Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkah dan rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dalam pembuatan tugas ini. Tugas ini dimaksudkan untuk menambah wawasan penyusun dan juga pembacanya mengenai opearasi rekonstruktif timpanoplasti. Kami berharap agar tugas ini dapat memberikan kontribusi terhadap kegiatan kepaniteraan klinik THT. Kami juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada para pembimbing kepaniteraan klinik THT di RSUD Karawang, yaitu dr. Yuswandi Affandi, Sp. THT dan dr. Ivan djajalaga M. Kes, Sp. THT-KL yang telah memberikan tugas kepada kami agar dapat memperluas hasanah ilmu pengetahuan di bidang THT. Dalam penyusunan tugas ini, masih banyak sekali terdapat kekurangan dan kesalahan yang harus diperbaiki untuk perbaikan tugas ini sehingga kritik dan saran sangat kami terima. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
BAB I PENDAHULUAN
Trauma adalah istilah kedokteran untuk cedera atau perlukaan. Trauma menjadi masalah kesehatan paling mahal,karena dari empat penyebab kematian pada semua usia,trauma menjadi penyebab utama kematian pada anak dan dewasa di bawah usia 45 tahun. Dari setiap akibat kematian akibat trauma, lebih dari 10 korban masuk rumah sakit dan ratusan lainnya berobat di pelayanan gawat darurat. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan trauma 2x lebih besar dibanding penderita penyakit jantung dan kanker. Kerugian akibat trauma meliputi cacat fisik dan materi sehingga mengharuskan adanya usaha untuk mempelajari penanggulangan dan pencegahannya. Trauma pada daerah kepala daopat mengakibatkan fraktur tulang muka. Semua tulang muka mempunyai bagian yang dilapisi mukosa yang melekat erat dengan tulang sehingga bila terjadi fraktur akan terjadi robekan mukosa dan perdarahan. Biasanya ditandai dengan perdarahan melalui hidung atau mulut pasca trauma. Asimetri muka karena hematoma atau edema jelas tampak setelah 4 jam pasca trauma. Ciri lain adalah adanya maloklusi dan dapat diraba adanya fragmen fraktur. Proses penyembuhan tulang muka lebih cepat dibanding dengan di tempat lain yaitu kurang lebih tiga minggu, oleh karena itu reposisi dan fiksasi sedini mungkin. Bila terlambat akan terjadi malunion. Dalam hal ini penatalaksanaan dibutuhkan usaha semaksimal mungkin dengan kerangka berpikir yang benar tentang mekanisme fraktur muka dan berbagai jenis trauma pada muka dan kepala.
ii
Kata pengantar .......................................................................................................... i BAB I : Pendahuluan .............................................................................................ii BAB II : Daftar isi................................................................................................. iii 1. 2. 3. 4. 5. Fraktur tulang hidung .................................................................................. 1 Fraktur tulang zigoma dan arkus zigoma .................................................... 5 Fraktur tulang maksila (midfacial)............................................................ 13 Fraktur tulang orbita ................................................................................. 17 Fraktur tulang mandibula ........................................................................... 20
iii
iv
15. Bailey JS, Goldwasser MS. Management of Zygomatic Complex Fractures. Dalam : Miloro M et al. Petersons principles of Oral and Maxillofacial Surgery 2nd. Hamilton, London : BC Decker Inc. 2004. 16. Munir M, Widiarni D, Trimartani. Trauma Muka dan Leher. In: Soepardi EA, Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher ed 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008. p. 205-6.