Anda di halaman 1dari 6

ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN REFARAT KECIL FEBRUARI 2012 DERMATITIS SEBOROIK

DISUSUN OLEH: Susana Badewi 110 203 087 PEMBIBING: dr. Sugianto

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2012
1

DERMATITIS SEBOROIK
Definisi. Dermatitis seboroik merupakan peradangan permukaan kulit berbentuk lesi skuamosa (bercak disertai semacam sisik), bersifat kronik, yang sering terjadi di area kulit berambut dan daerah kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea (kelenjar minyak, lemak) seperti kulit kepala, wajah, tubuh bagian atas dan area pelipatan tubuh (ketiak,selangkangan).(1) Epidemiologi Dermatitis seboroik ini sering terjadi pada pria dan pada mereka dengan kecenderungan memiliki banyak ketombe pada daerah kulit kepala, ada juga beberapa daerah yang sering terkena:(2) 1. Seboroik dermatitis mempengaruhi bagian tengah wajah, kulit kepala, telinga dan alis, serta terjadi juga otitis media pada mata yang menyebabkan mata menjadi merah. 2. Terkadang mulai terbentuk lesi tunngal seperti sebuah bunga sehingga petaloid dapat terjadi. 3. Didefinisikan dengan baik Lesi terjadi pada wilayah aksila dan pangkal paha dan dibawah payudara. (2) Selain itu, beberapa obat-obat tertentu diduga memicu terjadinya dermatitis seboroik, seperti: cimetidine, ethionamide, griseofulvin, haloperidol.(3) Etiologi Dermatitis seboroik ini sering terjadi di daerah kelenjar sebaceous pada wajah, kulit kepala dan dada, faktor yang terlibat yaitu endogen, genetic serta pertumbuhan berlebihan dari jamur pytrosporum ovale. Kondisinya bertambah parah pada penderita yang terinfeksi HIV.(3)
2

Gejala Klinisnya Kelainan kulit berupa eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelainan tersebut disebut pitriasis sika (ketombe,dandruff).bentuk yang berminyak disebut pitriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal.rambut pada tempat tersebut mempunyai kecenderungan rontok, mulai dibagian vertex dan frontal.(3) Gejala Pada Bayi

Di area kepala (bagian depan dan samping) ditandai : krusta tebal, pecah-pecah, berwarna kekuningan dan berminyak. Tanda ini disebut cradie cap karena bentuknya mirip topi menutup kulit kepala. Di bagian tubuh yang lain, ditandai : ruam berwarna kemerahan, merah kekuningan, dengan krusta berminyak yang menutupi permukaannya.(1)

Gejala Pada Dewasa

Pada umumnya ditandai dengan : Keluhan gatal Peradangan pada area seboroik dengan gambaran berbagai bentuk lesi, berwarna kemerahan atau kekuningan disertai dengan adanya skuama, krusta, basah berminyak, dan bias juga kering. Residif (mudah kambuh) dan bersifat kronis. Diduuga berhubungan dengan stress, kelelahan, sinar matahari dan iklim.(1)

Pemeriksaan penunjang Ciri yang paling membedakan antara dermatitis atopik dan dermatitis seboroik adalah peningkatan jumlah lesi pada lengan serta di bagian aksila , dermatitis seboroik infantil diagnosis dengan menggunakan uji skrining tes alergi untuk telur dan susu dengan antibodi atau alergen yang relevan secara geografis atau etnis, dan, pada tingkat lebih rendah, kadar imunoglobulin jumlah e, mungkin berguna dalam mendiagnosa dermatitis atopik pada tahap awal dan membedakannya dari dermatitis seboroik infantil. absen untuk pruritus ringan dianggap sebagai fitur yang signifikan dari dermatitis seboroik infantil. beberapa penulis percaya bahwa dermatitis seboroik infantil adalah varian klinis dari dermatitis atopik dan bukan entitas yang terpisah.(5) Pengobatan. Pengobatan sistemik 1. Kortikosteroit digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednison 20-30 mg sehari. 2. Isotretinoin dapat digunakan pada kasus rekalsitran, dosisnya 0,1-0,3 mg per kg berat badan perhari, perbaikan tampak setelah 4 minggu.

Pengobatan Topikal. 1. Ter, misalnya likuor karbonas detergens 2 5% atau krim pragmatar. 2. Resorsin 1-3% 3. Sulfur praesipitatum 4 20% dapat di gabungkan dengan asam salisilat 3-6% 4. Kortikosteroit, misalnya krim hidrokortison 2 % 5. Krim ketakonasol 2% dapat diaplikasikan bila pada sediaan langsung terdapat banyak P.ovale.(4)

Diagnosa Banding -

Psoriasis vulgaris di daerah kulit kepala Dermatitis atopic pada bayi Dermatofitosis (tinea capitis,facialis, dan corporis) Kandidiasis intertigo. (4)

Penatalaksanaan Secara umum, terapi diarahkan untuk mengurangi dan menghapuskan sisik dan kerak serta penghambat yang menyebabkan adanya jamur, pengendalian infeksi sekunder, dan pengurangan eritema dan gatal. pasien dewasa harus diberitahu tentang sifat kronis penyakit dan memahami bahwa pemberian terapi dapat mengendalikan penyakit . prognosis dermatitis seboroik infantil sangat baik karena kondisi ini jinak dan hidup terbatas.(5) - PROGNOSIS Seperti telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konsitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol. Sedapat mungkin penderita Dermatitis Seboroik mengamati pemicu timbulnya kekambuhan. Jika sudah mengenali pemicunya, diupayakan untuk mencegah paparan faktor pemicu. (1) Penyakit ini berlangsung selama bertahun-tahun untuk puluhan tahun dengan periode perbaikan di musim yang lebih hangat dan periode eksaserbasi pada bulan-bulan dingin. lesi luas mungkin terjadi sebagai akibat dari pengobatan topikal yang tidak benar atau paparan sinar matahari. varian ekstrim dari penyakit ini umum eritroderma eksfoliatif. onychodytrophy, ketidakseimbangan elektrolit, dan disregulasi termal tambahan fitur kadang-kadang ditemukan dalam pasien. (5) Pada umunya penderita Dermatitis Seboroik mengalami kesulitan mengenali pemicu timbulnya kekambuhan. Hal ini wajar mengingat beragamnya faktor-faktor pemicu. Kalaupun faktor pemicunya dapat dikenali, tak jarang penderita sulit menghindarinya, terutama jika faktor-

faktor pemicu tersebut merupakan bagian dari kehidupan sehari hari, misalnya ; stress, iklim dan sejenisnya.(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Paul BK. ABC Of Dermatology. Ed.4th. London ,2003. P.29-30. 2. Williams H, Bigby M, . Dermatology an Illustrated colour text. Ed3th. Edinburgh London,2002. P.34. 3. Daniel TJ, MD, Dan TJ, MD, JD, John RJ, MD. Dermatology skills for primary care. Skolnik S Neil, editor. Totowa New Jersey.2006 P.67. 4. Hatmoko. Dermatitis seboroik. [online] 2010 Sep 09 [cited 20011 Okt 20]; Available from; URL: http://www.emedicine.com. 5. Plewrg G, Jansen T.Seborrhoeic dermatitis In, Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Ed.7th. Vol 1 & 2. New York, Amerika. 2008. P.219-24.

Anda mungkin juga menyukai