Pembimbing:
drg. Vita Nirmala SpPros, SpKG
PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik
Diagnosis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemfigus Vulgaris
Pemfigus vulgaris (P.V.) adalah penyakit autoimun berbula kronik yang menyerang membrane mukosa dan kulit yang secara histologik ditandai dengan bula intraepidermal akibat proses akantolisis dan secara imunopatologik ditemukan antibodi terhadap komponen desmosom pada permukaan keratinosit jenis IgG, baik terikat maupun beredar dalam sirkulasi darah
reaksi autoimun terhadap antigen P.V. Antigen ini merupakan transmembran glikoprotein dengan berat molekul 130 kD yang terdapat pada permukaan sel keratinosit
Target antigen pada P.V. yang hanya dengan lesi
mekanik epitel gepeng berlapis yang terdapat pada kulit dan mukosa
Etiologi
Diet
Obatobatan
Virus
Penyakit lain
diserang, yakni selaput lendir konjungtiva, hidung, faring, laring, esophagus, uretra, vulva, dan serviks
Nikolsky sign (+)
Diagnosis Banding
KU baik, keluhan sangat gatal, dinding bula tegang, tempat predileksi Dermatitis Histopatologik vesikel subepidermal, Herpetiformis imunofluoresensi IgA granuler intrapapiler
Pemfigoid Bulosa
frekuensi yang cukup tinggi ditemukan pada kasus pemfigus vulgaris berupa blisters, erosi, atau ulserasi, pustule.
umumnya berupa ulserasi kronis dan multipel, dapat berwarna merah, putih, ataupun campuran keduanya. Bentuk ulserasi tersebut paling banyak ditemukan pada mukosa buccal dan gingiva. Ulserasi multipel kronis ini dapat mengarahkan para klinisi dalam hal diagnosis penyakit yang memberikan manifestasi oral tersebut. Penyakit tersebut antara lain: pemfigus vulgaris, pemfigoid sikatrikal, dan liken planus erosif. Untuk memastikan bahwa kelainan tersebut aalah pemfigus vulgaris secara sederhana dapat dilakukan pemeriksaan Nikolsky sign
penderita mengeluhkan adanya ulserasi pada rongga mulut yang menyebabkan rasa tidak nyaman dan mempengaruhi fungsi normal dari rongga mulut.
Berdasarkan riwayat kesehatan, pasien
menderita hipertensi dan hiperlipidemia, dan mendapat terapi obat antihipertensi. Obat-obat anti hipertensi ini diduga kuat menjadi etiologic agent dari pemfigus vulgaris yang dialami penderita.
superfisial dengan dasar warna merah pada mukosa bibir bawah. Sedangkan pada intraoral, didapatkan erosi dengan kumpulan fibrin di atasnya, multipel, ireguler, dan eritema pada ginggiva. Pada mukosa buccal dan palatum molle didapatkan eritema ringan
terdapat lesi nyeri persisten memberikan keterbatasan penderita dalam menyikat gigi, sehingga dapat mengganggu higiene oral dan terjadinya akumulasi plaque. Hal ini akan meningkatkan risiko penyakit periodontal jangka panjang.
Lesi pustule
bersifat life threatening, maka selain anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan biopsi histopatologik dan imunologik dilakukan untuk menegakkan diagnosa pasti
Biopsi jaringan sekitar lesi, dengan pemeriksaan
Pemeriksaan imunofuoresensi
Pemeriksaan histopatologi
diberikan steroid jangka panjang. Sehingga untuk mencegah timbulnya komplikasi akibat pemberian steroid jangka panjang tersebut diberikan adjuvant: obat imunosupresif, antimetabolit, atau dapsone.
Kortikosteroid sistemik dan imunosupresif efektif
untuk lesi pada mukosa, terutama mukosa mulut. Terapi lokal untuk lesi yang berukuran kecil dan non erosif.
Terapi lokal sangat penting pada penatalaksanaan pemfigus vulgaris yang bertujuan untuk mengontrol dan mencegah infeksi sekunder serta menstimulasi proses epitelisasi. Untuk lesi erosif diberikan antiseptik dan antibiotik
KESIMPULAN
Pemphigus vulgaris adalah penyakit autoimun kronik yang menyerang kulit dan membran mukosa. Sebagian besar kasus yang terjadi diawali dengan lesi pada membran mukosa mulut. Bagian dari rongga mulut yang sering terkena antara lain: palatum molle, mukosa buccal, bibir, dan gingival Pemeriksaan histopatologik dilakukan dengan biopsi material dari rongga mulut. Sampel yang diambil sebaiknya tidak hanya dari membran mukosa yang mengalami lesi, tetapi juga dari jaringan yang sehat. Pemeriksaan imunofloresensi pada kasus pemfigus vulgaris akan memberikan gambaran deposit IgG pada area interselular