SINAR MATA
(Organ Penglihatan)
KORNEA + 43 D BMD
Media optik
MEDIA REFRAKSI
( Corpus Vitreous )
ANATOMI MATA
Trial Lens
Trial Frame
AUTOREFRAKTOMETER
KELAINAN MATA SEBAGAI PENYEBAB MATA KABUR PADA MATA PUTIH/MATA TENANG
KELAINAN REFRAKSI
EMMETROPIA : Suatu keadaan dimana sinar-sinar yang datang sejajar
sumbu bola mata atau sejajar garis pandang, dalam keadaan tanpa akomodasi akan dibiaskan tepat pada retina ( macula lutea / bintik kuning )
Bila pembiasan sinar tersebut tidak jatuh di retina maka keadaan ini disebut AMETROPIA atau ANOMALI / KELAINAN REFRAKSI. 1. 2. 3. MIOPIA HIPERMETROPIA ASTIGMATISMUS
PENYEBAB :
1. Miopia Aksial Sumbu mata / diameter anteroposterior mata terlalu panjang 2. Miopia Refraktif Kornea terlalu lengkung ( keratokonus ) Lensa terlalu cembung ( katarak imatur ) Corpus Vitreous pada penderita Diabetes Mellitus yang mengalami hiperglikemia, indeks biasnya menjadi bertambah
MIOPIA
MIOPIA
PENGLIHATAN NORMAL
RABUN JAUH
MIOPIA
GEJALA KLINIS :
1. SUBYEKTIF
Kabur untuk melihat jauh , terang untuk melihat dekat (near sighted) Kadang-kadang melihat bintik-bintik, benang-benang atau nyamuknyamuk dalam lapang pandang (vitreous floaters) akibat degenerasi corpus vitreous pada miopia aksial dan denegerasi retina perifer Asthenopia akibat asthenovergen 2. OBYEKTIF
Bilik mata depan dalam, pupil midriasis akibat kurangnya akomodasi Pada miopia aksial didapat vitreous floaters, tigroid fundus Mata agak menonjol ( eksoftalmos )
KOMPLIKASI :
MIOPIA
Ablatio Retina Miopia kedua mata dengan selisih yang besar dapat menyebabkan eksotropia (juling ke luar) pada mata dengan derajad miopia yang lebih tinggi
TINGKATAN :
Miopia Ringan : -0,25 sampai -3,00 D Miopia Sedang : -3,25 sampai -6,00 D Miopia Tinggi : >-6,25 Dioptri
PENATALAKSANAAN :
1. Kacamata : Koreksi dengan lensa sferis negatif terkecil yang menghasilkan visus terbaik 2. Lensa Kontak 3. Bedah Refraktif Kornea : Photo Refractive Keratectomy / Excimer Laser LASIK (Laser Insitu Keratomileusis) Clear Lens Extraction
LENSA KONTAK
KACA MATA
LASIK
HIPERMETROPIA
PENYEBAB :
1. Hipermetropia Aksial Sumbu mata / diameter anteroposterior mata terlalu pendek 2. Hipermetropia Refraktif
Kelengkungan kornea berkurang (kornea plana) Lensa terlalu tipis Corpus Vitreous pada penderita Diabetes Mellitus yang mengalami hipoglikemia sehingga indeks biasnya berkurang
2. OBYEKTIF
Hipertrofi otot otot akomodasi bilik mata depan menjadi dangkal Akomodasi yang berlebihan mata tampak merah dan papil saraf optik lebih hiperemia
PENGLIHATAN NORMAL
RABUN DEKAT
HIPERMETROPIA
KOMPLIKASI :
Sudut Bilik Mata Depan lebih dangkal mudah terjadi glaukoma Esotropia atau strabismus konvergen akibat konvergensi yang berlebihan Jika derajad hipermetropia mata kanan dan kiri jauh berbeda dan tidak dikoreksi dengan baik ambliopia pada mata dengan derajad hipermetropia yang lebih besar eksotropia
TINGKATAN :
o Hipermetropia Ringan : +0,25 D s/d +3,00 D o Hipermetropia Sedang : +3,25 D s/d +6,00 D o HipermetropiaTinggi : > +6,25 D
PENATALAKSANAAN :
1. Kacamata : Koreksi dengan lensa sferis positif terbesar yang menghasilkan visus terbaik 2. Lensa Kontak
ASTIGMATISMUS / SILINDER
Astigmatismus adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sinar sejajar garis pandang yang masuk bola mata , tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu titik. Ada 2 macam astigmatismus :
1. Astigmatismus Iregularis
Titik bias tidak teratur disebabkan karena permukaan kornea tidak teratur dapat dikoreksi dengan lensa kontak keras (hard
contact lens)
2. Astigmatismus Regularis
90 % disebabkan kornea , 10 % akibat kondisi lensa. Didapatkan 2 titik bias pada sumbu mata 2 bidang saling tegak lurus satu bidang daya bias terkuat , bidang lain daya bias terlemah.
MATA NORMAL
MATA SILINDER
PEMERIKSAAN PRESBIOPIA
PRESBIOPIA
KELAINAN FISIOLOGI AKIBAT AGING PROCESS
Pada umumnya mulai usia 40 tahun G X : kabur dekat, mata lelah untuk baca T X : lensa addisi Lensa sferis positif
USIA 40 TH 45 TH 50 TH 55 TH 60 TH
Terima kasih