Anda di halaman 1dari 1

ANAK LEBIH BISA BERKARYA DENGAN PILIHANNYA Sejak usia dini anak telah memiliki harapan yang didasari

oleh pemikiran subyektif orangtua, saat berusia matang (>15 th), mereka mulai mengerti tentang harapan yang mandiri (berasal dari diri mereka) dan lambat laun melepaskan ketergantungan dari orangtua. Anak bersikeras dengan pilihannya baik dalam menentukan pendidikan maupun pekerjaaan, alasannya karena antara mereka dan orangtua memiliki minat dan bakat serta pola pikir yang tidak sama, dalam hal ini orangtua tidak bisa memaksakan kehendak, mengharuskan anak untuk mengikuti polanya, karena bisa berakibat fatal bagi si anak. Hal demikian juga tidak bisa diartikan sebagai bentuk durhaka terhadap orangtua, orangtua harus memahami dan mengerti tentang kondisi diri anak, yang jelas anak telah mempertimbangkan dengan matang sebelum mengambil pilihan, karena mereka yakin, dengan pilihannya, mereka bisa mandiri dan kreatif, yang berimbas pada peningkatan derajat dan kualitas hidup, bukan hanya untuk dirinya tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat, contoh nyata adalah Bob Sadino, beliau adalah pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan, tetapi orangtuanya adalah seorang guru, Bob Sadino tidak pernah disuruh untuk mempunyai profesi yang sama seperti orang tuanya, karena orang tuanya menyadari bahwa terdapat perbedaan minat dan bakat, beliau diberikan kebebasan untuk memilih, terbukti Bob Sadino bisa sukses dengan menciptakan karya berupa lapangan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai