Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

ANALISIS PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA DI INDONESIA

Disusun oleh:

PITA ROSMERI

MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

1
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ketenagakerjaan merupakan hal yang penting yang perlu di perhatikan di setiap negara, khususnya di Indonesia. Karena masalah ketenagakerjaan di Indonesia merupakan masalah yang umum dan mendasar terkait dengan salah satunya adalah masalah mengenai Upah yang diberikan pada tenaga kerja. Untuk itu pemerintah memberikan campur tangan dengan kebijakan kebijakan yang ada mengenai penetapan upah agar para tenaga kerja di Inonesia khususnya kaum buruh mempunyai penghidupan yang layak dan taraf hidup yang meningkat. Dengan menentukan Upah minimum kepada para tenaga kerja. Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. Upah mempunyai kedudukan yang strategis bagi tenaga kerja itu sendiri , perusahaan dan bagi pemerintah. Di Indonesia menunjukkan bahwa upah tampaknya telah menjadi alat yang efektif dari pemerintah untuk mengontrol buruh. Bagi tenaga kerja itu sendiri upah digunakan untuk menghidupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, sedangkan bagi perusahaan upah salah satu sumber biaya dalam menentukan dan mempengaruhi produksi total perusahaan itu sendiri dan harga dari output suatu barang, sedangkan bagi perusahaan upah di gunakan untuk pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah di Indonesia, menaikkan upah dan biaya buruh, ketika memang ada kebutuhan untuk itu demi pembangunan ekonomi. Salah satu campur tangan pemerintah tentang penetapan upah adalah merumuskan kebijakan tentang penetapan Upah Minimum Kotal yaitu Upah Minimum Provinsi dan Upah minimum Kabupaten / Kota .Jadi, upah ditetapkan secara sektoral dan regional provinsi maupun kabipaten / kota. Hal ini dikarenakan penentuan kebijakan mengenai upah minimum diserahkan kepada daerah sesuai dengan adanya otonomi daerah (UU No. 25 tahun 1999 jo UU No. 32 tahun 2004) khususnya dalam pasal 3 ayat 5 utir 8 PP No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom yang mengatur pembagian kewenangan sebagai berikut : 1. Penetapan pedoman jaminan kesejahteraan purnakerja dan
2
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

2. penetapan dan pengawasan atas pelaksanaan upah minimum Besaran upah minimum didasarkan pada skala yang disebut Kebutuhan Fisik Minimum, yang dpenyesuainnya dengan Indeks Kebutuhan Hidup Layak . Menghitung Upah yang Layak kebutuhan Standar dari Upah Layak haruslah mencakup hal-hal berikut Kebutuhan Fisik, sebagai kebutuhan untuk menjaga kesehatan ragawi buruh, agar ia dapat bekerja dengan segenap tenaga dan sanggup berkonsentrasi penuh selama bekerja. Kebutuhan Mental, mencakup persoalan bagaimana buruh tersebut menjaga martabat dirinya di tengah pergaulan sosial. Kebutuhan Berkeluarga, mencakup sekaligus Kebutuhan Fisik dan Mental. Tiap orang butuh untuk mendapatkan pasangan hidup, dan meneruskan keturunannya. Kebutuhan ini seringkali bersesuaian dengan tuntutan sosial dan spiritual yang diberlakukan masyarakat. Upah Minimum yang ditentukan secara bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya oleh Dewan Penelitian Pengupahan Daerah. Selain itu para Gubernur, bupati, wali kota harus tanggap terhadap aspirasi pekerja ini agar tidak terjadi gejolak sosial di daerahnya terkait penetapan upah minimum provinsi atau kabupaten /kota. Otonomi daerah telah menciptakan kesempatan-kesempatan baru bagi serikat buruh untuk bisa mempengaruhi hasil-hasil kebijakan perburuhan, dan untuk terlibat dalam proses pembuatan kebijakan dan peraturan secara umum. B. Rumusan Masalah 1) Apa yang dimaksud dengan Upah Minimum Kota? 2) Peraturan perundang undangan apa yang terkait dengan penetapan upah minimum? 3) Bagaimana mekanisme penetapan Upah Minimum di Indonesia? 4) Apa saja pertimbangan yang menentukan penetapan Upah minimum di Indonesia? 5) Bagaimana dengan pengawasan pelaksanaan Upah Minimum di Indonesia? C. Tujuan Penulisan 1) 2) 3) Untuk Lebih mengetahui apa yang dimaksud dengan Upah Minimum Kota. Agar dapat lebih faham peraturan perundang undangan apa saja yang melandasi penetapan upah minimum di Indonesia. Agar dapat menganalisis mekanisme dalam penetapan upah minimum di Indonesia.

3
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

4) 5)

Agar dapat mengetahui pertimbangan pertimbangan apa saja yang menentukan penetapan upah Minimum di Indonesia. Agar dapat menganalisis bagaimana pengawasan pelaksanaan Upah Minimum di Indonesia .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. UPAH MINIMUM DAN SERIKAT KERJA Masalah pertama yang timbul dalam bidang pengupahan adalah bahwa pengusaha dan karyawan pada umumnya mempunyai pengertian dan kepentingan yang berbeda mengenai upah. Bagi pengusaha, upah dipandang sebagai beban, karena semakin besar upah yang dibayarkan kepada karyawan, semakin kecil proporsi keuntungan bagi pengusaha. Kenyataan menunjukan bahwa hanya sdikit pengusaha yang secara sadar dan sukarela terus menerus berusaha meningkatkan penghidupan karyawannya terutama pekerja golongan yang paling rendah. Di pihak lain, karyawan melalui serikat pekerja atau dengan mengundang campir tangan pemerintah selalu menuntut kenaikan upah dan perbaikan free benefits. Tuntutan seperti itu tidak disertai peningkatan produktifitas kerja akan mendorong pengusaha untuk: 1. Mengurangi penggunaan tenaga kerja dengan menurunkan produksi 2. Menggunakan teknologi padat modal 3. Menaikan harga jual barang yang kemudian mendorong inflasi Masalah kedua dibidang pengupahan berhubungan dengan keanekaragaman sistem pengupahan. Proporsi bagian upah dalam bentuk natura dan freenge benefits cukup besar, dan besarnya tidak seragam antara perusahaan perusahaan. Sehingga kesulitan sering ditemukan dalam perumusan kebijakan nasional. Misalnya dalam menentukan PPN, UMK, Upah Lembur, dll. Masalah ketiga yang dihadapi dalam bidang pengupahan adalah rendahnya tingkat upah dan pendapatan masyarakat. Banyak karyawan yang berpenghasilan rendah, bahkan lebih rendah dari kebutuhan fisik minimumnya. Rendahnya tingkat
4
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

upah disebabkan oleh rendahnya tingkat kemampuan manajemen pengusaha dan rendahnya produktifitas kerja. Rendahnya kemampuan tingkat manajemen pengusaha menimbulkan banyak keborosan dalam hal dana, sumber sumber dan waktu, akibatnya karawan tidak dapat bekerja dengan efisien dan biaya produksi per unit menjadi besar. Dengan demikian pengusaha tidak mampu membayar upah yang tinggi. Sedangkan produktifitas kerja karyawan yang rendah, membuat pengusaha memberikan imbalan dalam bentuk upah yang rendah juga, akan tetapi rendahnya produktifitas kerja diakibatkan oleh tingkat penghasilan dan nilai gizi yang rendah. Oleh karena itu pemerintah ikut campur dalam penanganan masalah tersebut dengan cara menetapkan kebutuhan fisik minimum dan upah minimum. Sehubungan dengan hal hal di atas, pemerintah telah mengembangkan penerapan upah minimum. Sasarannya adalah agar upah minimum paling sedikit cukup menutupi kebutuhan hidup minimum karyawan dan keluarganya. Dengan demikian kebijakansaan penentuan upah minimum adalah: 1. Menjamin penghasilan karyawan sehinga tidak lebih rendah dari suatu tingkat tertentu. 2. Meningkatkan produktifitas karyawan. 3. Mengembangkan dan meningkatkan perusahaan dengancara cara produksi yang lebih efisien. Departemen Tenaga Kerja dan Dewan Penilitian Pengupahan Daerah menghitung kebutuhan fisik minimum seorang pekerja lajang (PL), keluarga dengan anak dua orang (K2), dan keluarga dengan anak tiga orang (K3) per bulan. Komponen kebutuhan fisik minimum dapat digolongkan dalam lima kelompok, yaitu: 1. Kelompok makanan dan minuman, terdiri dari: beras, daging, ikan, sayur, buah, akacang kacangan, ubi, minyak goreng, cabai, bawang, kelapa, gula, garam, teh, dan kopi. 2. Kelompok bahan bakar dan penerangan, terdiri dari: minyak tanah, lampu teplok, dan air minum. 3. Kelompok perumahan dan perawatan, terdiri dari: sewa rumah, tempat tidur, bantal, piring, gelas minum, ceret, periul, wajan, panci, sendok, dan garpu.
5
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

4. Kelompok pakaian, teridiri dari: celana, rok, kemeja, baju, kaos, kain sarung, celana dala, peci, handuk, sepatu, sandal, dan sabun cuci. Untuk yang berkeluarga ditambah kain kebaya, kain panjang, kutang, stagen, selendang, dan pakaian anak. 5. Kelompok lain lain mencakup; transportasi, rekreasi obat obatn, pendidikan dan bacaab, pangkas rambut, sikat gigi, dan odol. Besar kecilnya gaji atau upah yang diterima pekerja selain ditentukan oleh perusahaan tidak terlepas dari pengaruh serikat pekerja yang terdapat dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, pembahasan mengenai tingkat upah perlu juga dikaitkan dengan fungsi dan peranan serikat kerja. B. DEFINISI UPAH MINIMUM Upah minimum sebagaimana yang telah diatur dalam PP No. 8/1981 merupakan upah yang ditetapkan secara minmium regional, sektoral regional maupun subsektoral. Dalam hal ini, upah minimum adalah upah pokok dan tunjangan. Upah Pokok Minimum adalah upah pokok yang diatur secara minimal baik regional, sektoral, maupun subsektoral. Dalam peraturan pemerintah yang diatur secara jelas hanya upah pokoknya saja dan tidak termasuk dalam tunjangan. Disamping definisi diatas, DPP FPSI (Position Paper, Agustus 1983) menetapkan definisi upah minimum sebagai upah permulan yang diterima oleh seorang pekerja atau buruh yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara minimal. C. KOMPONEN UPAH MINIMUM Terdapat tiga kompinen yang dianggap mempengaruhi besarnya upah minimum yaitu; 1. Kebutuhan Fisik Minimum Kebutuhan Fisik Minimum adalah kebutuhan dari seseorang yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi fisik dan mentalnya agar dapat menjalankan fungsinya sebagai salah satu faktor produksi. Nilai dari kebutuhan fisik minimum mencerminkan nilai ekonomi dari
6
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

barang dan jasa yang diperlukan oleh pekerja dan keluarganya dlam jangka waktu satu buian. Rumus perhitungan nilai KFM (Kebutuhan Fisik Minimum)

Dimana: n = barang dan jasa yang dibutuhkan dalam waktu satu bulan. Pekerja lajang membutuhkan 47 macam barang dan jasa. Pekerja yang bekeluarga membutuhkan 53 macam barang dan jasa. t p q = waktu penelitian (bulan, triwulan, tahun) = harga barang, pti adalah harag suatu jenis barang tertentu pada saat tertentu pula. = jumlah satuan barang dan jasa yang diteliti, qoi adalah jumlah barang dan jasa tertentu pada tahun dasar. Nilai q untuk setiap barang dan jasa telah ditentukan terlebih dahulu jumlah minimumnya. 2. Indeks Harga Konsumen Indeks Harga Konsumen merupakan petunjuk mengenai naik turunnya harga kebutuhan hidup. Naiknya harga kebutuhan hidup ini secara tidak langsung mencerminkan tingkat inflasi. Data mengenai harga ini dikumpulkan BPS dan mencakup 160 macam barang yang dibagi menjadi empat kelompok pengeluaran, yaitu : makanan, sandang, perumahan dan aneka. Ineks Harga Konsumen dihitung setiap bulan dan setiap tahun, dinyatakan dalam bentuk prosentase.
7
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Pengumpulan data dilakukan di 17 ibu kota propinsi dan hasil gabungan dari IHK kota-kota ini dianggap sebagai pengukur tingkat inflasi nasional. IHK suatu daerah juga mencerminkan tingkat inflasi daerah yang bersangkutan. Cara perhitungan IHK dapat dihitung dengan mempergunakan tahun dasar , misalnya April 1977-Maret 1978, jadi harga barang dan jasa periode ini dianggap sama dengan 100. Untuk tahun selanjutnya harga barang dan jasa yang dijadikan patokan dibandingkan dengan harganya pada tahun dasar. Komponen dan timbangan IHK selalu ditinjau 10 tahun sekali dengan menggunakan data dari BPS. Rumus perhitungan IHK :

Dengan : = indeks bulan ke n = nilai konsumsi suatu jenis barang pada tahun dasar

= harga relatif yang terjadi pada bulan ke n dibandingkan dengan bulan sebelumnya (n-1) untuk satu jenis barang = nilai konsumsi bulan ke (n-1) = harga suatu jenis barang pada bulan berjalan = harga satu jenis barang pada bulan sebelumnya atau bulan ke (n-1)

3. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

8
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Pertumbuhan ekonomi daerah mencerminkan keadaan perekonomian di suatu daerah. Keadaan perekonomian ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan kondisi perusahaan yang beroperasi di daerah bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perekonomian di suatu daerah semakin besar kesempatan berkembang bagi perusahaan yang beroperasi di daerah yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena tingkat pertumbuhan perekonomian daerah secara tidak langsung merupakan gambaran kemakmuran suatu daerah. Cara perhitungan Rumus perhitungan Pertek :

Dengan : r = tingkat pertumbuhan ekonomi daerah i = propinsi yang diukur tingkat pertumbuhannya t = tahun, menunjukkan kapan penghitungan itu dilakukan

D. KEBIJAKSANAAN PENGUPAHAN INSENTIF Pembayaran untuk pekerjaan dapat menciptakan insentif yang tidak dikehendaki jika perusahaan gagal mengantisipasi semua konsekuensi dari rencana insentif. Kebijakan kebijakan dalam oengupahan insentif, yaitu sebagai berikut: 1. Menciptakan kebijakan upah yang memihak buruh Kebijakan upah ini mempengaruhi pemikatan buruh untuk masuk ke perusahaan dan mencegah mereka yang karena alasan tertentu tidak dapat bekerja dalam waktu yang lama masuk perusahhaan. Hal tersebut mencegah individu dengan keluarganya untuk bergabung pada perusahaan semacam ini karena perusahaan menuntut komitmen waktu pada buruh. 2. Kompensasi insentif dan PHK Memberikan kompensasi pada buruh pada akhir periode pekerjaan dapat menjadi mekanisme efektif untuk mengurangi kelalaian buruh. Oleh
9
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

karena itu kelalaian buruh dapat direduksi dengan mengubah kebijakan upahnya. Buruh menjadi lebih produktif dan kurang sembrononya jika perusahaan mengupahnya lebih rendah dari hasil terkecil pada tahap awal hubungan kerja dan lebih tinggi dari hasil terkecil pada hubungan kerja selanjutnya. PHK adalah kebijakan yang tidak asli yang berasal dari kebijakan upah yang dibuat untuk mengurangi kelalaian buruh. Biasanya sebuah perusahaan yang mempunyai kebijakan upah pengganti tidak akan dapat menjatuhkan PHK. E. UPAH MINIMUM KOTA DAN KESEMPATAN KERJA Permasalah yang timbul dengan adanya penetapan upah minimum adalah: 1. Menyangkut sejauhmana upah riil mengikuti pertumbuhan produktivitas 2. Kebutuhan terhadap penentuan upah minimum Munculnya ketentuan upah minimum akan mendorong terjadinya distorsi dalam pasar tenaga kerja. Artinya, dengan ketentuan upah minimum, maka buruh mempunyai kekuatan monopoli yang cenderung melindungi buruh yang telah bekerja dalam industri tersebut. Sedangkan serikat buruh yang cenderng memaksimumkan pendapatan buruh yang sudah ada akan cenderung mendiskriminasikan pendatang baru dalam pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, pemerintah dalan langkah jangka menengah dan panjang adalah dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dengan revisi secara besar besaran dari kurikulum dan manajemen Balai Pelatihan Kerja yang dikelola Departemen Tenaga Kerja. . F. HUBUNGAN INDUSTRIAL Dalam situasi penawaran tenaga kerja lebih besar daroada lowongan kerja yang tersedia, maka hanya tenaga kerja yang memiliki ketarampilan yang punya kesempayan untuk masuk pasar kerja. Dengan demikian keterampilan pekerja harus ditingkatkan agar pekerja dapat masuk ke lapangan kerja. Tetapi agar pekerja dapat memperoleh upah yang cukup untuk membiayai kebutuhan hidupnya pekerja tidak
10
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

ANTARA

UPAH

MINIMUM

DENGAN

HUBUNGAN

hanya harus sekedar terampil tetapi juga harus dapat mencapai tingkat produktivitas tinggi, agar tingkat upah dapat ditingkatkan. Masalah upah dapat ditinjau dari dua segi, yaitu : 1. Segi mikro, menyangkut masalah keserasian antara besarnya upah dengan kemampuan perusahaan. 2. Segi makro, menyangkut hubungan natara upah dengan produktivitas tenaga kerja dan kesempatan kerja. Dari gambaran permasalahan di atas, ada baiknya kita menengok landasan Hubungan Industrial Pancasila (HIP). HIP didasarkan pada tridharma yang berarti pekerja, pengusaha dan pemerintah saling berhubungan melalui rasa ikut memiliki, rasa saling bertanggung jawab dan mawas diri secara jujur serta berani. Apabila HIP ini dapat dijalankan dengan baik, maka tidak perlu ada pertentangan social di antara anggota masyarakat dan juga tidak akan timbul adanya pemerasan yang kuat terhadap yang lemah.

11
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

BAB III PEMBAHASAN


A. DEFINISI UPAH MINIMUM Upah menurut pasal 1 angka 30 UU 13/2003 adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Besarnya upah dan cara pembayarannya yang telah disepakati buruh & pengusaha dituangkan secara tertulis dalam Perjanjian Kerja. Menurut Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1981 tentang Perlindungan Upah, pada pasal 1 huruf a upah merupakan suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya. Menurut Permenaker Nomor Per-01/MEN/1999 tentang Upah Minimum pada pasal 1 ayat 1, Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. Konvensi ILO No. 95 tentang Perlindungan Upah menyatakan bahwa upah merupakan imbalan ata u penghasilan, sebagaimana penyusunan atau perlindungannya, yang dapat dinyatakan dalam uang, dan ditetapkan melalui kesepakatan bersama atau oleh peraturan perundang-undangan, yang dibayarkan berdasarkan perjanjian kerja baik tertulis atau lisan oleh pemberi kerja kepada penerima kerja untuk pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan atau akan dilakukan. Jenis Upah Minimum 1. Upah Minimum Propinsi (UMP) adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu propinsi. 2. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)
12
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

upah minimum yang berlaku di daerah kabupaten/kota. 3. Upah Minimum Sektoral Propinsi (UMSProp) adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral di seluruh kabupaten/kota di satu propinsi. 4. Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSKab) adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral di daerah kabupaten/kota. Gubernur menetapkan UMP dan UMK. Apabila Gubernur menetapkan UMK maka harus lebih besar dari UMP. Selain itu, Gubernur dapat menetapkan UMSProp atau Upah Kesepakatan Organisasi perusahaan dengan Serikat Pekerja/ Serikat Buruh. Sistem upah di Indonesia berfungsi tidak hanya sebagai bagian dari mekanisme pasar untuk alokasi yang efisien dari sumber-sumber, tetapi juga memiliki fungsi kebijakan sosial yang penting, yaitu untuk melindungi yang lemah dengan mengaitkan upah sedemikian rupa dengan kebutuhan para pekerja. Kenaikan upah minimun memiliki beberapa dampak, untuk para pekerja hal ini dianggap menguntungkan karena meningkatkan pula upah mereka yang artinya secara tak langsunng akan meningkatkan kesejahteran para pekerja. Dampak lainnya adalah dengan adanya kenaikan tingkat upah minimum maka perusahaan akan mengurangi sebagian tenaga kerja. Hal ini juga menunjukkan bahwa setelah adanya kenaikan upah minimum perusahaan mengubah proses produksi yang padat tenaga kerja dengan proses produksi yang lebih padat modal dan lebih menuntut keterampilan.

13
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Informasi Upah Minimum Kota (UMK) Tahun 2010, 2011, 2012


Berikut Informasi Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang telah dikeluarkan masingmasing Regional atau Kabupaten yang bersangkutan.
Propinsi Bali Bali Bali Bali Bali Bali Bali Bali Bali Bali Bangka Belitung Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Bengkulu DI Yogyakarta DKI Jakarta Kabupaten Non Kabupaten Kabupaten Badung Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kabupaten Gianyar Kabupaten Jembrana Kabupaten Karangasem Kabupaten Klungkung Kabupaten Tabanan Kota Denpasar Non Kabupaten Non Kabupaten Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang Kabupaten Tangerang Kota Cilegon Kota Tangerang Kota Serang Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor 2010 829316 111000 0 829500 830000 925000 875000 875000 835800 854500 110000 0 910000 955300 959500 964500 111724 5 0 113000 0 105000 0 0 745694 111800 2011 890000 122100 0 893000 895000 100362 5 927500 953750 927000 910000 119150 0 102400 0 100000 0 0 105000 0 124300 0 0 125000 0 0 815000 808000 129000 2012 0 1290000 970000 975000 1104000 1000000 1039600 995000 1005000 1259000 1110000 0 1047800 1050000 1379000 1340000 1381000 1320500 930000 0 0

14
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

9 Gorontalo Jambi Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Kabupaten Cirebon Kabupaten Garut Kabupaten Indramayu Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang Kabupaten Kuningan Kabupaten Majalengka Kabupaten Majalengka Kabupaten Majalengka Kabupaten Majalengka Kabupaten Purwakarta Kabupaten Purwakarta Kabupaten Purwakarta Kabupaten Subang Kabupaten Subang Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sumedang Kabupaten Tasikmalaya Kota Bandung Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Tekstil Garmen Lain Lain Non Sektor Non Sektor Tekstil Garmen Lain Lain Perdaganga n / Jasa Non Sektor Tekstil Garmen Lain Lain Non Sektor Manufaktur Non Sektor Tekstil Garmen Non Sektor Non Sektor Non Sektor / / / / 710000 900000 0 825000 735000 854145 111100 0 111750 0 113677 8 700000 720000 790000 860000 835000 890000 101500 0 101500 0 746400 941400 671500 0 105897 8 775000 111800 0

0 762500 102800 0 732000 906190 802000 944190 115900 0 0 0 749000 763000 0 0 0 961200 0 0 791200 0 850000 0 111013 0 860000 118843 5 0 1142500 0 980000 880000 994864 1269227 0 0 805000 880000 0 0 0 1047500 0 0 862500 0 885000 0 1007500 946000 1271625

15
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah

Kota Banjar Kota Bekasi Kota Bekasi Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cimahi Kota Cirebon Kota Depok Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Kabupaten Bandung Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Bekasi Kabupaten Bogor Kabupaten Ciamis Kabupaten Cianjur Non Kabupaten Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Jepara Kabupaten Karanganyar Kabupaten Kebumen Kabupaten Kendal Kabupaten Klaten Kabupaten Kudus Kabupaten Magelang

Non Sektor Non Sektor Tekstil Garmen Otomotif Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor /

689800 115500 0 125700 0 130000 0 971200 110730 4 840000 115700 0 850000 780000 106050 0 110522 5 116897 4 105691 4 699815 743500 0 662000 702000 761000 700000 780000 735000 775000 752000

732000 127500 0 0 0 107910 0 117248 5 923000 125363 6 860000 865000 112300 0 117595 9 128642 1 117206 0 741800 810500 0 730000 735000 801500 727500 843750 766022 840000 795000

780000 1422252 0 0 1174200 1209442 980000 1424797 890000 950000 1223800 1236991 1491866 1174200 793750 876500 0 765000 800000 846000 770000 904500 812000 889000 837000

16
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah

Kabupaten Pati Kabupaten Pekalongan Kabupaten Pemalang Kabupaten Banyumas Kabupaten Purbalingga Kabupaten Purworejo Kabupaten Rembang Kabupaten Semarang Kabupaten Sragen Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Tegal Kabupaten Temanggung Kabupaten Wonogiri Kabupaten Wonosobo Kabupaten Batang Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Kabupaten Blora Kabupaten Boyolali Kabupaten Brebes Kabupaten Cilacap Kabupaten Demak Kabupaten Grobogan

Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor

733000 760000 675000 670000 695000 719000 702000 824000 724000 769500 687500 709500 695000 715000 745000 745000 785000 803185 939756 760000 700000 742000 748000 681000 760000 813400 687500

769550 810000 725000 750000 765000 755000 757600 880000 760000 790500 725000 779000 730000 775000 805000 795000 826252 843469 961323 810000 735000 816200 800500 717000 790000 847987 735000

837500 873000 793000 795000 818500 809000 816000 991500 810000 843000 780000 866000 775000 825000 880000 0 864450 901396 0 895500 795000 855500 836000 775000 852000 893000 785000

17
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur

Kabupaten Bangkalan Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Blitar Kabupaten Bojonegoro Kabupaten Bondowoso Kabupaten Gresik Kabupaten Gresik Kabupaten Jember Kabupaten Jombang Kabupaten Kediri Kabupaten Lamongan Kabupaten Lumajang Kabupaten Madiun Kabupaten Magetan Kabupaten Malang Kabupaten Mojokerto Kabupaten Mojokerto Kabupaten Nganjuk Kabupaten Ngawi Kabupaten Pacitan Kabupaten Pamekasan Kabupaten Pasuruan Kabupaten Ponorogo Kabupaten Probolinggo

Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Perdaganga n / Jasa Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Lain Lain Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor

775000 824000 830000 825000 0 101040 0 0 830000 790000 871000 875000 688000 685000 650000 100000 5 100915 0 0 650000 665000 630000 900000 100500 0 0 744000

850000 865000 737000 870000 0 0 0 875000 866500 935500 900000 740000 720000 705000 107760 0 110500 0 0 710000 725000 705000 925000 110700 0 0 814000

885000 915000 820000 930000 800.000 1257000 0 920000 978200 999000 950000 825391 775000 750000 1130500 1234000 0 785000 780000 750000 975000 1252000 745000 888500

18
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kepulauan

Kabupaten Sampang Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Situbondo Kabupaten Sumenep Kabupaten Trenggalek Kabupaten Tuban Kabupaten Tulungagung Kota Batu Kota Blitar Kota Kediri Kota Madiun Kota Malang Kota Mojokerto Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Surabaya Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten

Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Pertambang an Makanan / Minuman Keuangan / Asuransi Perdaganga n / Jasa Non Sektor Pertambang an Non Sektor Non Sektor

690000 100500 0 0 730000 0 870000 0 989000 663000 906000 685000 100626 3 805000 865000 741000 103150 0 102450 0 102450 0 108000 0 106500 0 135700 0 118500 0 986590 108525 0 100200 0 925000

725000 110700 0 0 0 0 935000 0 110500 0 0 975000 0 107988 7 835000 926000 810200 111500 0 802500 112600 0 0 0 0 0 113458 0 0 0 975000

800000 1252000 802500 825000 760000 970000 815000 1100251 815000 1037500 812500 1132254 875000 975000 0 1257000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Riau Kepulauan Riau Lampung Lampung Kota Batam Non Kabupaten Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Way Kanan Kabupaten Tulang Bawang Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Kabupaten Buru Non Kabupaten Non Sektor Non Sektor Non Sektor 111000 0 767500 0 0 855000 862500 1402000 0 0

Lampung Lampung Lampung Lampung Maluku Maluku Maluku Maluku Maluku Maluku Maluku Utara Nangroe Aceh Darussalam Nangroe Aceh Darussalam Nangroe Aceh Darussalam Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Papua Papua

Non Sektor Non Sektor Non Sektor Makanan / Minuman Non Sektor Pertambang an Makanan / Minuman Perminyaka n Perdaganga n / Jasa Perdaganga n / Jasa Non Sektor

0 776500 0 776500 840000 122500 0 915000 131000 0 890000 0 0 130000 0

866000 863500 865000 0 900000 0 0 0 0 106500 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Non Kabupaten

Non Sektor

Non Kabupaten

Lain Lain

135000 0

Kota Aceh

Banda

Otomotif

Non Kabupaten

Non Sektor

730000

Non Kabupaten

Non Sektor

800000 121000 0 132800 0 132800

850000

Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten

Non Sektor Pertambang an Perminyaka

0 0 0

0 0 0

20
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

n Papua Riau Riau Riau Riau Riau Non Kabupaten Non Kabupaten Kabupaten Bengkalis Kabupaten Indragiri Hilir Kabupaten Indragiri Hulu Kabupaten Kampar Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Pelalawan Kabupaten Rokan Hulu Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Siak Kota Dumai Kota Pekanbaru Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Kota Palu Non Kabupaten Non Kabupaten Kota Kendari Kota Kendari Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Properti / Real Estat Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor

0 132800 0 101600 0 0 0 0 0 0 112000 0 0 125000 0 0 0 0 1238000 1270000 0 1389000 1345000

Riau

Non Sektor

1270000

Riau Riau Riau Riau Riau Riau Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan

Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Non Sektor Pertambang an Non Sektor Lain Lain Non Sektor Non Sektor Non Sektor

0 0 0 0 0 0 0 100000 0 777500 785.000 0 900000 0 110000 0 0 0 927825

0 0 0 0 0 0 0 110000 0 827500 0 930000 0 970000 0 103550 0 105500 0 0

1250000 1265000 1287000 1310000 1287000 1260000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1150000 1195220

21
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara

Non Kabupaten Non Kabupaten

Pertambang an Lain Lain IT / Telekomuni kasi Keuangan / Asuransi Perdaganga n / Jasa Properti / Real Estat Non Sektor Non Sektor Non Sektor Makanan / Minuman

974216 0

113000 0 110090 0 110086 2 115500 0 115400 0 175000 0 103550 0 117000 0 119700 0 131670 0

0 0

Non Kabupaten

Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Non Kabupaten Kota Binjai Kota Medan Kota Medan

0 974216 0 965000 0 0 0

0 0 0 1200000 0 0 0

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT PENETAPAN UPAH MINIMUM


1. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 2. Permenakertrans No. Per-17 /Men/VIII/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per-01/MEN/1999 tentang Upah Minimum jo Kepmenakertans No: KEP-226/MEN/2000 tentang Perubahan Pasal 1,3,4,8,11,20 dan 21 Permenaker No. Per-01/Men/1999 tentang Upah Minimum 4. Kepmenakertrans No. Kep-231/Men/2003 tentang tata cara penangguhan pelaksanaan upah minimum 5. Keputusan Presiden No.107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan 6. Peraturan Menakertrans No: Per-03/MEN/I/2005 tentang Tata cara Pengusulan Keanggotaan Dewan Pengupahan Nasional 7. Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1981 tentang Perlindungan Upah

Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum Pengusaha yang tidak mampu melaksanakan upah minimum dapat mengajukan penangguhan. Permohonan penangguhan didasarkan atas kesepakatan tertulis antara
22
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

serikat pekerja yang terdaftar pada Depnaker dan didukung oleh mayoritas pekerja di perusahaan yang bersangkutan dengan pengusaha, atau kesepakatan pengusaha dengan pekerja yang mewakili lebih dari 50% pekerja penerima upah minimum bagi perusahaan yang belum ada serikat pekerja disertai dengan : a. salinan kesepakatan bersama b. salinan akte pendirian perusahaan c. laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan rugi/laba beserta penjelasan-penjelasan untuk 2(dua) tahun terakhir. d. Perkembangan produksi dan pemasaran selam 2(dua)tahun terakhir e. Data upah menurut jabatan pekerja f. Jumlah pekerja seluruhnya dan jumlah pekerja yang dimohonkan penangguhan pelaksanaan upah minimum g. Surat pernyataan kesediaan perusahaan untuk melaksanakan upah minimum yang baru setelah berakhirnya waktu penangguhan Persetujuan penangguhan berlaku untuk waktu paling lama 1(satu) tahun.

C. MEKANISME PENETAPAN UPAH MINIMUM Penetapahan Upah Minimum harus memperhatikan Permenakertrans No 17/2005 tentang Komponen dan pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak(KHL) yang adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non fisik dan sosial untuk kebutuhan 1(satu) bulan dan berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1(satu) tahun. Nilai KHL diperoleh melalui survey harga yang dilakukan oleh tim tripartit (untuk pemerintah diwakili oleh Badan Pusat Statistik (BPS)).
Survey KHL Upah Minimum

Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan pengupahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan sistem pengupahan nasional dibentuk Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

23
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Sedangkan definisi dari Dewan pengupahan sendiri adalah suatu lembaga non struktural yang bersifat tripartit. Keanggotaan Dewan Pengupahan terdiri dari unsur pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/-serikat buruh dengan komposisi 2:1:1 serta unsur perguruan tinggi dan pakar. Masa jabatan dewan pengupahan untuk 1(satu) kali masa jabatan selama 3(tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1(satu) kali masa jabatan berikutnya. Nilai KHL ditetapkan oleh Dewan Pengupahan atau Bupati/Walikota setempat.

Mekanisme Penetapan UMP


Dinas Kab/Kota
Survey pasar & Pengumpulan penyampaian data Kab/Kota

Dewan Pengupahan
data bahan perumusan upah minimum

Dinas Prov. (pengolahan data)Penyampaian data propinsi Dewan Pengupahan Prov.


laporan

usulan

Gubernur (Penetapan UMP)

MENAKERTRANS

Mekanisme Penetapan UMK


Dewan Pengupahan Kab/Kota (Perumusan)
penyampaian rumusan Survey pasar & Pengumpulan data bahan perumusan upah minimum

Dinas Kab/Kota

Bupati/Walikota (Rekomendasi) TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

24

usulan

Gubernur (Penetapan UMK)


Saran&pertimbangan

Dewan Pengupahan Prov.


laporan

MENAKERTRANS

Upah minimum tersebut ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/Walikota dan berdasarkan usulan komisi penelitian pengupahan dan jaminan sosial dewan ketenagakerjaan Daerah.

D. FAKTOR-FAKTOR MINIMUM

PERTIMBANGAN

DALAM

PENENTUAN

UPAH

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat upah : 1. Pendidikan & ketrampilan kerja 2. Kondisi pasar kerja (permintaan dan penawaran) 3. Biaya hidup (indeks harga konsumen/IHK) 4. Kemampuan perusahaan membayar biaya produksi 5. Kemampuan serikat pekerja (keberadaan dan kekuatan SP) 6. Produktiitas kerja (prestasi tenaga kerja) 7. kebijakan dan investasi pemerintah (upah minimum) Pertimbangan penetapan upah minimum: a. Kebutuhan hidup minimum (KHM) / Kebutuhan Hidup Layak (KHL) b. indeks harga konsumen (IHK) c. kemampuan, perkembangan dan kelangsungan perusahaan d. upah pada umumnya yang berlaku di daerah tertentu dan antar daerah e. kondisi pasar kerja
25
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

f. tingkat perkembangan perekonomian dan pendapatan per kapita g. Produktivitas (jumlah Produk Domestik Regional Bruto/PDRB : jumlah tenaga kerja pada periode yang sama) h. Usaha yang paling tidak mampu (marginal) khusus untuk UMSProp dan tk.UMSKab juga mempertimbangkan kemampuan perusahaan secara sektoral. E. PENGAWASAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM Pengawasan atas pelaksanaan upah dapat dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan. Peraturan akan pengawasan ketenagakerjaan ini diatur dalam BAB XIV UU No. 13 tahun 2003. Pengawasan ketenagakerjaan ini dilaksanakan untuk mengawasi dan menegakkan hukum ketenagakerjaan. Dalam hal pengawasan atas pelaksanaan upah minimum, hal tersebut berada pada kewenangan Pemerintah Provinsi, yang dilaksanakan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi. Namun, dalam pelaksanaannya di lapangan, masih banyak terdapat kendala-kendala : a. kurangnya kurangnya pegawai pengawas ketenagakerjaan di tingkat provinsi sementara wilayah kerja cukup luas b. kurangnya SDM pegawai pengawas ketenagakerjaan dan kurangnya kesadaran Bupati/Walikota dan Gubernur akan pentingnya pengawasan ketenagakerjaan. Larangan Upah di bawah Upah Minimum Dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 90 (1) dinyatakan bahwa pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum . Selanjutnya, dalam Permenakertrans No.PER-01/MEN/1999 pasal 13 ayat 1 & 2 dinyatakan bahwa : 1. Perusahaan dilarang membayar upah lebih rendah dari UMP atau UMK atau UMSP atau UMSK. 2. dalam hal daerah sudah ada penetapan UMK perusahaan dilarang membayar upah lebih rendah dari UMK. Sanksi Apabila pengusaha melanggar ketentuan upah minimum, Gubernur dapat menjatuhkan sanksi dengan mengacu pasal 185 UU No. 13 tahun 2003 yaitu pidana

26
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

penjara minimal 1(satu) tahun dan maksimal 4 (empat) tahun, dan/atau denda paling sedikit Rp 100juta dan maksimal Rp 400juta.

27
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN Upah minimum harus dikembalikan kepada prinsip sebagai upah yang diberikan kepada buruh sebagai jaring pengaman. Upah minimum itu diharapkan hanya berperan sebagai jaring pengaman agar upah tidak jatuh pada level di bawah kewajaran. Artinya, jika buruh bekerja dengan baik, maka buruh akan menikmati tingkat kehidupan yang cukup layak dan setidaknya berada pada garis kemiskinan. Oleh karena itu upah minimum hanya diterapkan pada pekerja yang masa kerjanya 0 (nol) tahun. Sedangkan upah di atas upah minimum ditetapkan sesuai dengan hasil perundingan bipartit antara pengusaha dengan serikat pekerja. Dengan demikian pengupahan masih memerlukan campur tangan pemerintah dalam hal ini penetapan upah minimum sebagai jaring pengaman (safety net). Harus ditegaskan lagi bahwa tingkat upah riil di setiap perusahaan haruslah diarahkan sebagai hasil perundingan kolektif yang harus lebih tinggi dari upah minimum. Penghitungan upah harus berdasarkan prinsip keadilan. Untuk mencapai hal tersebut minimum. terdapat kendala karena penetapan yang adanya ketidakkonsistenan pengaturah upah upah minimum sekarang ini dengan cenderung Standardisasi penghitungan diberlakukan

menggunakan data garis kemiskinan regional sebagai acuan. Penetapan mengundang upah minimum karena kontroversi dasar perhitungannya menimbulkan perbedaan

persepsi cara menghitung upah minimum antara serikat pekerja dan asosiasi pengusaha. Sudah terjadi banyak kasus bahwa tidak mudah mencari kata sepakat besarnya upah minimum dari kedua pihak ini. Upah minimum yang ditetapkan seringkali dipersepsikan terlalu tinggi oleh pengusaha, sehingga UMK yang seharusnya merupakan upah minimum dalam prakteknya menjadi upah maksimum. Perselisihan perhitungan upah minimum perlu diminimalkan.

28
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

29
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

30
TUGAS MSDM (ANALISA PENETAPAN UMK DI INDONESIA) PITA ROSMERI

Anda mungkin juga menyukai