Anda di halaman 1dari 10

ABSTRAK

Rancang Bangun Monitoring Suhu Ruangan Jarak Jauh (Wireless) Menggunakan Walkie Talkie Dengan Mikrokontroler AT89S52 M Ibnu Mubarok Sistem Komputer 06202117 Dosen Pembimbing : M Rofiq, ST Sistem monitoring suhu ruang memberikan manfaat kepada teknisi gedung untuk mendapatkan informasi secara real time keadaan suhu tiap-tiap ruangan agar dapat sesegera mungkin melakukan pengecekan pada ruangan yang sedang mengalami kondisi suhu ruang yang tidak normal. Ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan naiknya suhu di dalam ruangan yaitu, AC rusak, kebakaran dll. Sensor suhu LM35 mengkonversikan suhu sekitar menjadi tegangan analog dengan kenaikan 0,1 V/C. Tegangan ini kemudian durubah menjadi data digital oleh ADC 0804. Data ini kemudian diolah oleh mikrokontroler AT89S52 menjadi nilai suhu. Selanjutnya, nilai suhu ini diumpankan ke Walkie Talkie pengirim untuk dipancarkan melalui gelombang radio. Adapun proses yang terjadi pada sisi receiver adalah menerima nilai data suhu tersebut melalui gelombang radio. Data ini diambil untuk ditampilkan pada LCD. Alat ini mudah dalam pengoperasiannya dengan menggunakan tombol push-button (menu, select, enter, dan cancel) untuk setting, dan menggunakan LCD M1632 sebagai display. Pada alat ini buzzer digunakan sebagai alarm terjadinya gangguan yaitu keadaan suhu yang melebihi dari batasan seting yang diinginkan. Secara sederhana pada pengiriman data menggunakan media udara, data ditumpangkan pada gelombang pembawa melalui proses modulasi dan kemudian ditransmisikan melalui gelombang radio. Dengan memanfaatkan teknologi wireless tersebut maka alat ini menjadi efisien dalam penggunaannya.

Kata Kunci : Wireless, Walkie Talkie, LM35, Mikrokontroler.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem monitoring suhu ruang memberikan manfaat kepada teknisi gedung untuk mendapatkan informasi secara real time keadaan suhu tiap-tiap ruangan agar dapat sesegera mungkin melakukan pengecekan pada ruangan yang sedang mengalami kondisi suhu ruang yang tidak normal.Ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan naiknya suhu di dalam ruangan yaitu, AC rusak, kebakaran dll. Apabila jumlah ruang pada suatu gedung sangat banyak, maka dapat dipastikan jumlah kabel yang dibutuhkan untuk aplikasi ini akan menjadi sangat banyak pula. Dan proses pengkabelan pun menjadi lebih sulit.Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mengambil judul Tugas Akhir Rancang Bangun Monitoring Suhu Ruangan Jarak Jauh (Wireless) Menggunakan Walkie Talkie dengan Mikrokontroler AT89S52. Secara sederhana pada pengiriman data menggunakan media gelombang radio, data ditumpangkan pada gelombang pembawa melalui proses modulasi dan kemudian ditransmisikan melalui gelombang radio. Dengan memanfaatkan teknologi wireless tersebut maka alat ini menjadi efisien dalam penggunaannya. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1) Bagaimana merencanakan dan membuat hardware dan software untuk Rancang Bangun Monitoring Suhu Ruangan Tanpa Kabel (Wireless) Menggunakan Walkie Talkie dengan Mikrokontroler AT89S52. Batasan Masalah Agar permasalahan tidak meluas maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Tidak membahas komunikasi data melalui RF (Radio Frekuensi) 2. Perancangan alat ini pada range pengukuran temperature 25 - 45 celcius. Tujuan dan Manfaat Nantinya alat ini akan memberikan kemudahan dalam proses monitoring suhu ruangan secara terpusat menggunakan teknologi wireless.

BAB II LANDASAN TEORI Mikrokontroler AT89S52 Teori umum.


0 . O 0 R P T P O 0 0 R . T 7 0 M PL A 1T C H .0 O P0 R P 2. 7T O 2 R S T T 2 A INTERR C L UPT,SER A K IALPOR T C T P H P OI P AND O O N TIMER R T R O O T BLOCKS E T R R 0 0 1. R 3. T T 0 0 3 1 L L P P A A 1. 3. T T 7 7 C C H H

RA M AD R A M

S L A E S E N T

DR E ESS UM GI UL S AT M RE OR P T E GIS A R 2 SL TI TE INS B WU MI R TR N G O A S C N D UC TIO N RE GIS

F L A S H

PR OG RA M FFE PC R AD DR PR INC ESS OG RE RA RE ME TR M GIS NT TE ER R CO UN TE R

a. Penunjukan kalibrasi dalam derajat celcius ( 0 C). b. Skala linier 10mV/ 0 C. c. Memiliki range temperatur antara 0 0 C sampai +100 0 C. d. Dioperasikan dengantegangan 4 - 30 Volt. e. Minimum pemanasan sendiri dalam udara 0,080 C. f. Keakuratan yang digunakan 0,5 0 C ( di + 25 0 C ). g. Minimum impedansi output 0,1 Ohm untuk 1 mA. OP AMP (Operational Amplifier) Op amp adalah suatu rangkaian terintegrasi yang dibangun dari sejumlah komponen aktif maupun pasif (Lukas willa, 2007).

Gambar CO TE Diagram Blok AT89S52


NT RO R

AT89S52 merupakan sebuah L mikrokontroller 8-bit CMOS, Low Power dengan 8Kb flash Erasable and Programmable Read Only Memory (EPROM). Spesifikasinya sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. 8Kb Flash Memory. 256 Byte Internal RAM. 32 I/O Lines. 2 Timer/Counter 16-Level. 1 Serial Port Full Duplex. On Chip Osilator.

Gambar Rangkaian Penguat Operasional

dasar

IC LM35 IC LM35 yang digunakan pada rangkaian pendeteksi suhu ruangan,jenis yang dipakai adalah LM35DZ. Karakteristik dari LM35DZ ini sebagai berikut :

Seperti terlihat pada gambar 2.6, op-amp memiliki masukan tak membalik V+(non-inverting), masukan membalik V- (inverting) dan keluaran Vo.jika kedua masukan besarnya sama, maka keluarannya akan berharga nol dan tidak tergantung adanya prubahan sumber daya, yaitu ( + - ) V= A v - v o dimana A berharga sangat besar dan

tidak tergantung besarnya beban luar yang terpasang. ADC( Analog to Digital Conventer ) Analog to Digital Conventer (ADC) adalah sebuah perangkat elektronik yang berfungsi untuk merubah besaran analog (tegangan/arus) menjadi data digital ADC 0804 memiliki keunggulan yaitu kompatibel dengan mikrokontroller dan mikroprocesor, memiliki input tegangan differensial, dapat dioperasikan pada range tegangan input sebesar 0 - 5 Vdc dengan tegangan referensi sebesar 2,5 Vdc, mempunyai resolusi 8 bit, mudah dalam interface ke mikrokontroller maupun mikroprocesor. LCD ( Liquid Crystal Display ) M1632 LCD Display Module M1632 buatan Seiko Instrument Inc. Fungsi Pin Pin LCD adalah sebagai berikut : a. Pin 1 :Vss,Terminal Ground b. Pin 2:Vcc ,Tegangan catu daya +5 volt c. Pin 3 : Vee ,mengendalikan kecerahan LCD d. Pin 4 :RS ,Sinyal pemilihan register 0 = tulis, 1 = baca e. Pin5 : R/W ,Sinyal seleksi tulis atau baca 0 = tulis, 1= baca f. Pin 6 :E,sinyal operasi awal yang mengaktifkan data tulis atau baca g. Pin 7-15 :DB0 DB7 ,merupakan saluran

data berisi perintah data yang akan ditampilkan h. Pin16 :V + BL ,Backlight Supply +5 volt (volt) i. Pin17 :V BL ,Backlight Supply 0 volt (ground) Walkie Talkie Walkie talkie adalah sebuah alat komunikasi genggam yang dapat mengkomunikasikan dua orang atau lebih dengan menggunakan gelombang radio. spesifikasi sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. Buzzer Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara.Pada alat ini buzzer berfungsi untuk indikator bunyi atau penanda. Rangkaian buzzer yang digunakan pada alat monitoring suhu ini terlihat pada gambar berikut : Sistem Walkie Talkie Jarak komunikasi hingga 2,5 km 22 Channel (8 GMRS, 7 GMRS/FRS, 7 FRS) Autoscan Kemudahan dalam mencari channel Unlimited Airtime

Gambar Rangkaian Driver Buzzer

DTMF(DualTone Multi Frequency) DTMF adalah piranti semikonduktor yang dirancang untuk digunakan pada sistem dial pada pesawat telepon. DTMF membangkitkan suatu sinyal nada yang merupakan kombinasi dari 2 buah nada yang dipilih dari 8 buah frekuensi yang sudah ditentukan. 8 frekuensi tersebut adalah 697 Hz, 770 Hz, 852 Hz, 941 Hz, 1209 Hz, 1336 Hz, 1477 Hz dan 1633 Hz.

BAB III PEMBAHASAN Diagram Blok Rancang Bangun Monitoring Suhu Ruangan Jarak Jauh (Wireless) Menggunakan Walkie Talkie dengan Mengunakan Mikrokontroler AT89S52 akan digambarkan secara diagram blok pada gambar berikut :

mengkonversikan suhu sekitar menjadi tegangan analog dengan kenaikan 10 mV/C. Tegangan ini kemudian dirubah menjadi data digital oleh ADC 0804. Data ini kemudian diolah oleh mikrokontroler AT89S52 menjadi nilai suhu. Selanjutnya, nilai suhu ini diumpankan ke Walkie Talkie untuk dipancarkan melalui gelombang radio dengan proses DTMF secara satu arah (one way) dari pengirim ke penerima dengan terus menerus setiap 5 detik. Adapun proses yang terjadi pada sisi Walkie Talkie receiver adalah menerima nilai data suhu tersebut yang berupa DTMF melalui gelombang radio. Kemudian data suhu ini diambil untuk selanjutnya ditampilkan pada LCD. Jika data suhu yang diterima melebihi dari set point yang ditentukan maka Buzzer akan berbunyi begitu juga sebaliknya.

Prinsip Kerja Alat Alat ini dititikberatkan pada medianya yaitu Wireless dimana kerja alat ini adalah One Way. Sensor suhu LM35

Hubungan Pin AT89S52 pada Rangkaian Transmiter

START

START

Y BACA ADC 0804 Rubah setpoint KALIBRASI

Y ADA DATA

N N PILIH SET POINT SUHU N ADA DATA

Hubungan Pin AT89S52 pada Rangkaian Receiver Perangkat Lunak Mikrokontroller AT89S52 tidak akan bisa dijalankan tanpa adanya software. Didalam perencanaan perangkat lunak ini dibuat perintah-perintah yang berfungsi untuk kerja alat. Dengan menggunakan bahasa pemrograman assembler perangkat lunak ini dibuat. Flowchart perangkat lunak inidijelaskan pada gambar berikut :

CACAH DATA ADC 0804

BACA DATA

RUBAH NILAI CACAH ADC MENJADI TONE

SIMPAN SETPOINT

BACA DATA

KALIBRASI DATA MENJADI SUHU

TULIS DATA ADC PADA LCD KIRIM NILAI CACAH DATA MELALUI WT

BANDINGKAN DATA SUHU DENGAN SET POINT

KALIBRASI DATA ADC MENJADI SUHU

N LEBIH KECIL BUZZER ON

Y TULIS DATA SUHU PADA LCD BUZZER OFF

N PSU OFF

Y N

END

PSU OFF

Y END TX

RX

PENGUJIAN ALAT Setelah melakukan perancangan atau pembuatan alat ini maka kita perlu melakukan suatu pengujian sistem. Yang mana pengujian sistem ini bertujuan antara lain : 1. Mengetahui sejauh mana, Rancang Bangun Monitoring Suhu Ruangan Jarak Jauh (Wireless) Menggunakan Walkie Talkie ini dapat berfungsi sebagaimana yang kita harapkan. 2. Mencari dan menemukan berbagai kendala yang mungkin

timbul pada saat alat bekerja untuk kemudian diperbaiki sampai pada tingkat kesalahan sistem yang sekecil mungkin sehingga didapatkan hasil yang sebaik-baiknya. 3. Memahami spesifikasi dari rangkaian kontrol dan juga rangkaian sensor dengan cara mengukur dan membandingkan Vout sensor terhadap besaran suhu oC. Tujuan Pengujian Tujuan pengujian ini yaitu untuk mengetahui tegangan output sensor sesuai dengan suhu tertentu. Selain itu untuk mengetahui tingkat ketelitian sensor terhadap perubahan suhu yang terjadi. Diagram Blok Pengujian Sensor Inputan ADC Sensor

karet heat srink kedalam air bersamaan dengan termometer. Air tersebut kemudian dipanaskan dengan water heater sampai temperaturnya mencapai 31 derajat Celsius. Untuk menghitung tegangan output dari LM 35 menggunakan rumus : Vout = suhu (C ) x 10 mV / C

Kesalahan Relatif Kesalahan rata-rata akan dijadikan tendensi pada setiap hasil pengukuran yang dilakukan. Oleh sebab itu untuk mencari kesalahan relatif tiap data yang diambil maka diambil rumus:

Kr

X X X

__

100%

Suhu Gambar : Diagram Blok Pengujian Sensor Langkah-langkah pengujian 1. Data suhu hasil pengolahan dari sensor temperatur pada temperatur kamar dibandingkan dengan pembacaan termometer alkohol pada suhu dan saat yang bersamaan. 2. Rangkaian pengkondisi sinyal LF356 digunakan sebagai buffer keluaran IC sensor LM35 agar tidak sampai terjadi drop tegangan. 3. Pengujian dilakukan dengan jalan memasukkan sensor LM35 yang telah dilindungi

Dimana: Kr = Kesalahan Relatif X =Hasil Rata-rata Perhitungan X =Hasil Rata-rata Seharusnya Diagram Blok ADC 0804 dengan LCD Mengetahui apakah ADC 0804 dapat bekerja dengan baik yaitu dengan memberi masukan pada ADC 0804 yang berupa data analog kemudian ditampilkan dalam data digital pada LCD. Adapun

nilai yang ditampilkan adalah dalam bentuk decimal 3 digit.

AD C

AT89S5 2

LC D

pengujian pada gambar di atas. 2. Mengirimkan data dari walke talkie pengirim ke walkie talkie penerima. Diagram Blok Push On Botton dengan Buzzer Mengetahui apakah Push On Button bisa bekerja dengan baik sehingga bisa dikoneksikan dengan rangkaian alat lainnya. Push On Botton Buzzer Gambar : Diagram Blok Push On Botton dengan Buzzer

080 Gambar 4 : Diagram Blok ADC 0804 dengan LCD

Langkah-langkah pengujian 1. Menyiapkan rangkaian sesuai dengan blok diagram pengujian pada gambar 4.1.2. 2. .Memberikan masukan data dari ADC 0804 untuk ditampilkan di LCD. Diagram Blok Pengujian Walkie Talkie Mengetahui bahwa Walkie Talkie bisa bekerja dengan baik baik dari bagian alat pengirim maupun penerima sehingga bisa diaplikasikan dengan rangkaian lainnya.

AT89S52

Langkah Langkah Pengujian 1 Menyiapkan rangkaian sesuai dengan blok diagram pengujian pada gambar 4.1.4. Apabila Push-On Button ditekan maka Buzzer akan berbunyi. Apabila Push-On Button dilepas maka Buzzer akan berhenti berbunyi.

AT89S52

WT

WT

LCD

AT89S52

Gambar : Diagram Blok Pengujian Walkie Talkie Langkah-langkah pengujian 1. Menyiapkan rangkaian sesuai dengan blok diagram

Pengujian alat secara keseluruhan Tujuan pengujian Setelah melakukan pengujian pada masing-masing bagian, maka tahapan selanjutnya yaitu pada pengujian alat secara

yang telah dibahas sebelumnya seluruh rangkaian alat ini bisa bekerja dengan baik. Diagram blok pengujian

PENGIRIM

PENERIMA

2.

3. Langkah-langkah pengujian alat 1 Tombol power pada masingmasing alat (Pengirim dan Penerima) dan walkie talkie di hidupkan. Pada alat yang berfungsi sebagai penerima terdapat tombol menu (menu, select, enter, cancel). Tombol menu ini berfungsi untuk mengatur set point besaran suhu yang diinginkan. Range pengukuran 25 - 45 C Pada pengujian ini set point suhu pada 35 C Jika suhu ruangan melebihi dari 35 C, maka buzzer akan berbunyi. 4.

5.

6.

4 5 6

pentransmisian data dengan mengubah data dari kode biner menjadi sinyal DTMF, ditransmisikan dan diterima oleh pihak lawan (device penerima) untuk dirubah menjadi kode biner dan siap untuk diterjemahkan oleh mikrokontroler. Untuk bisa berkomunikasi dengan hasil yang diinginkan, maka LM 35 (sensor) dengan ADC 0804 harus diberikan OP AMP sebagai penguat besaran dari LM 35. Alat ini mempunyai range pengukuran suhu berkisar 2545 celcius Sensor yang digunakan memiliki tingkat keakurasian 99.75%. Keterbatasan alat ini hanya bekerja dengan satu arah (One Way) yaitu dari pengirim ke penerima saja. Kekurangan pada alat ini adalah alat akan terganggu dan kemungkinan Error bisa saja terjadi dikarenakan adanya interferent dari pemakaian jalur/frekuensi walkie talkie lainnya. BAB IV DAFTAR PUSTAKA

BAB IV KESIIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut 1. Sinyal DTMF dimanfaatkan sebagai dapat metode

Eko Putra, Agfianto. 2004. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Putra, A. E., 2002, Belajar Mikrokontroler AT 89C51/52/55 (Teori dan

Aplikasi), Penerbit Gava Media,Yogyakarta Robert F Caughlin, Federic F, 1994, Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Erlangga Rachmad, Linier, PT.

Setiawan. 2006. Mikrokontroler MCS-51 .Yogyakarta. Graha Ilmu

Willa , Lukas 2007. Teknik digtal, mikroprosesor, dan mikrokomputer. Bandung. Informatika

Anda mungkin juga menyukai