Anda di halaman 1dari 8

Tanda Stres Pada Bayi >> Thursday, 7 January 2010 Tak mudah mengenali tanda-tanda stres pada bayi

(0-12 bulan) karena keterbatasan cara berkomunikasinya. Lantaran itu, orangtua sebaiknya peka akan perubahan perilaku bayi. Tanda-tanda stres yang dapat dikenali pada bayi adalah: - Kerewelan atau tangisan yang berkepanjangan. - Tidur gelisah, sebentar-sebentar terbangun. - Nafsu makan/minum menurun. Atau ketika ditimbang pertambahan berat badannya tidak menggembirakan, bahkan mungkin menurun. - Ketika diajak bermain, seperti tak bersemangat atau malah menangis. - Maunya selalu digendong dan tak mau ditinggal. - Menunjukkan perilaku agresif dengan merebut atau memukul. - Memalingkan wajah atau menangis ketika melihat ibu/ayah karena merasa Anda tak memerhatikannya. Penyebab stres 1. Merasa tak nyaman Stres pada usia bayi sebenarnya lebih cenderung sebagai respons ketidaknyamanan yang dialami secara berkepanjangan. Misalnya celana basah atau kotor karena pipis atau BAB, namun tidak lekas ditangani. Solusi: Peka akan kebutuhan bayi dengan selalu cepat merespon apa yang menjadi kebutuhannya. 2. Sakit Kemungkinan juga bayi merasa tak nyaman karena mengalami sakit. Solusi: Periksakan si kecil pada dokter. Untuk mengurangi ketidaknyaman pada tubuhnya, sering-seringlah memeluk tubuhnya. Jangan lupa untuk memberikan ASI karena ada zat kekebalan tubuh alami terkandung di dalamnya. 3. Merasa diabaikan Contoh yang paling sering ditemui yakni setelah cuti melahirkan selesai, ibu harus kembali bekerja, sehingga pengasuhan diserahkan pada sosok pengganti. Hal ini menyebabkan bayi kehilangan sesuatu yang membuatnya aman dan nyaman. Solusi: Persiapkan sedini mungkin sehingga bayi tidak merasa ditinggalkan begitu saja. Tentukan siapa yang akan mengasuhnya. Pastikan ia mendapatkan pengasuhan dan perawatan yang baik dan nyaman. Usai ibu bekerja, berikan kenyamanan dengan cara memeluk, mencium, dan mengajaknya bermain. 4. Overstimulasi Hal ini kerap tidak disadari orangtua karena khawatir bayinya kurang mendapat stimulasi seperti yang dianjurkan para pakar. Solusi: - Peka terhadap tanda-tanda kebosanan yang ditunjukkan anak. Contoh, bayi yang sudah bosan umumnya akan rewel atau memberontak ingin bebas dari pegangan kita. - Ketahui tahapan perkembangan anak per usia. Dengan begitu, kita mengetahui kemampuan apa saja yang sudah harus dikuasai anak dan kemampuan mana yang belum saatnya diajarkan. 5. Kepanasan atau kedinginan Perubahan cuaca yang sangat drastis atau tidak menentu bisa juga menyebabkan si kecil stres. Suasana rumah yang terlalu ramai juga kerap kali membuat si kecil merasa tidak tenang. Solusi Antisipasi sebelum masalah datang. ketika cuaca sedang terik, kenakan anak baju tipis atau nyalakan AC jika perlu. Atau jika rumah didatangi banyak orang, carikan ruangan yang kira-kira masih memungkinkan untuk bayi

beristirahat. Dengan mengetahui tanda-tanda stres pada bayi di atas, kita bisa segera mengambil tindakan agar bayi merasa aman dan nyaman. Mudah-mudahan bermanfaat! tags: bayi stres, tanda bayi stres, anak kecil stres, ciri-ciri bayi stres, penyebab stres pada bayi, menangani bayi yang stres, memberi solusi pada bayi stres.

27 comments: kelirirenk, 7 January 2010 08:17 Ternyata si kecil bisa juga stress, Makasih sharingya, ini yang jarang diketahui para orang tua Indahnya Berbagi, 7 January 2010 13:04 terimakasih sharingx ukh, nice artikel jhonson blog, 7 January 2010 14:10 ini sangat berguna bagi calon ibu yg pertama kali punya bayi :).tips diatas sudah bagus,selanjutnya ibu2 bisa belajar dari pengalaman dari hari ke hari dlm merawat bayinya :).makanya untuk anak pertama jgn diasuh oleh org lain,alangkah baiknya sang ibu minimal 80% turun tangan merawat bayinya sendiri. alam hijau, 7 January 2010 15:31 Soal bayi saya punya pengalaman menarik. Adik saya dilahirkan setelah saya berumur sekitar 7 tahun. Ketika dia masih berumur sekitar 6 bulan, saban hari dia menangis kencang sekali, pagi, siang dan sore, bahkan malam dan dinii hari. Pokoknya dia hanya diam ketika sedang tidur. Kebiasaan merepotkan itu berlangsung hampir satu bulan. Itu sekitar tahun 80-an. Ibu saya berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi persoalan tersebut. Ke dokter dan ke dukun. Tetapi tak kunjung bisa menghentikan kebiasaan yang merepotkan tersebut. Kemudian, suatu ketika ada orang yang menyarankan untuk memijatkan adik saya yang masih bayi tersebut. Tak diduga, ternyata setelah dipijatkan dia tidak pernah menangis seperti itu lagi. Sungguh mengejutkan kami semua. Ada yang bilang, ada kemungkinan adik saya tersebut keseleo atau kecetit, sehingga setelah dipijat menjadi sembuh. Itu beberapa puluh tahun yang lalu, ketika pijat bayi belum populer atau bahkan belum diperkenalkan seperti saat ini. Pengalaman tersebut sering diceritakan kepada orang lain, sehingga menjadi bahan pelajaran bagi mereka yang membutuhkan. Aku Cuma Seorang Blogger Yang Cinta Seo, 7 January 2010 16:19 mudah-mudahan berguna nantinya buat saya, soalnya saya masih melajang. Jangankan punya bayi, punya istri aja belum. selamat ngeblog dan berbagi tentang dunia anak. Mohon dukungannya untuk kontes saya ya.... terimakasih narti, 7 January 2010 17:11

@ jhonson, setuju, jangan sepenuhnya menyerahkan urusan anak ke pengasuh. @ alam hijau, terima kasih masukannya. Willyo Alsyah P. Isman, 7 January 2010 17:27 selamat mlm...kunjungan makan malam... wah...si kecil juga bisa stres ya..kirain orang gede' aja yang stres... psikologi dan konseling, 8 January 2010 08:43 memang harus lebih teliti dalam merawat bayi, harus hafal tanda tanda yang sedang terjadi pada bayi. thanks mbak narti. Umarr Hasan, 8 January 2010 10:55 wah saya butuh banget nih blog kaya gini buat karya tulis saya . thanxs ya gan . please visit back and koment -freesoftwareNURA, 8 January 2010 11:21 salam sobat trims infonya mba,, ternyata stress ngga hanya dewasa ya,,bayipun bisa stress..dan bisa diketahui tanda2nya. siip banget artikelnya. Misbah el munir, 8 January 2010 14:43 Oh..gitu toh, memang musti pandai paham/mengerti si kecil. Nah..Kalo orang dewasa stress obatnya iman dan taqwa, haha..! (joke) Trimakasih sangat membantu. RemajaBerperan, 8 January 2010 21:16 info bagus nih buat para orangtua GemaNasyid, 8 January 2010 21:17 bayi juga stres toh! KandangTips, 8 January 2010 21:17 Dikasih tipsnya donk untuk ngehadapinya. msafru, 9 January 2010 06:28 Thank's infonya sob kirain cuma orang dewasa aja yang bisa stress narti, 9 January 2010 09:21 @ KandangTips, lah itu sudah ada solusinya.... heru, 9 January 2010 09:49

mantap dan keren nich mbak tipsnya, sangat bermanfaat buat saya, thanks ya gambutku, 9 January 2010 18:20 tidak mesti orang dewasa ya yg bisa stress.:D lina@happy family, 9 January 2010 23:02 Orang tua harus tau nih, supaya stres pada bayi bisa segera diatasi... rumahbisnis21, 10 January 2010 10:35 Thanks infonya Mbak.High Quality Posting Osi, 10 January 2010 11:37 Duuueeecchhh...jadi pengen punya momongan.... Pasti gemesin...kalo liat yang imut2 Rizky2009, 10 January 2010 11:44 pelajaran yang sangat berharga nih liudin, 10 January 2010 16:33 ternyata bayi juga bisa stress ya... baru tahu Ahmad Ramadani, 11 January 2010 07:55 ternyata bayi bisa stess juga toh :D narti, 11 January 2010 17:51 untuk semua teman yang sudah menuliskan komentar, terima kasih banyak ya. xero, 14 January 2010 08:06 oh bayi bisa stres juga, kemarin saya baru posting soal stres juga hehehe Wiran, 22 January 2010 04:11 Terima kasih sobat, info yang menarik..
Search Her

HOME | DAFTAR ISI |CERPEN RAKYAT DAERAH | SOFTWARE | LINK EXCHANGES

Get paid to share your links!

<p>Your browser does not support iframes.</p>

Anda Berada di : Home > Psikologi > Gejala-gejala stress pada anak dan cara penanggulangannya Gejala-gejala stress pada anak dan cara penanggulangannya

GEJALA-GEJALA STRESS PADA ANAK DAN CARA PENANGGULANGANNYA Gejala-gejala stress pada anak memang sangat susah dikenali dibandingkan dengan gejala-gejala stress pada orang dewasa. Ini di karenakan anak terkendala dari cara mengkomunikasikan apa yang sedang dialaminya, perasaan takut apa yang sedang dihadapi, cederung tertutup dan lain-lain. Orang tua harus mengetahui apa gejala-gejala stress pada anak. Ini penting karena stress yang dalam dapat berakibat sangat luas pada pribadi dan prestasi anak, bahkan berpengaruh pada perubahan tingkah laku dan fisik anak. Gejala-gejala stress pada anak adalah sebaga berikut: Anak menampilkan tanda-tanda depresi Mudah marah dan kehilangan minat pada aktivitas pavoritnya Lelah, gelisah dan agitasi Mengeluh sakit fisik seperti sakit perut (mencret) ataupun sakit kepala Minat belajar menurut dan prestasi yang anjlok Kemungkinan anak akan berubah tingkah laku dari seorang yang ramah menjadi pendiam, ataupun sebeliknya dari seorang yang penurut menjadi seorang yang sering membantah Anak berubah menjadi seorang pembohong bahkan mencuri atau melakukan perbuatan jahat lainnya sebagai bentuk pelarian. Anak kurang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas rumah Anak menjadi lebih tergantung dengan orang tua atau mengacuhkan orang tua Kurang percaya diri dan bersikap malas

Gejala-gejala stress pada anak harus cepat ditanggulangi sebelum gejala-gejala tersebut mengalami generalisasi terhadap tingkah laku negatif lainnya. Anak yang stress berat bahkan bisa bersikap destruktif (merusak) bahkan bunuh diri jika tidak cepat ditanggulangi. A. Penyebab stress pada anak Penyebab stress pada anak bermacam-macam sumbernya. Bahkan segala sesuatu yang ada di lingkungan anak, respon, tuntutan dan aktivitasnya keseharian berpotensi menjadi sumber stress baginya. Sehingga penting bagi orang tua untuk mengenali faktor-faktor penyebab stress pada anak, sehingga mereka mampu mengambil tindakan pertolongan bagi anak-anak mereka agar coping (pertahanan) dengan stress yang dihadapi serta mampu mencegah atau menghindari terjadinya stress pada anak. Menurut Prof. Marian Marion dalam bukunya Guidance for young children, ada dua faktor utama penyebab stress (stressors) pada anak yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal

Yang termasuk dalam faktor internal antara lain rasa lapar, rasa sakit, sensitivitas terhadap bunyi/keributan, perubahan suhu, dan kondisi keramaian (kepadatan manusia). Menurut spesialis pengembangan manusia dari University of Illinois Cooperative Extension (Christine M. Todd), stress fisik (seperti rasa lapar, mengantuk atau mendapat peringatan akibat tingkah laku yang kurang baik) merupakan penyebab utama masalah tingkah laku pada anak

Faktor Eksternal

Yang faktor eksternal meliputi perpisahan atau perceraian dalam keluarga, perubahan dalam komposisi keluarga, menghadapi pertengkaran dan konflik, menghadapi kejahatan, mengalami tindakan kekerasan dari sesama teman (bullying), kehilangan sesuatu yang berharga misalnya hewan kesayangan, diperhadapkan dengan tugas yang harus diselesaikan secara bertubi-tubi, terburu-buru (hurrying), dan kehidupan sehari-hari yang tidak teratur dengan baik.

Sebenarnya stress dapat berdampak positif maupun negative pada anak. Ini di dipengaruhi oleh umur dan tingkatan stres. Stress yang berdampak positif (misalnya mengikuti kejuaraan tertentu dan belajar mengendarai sepeda) merupakan bagian yang normal dari kehidupan anak setiap hari. Berkaitan dengan umur, semakin muda anak, semakin besar dampak yang ditimbulkan dari hal-hal baru, dan semakin kuat serta potensial pula stress negatif terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak negatif dari stress lebih banyak terjadi pada anak-anak yang berumur di bawah 10 tahun, yang memilki temperamen menurun seperti sulit atau slow but warm-up, dan yang dilahirkan prematur. Stress yang terjadi secara berkepanjangan (chronic stress) sangat membahayakan bagi kesehatan dan perkembangan mental anak, seperti menurunkan kekebalan tubuh (immune system) untuk melawan penyakit dan infeksi, merusak system pencernaan, menghambat pertumbuhan, merusak emosi, perkembangan fisik dan sel-sel otak anak. B. Cara pencegahan stress pada anak Pencegahan dan penanggulangan stess pada anak harus dilakukan sedini mungkin dengan cara-cara yang tepat. Jangan sampai tindakan yang diambil oleh orang tua, hanya menambah beban stress yang di derita oleh anak. Strategi pengendalian ini haruslah didasarkan pada tingkat perkembangan anak karena hal ini sangat berkaitan dengan kemampuan anak untuk mengerti dan memahami keadaan yang sedang mereka alami. Para pakar psikologi anak menyebutkan bahwa ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah serta mengurangi stres pada anak seperti dibawah ini: Menyediakan lingkungan yang mendukung bagi anak dimana mereka dapat bermain atau mengekpresikan bakat seni mereka. Istirahat yang cukup dan nutrisi yang baik dapat menolong anak-anak dalam mengatasi stress. Menyediakan waktu yang berkualitas dengan anak setiap hari. Biarkan anak mengutarakan masalah yang sedang dihadapi dan menuliskannya. Pada kesempatan ini anak diajak bermain bersama-sama atau berbicara dari hati ke hati tentang bebagai masalah yang dihadapi oleh mereka serta mencari jalan keluar bersama. Ajarkan anak untuk mentransfer strategi pengendalian stress kepada situasi yang lain. Dengan demikian mereka akan merasa bahwa mereka sangat berarti bagi orang tua mereka. Sebelum anak menghadapi hal-hal baru dalam keluarga yang dapat menyebabkan stress (misalnya kelahiran anggota keluarga baru), maka perlu bantuan orang tua mempersiapkan anak dengan cara untuk memberikan pemahaman tentang hal-hal baru yang akan terjadi dalam keluarga. Hal ini akan menolong mengurangi beban stress anak. Namun, persiapan yang berlebih-lebihan juga dibuktikan dapat menyebabkan lebih banyak stress. Orang tua dapat menilai apakah pemahaman yang diberikan sudah cukup atau belum dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya jika ia ingin mengetahui lebih banyak. Menolong anak-anak untuk mampu mengidentifikasi berbagai strategi penanggulangan stres (misalnya meminta pertolongan jika ada seseorang yang menggoda/mengganggu, mengatakan kepada mereka kalau kamu tidak menyukainya atau meninggalkan orang yang mengganggu). Menolong anak-anak untuk mengenal, menamai, menerima dan mengekspresikan perasaan mereka secara tepat. Mengajarkan kepada anak-anak teknik relaksasi (beristirahat). Berikan saran-saran seperti: tarik napas yang dalam, berhitung mendur, tarik dan regangkan otot -ototmu, bermain dengan adonan tanah liat, berdansa atau membayangkan tempat-tempat yang disukai untuk dikunjungi dan menghayal mengunjungi tempat-tempat tersebut). Latihan menggunakan berbicara pada diri sendiri (self-talk skills) seperti saya akan mencoba, saya piker saya mampu melakukannya, ini akan menolong anak dalam mengendalikan stress mereka. Beberapa strategi dasar meliputi penerapan strategi disiplin positif, mengikuti rutinitas secara konsisten, dan meningkatkan kerja sama. Jangan membebani anak dengan masalah yang sedang dihadapi orang tua. Tetapi katakanlah kepada mereka tujuan hidup keluarga dan diskusikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan sikap yang menyenangkan. Berilah pujian pada anak ketika mereka melakukan hal-hal yang baik dan jangan lupa untuk memberikan pelukan dan ciuman. Gunakanlah humor sebagai buffer terhadap perasaan-perasaan dan situasi yang kurang baik. Anak yang mempelajari humor akan lebih baik untuk menjaga segala sesuatu dalam persepsi.

Jangan memberikan beban yang berlebihan kepada anak dengan aktivitas dan tanggung jawab diluar sekolah. Biarkan anak-anak untuk belajar mengatur waktu mereka dengan baik. Jangan meminta mereka untuk selalu menjadi nomor satu dalam segala hal. Berikanlah contoh dan teladan yang baik kepada mereka sehingga mereka akan meniru tingkah laku orang tuanya. Tunjukkan kepada mereka keahlian untuk mengontrol pengendalian diri dan keahlian untuk mengendalikan stress. Dengan melihat hal ini akan memberikan keuntungan bagi mereka karena nantinya mereka akan mampu mengendalikan stress mereka secara baik.

Bagaimanapun juga, stress pada anak sangatlah beragam, sehingga cara pencegahan dan penanggulangannya harus disesuaikan dengan penyebabnya. Orang tua yang baik dan bijak hendaknya selalu belajar dan mencari referensi untuk mencegah stress yang berlarut-larut pada anak. Stress yang berlarut-larut akan merusak keprbadian anak. Sungguh suatu tindakan yang bijak dari orang tua, jika mengambil tindakan yang tepat sedini mungkin, untuk mencegah dan menanggulagi stress pada anak.

Anda mungkin juga menyukai