Ketika ini, kajian persatuan itu mendapati, penggunaan bahan terlarang yang menjadi
agen penyebab kanser dan merosakkan anggota dalaman badan itu semakin meluas dalam
bahan makanan yang diminati ramai.
Melalui ujian terbaru CAP, pelbagai jenis makanan seperti bak chang (ladu Cina), mi
kuning, kuew teow dan kuih nyonya didapati mempunyai kandungan asid borik yang
tinggi.
Pengerusi CAP, S.M. Mohamed Idris berkata, pihaknya telah membuat aduan rasmi
terhadap Kementerian Kesihatan berhubung perkara itu sejak 1984 tetapi sehingga kini
tiada langkah drastik yang diambil.
"Satu sampel bak chang mengandungi 569 bps (bahagian per sejuta) asid borik, mi
kuning pula antara 6.51 hingga 296 bps dan kuih nyonya antara 0.78 hingga 13.5 bps.
"Ia memudaratkan tubuh jika diambil secara rutin dan kebanyakannya terkandung dalam
makanan yang kerap dimakan seperti mi dan kuih-muih," katanya kepada pemberita di
pejabatnya di sini semalam.
Asid borik adalah toksik yang boleh membawa kepada keracunan, penyakit gastrousus,
kerosakan buah pinggang dan hilang selera makan.
Bayi patah tulang selangka - Ibu bapa mahu saman hospital cuai sambut
kelahiran bayi
ARAU - Seorang ibu muda, Zaidah Azura Rahmat, 25, tidak menyangka kesukaran
ketika melahirkan bayi dalam keadaan mengiring dan menahan kesakitan selama 10 jam
memberi kesanburuk kepada anaknya.
Bayi perempuannya, Siti Balqis Sany seberat 4 kilogram yang dilahirkan di Hospital
Tuanku Fauziah, Kangar pada 6.18 pagi 23 April lalu didapati patah tulang selangka pada
bahu kiri.
Ketika ditemui di rumahnya di Taman Indah Pauh di sini semalam, Zaidah mendakwa,
doktor dan pihak hospital yang menyambut kelahiran anaknya bersikap lepas tangan
malah meletakkan kesalahan itu kepada dirinya.
"Saya terkilan. Ketika bersalin, saya menahan kesakitan yang amat pedih. Ia proses sukar
sehinggakan terpaksa dibantu oleh tujuh petugas hospital termasuk dua doktor.
"Malah, saya diminta berada dalam kedudukan mengiring sepanjang proses kelahiran,"
katanya.
Menurutnya, doktor mengesyaki ada sesuatu yang tidak kena pada Balqis dan dia
dimasukkan ke wad kanak-kanak kerana bahunya disyaki terseliuh semasa dilahirkan.
Zaidah berkata, bayinya dibenarkan keluar wad lima hari kemudian dan doktor
memberitahu bahawa anaknya hanya cedera terseliuh, bukan patah tulang.
Namun katanya, setelah dibawa pulang, bayinya kerap meragam dan menangis malah
tangan kirinya tidak aktif berbanding tangan kanan.
"Saya membawa anak ke klinik swasta dan terkejut apabila doktor mengesahkan dia
patah tulang selangka pada bahu kiri berdasarkan hasil ujian X-ray," ujarnya.
Justice for victims of medical negligence Kumaraguru | Sep 1, 04 1:03pm ‘Every year
2,000 to 4,000 deaths occur due to some form of medical negligence and a significant
number of such cases go unreported either because of the out of court settlement, or
because the patients accept the incidents as matters of fate, or they are ignorant about
their rights, or are too poor to afford litigation particularly when there is no speedy and
inexpensive system of administration of justice in medical negligence cases in
Malaysia.’ - Prof Dr Ali Mohamad Matta (December2003) Issues in Medical Law and
Ethics, Medical Law and Ethics Unit, Law Centre, Ahmad Ibrahim Kulliyyah of Laws,
IIUM Malaysia, p21.
‘Our estimates indicate that medical errors could be the No 2 killer in Malaysia. It may
rank second, after heart diseases and cardiovascular disorders (8,915) as the top killer in
the country. Medical errors may also kill more Malaysians than either cancer, diabetes or
motor accidents ... that for every case of medical error reported,10 cases go unreported ...
Medicine is not a universally valid, objective science; and it is also not infallible ... 80
percent of medical procedures used today have never been properly tested. - SM Mohd
Idris, Can Doctors Be Trusted? How to protect Yourself against Medical Errors (2004),
Consumers' Association of Penang.
‘The passive regulatory nature of the Malaysian Medical Council (MMC) which relies on
complaints and only reacting to those reported to it, severely reduces the number of
offences brought before the MMC. This is further compounded by the lack of an
inspectorate to detect offences. There is lack of proper machinery to deal with poorly
performing doctors except through the court of law.
'Cases of medical negligence and malpractises are excessively difficult to prove and take
a very long time to settle ... an average of 86 percent of claims are filed against doctors in
the private sector ... The regulatory bodies as well as the regulatory processes do not
show that they provide sufficient safeguards to protect the interests of the public ... the
MMC deals with complaints of ethics and professional behaviour, not cases of
malpractice or negligence.’ - Dr Nik Rosnah Wan Abdullah (September2003) The
Malaysian Medical Professionals: Serving the Public Interests?, FEA Working Paper
2003-9, University of Malaya.
A breach of any of these duties must allow the patient or his family the right to immediate
redress as some may have lost a limb or life while others may require urgent corrective
surgery that may be beyond their financial means.
In addition, public hospitals and the taxpayer must not be unnecessarily burdened with
the blunders of private healthcare providers.
Amongst the problems faced by patients in pursuing justice with regards to medical
errors are:
Why aren't the interests and the safety of over tens of millions of patients in Malaysia
protected against medical mishaps, errors and blunders? Not only are patients not assured
of consistent quality medical care but they are also denied a speedy, effective and fair
avenue for justice in cases of medical negligence and malpractices.
They are further victimised by the lack of an effective system to protect their interests and
safety. The legal process could take 'forever' - if at all and is a costly uphill battle few
patients can afford to wage.
Sometimes it's the medicine and sometimes it's the medical man who may inflict untold
pain and suffering on a patient and his family. A careless, incompetent or irresponsible
medical professional may inadvertently have the power to kill, paralyse, disfigure or
dismember you.
The medical profession and the way it deals with medical errors seems to be shrouded in
mystery and secrecy and hugely lacks integrity, accountability and transparency. But it is
the one profession which cannot afford to have any 'black sheep' nor a 'bad day'.
‘Prevention is better than cure’ must be practiced more so by the medical profession in
preventing cases of medical negligence, malpractice or errors as often there is no quick,
cheap or painless cures for botched-up medical treatments.
Isn't the good health and well-being of patients just as important as those of the medical
professionals? Shouldn't doctors learn to treat patients as humans first?
The government must always ensure that patients' interests are safeguarded at all times
and their health absolutely protected from all quarters.
Dr. Riana yang bertubuh kecil berjaya menamatkan pengajian selama tiga tahun enam
bulan dengan memperoleh purata nilai gred kumulatif 3.67.
"Ya, Alhamdulillah, saya menjadi siswazah perubatan termuda," kata gadis itu di
Universiti Gadjah Mada, di sini.
Dr. Riana lahir di Banda Aceh, Nanggroe, Aceh Darussalam pada 22 Mac 1991 dan dia
mendaftar memasuki fakulti perubatan universiti itu pada September 2005 menerusi
saluran bakat istimewa.
Gadis itu tidak menyembunyikan kesukarannya ketika menyiapkan tugasan ketika belajar
bersama pelajar yang lebih tua daripadanya.
"Kesulitan kerana tugas yang banyak tetapi syukurlah semua itu dapat saya atasi,"
katanya yang belajar mengenai kanser payu dara.
Dr. Riana bercita-cita untuk melanjutkan pengajiannya dengan menjadi doktor pakar.
Sejak kecil, dia dikenali kerana memiliki kecerdasan yang istimewa ketika belajar di
sekolah menengah di Sukabumi, Jawa Barat dengan melompat kelas.
Dia akan menjadi doktor perubatan sepenuh masa selepas dua tahun menjalani latihan.
"Saya sama seperti pelajar-pelajar lain yang tidak menumpukan sepenuh masa hanya
dengan belajar," katanya. - Agensi
Reno Riandito
Mon, 18 Jun 2007 09:09:23 -0700
Bersama ini saya akan share bagaimana caranya untuk bekerja di luar
negeri, baik sebagai dokter umum ataupun untuk program spesialisasi.
Saya pribadi baru saja menyelesaikan program studi spesialisasi di
Philippines, di bagian penyakit dalam. Berikut ini adalah cara-cara
yang saya ketahui untuk bekerja atau belajar di Philippines,
Australia, U.K., dan USA.
PHILIPPINES
Semua dokumen tersebut harus dalam bahasa inggris. Kalau tidak, anda
bisa meminta penterjermah yang terdaftar di Dep. Kehakiman untuk
diterjemahkan ke dalam bhs Inggris. Kemudian dokumen2 tersebut harus
dilegalisir oleh 3 organisasi : Dep. Kehakiman, Dep. Luar Negeri,
and Kedutaan Philippines. Waktu legalisir hanya memakan waktu total
2 minggu.
AUSTRALIA
-AMC pathway
-Area of Need General Practitioner Pathway
-Area of Need Specialist Pathway
AMC Pathway
Anda harus mengajukan lamaran langsung melalui website
www.AMC.org.au. Ada banyak penjelasan disana. Anda hanya perlu
mengisi beberapa form, melakukan pembayaran melalui credit card
online untuk mendaftar.
Cara ini agak sulit untuk dilakukan karena anda harus melalui 2
macam test :
- MCQ (multiple choice exam)
- Clinical exam
Biaya test sangat mahal. MCQ = AUD 1,830. Clinical = AUD 2,510.
MCQ test dapat dilakukan di Jakarta, di Thompson Prometric agency,
Menara Imperium, Kuningan, Jakarta.
Clinical test harus dilakukan di Australia.
Saya pribadi baru saja mencoba MCQ exam 27 February 2007, sayangnya
saya belum lulus. Topik yang diuji di MCQ exam adalah Surgery,
Psychiatry, Internal Medicine, Obstetrics, dan Pediatrics. Total
soal 350, lama ujian 7 jam.
Bila anda berhasil melalui 2 ujian ini, anda harus bekerja dibawah
pengawasan di salahsatu rumah sakit in Australia selama 1 tahun,
sebelum mereka memberikan anda ijin praktek permanent. Setelah itu
anda dapat praktek dimanapun di Australia.
www.seek.com.au
http://www.nswrdn.com.au/ (NEW SOUTH WALES)
http://www.healthworkforce.com.au/ (QUEENSLAND)
http://www.ruraldoc.com.au/ (SOUTH AUSTRALIA)
http://www.rwav.com.au/ (VICTORIA)
http://www.gp.org.au/tas.html (TASMANIA)
http://www.wacrrm.uwa.edu.au/ (WESTERN AUSTRALIA)
USA
Anda harus mengikuti 3 step ujian : USMLE step 1, step 2 dan step 3.
Step 1 dan 2 dapat dilakukan di Singapore atau Philippines.
Sedangkan step 3 harus dilakukan di US sendiri.
Biaya per step sekitar US$ 700.00
Materi Step 1 : Faal, Biokimia, Histologi, Patologi Klinik, etc.
Materi Step 2 : Pediatrics, Internal medicine, Surgery, Psychiatry,
Obstetrics
Materi step 3 : Clinical, patient oriented
Untuk membantu anda menjalani test tersebut ada 2 cara yang dapat
anda tempuh :
1. mengikuti program Kaplan teaching di Jakarta
2. Belajar sendiri dengan membeli buku2 persiapan atau CD/DVD USMLE,
dapat anda beli di eBay.com
UK
Semoga informasi ini dapat membantu anda. Mohon agar Teman sejawat
lain yang mengetahui cara2 untuk study atau kerja di luar negeri
memberikan informasi untuk memajukan dokter2 di Indonesia.
Good luck !
NOTA: Panduan berikut adalah sambungan bahagian 1, perkongsian saya berdasarkan pengalaman-
pengalaman dan maklumat yang diperolehi sebagai seorang pelajar PhD bidang Sains Komputer di IPTA
tempatan (dan masih berjalan). Mungkin boleh digunakan dalam bidang anda dan mungkin tidak. Namun
pada asasnya, semua sama (insya'allah) dan boleh dijadikan panduan.
Sebagai manusia, kita diberi keupayaan dari 3 aspek - fizikal, mental dan emosi. Setiap
keupayaan membantu kita mengharungi cabaran hidup. Dan sebagai bakal
Sarjana/Doktor Falsafah juga, keupayaan kita dalam tiga aspek ini akan sentiasa teruji.
Sebagai persediaan eloklah kita mengetahui cabaran-cabaran yang ada terlebih dahulu
supaya kita dapat mempersiapkan diri menghadapinya.
i) Daya tahan
Dari aspek fizikal, pelajar akan kerap diuji dengan beban kerja yang meletihkan. Letih
fikiran, mata dan tubuh adalah perkara biasa. Penyelidikan memerlukan kita banyak
berfikir, kerana begitu banyak maklumat dan ilmu yang perlu diperoses, diingat, dinilai,
diterjemah dan segala macam 'di' yang perlu dilakukan oleh otak. Ada juga penyelidikan
yang memerlukan kita meredah hutan belantara, mendaki gunung, dan sebagainya bagi
mendapatkan spesimen untuk eksperimen. Ada juga yang terpaksa bersengkang mata 24
jam menunggu keputusan eksperimen. Ada juga yang terpaksa membelek dokumen-
dokumen yang beratus jumlahnya untuk dianalisa. Itu belum lagi ditambah bahan rujukan
yang tidak terkira jumlahnya dan beban kerja menghasilkan penulisan. Semua ini
merupakan antara cabaran fizikal, mental dan emosi yang terpaksa ditempuhi dalam kerja
penyelidikan. Dalam tempoh yang singkat mungkin tidak terasa. Tetapi dalam tempoh
masa panjang, kesannya pasti terasa jika tidak ada daya tahan. Akibatnya badan jadi letih,
mata mengantuk, fikiran hilang fokus (dan mungkin gila?!) kerana bebanan kerja yang
menimbun.
Apa yang perlu dilakukan ialah bersedia. Alah bisa, tegal biasa. Apabila kita telah biasa
melakukan aktiviti menelaah, berfikir, mencari dan menganalisa bahan dsb., maka
semuanya terasa mudah dan tidak membebankan. Samalah seperti seorang ahli bina
badan. Beban yang berat memang tidak terpikul pada awalnya. Tetapi dengan berlatih
dan membina otot yang lebih kuat, lambat laun beban yang berat itu jadi ringan. Bukan
berat itu yang berkurangan, tetapi daya tahan dan kekuatan otot yang bertambah.
Begitulah juga dengan keupayaan penyelidik. Jika berlatih selalu, beban itu akan nampak
ringan (walaupun hakikatnya berat bebannya masih seperti asal).
Kaedah berguna yang boleh dicadangkan adalah dengan berlatih menulis kertas
penyelidikan. Buat satu penyelidikan mudah, dan cuba terbitkan penerbitan yang
memerihalkan penyelidikan tersebut. Penyelidikan yang lengkap menyerupai tugas
membina tesis. Jika berjaya menerbitkan satu kertas penyelidikan yang lengkap, seolah
kita telah menyiapkan satu tesis mini. Bezanya mungkin skop yang lebih kecil, namun
boleh dijadikan latihan persediaan. Jika ada kemampuan boleh dibentangkan di seminar
atau konferens berkaitan bidang kita. Bagi ahli akademik, penulisan akan dinilai bagi
kenaikan pangkat. Kelebihan melakukan latihan ini ialah kita sudah tahu apa yang perlu
dilakukan, dan apabila mendaftar sebagai pelajar sudah boleh merancang dan bersedia
dengan aktiviti-aktiviti yang perlu dilakukan. Yang lebih penting, mudah-mudahan daya
tahan itu sudah ada sedikit sebanyak.
Ada penyelidikan hari ini yang bercampur-baur dengan penipuan, penyelewengan data,
plagiat (menciplak/meniru), penyelewangan peruntukan geran dan pelbagai kesalahan
lain. Ini semua berpunca dari kurangnya kepekaan penyelidik terhadap etika penyelidikan
dan juga mempunyai kepentingan peribadi. Etika sangat penting dalam penyelidikan.
Tanpa etika, bidang penyelidikan akan hilang integriti (kebolehpercayaan) dan
masyarakat tidak akan menyambut baik hasil kajian dan penyelidikan. Bahkan kesan
lebih buruk ialah hasil daripada penipuan yang digunakan memberi kesan dan mudarat
terhadap masyarakat. Misalnya penyelewangan terhadap penyelidikan ubatan/vaksin akan
memberi kesan buruk pada kesihatan orang ramai. Tanpa niat dan matlamat yang baik,
mudah saja kita terpengaruh untuk melakukan penyelewengan (banyak faktor penyebab -
kepentingan peribadi, rasa tamak dsb). Maka sebagai bakal sarjana/Doktor Falsafah,
perlu ditekankan bahawa kajian dan penyelidikan kita akan dimanfaatkan oleh
masyarakat. Justeru perlu bersedia dengan niat dan matlamat yang baik, supaya
penyelidikan terpimpin dengan etika yang baik. Niat dan matlamat ini tidak harus
dilupakan sepanjang tempoh pengajian, supaya dapat menjadi pembimbing dan
pendorong kita.
iii) Semangat
Dengan beban kerja yang banyak dan meletihkan, seseorang yang lemah semangatnya
pasti mudah putus asa. Semangat yang kuat perlu ada bagi seorang bakal Sarjana/Doktor
Falsafah. Seperti mana cabaran hidup, bidang penyelidikan tidak kurang cabarannya.
Maka hanya dengan semangat yang berkobar untuk menyelesaikan penyelidikan boleh
mendorong kita untuk menggapai ijazah Sarjana/Kedoktoran yang diidamkan.
Sepanjang perjalanan penyelidikan akan ada masa di mana semangat kita pasang-surut /
turun-naik. Ada masanya naik, ada masa seolah ingin putus asa dan berhenti. Maka
bersedialah dengan kaedah-kaedah yang dapat memastikan semangat kita akan sentiasa
kuat. Jangan mudah putus asa kerana tanda kegagalan pertama ialah putus asa. Buku-
buku berunsur motivasi yang memerihalkan kejayaan penyelidik-penyelidik boleh
dijadikan pendorong, seperti buku '20 Tokoh Ilmuwan (Malaysia)' tulisan Siti Ezaleila
Mustafa, terbitan Medium Publications, 2009. Mungkin juga kita pernah dengar cerita
'katak yang pekak memanjat tiang' atau kisah 'Pemuda kampung yang menghadapi
raksasa bernama 'ketakutan' yang tinggal di puncak gunung'. Moral cerita-cerita ini ialah
semangat yang kuat dapat mengelakkan kita terpengaruh dengan godaan dan cabaran
yang cuba menghalang kita untuk mencapai matlamat. Cerita-cerita sebegini boleh
dijadikan pendorong sampingan kepada motivasi diri. Selain itu rangka kerja yang
tersusun dapat memastikan kita tidak hilang fokus dan tumpuan yang biasanya menjadi
faktor melemahkan semangat. Penyelia yang berkaliber juga sepatutnya mampu menjadi
pemotivasi atau pendorong yang baik. Tetapi jarang yang bertuah sebegitu. Maka sebagai
persediaan, kita perlulah berikhtiar sendiri dengan persediaan secukupnya supaya tidak
mudah hilang/patah semangat, dan jika berlaku juga perlu ada cara untuk mengatasinya.
Persediaan ini juga penting bagi bakal Sarjana/Doktor Falsafah yang sudah berkeluarga
atau belajar separuh masa. Ini kerana komitmen kita bukan saja pada penyelidikan, tetapi
terpaksa dibahagikan dengan keluarga atau kerja hakiki (kerjaya). Justeru fokus mudah
hilang. Manakala bagi yang selain itu, tetap ada cabaran juga kerana bukan sepanjang
masa kita melakukan penyelidikan. Aktiviti harian yang lebih menyeronokkan akan
mudah menarik tumpuan dan fokus. Maka kurangnya fokus akan mengurangkan
komitmen pada penyelidikan. Proses timbal-balik menyebabkan kita lebih hilang fokus
dan lambat laun jika dibiarkan akan menjejaskan penyelidikan dan pengajian kita. Justeru
bersedialah dengan perancangan yang dapat memastikan kita terus komited dan fokus
dengan pengajian.
Satu contoh yang boleh dijadikan panduan ialah dengan menonton filem A Beautiful
Mind, lakonan Russell Crowe. Ceritanya berdasarkan kisah benar penerima anugerah
Nobel Prize bidang ekonomi, John Forbes Nash Jr. yang mengalami halusinasi yang teruk
dan menakutkan. Akibatnya dia mengalami tekanan emosi. Yang boleh dicontohi adalah
bagaimana beliau mengawal tekanan emosi yang disebabkan halusinasinya. Lama-
kelamaan dia boleh mengawal perasaannya dan dapat menerima halusinasi di dalam
pemikirannya sebagai sesuatu yang biasa dan tidak lagi menakutkan (lebih kuranglah
sinopsisnya). Ini adalah satu contoh kaedah menangani tekanan perasaan. Bagaimanapun
ada pelbagai alternatif lain yang boleh dilakukan seperti yang dinyatakan sebelumnya.
Senarai yang dibincangkan mungkin hanya sebahagian dari cabaran-cabaran yang perlu
ditangani sepanjang tempoh pengajian. Namun ia tidak sepatutnya melemahkan semangat
kita untuk menghadapinya. Sudah ramai yang melaluinya dan dapat mengatasi cabaran-
cabaran berkenaan. (Walaupun ada yang gagal, itu bukan alasan untuk turut gagal).
Mengetahuinya sedikit sebanyak membolehkan kita bersedia.
3) Persediaan Intelektual
Dalam pengajian Sarjana/PhD, kita bergantung sepenuhnya kepada maklumat yang kita
ada. (apa yang kita tahu.) Lebih banyak yang kita tahu, maka mudah untuk kita
menjalankan penyelidikan. Misalnya kita tahu masalah-masalah yang wujud dalam
bidang terbabit, dan dengan ilmu yang kita tahu, kita boleh menjana/merangka model
penyelesaian terbaik dan sekaligus memungkinkan kita menyelesaikan masalah. Apabila
masalah yang dijadikan objektif pengajian berjaya diselesaikan, maka sudah selesai
separuh perjalanan kita untuk mencapai ijazah Sarjana/PhD. Selebihnya cuma perlu
siapkan tesis dan bersedia untuk viva/penilaian (bagi tesis). Tetapi jika kita kurang
membaca dan semata-mata mengharapkan orang lain untuk mengajar kita, maka
dinasihatkan jangan buat penyelidikan. Ini kerana sikap malas membaca petanda awal
kegagalan. Disebabkan tempoh pengajian yang terhad, maka sebaiknya perbanyakkan
pembacaan sebelum mula pengajian kerana selain membantu kita bersedia, kita juga
dapat jimat masa. Ini kerana masa yang sepatutnya digunakan untuk pembacaan
(dinamakan rujukan literatur) sudah boleh digunakan untuk tugas penyelidikan yang lain.
Seperti yang dibincangkan di atas, membaca memang sangat penting kerana itulah
sumber ilmu terbanyak kepada penyelidikan kita. Namun ada yang lebih penting, iaitu
menulis. Peranan penyelidik selain mengkaji, ialah menyumbang kepada khazanah ilmu
melalui penulisan. Jika kita tidak menulis sesuatu daripada kajian kita, bagaimana kita
hendak mengembang dan menyebarkannya kepada masyarakat? (boleh juga melalui
seminar, ceramah dsb. Tetapi sifat ilmuan begitu akrab dengan penulisan). Maka menulis
itu satu kemahiran yang perlu ada. Berlatihlah dari sekarang dengan mendalami bidang
penulisan, khususnya yang bersifat saintifik. Penulisan saintifik berbeza dengan
penulisan fiksyen atau bahan sastera lain, kerana penulisan saintifik mementingkan fakta
dan membentangkannya dalam format yang standard. Ini memudahkan komuniti saintis
berkongsi fakta, idea dan sebagainya. Selain itu, kita juga boleh menyertai bengkel atau
seminar penulisan penyelidikan, kerana ia dapat memberi pendedahan kepada keperluan
selain kemahiran menulis. Antaranya panduan menerbitkan penulisan, memilih bahan
untuk penulisan dan sebagainya.
Kemahiran menganalisis juga wajib bagi penyelidik. Ini kerana dalam proses menyelidik,
kita bergelumang dengan sekian banyak bahan ilmiah dan maklumat. Namun bukan
semuanya berguna. Skop penyelidikan sangat luas, dan bidang kita mungkin hanya
sebahagian kecil daripadanya. Maka semua bahan dan maklumat perlu dianalisis, ditapis
dan maklumat yang tidak penting untuk penyelidikan kita perlu diketepikan. Tugas
menganalisis memerlukan kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan yang luas. Jadi
pembacaan yang luas dapat membantu, manakala apabila kita sudah biasa menulis kita
dapat membuat analisis dengan mudah kerana menulis melatih kita menganalisis bahan
untuk penulisan.
Keupayaan mengkritik secara kritis juga penting. Dengan mengkritik kita bukan saja
dapat menyumbang pembaikan atau idea kepada orang lain tetapi juga diri sendiri.
Bahkan kita boleh mengkritik diri sendiri. Mengkritik secara rasional memerlukan kita
mencari kelemahan-kelemahan di dalam penyelidikan. Ini bukan satu tugas mudah.
Melalui cubaan mengkritik, kita akan dapat mengungkapkan kelemahan-kelemahan yang
wujud dan mungkin terlepas pandang, sekaligus dapat melakukan pembaikan.
Pemerhatian pula bukan boleh dilakukan suka-suka atau sambil lewa. Jika tidak, mungkin
ada perkara-perkara penting yang terlepas pandang dan terbazir begitu saja. Hasil
pemerhatian yang baik akan membantu kita membuat kesimpulan yang baik. Maka
kemahiran memerhati secara teliti penting bagi penyelidikan. Adakala kita hanya perlu
perhatikan benda/ciri yang penting saja, tetapi selalunya yang penting itulah yang kita
abaikan. Seperti ungkapan watak Sherlock Holmes, "You see. But you do not observed" -
dalam 'A scandal in Bohemia' ("anda melihat, tetapi tidak memerhati").
Berkumpulan tidak hanya terhad di kalangan penyelidik yang setempat dengan kita. Kita
juga mungkin perlu bersemuka dengan penyelidik dari tempat-tempat yang jauh. Satu
peluang yang ada adalah dengan menghadiri persidangan/seminar. Sebagai penyelidik
adalah penting untuk kita menyertai persidangan/seminar - sama ada sebagai pembentang
mahupun sekadar mendengar pembentangan penyelidik lain. Antara faedah
membentangkan hasil penyelidikan ialah: (a) kita boleh menghebahkan kajian kita untuk
dimanfaatkan oleh penyelidik lain; (b) kita boleh mendapatkan maklumbalas dan
kritikan; (c) menambah bilangan penerbitan penyelidikan sebagai portfolio penyelidikan
kita dsb. Manakala sebagai pendengar/penonton yang menghadiri seminar, kita: (a) dapat
mengetahui perkembangan penyelidikan dalam bidang kita; (b) dapat bersemuka dengan
penyelidik lain yang mempunyai minat penyelidikan yang sama; (c) dapat mengadakan
rangkaian dengan penyelidik lain; (d) dapat bertukar pendapat dan idea dengan
penyelidik yang berada jauh dari kita; (e) dapat menyumbang idea dan kritikan kepada
komuniti penyelidikan (ini juga satu sumbangan) dan banyak lagi kelebihan lain.
Penyertaan seminar memerlukan kos yang agak besar, dan sebagai pembentang juga perlu
menulis kertas penyelidikan untuk dimasukkan di dalam prosiding. (Prosiding ialah
dokumen yang menyenaraikan semua penyelidikan yang dibentangkan dalam
seminar/persidangan/konferens terbabit.) Maka persediaan seperti wang
peruntukan/geran dan kemahiran penulisan sangat diperlukan juga.
Pemikiran kreatif sebenarnya boleh dilatih. Ianya tidak bergantung kepada bakat
semulajadi semata-mata. Cuma mungkin bagi si A, perlu berlatih lebih berbanding si B,
dan sebaliknya. Maka cubalah jana pemikiran kreatif dari awal. Mudah-mudahan sedikit-
sebanyak dapat membantu semasa tempoh pengajian. Cubalah aktiviti yang melatih
pemikiran kreatif, seperti bermain Lego (ia adalah permainan untuk orang dewasa juga!).
Anda boleh juga berlatih berimaginasi, melukis atau apa saja aktiviti yang dirasakan
memerlukan pemikiran kreatif. Penyelidikan bergantung kepada idea. Perbanyakkanlah
idea dengan menjananya sendiri (pemikiran kreatif) atau melalui aktiviti seperti
pembacaan, pemerhatian/pencerapan, perbincangan dan sebagainya.
Semoga apa yang dikongsikan kali ini dapat dijadikan panduan seterusnya untuk menjadi
bakal Sarjana/PhD yang terbaik.
Akan Datang (Insya'allah): Bahagian seterusnya - 4) Persedian dari aspek sosial, dan 5)
Topik khas berkaitan asas penyelidikan.
Daripada Wikibooks.
Belajar pada saat-saat akhir menjelang peperiksaan bukanlah sesuatu yang bagus.
Bagaimanapun, sekiranya anda terpaksa juga belajar sebegini, cuba amalkan kaedah di
bawah ini:
Isi kandungan
[sorok]
• 1 Petua
o 1.1 Beri tumpuan lebih terhadap pembelajaran
o 1.2 Yakin terhadap kebolehan diri
o 1.3 Masa rehat perlu secukupnya
o 1.4 Hapuskan tabiat suka tidur
o 1.5 Jangan mengambil sebarang ubat yang meragukan
o 1.6 Beri tumpuan lebih kepada bab yang penting
• 2 Lihat juga
[sunting] Petua
Letakkan seluruh tumpuan fikiran anda kepada proses pembelajaran yang anda lakukan.
Jangan terlalu memikirkan bahawa anda kesuntukan masa. Hafal perkara yang sepatutnya
dihafal seperti biasa dan jangan melengah-lengahkan masa belajar.
Meskipun anda cuba mengenepikan ketakutan dan kegelisahan yang anda alami itu, tetapi
lama-kelamaan perasaan itu akan datang semula. Sekiranya hal ini berlaku, cuba alihkan
diri anda dari tempat belajar untuk melakukan senaman ringan seperti berdiri sambil
menarik dan melepaskan nafas panjang-panjang secara perlahan-lahan beberapa kali.
Kemudian duduk semula dan cuba teruskan pembelajaran anda. Cara ini sekurang-
kurangnya akan dapat mengurangkan perasaan anda yang tidak tenteram itu.
Selalu tanamkan dalam diri anda bahawa “saya boleh” dan tulis besar-besar dan terang
dan letakkan di hadapan anda (di tempat anda belajar). Tiap-tiap kali anda melihat kad itu
anda yakin bahawa anda boleh berjaya. Sekiranya anda dapat menanamkan dalam diri
anda bahawa anda bekeyakinan penuh boleh melakukan, maka secara sepontan anda
berusaha bersungguh-sungguh dan mental anda dapat berfikir ke arah kejayaan dan apa-
apa yang anda cita-citakan selama ini akan membuahkan kejayaan yang membanggakan.
Semasa belajar anda berasa cepat letih, sama ada dari segi fizikal atau mental. Ambil
masa untuk otak anda berehat sepenuhnya. Anda juga digalakkan bangun dan cuba
berjalan-jalan sebentar dan setelah merasakan kelegaan barulah anda menyambung
semula pembelajaran anda.
[sunting] Hapuskan tabiat suka tidur
Sebaiknya para pelajar tidak terlalu melayan keinginan untuk tidur dari belajar.
Kurangkan waktu tidur anda demi meraih satu kejayaan. Gunakan lebih banyak masa
mengulangkaji pelajaran di samping melakukan latihan-latihan sendiri supaya anda
berkeyakinan. Jadualkan masa tidur anda supaya anda tidak terlebih tidur. Sekiranya anda
hendak tidur beberapa jam, anda pelu mengunci jam dan letakkan jam loceng
berhampiran anda supaya anda terjaga pada waktu yang dikehendaki.
Masa-masa beginilah yang paling sesuai agar tidak akan diganggu. Penumpuan tenaga
dan fikiran terhadap pembelajaran juga akan menjadi mudah. Keadaan ini tidak
mendatangkan masalah kerana kajian yang pernah dibuat menunjukkan bahawa
kecerdasan berfikir dan keupayaan membuat keputusan tidak terjejas berikutan dengan
pengurangan waktu tidur yang dilakukan.
Tidur merupakan waktu rehat yang paling baik dalam persediaan menghadapi
peperiksaan. Tetapi ramai pelajar membawa masalah pelajaran ke tempat tidur dan
memikirkan pelbagai perkara tentang masalah ini. Akibatnya mereka mengalami
gangguan tidur dan ada yang tidak dapat tidur langsung. Pada keesokan harinya, pelbagai
perkara akan berlaku seperti berasa pening, tidak selesa dan tidak tenteram kerana
ketegangan fikiran dan kelesuan tubuh badan. Ini boleh menjejaskan prestasi mereka
pada hari peperiksaan. Sekiranya mereka terpaksa menghadapi peperiksaan pada hari itu,
mungkin mereka tidak dapat berfikir dengan tenang seterusnya akan menjejaskan
ketepatan jawapan yang diberikan.
Pengambilan sebarang ubat mengganggu sistem saraf dan menyebabkan keadaan menjadi
tegang dan mudah terangsang. Anda tidak perlu lagi mengambil sebarang pil peransang
atau ubat-ubatan yang diragukan kesahihannya untuk mencegah tidur. Dapatkan nasihat
doktor sekiranya anda hendak mengambil pil-pil sedemikian. Jangan sesekali bertindak
sendirian. Ini akan membahayakan anda.
Selain itu, elakkan juga dari meminum minuman berkafein seperti kopi atau teh yang
berlebihan. Kesannya sama seperti memakan pil peransang yang menyebabkan kesan-
kesan negatif seperti tangan menggeletar, tumpuan terjejas. Dalam keadaan yang tertentu
mungkin menyebabkan lupa selain daripada kesan-kesan negatif yang lain. Seeloknya
untuk mengawal rasa mengantuk, amalkan meminum lobak susu kerana ia akan
mencergaskan lagi otak untuk berfikir.
[sunting] Beri tumpuan lebih kepada bab yang penting