Anda di halaman 1dari 5

Yth. Anggota IAI.

Dengan hormat. Berikut ketentuan tambahan terkait CA IAI.

Ketentuan Pengalaman Praktik Keprofesian di Bidang Akuntansi Anggota Utama/Pemegang Sertifikat CA IAI

1) Pengalaman menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi calon Anggota Utama/Penerima Sertifikat CA IAI dapat diperoleh dari: a. b. pengalaman bekerja di bagian akuntansi pada suatu entitas; pengalaman sebagai pengajar atau dosen di bidang akuntansi;

c. pengalaman sebagai auditor atau pemeriksa di bidang keuangan pada Badan Pemeriksa Keuangan, Kementerian/Lembaga Non Kementerian, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, atau Kantor Akuntan Publik; atau d. pengalaman di bidang akuntansi lainnya.

2) Jangka waktu pengalaman menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi calon Anggota Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal selama 3 (tiga) tahun. 3) Pendidikan Profesi Akuntansi diakui sebagai pengalaman menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi selama 1 (satu) tahun. 4) Penilaian pengalaman dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi baik di sektor pendidikan, korporasi, sektor publik, maupun praktisi akuntan publik ditandatangani oleh pejabat berwenang;

Ketentuan Meningkatkan Kompetensi Anggota Utama IAI/Pemegang Sertifikat CA IAI.

1.

Kewajiban Meningkatkan Kompetensi

1) Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) adalah kegiatan peningkatan kompetensi profesional secara terus menerus (continuous profesional development) yang harus ditempuh oleh Anggota Utama IAI. 2) Anggota Utama harus menempuh PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya 120 (seratus dua puluh) Satuan Kredit PPL (SKP) dalam periode 3 (tiga) tahun. 3) Dalam memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Anggota Utama harus memenuhi sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) SKP dalam 1 (satu) tahun.

2. 1) a. b. c. d. e. f. g. h. i. 2) a.

Bentuk Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kegiatan terstruktur tatap muka, yaitu: pelatihan; kursus; lokakarya; diskusi panel; seminar; konferensi; konvensi; simposium; atau program pasca sarjana pada bidang studi yang relevan. Terstruktur Non-tatap Muka yang diakui oleh IAI, yaitu: program belajar jarak jauh;

b. penulisan artikel, makalah, atau buku dengan materi yang relevan dan dipublikasikan; c. riset profesional atau studi terhadap bidang-bidang yang relevan;

d. menjadi anggota Dewan Penguji pada organisasi profesi yang mengharuskan yang bersangkutan menyiapkan atau mereview materi-materi yang bersifat teknis; atau e. menjadi anggota dalam komite-komite teknis yang dibentuk dan/atau diakui oleh IAI.

3.

Perhitungan SKP

1) Perhitungan SKP peserta kegiatan pelatihan, kursus, lokakarya, diskusi panel, seminar, konferensi, konvensi dan simposium adalah sebagai berikut: a. satu SKP terdiri dari 50 (lima puluh) menit efektif;

b. bila suatu kegiatan terdiri dari beberapa sesi atau bagian, maka SKP dihitung setelah menjumlahkan terlebih dahulu waktu atau menit untuk seluruh sesi dalam kegiatan tersebut; dan c. jumlah waktu dibagi dengan 50 (lima puluh) menit dengan pembulatan dalam hal hasilnya berupa pecahan. 2) Perhitungan SKP untuk Peserta Kegiatan Program Pascasarjana adalah sebagai berikut: a. bagi peserta kegiatan program pascasarjana di bidang akuntansi diakui nilai SKP berdasarkan SKS yang diambilnya dengan ketentuan 1 (satu) SKS = 1 (satu) SKP; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui untuk program pasca sarjana adalah 90 (sembilan puluh) SKP. 3) Perhitungan SKP untuk Pengajar atau Pembicara pada Suatu Program PPL adalah sebagai berikut: a. pengajar/pembicara pada program PPL berhak mendapat SKP untuk persiapan dan presentasi yang telah dilakukan; b. presentasi SKP dihitung berdasarkan jumlah waktu tatap muka;

c. pengajar/pembicara melaksanakan suatu program untuk yang pertama kali maka pengajar /pembicara berhak menerima SKP untuk waktu aktual yang digunakan dalam persiapan; d. lama waktu persiapan dibatasi maksimal 2 (dua) kali waktu yang diperlukan untuk menyampaikan materi presentasi; dan e. presentasi yang pernah dilakukan sebelum oleh pembicara/pengajar tidak akan menerima SKP kecuali jika pembicara/pengajar tersebut dapat menunjukkan bahwa materi presentasi telah diubah secara signifkan dan perubahan tersebut memerlukan persiapan atau penelitian tambahan yang signifikan. 4) Perhitungan SKP untuk Kegiatan Belajar Jarak Jauh adalah sebagai berikut:

a. dalam hal seseorang menjalani program belajar jarak jauh maka dia berhak mendapatkan SKP dengan perhitungan 1 (satu) SKS = 1 (satu) SKP; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui untuk kegiatan belajar jarak jauh adalah 36 (tiga puluh enam) SKP.

5) Perhitungan SKP untuk Kegiatan Penulisan Artikel yang Dipublikasikan, Buku atau Modul Pelatihan adalah sebagai berikut: a. penulis artikel, buku atau program PPL berhak menerima SKP untuk waktu aktual yang digunakan dalam melakukan penelitian dan penulisan sepanjang waktu yang digunakan tersebut meningkatkan kompetensi profesionalnya; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun maksimum SKP yang bisa diakui untuk kegiatan menulis artikel, buku atau modul adalah 60 (enam puluh) SKP. 6) Perhitungan SKP untuk Kegiatan Penelitian atau Riset Profesional adalah sebagai berikut: a. peneliti dan Periset Profesional berhak menerima SKP untuk waktu aktual yang digunakannya dalam melakukan penelitian dan riset sepanjang waktu yang digunakan tersebut untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun, jumlah maksimum SKP yang bisa diakui untuk kegiatan penelitian adalah 90 (sembilan puluh) SKP. 7) Perhitungan SKP bagi Anggota Dewan Standar Profesi Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut: a. sebagai Anggota Dewan Standar Profesi Ikatan Akuntan Indonesia seseorang berhak mendapatkan maksimum 30 (tiga puluh) SKP per tahun; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui untuk partisipasi sebagai Anggota Dewan Standar Profesi Ikatan Akuntan Indonesia tersebut adalah 90 (sembilan puluh) SKP. 8) Perhitungan SKP untuk Partisipasi sebagai Anggota Komite Teknis di IAI adalah sebagai berikut: a. sebagai anggota komite teknis IAI, seseorang berhak mendapatkan maksimum 30 (tiga puluh)SKP per tahun; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui untuk partisipasi sebagai anggota komite teknis adalah 90 (sembilan puluh) SKP. 9) Perhitungan SKP untuk Kegiatan non IAI ditetapkan oleh DPN dengan ketentuan sebagai: a. kegiatan yang diikuti di luar IAI maka SKP yang diakui oleh IAI akan diperhitungkan sesuai dengan jumlah SKP dan relevansi topik yang diikuti sesuai dengan ketentuan IAI; dan b. kegiatan yang diikuti harus relevan dengan peningkatan pengetahuan dan keahlian dibidang Akuntansi, Auditing, Keuangan, Manajemen Keuangan, Akuntansi Manajemen, Perbankan, ataupun Perpajakan. 10) Penyelenggara kegiatan PPL Non-IAI yang dapat diakui adalah:

a. organisasi profesi akuntansi yang merupakan anggota International Federation of Accountants; b. Asosiasi Profesi Mitra IAI;

c. institusi yang diakui pemerintah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; dan d. institusi lainnya yang memiliki kredibilitas tinggi sesuai ketetapan DPN.

Salam,

Elly Zarni Husin Executive Director

Ikatan Akuntan Indonesia


Grha Akuntan Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng Jakarta 10310 Phone: 62 21 3190 4232 ext. 444 Fax: 62 21 3900016

Anda mungkin juga menyukai