Anda di halaman 1dari 36

IDENTITAS PASIEN

Nama penderita

Jenis kelamin
Tempat/tanggal lahir

: An. D : laki - laki : Jakarta, 1 Desember : 2 tahun 2 bulan : 27 Januari 2013

2010 Umur Tanggal diperiksa

ANAMNESIS
Keluhan utama : sesak

Riwayat perjalanan penyakit :

Sejak 2 hari smrs pasien sesak nafas, batuk berdahak yang sulit keluar, demam, muntah, sulit makan dan minum, badan lemas, pasien belum ada BAB, BAK tidak ada kelainan. Pasien sudah sering batuk dalam 1 bulan ini, tetapi hanya berobat ke mantri. Riwayat imunisasi lengkap ?.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : apatis

Tanda-tanda vital :
Berat badan : 12 kg Pernafasan : 48 x/menit Nadi Suhu

: 180 x/menit : 38, 40C

PEMERIKSAAN FISIK
Mata : konjungtiva anemis -/-, dan sklera ikterik -/ Hidung : nafas cuping hidung + Bibir : sianosis Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar Thoraks : Paru :

retraksi sela iga


Rh + / + Wheezing - / 4

PEMERIKSAAN FISIK
Jantung : BJ I II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
retraksi epigastrium BU (+) meningkat

Ekstremitas
Akral hangat (+) Sianosis (-)

Kaku kuduk (-)

DIAGNOSIS

BRONKOPNEUMONIA BERAT

susp. SEPSIS dengan HIPOGLIKEMI

PEMERIKSAAN PENUNJANG
(19.07 27/1/2013) (20.17 27/1/2013)

GDS stick : low


GDS : 53 mg/dL

Hematologi
Darah Rutin
Hb : 13,7 g/dL Ht : 41% Leukosit : 37.600 /mm3

Elektrolit
Natrium 142 mmol/L Kalium 5.6 mmol/L Klorida 108 mmol/L

Trombosit : 569.000

/mm3

PENATALAKSANAAN
Konsul dr. Siswanto, Sp. A
O2 2 lpm 2. IVFD RL 10 tpm makro 3. Inhalasi ventolin 1 respule : NaCl 0,9 % 2 cc 4. Injeksi cefotaxim 3 x 300 mg I. V 5. Injeksi ranitidin 2 x 10 mg I. V 6. Pasang NGT 7. Puasa 8. Proris 125 mg supp 9. Rujuk PICU 10. Infus D40% 5 cc 11. Cek DPL, GDS, foto thorax
1.
8

10

11

12

Timeline penting selama perawatan di bangsal


1. 27/1/2013 (23.30)
Pasien terus sesak, penurunan kesadaran, masih

demam Retraksi epigastrium, rhonki +/+, suhu 40C, GDS 42 Konsul dr. Siswanto, Sp. A bolus ekstra D10 % 2cc/kg BB (24 cc) dan cek GDS 1 jam lagi Bila GDS < 60 syringe pump 50 cc (D40% = 24 cc dan D10% 26 cc) cek GDS / 4 jam O2 NRM 6 liter

13

Timeline penting selama perawatan di bangsal


2. 28/1/2013 (00.30) Keadaan umum : apatis GDS 95 3. 28/1/2013 (04.15) Pasien kejang dengan durasi sekitar 15 20 menit Suhu 40C, GDS stick : low Diagnosis tambahan : Kejang demam kompleks
14

4. 28/1/2013 (05. 15)


Kejang (-), pasien sudah mulai sadar Suhu 40C, GDS 54 Konsul dr. Siswanto, Sp. A

1.
2. 3. 4. 5.

Bila kejang berulang stesolid supp 10 mg Bolus D10% 50cc (extra) Cek GDS / 2 jam Inhalasi 3x sehari (ventolin respule & NaCl 2 cc) Bila suhu 39C propyretic supp 160 mg

15

Timeline penting selama perawatan di bangsal


3. 28/1/2013 (04.15)
Konsul dr. Siswanto, Sp. A 1. Kejang stesolid supp 10 mg 2. Bila kejang berulang stesolid supp 10 mg 3. Propyretic supp 160 mg (ekstra)

4. Ekstra D10% 24 cc (bolus) cek GDS 1 jam lagi

16

Timeline penting selama perawatan di bangsal


4. 28/1/2013 (08.15) Visite dr. Siswanto, Sp. A :
1. Cek AGD 2. Infus D5 NS 10 tpm makro 3. Mikosin 2 x 80 mg 4. NGT puasa

5. Luminal 2 x 25 mg per NGT


6. Aminophilin 3 x 15 mg 7. Bila kejang stesolid 10 mg supp 8. Paracetamol syrup 3 x 1 cth per NGT, bila suhu suhu

39C propyretic supp 160 mg

17

Timeline penting selama perawatan di bangsal


5. 28/1/2013 (11.05) Pasien apnea Denyut jantung -, pernapasan Oleh dokter jaga diinstruksikan untuk dilakukan RJP selama 20 menit Injeksi adrenalin 0,5 mg I. V Injeksi aminophilin 75 mg O2 NRM 10 lpm

18

Hasil AGD (11. 20) pH pCO2 pO2 Base excess Saturasi O2 TCO2 HCO3

+ -

7. 00 20 245 -24 99 7 6

19

Timeline penting selama perawatan di bangsal


6. 28/1/2013 (11.25) Pernapasan 15-20 x/menit dangkal Denyut jantung 148 x/menit Saturasi 93 Asistensi ventilasi Konsul dr. Siswanto, Sp. A aminophylin bolus 6 mg/kgBB (72 mg) dalam 30 menit, selanjutnya 2 x 3 mg/kg BB/kali

20

Timeline penting selama perawatan di bangsal


7. 28/1/2013 (11.55) Pasien apnea kembali Pernapasan -, denyut jantung Dilakukan RJP 15 menit respon 8. 28/1/2013 (12.10) Pernapasan -, denyut jantung Pupil midriasis total EKG flat Pasien dinyatakan meninggal oleh dokter jaga pada keluarga pasien

21

22

PEMBAHASAN KASUS
BRONKOPNEUMONIA HIPOGLIKEMI PADA ANAK KEJANG DEMAM KOMPLEKS

23

BRONKOPNEUMONIA
Bronkopneumonia (BP) disebut juga pneumonia

lobularis yaitu suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus di sekitarnya,

berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy


distribution).

24

Diagnosis BP pada anak, ditandai dengan batuk

dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut ini : 1. kepala terangguk angguk 2. pernapasan cuping hidung 3. tarikan dada bagian bawah ke dalam 4. foto dada menunjukkan gambaran pneumonia

25

Selain tanda-tanda tersebut di atas, dapat pula

didapatkan tanda berikut : 1. nafas cepat


Anak usia < 2 bulan : 60 x / menit Anak usia 2 11 bulan : 50 x / menit Anak usia 1 5 tahun : 40 x / menit Anak usia 5 tahun : 30 x / menit

2. suara merintih pada bayi muda

3. pada auskultasi dapat terdengar ronkhi, suara

penpasan menurun, suara pernapasan bronkial


26

Dalam keadaan berat, dapat dijumpai :

Tidak dapat menyusu atau minum/makan, memuntahkan semuanya 2. Kejang , letargis atau tidak sadar 3. Sianosis 4. Distres pernapasan berat
1.

27

HIPOGLIKEMI
Kadar gula plasma pada anak-anak < 55 mg/dl,

pada neonatus < 47 mg/dl, dengan atau tanpa gejala


Etiologi hipoglikemi 1.

2.
3. 4. 5.
28

Starvasi Penurunan masukan gula dari simpanan glikogen Penurunan masukan gula karena gangguan glikoneogenesis dan glikogenolisis Hiperinsulinsme Pengeluaran yang meningkat karena kebutuhan energi yang meningkat

KEJANG DEMAM (KD)


Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan

suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38C), akibat suatu proses ekstrakranial, biasanya terjadi pada anak berusia 3 bulan sampai 5 tahun.
Menurut National Collaborative Perinatal Project,

kejang demam digolongkan menjadi KD simpleks dan KD kompleks.

29

30

ASPEK ETIK
Praktik kedokteran adalah

rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan (UU nomor 29 tahun 2004 Pasal 1 ayat 1)
31

INFORM CONSENT UU no 29 tahun 2004 pasal 45


1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan

oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapatkan persetujuan.
2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah

pasien mendapatkan penjelasan secara lengkap.


3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya

mencakup : 1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis; 2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan; 3. Alternatif tindakan lain dan resikonya; 4. Risiko dan komplikasi yang mukin terjadi; dan 5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik

secara tertulis maupun lisan.


5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung

risiko tinggi harus diberikan dengan persetuajuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
32

6) Ketentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan kedokteran atau

HAK & KEWAJIBAN DOKTER


Hak dokter (UU Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 50 ) 1) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional 2) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya 3) Menerima imbalan jasa

33

Kewajiban dokter (UU Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 50 ) 1) Memberikan pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan standar profesi atau standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; 2) Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan; 3) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia; 4) Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan 5) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

34

HAK dan KEWAJIBAN PASIEN (UU no. 29 Tahun 2004 : UU tentang Praktik Kedokteran pasal 50 dan 51)
Hak Pasien Pasien, dalam menerima pelayanan para praktik kedokteran,

mempunyai hak: a.Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3), yaitu : Diagnosis dan tata cara tindakan medis; Tujuan tindakan medis yang dilakukan; Alternatif tindakan lain dan resikonya; Risiko dan komplikasi yang mukin terjadi; dan Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan. b.Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain; c.Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis; d.Menolak tindakan medis; dan e.Mendapat isi rekam medis.

35

36

Anda mungkin juga menyukai