizi anak tersebut.2,9

5. Pediatri sosial Pediatri sosial merupakan wadah berbagai upaya kesehatan anak yang secara umum mencakup upaya bidang promosi, pencegahan penyakit, deteksi dini, pengobatan, dan rehabilitasi. Selain itu juga menangani seluruh aspek kehidupan anak, mulai dari hubungan anak dengan keluarga, hingga interaksi dan hubungan dengan lingkungan. Pediatri sosial sangat dekat kaitannya dengan pengkajian pola tumbuh kembang anak. Banyak hal yang menjadi perhatian dalam pediatri sosial di antaranya mengenai imunisasi, masalah gizi anak, gangguan tumbuh kembang, psikologi anak, penanganan child abuse, drugs abuse, pekerja anak hingga anak-anak pengungsi. Pediatri sosial bukanlah sebuah disiplin ilmu tersendiri. Namun lebih dari perpaduan berbagai profesi yang terlibat di dalamnya guna memberikan masukan baik secara klinis maupun preventif bagi masalah-masalah pediatri secara garis sosial.
52

Pediatri sosial merupakan suatu usaha atau cara pendekatan yang dilakukan secara terus menerus pada anak, dimulai sejak dalam kandungan, waktu lahir, bayi, sampai usia remaja, agar anak dapat tumbuh dan kembang sebaik-baiknya. Sebetulnya seluruh bidang pediatri yang ada sekarang ini masuk ke dalam pediatri sosial. Dapat dikatakan bapak segala ilmu mengenai pediatri itu adalah pediatri sosial. Bidang ini menjadi dasar yang memberi kesempatan pada setiap anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal secara fisik, intelektual, dan emosional. Dengan demikian seorang anak akan berpeluang lebih baik untuk menjadi seorang dewasa yang sehat dan produktif. Dengan pemikiran ini sebenarnya upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan anak harus lebih diutamakan kepada upaya dalam bidang pediatri pencegahan yang termasuk dalam pediatri sosial. Oleh karena pentingnya peranan pediatri sosial dalam memaksimalkan proses tumbuh kembang anak.10

53

Anda mungkin juga menyukai