ABSTRAK Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) ada materi pembelajaran yang diajarkan ke siswa berupa permainan, salah satunya adalah permainan sepakbola. Permainan sepakbola merupakan permainan masyarakat, karena permainan sepakbola dimainkan dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, dilaksanakan di desa sampai di kota-kota, bahkan sampai di negara manapun, baik pria maupun wanita. Sehingga melalui permainan sepakbola dapat dijadikan suatu metode yang tepat untuk membangun siswa (manusia) yang berkarakter dan bermartabat. Pendidikan karakter merupakan usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilainilai etika yang inti yang melibatkan pengetahuan ( moral knowing), perasaan (moral feeling) dan tindakan (moral action). Strategi pelaksanaan pendidikan karakter dalam permainan sepakbola dilakukan dengan empat (4) cara yaitu : 1) pembelajaran ( teaching), 2) keteladanan (modeling), 3) penguatan (reinforcing), 4) Pembiasaan (habituating). Melalui pembelajaran permainan sepakbola, guru diharapkan mampu mengarahkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan perilaku etika dan moral serta nilai-nilai yang terkait dengan pembelajaran materi sepakbola seperti kejujuran, rasa toleransi, kedisiplinan, kerja keras, kreatif, mandiri, kerjasama, tanggung jawab dan sebagainya. Kata kunci : pendidikan karakter, siswa, sepakbola
PENDAHULUAN Permainan sepakbola adalah permainan rakyat/masyarakat, permainan ini banyak digemari olah rakyat dari kalangan bawah (tidak mampu) sampai dengan kalangan atas/elit (kaya) dari anak-anak sampai orang dewasa gemar bermain sepakbola. Terbukti ditingkat desa/daerah sudah ada klub-klub sepakbola baik klub anak-anak maupun klub dewasa. Klub sepakbola anak sering disebut SSB (Sekolah SepakBola). Misalnya di Gunung kidul, dari hasil observasi SSB disana anggotanya mencapai +/- 300 anak. Ini membuktikan bahwa dari anak-anak sudah menggemari permainan sepakbola meskipun belum diketahui ia masuk SSB ini atas kemauan sendiri atau kemauan orang tua. Kampus FIK UNY seminggu 3x terlihat anak-anak se usia SD (sekolah dasar) latihan sepakbola dengan penuh semangat, ceria, gembira dan kelihatan tidak merasa lelah/capai yang menandakan bahwa anak-anak yang ikut SSB dalam keadaan sehat. Olahraga sepakbola ini selain untuk kegemaran, banyak manfaatnya baik dari segi fisik maupun non fisik. Dari segi fisik akan didapat tingkat kebugaran yang baik atau baik sekali, sehingga anak akan tidak mudah sakit. Dengan tingkat kebugaran yang baik anak tidak akan cepat merasa lelah, sehingga akan mendukung dalam proses belajarnya yang diharapkan prestasi belajarnya akan lebih meningkat. Manfaat segi non fisik sepakbola berpengaruh pada segi kognitif anak. Ini sesuai dengan pendapat Dimyati dalam JPJI (2005:11) bahwa permainan merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang melekat kuat pada diri anak, oleh karena itu permaianan yang dirancang baik baik yang menyangkut jenis, intensitas, frekuensi serta waktu yang tepat secara konseptual dapat pula meningkatkan fungsi kognitif anak. Manfaat dari segi afektif atau sikap akan membangunkan nilai-nilai harapan anak yang belajar/bermain sepakbola yaitu jujur. Toleransi, sportif, disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, semangat berprestasi, bekerja sama, tanggung jawab dsb. Ini sesuai sesuai pendapat Komarudin dalam JPJI (2005:39) Manfaat dari segi sikap dan kebiasaan sosial dari permainan sepakbola adalah mengajarkan anak akan semangat pantang menyerah, kebesaran jiwa untuk menerima kemenangan maupun kekalahan tanggung jawab akan tugas, perjuangan dan pengorbanan, toleransi, kerjasama dalam
mencapai oleh
tujuan
dan luas
semangat ini
untuk
selalu bagi
bekerja
keras.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa sepakbola yang sangat digemari masyarakat bermanfat fisik, ketrampilan (psycomotoric), pengetahuan (cognitif) dan sikap (aspektif) yang bermanfaat pula untuk membangun karakter bangsa sejak usia anakanak. PEMBELAJARAN PERMAINAN SEPAKBOLA Permainan sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh masing-masing regu terdiri sebelas orang pemain, termasuk seorang penjaga gawang. Dalam permainan sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota badan manapun. Tujuan dari pada masing-masing regu adalah hendak memasukkan bola ke gawang sebanyak mungkin dengan pengertian bahwa berusaha sekuat tenaga agar gawangnya terhindar kebobolan penyerang lawan, permainan ini dilakukan dua babak, sedangkan antara kedua babak tersebut diberi waktu istirahat. Pada babak kedua diadakan pertukaran tempat. Mengenai kostum pemain, harus berbeda warna antara kedua regu, begitu juga untuk penjaga gawang harus menggunakan kostum yang khusus dan berbeda dengan para pemain. Permainan sepakbola ini merupakan permainan olahraga yang sangat populer di Indonesia, bahkan diseluruh dunia, dimainkan dari anak-anak hingga orang dewasa penggemarnya dari pelosok desa sampai kota. Permainan sepakbola putri, juga sudah mulai berkembang dipelbagai negara termasuk Indonesia meskipun mengalamai beberapa kendal dan tantangan. Tujuan orang bermain sepakbola memang berbeda-beda, ada yang sekedar hobi, ada yang untuk rekreasi ada yang untuk menjaga kebugaran jasmani dan ada pula yang bertujuan untuk prestasi bahkan keinginan untuk menjadi pemain sepakbola yang profesional. Materi permainan sepakbola diberikan sejak kelas SD/Sekolah Dasar. Menurut kurikulum berbasis kompetensi (2004) indikator permainan sepakbola untuk Materi permainan sepakbola diberikan sejak kelas 4 SD/Sekolah Dasar. Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004), indikator permainan sepakbola untuk siswa kelas 4 adalah: 1. Dapat menendang punggung kaki. bola dengan kaki bagian dalam dan
4. Bermain dengan peraturan yang sederhana. 5. Mengembangkan kerjasama tim dalam bemain. 6. Mengukur kekuatan tendangan berdasarkan jarak.
Permainan sepakbola tidak diberikan di kelas 5 ( kelas 5 permainan bola besarnya berupa basket). Indikator permainan sepakbola kelas 6 SD adalah: 1. Melakukan ketrampilan dasar-dasar menendang, mengontrol, menyundul, menggiring dalam permainan seoakbola. 2. Memahami bagaimana penyerangan. menjaga posisi pertahanan dan
3. Membuat formasi menurut kebutuhan permainan. 4. Melakukan kerjasama dalam bermain. 5. Menghargai lawan dan mematuhi peraturan. Dari sepakbola. STRATEGI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM berbagai indikator tersebut tujuan diatas, dalam maka dapat dikembangkan menjadi beberapa pembelajaran
PERMAINAN SEPAKBOLA Menurut Thomas Lickora (1991) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah seseorang suatu ia usaha dapat yang disengaja untuk membantu dan sehingga memahami, memperhatikan
melakukan nilai-nilai yang inti yang melibatkan pengetahuan ( moral knowing), perasaan (moral feeling), dan tindakan (moral Action). Strategi pelaksanaan pendidikan karakter yang diterapkan disekolah dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu: (1) pembelajaran (teaching), (2) keteladanan (modeling), (3) penguatan (reinforcing), (4) pembiasaan (habituating). Tabel 1. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah
Pembelajaran (teaching) Keteladanan (modeling) Penguatan (reinforcing)
Pe
(ha
a. Menedang bola b. Menerima dan mengoper bola c. Mengontrol dan menendang bola melambung d. Permainan dengan peraturan yang sederhana e. Mengembangkan kerjasama tim dalam bermain
oleh guru/pelatih
a. Berpasangan / a. Pa
berteman
pe
b. Jarak
ditentukan
b. Ke
sa m
c. Contoh
c. Ketepatan
posisi
c. Ke
pelaksanaan
da m se
d. Sp d. Mengikuti aturan
dan peraturan
d. Ketentuan
waktu
ke ju ke
f. Mengukur kekuatan tendangan berdasarkan jarak e. Tidak egois g. Melakukan ketrampilan dasar-dasar menendang,
mengontrol, menyundul, menggiring dalam permainan sepakbola
e. Ke e. Menerapkan
teknik-teknk yang telah diajarkan
kr to ke ko
f.
f. Diukur
hasilnya
Pr ke se ta ja
f. Memberi support
(menyemangati)
g. Ra
ta be
g. Memberi
aturan
g. Menerapkan
h. Ta
ja to
i.
Di kr
sederhana
j.
Ke pe lin be
tugasnya
j. Bisa
kerjasama
j. Sportifitas
k. To
pa
k. Kondusif
k. Patuh Menurut adalah: 1. Religius = sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. = perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. = Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. = Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. = Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-aungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. = Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari ssesuatu yang telah dimiliki. = Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. = Cara befikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. = Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan BalitbangPuskur (2010: 8-10) nilai-nilai yang
2.
Jujur
3.
Toleransi
4. 5.
6. 7. 8. 9.
10.
11.
12.
Menghargai prestasi
13. 14.
= =
15. 16.
= =
17. 18.
= =
didengar. Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan, fisik,sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajkan bagi dirinya. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkannya. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
KESIMPULAN Hasil yang didapat dari pembelajaran sepakbola adalah teknik dan taktik permainan aturan dan peraturan permainan sampai dengan cara dari bermain segi sepakbola. Dari proses akan pembelajaran secara dan keterampilan (Psycomotoric) anak akan terampil bermain sepakbola, pengetahuan (kognitif) mengetahui aturan
peraturan bermain sepakbola, selain itu anak akan memperoleh nilainilai sikap (afektif) yang baik. Dengan pembelajaran permainan sepakbola ini diharapkan siswa akanmempunyai nilai-nilai etika yang inti yang melibatkan pengetahuan (moral knowing), perasaan (moral feeling), dan tindakan (moral action) melalui strategi pelaksanaan pendidikan karakter. Strategi pendidikan karakter di sekolah dalam permainan sepakbola dilakukan dengan empat (4) cara yaitu : 1. Pembelajaran (teaching) 2. Keteladanan (modeling) 3. Penguatan (reinforching) 4. Pembiasaan (habitualing) Pendidikan karakter yang didapat dari pembelajaran permainan sepakbola adalah patuh, kerjasama, saling menghormati, sportif, jujur, kerja keras, kreatif, toleransi, mandiri, percaya diri, tanggung jawab, bersahabat, disiplin, peduli lingkungan, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA Balitbang PusKur. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya Karakter Bangsa Pedoman Sekolah. Jakarta: Kemdiknas Balitbang Puskur. Dimyati. (2005). Permainan dapat Mengembangkan Fungsi Kognitif Anak Prasekolah. (Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia) Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNY . Komarudin. (2005). Permainan Sepakbola sebagai Wahana Pembinaan Sikap Sosial Anak Usia Sekolah Dasar (Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia) Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNY . Thomas Lickona. (1991). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantan Books. M. Dasuki. (2004). Pendidikan Jasmani SD dan MI. Klaten: CV. Sahabat. Sukiyo. (1986). Azas-azas Pendidikan Olahraga. Surakarta: UNS.