PEMBIMBING :
dr H R. ANDY PRIYOSEJATI, Sp OT
OLEH : ANIS SETYANINGRUM (02.70.0084) PUSPA WARDHANA K.R (02.70.0120) YUNARDI FITRIANTO (02.70.0263)
ANATOMI TULANG
Tulang dibagi dalam :
1. Tulang panjang : femur, tibia, fibula, ulna dan humerus.
sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit, karena daerah ini merupakan daerah metabolik yang aktif dan banyak mengandung pembuluh darah.
2. Tulang pendek : tulang vertebra dan tulang karpal 3. Tulang pipih : tulang iga, tulang scapula dan tulang pelvis.
ANATOMI TULANG
ANATOMI TULANG
FRAKTUR
suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Bagaimana fraktur terjadi Tulang bersifat rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan daya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat : trauma tunggal, atau tekanan yang berulang ulang, kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik)
JENIS FRAKTUR
fraktur
Fraktur lengkap
pergeseran fraktur
sebagian oleh gaya berat dan sebagian oleh tarikan otot yang melekat padanya.
translation (pergeseran) alignment (pembengkokan) rotation (puntiran) length (panjang)
FRAKTUR
KLASIFIKASI FRAKTUR
Etiologis
klinis
radiologis
fraktur tertutup (simple fracture) fraktur terbuka (compound fracture) fraktur komplikasi (complicated fracture)
lokalisasi
konfigurasi
menurut ekstensi
fraktur total ,tidak total(crack), buckle atau torus garis rambut fraktur greenstick
PENATALAKSANAAN FRAKTUR
1. Pertolongan Pertama : A,B,C, tanda syok hipovolemik 2. Penatalaksanaan Fraktur :
1. Traksi. 2. Fiksasi interna 3. Fiksasi eksterna
TRAKSI
Comminuted fracture dengan balanced sliding skeletal traction yang dipasang melalui tibial pin di bawah anestesi. Traksi longitudinal selama 24 jam untuk :
mengatasi spasme otot mencegah pemendekan fragmen harus ditopang di posterior untuk mencegah pelengkungan.
pemeriksaan radiologis setelah 24 jam untuk mengetahui apakah berat beban tepat;
bila terdapat overdistraction, berat beban dikurangi jika terdapat tumpang tindih, berat ditambah.
Fiksasi Interna
Intramedullary nail ideal untuk fraktur transversal fraktur transversal tanpa pemendekan
Closed nailing mobilisasi tercepat dengan trauma yang minimal Comminuted fracture paling baik locking nail yang dapat mempertahankan panjang dan rotasi.
Fiksasi Eksterna
Jika traksi stabil dan massa kalus terlihat pada pemeriksaan radiologis (minggu ke enam) cast brace dapat dipasang. intramedullary nail yang tidak memberi fiksasi yang rigid juga cocok untuk tindakan ini.
2.
3.
Pembentukan kalus
Sel proliferasi memiliki potensi kondrogenik dan osteogenik membentuk tulang tulang yang imatur dan kartilago, terbentuk kallus atau bebat pada permukaan periosteal dan endosteal.
4.
Konsolidasi
aktifitas osteoklastik dan osteoblastik berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi tulang lamellar. Sistem itu sekarang cukup kaku mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat untuk membawa beban yang normal.
5.
Remodelling
Fraktur mulai dijembatani oleh suatu bentukan tulang yang padat Selama lebih dari beberapa bulan, bahkan beberapa tahun,tulang akan memperoleh bentuk yang mirip dengan bentuk normalnya.
OPEN FRACTURE
patah tulang dimana fragmen tulang yang bersangkutan sedang atau pernah berhubungan dengan dunia luar. suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi.
PATOFISIOLOGI
Hubungan dengan dunia luar dapat terjadi karena :
1. penyebab rudapaksa merusak kulit, jaringan lunak, dan tulang. dari luar oleh karena tertembus misalnya peluru atau trauma langsung (from without) 2. fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit. tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit (from within)
III A
Luka
setelah debridement
III B
> 10 cm, luka tidak Kerusakan luas dapat ditutup, perlu prosedur penutupan
Fraktur kuat,
akibat perlu
penutupan
III C
>
10
cm
akibat
perlu
penutupan
GEJALA KLINIS
Nyeri terus menerus hilangnya fungsi deformitas pemendekan ekstremitas krepitus pembengkakan lokal perubahan warna
STATUS GENERALIS
Karena fraktur terbuka sangat berkaitan dengan trauma maka lakukan pemeriksaan spesifik pada :
Leher dan tulang servikal deformitas, nyeri, spasme otot Kepala lecet di kulit kepala, laserasi, pembengkakan, nyeri, Battles Mata ukuran pupil, ekualitas dan reaktivitas, funduskopi Telinga perdarahan Hidung deformitas, pembengkakan, perdarahan Mulut trauma gigi, trauma jaringan lunak Patah tulang wajah Fungsi motorik periksa alat gerak untuk melihat adanya refleks dan kelemahan sesisi Lakukan pemeriksaan Glasgow Coma Score
Respon motorik Menuruti perintah Melokalisasi rangsang Menarik dari rangsang Fleksi abnormal Ekstensi Tidak ada respon
4
3 2 1
6 5 4 3 2 1
STATUS GENERALIS
Cari tanda-tanda syok hipovolemik :
1. Pucat 2. Hipotensi (sistol <90 mmHg) 3. Tekanan darah tak terdeteksi 4. Cemas,bingung,linglung 5. Takikardi (denyut jantung >100x/mnt) 6. Takipneu (nafas cepat) 7. Berkeringat, kulit lembab 8. Tangan&kaki dingin 9. Bibir dan tangan tampak kebiruan 10. Oligouria (kencing hanya sedikit)
PEMERIKSAAN KLINIS
1. 2. inspeksi (look) :
pembengkakan deformitas tegang local nyeri tekan krepitasi : gesekan dari kedua tulang fragmen yang patah
palpasi (feel) :
3. 4.
5.
radiologi :
2 arah : antero-posterior dan lateral. 2 waktu yang berbeda : saat setelah trauma dan 10 hari setelah trauma. 2 sendi : sendi proksimal dan distal dari fraktur harus terlihat pada film. 2 extremitas : sebagai pembanding, jika garis fraktur yang meragukan terutama pada anak-anak.
2 Profilaksis antibiotika
4 stabilisasi fraktur
Luka harus ditutup pembalut steril atau bahan yang bersih dan dibiarkan tidak terganggu hingga pasien mencapai bagian rawat kecelakaan
Luka diperiksa idealnya dipotret dengan kamera Polaroid luka ditutupi lagi dan dibiarkan tak terganggu hingga pasien berada di kamar bedah.
ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
Antibiotika diberikan secepat mungkin, tak peduli berapa kecil laserasi itu, dilanjutkan hingga bahaya infeksi terlewati
mencegah organisme Gram-negatif ditambah gentamisin atau metronidazol dan melanjutkan terapi selama 4 atau 5 hari
DEBRIDEMENT
Penghilangan luka Batas luka dibersihkan, hanya tinggalkan kulit yang sehat Perluasan Luka perluasan area harus direncanakan agar tidak membahayakan penutupan kulit untuk penutupan luka Pembersihan Luka Semua material asing dan kotoran pada jaringan lunak harus hati-hati dicuci dengan saline (cairan larutan garam), 6-12L menginject/semprot cairan ke dalam aperture hanya mendorong contaminant masuk. irigasi akhir dapat disertai antibiotika misalnya basitrasin. Menghilangkan jaringan yang mati/ rusak. Otot yang mati dapat dilihat dari warna yang keunguan, tidak berkontraksi ketika distimulasi (diberi stimulus/rangsang), dan tidak berdarah jika dipotong. Saraf dan Tendon Aturannya lebih baik meninggalkan saraf dan tendon sendiri.
STABILISASI FRAKTUR
Tujuannya untuk mengurangi kemungkinan infeksi Untuk luka tipe I atau tipe II yang kecil dengan fraktur yang stabil, boleh menggunakan gips yang dibelah secara luas atau, untuk femur digunakan traksi pada bebat. pada luka yang lebih berat (dan luka tembak) fraktur perlu diklarifikasi secara lebih ketat. Metode yang paling aman adalah fiksasi eksternal Pemasangan pen intramedula : (dengan penguncian jika fraktur itu kominutif) dapat digunakan untuk femur atau tibia Plat dan sekrup dapat : untuk fraktur metafisis atau artikular
PENUTUPAN LUKA
Luka tipe I: kecil, tidak terkontaminasi, dibalut beberapa jam setelah cedera, setelah debrimen, dapat dijahit (asalkan ini dapat dilakukan tanpa tegangan) atau dilakukan pencangkokan kulit. Luka tipe II : harus dibiarkan terbuka hingga bahaya tegangan dan infeksi telah terlewati. Luka itu dibalut sekadarnya dengan kasa steril dan diperiksa setelah 2 hari: kalau bersih, luka itu dijahit atau dilakukan pencangkokan kulit (penutupan primer tertunda) Luka tipe III : harus didebridemen lebih dari satu kali dan penutupan kulit dapat menggunaan vascularized muscle flaps. Idealnya penutupan luka seharusnya tidak lebih dari 2 jam atau secepat mungkin setelah itu.
Perawatan Sesudahnya
Tungkai ditinggikan diatas tempat tidur dan sirkulasinya diperhatikan dengan cermat. kalau terdapat banyak kehilangan kulit, dilakukan pencagkokan kulit. Kalau toksemia atau septikemia, luka itu didrainase
KOMPLIKASI
1. perdarahan, syok septic sampai kematian : Perdarahan, dapat menimbulkan kolaps kardiovaskuler. 2. septicemia, toksemia oleh karena infeksi piogenik 3. tetanus 4. gangrene 5. perdarahan sekunder 6. osteomielitis kronik 7. delayed union 8. nonunion dan malunion 9. kekakuan sendi 10. komplikasi lain oleh karena perawatan yang lama
5.
Falang/metacarpal/metatarsal/costa
Distal radius
3 6 minggu
6 minggu
12 minggu
10 12 minggu
Klavikula
Panggul Femur Condilus femur/tibia Tibia/fibula Vertebra
6 minggu
10 12 minggu 12 16 minggu 8 10 minggu 12 16 minggu 12 minggu
Probolinggo,17-1-2009