Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN HEPATITIS

Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ). Hepatitis merupakan suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatitis dalam bahasa awam sering juga disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda yang berarti organ hati, bukan penyakit hati. Namun asumsi yang berkembang dalam masyarakat mendefinisikan lever adalah penyakit radang hati. Sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kerancuan, karena tidak semua sakit kuning disebabkan oleh radang hati, tetapi dapat juga karena ada peradangan pada kantung empedu. Peradangan hati dapat disebabkan oleh infeksi berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan protozoa. Namun pada umumnya disebabkan oleh virus (hepatitis virus). Radang hati juga dapat terjadi akibat bahan-bahan kimia yang meracuni hati, obatobatan, dan alkohol, yang disebut juga dengan hepatitis non-virus. Hepatitis akibat obatobatan hanya menyerang orang yang sensitif. Pada umumnya hepatitis virus akut mempunyai gejala-gejala sebagai berikut : - Tingkat awal merasa cepat lelah, tidak napsu makan, sakit kepala, pegal-pegal di seluruh badan, lemah, mual, dan kadang disertai muntah, dan selanjutnya demam. - Fase kuning (ikterik) : ditandai dengan urin berwarna kuning kehitaman seperti air teh dan feses berwarna hitam kemerahan. Bagian putih dari bola mata, langit-langit mulut dan kulit menjadi berwarna kekuning-kuningan. Fase ini berlangsung kurang lebih selama menghilang. Umumnya penyembuhan sempurna memerlukan waktu sekitar 6 bulan . Tidak semua penderita hepatitis menunjukan gejala seperti di atas, ada juga yang tidak 2-3 minggu; - Fase penyembuhan : ditandai dengan berkurangnya gejala dan warna kuning

menunjukan warna kuning. Selain melihat gejala klinis diperlukan juga pemeriksaan laboratorium seperti SGOT, SGPT, bilirubin, dan asam empedu. Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik. Hepatitis virus dibagi menjadi 5 berdasarkan jenis virus penyebabnya, yaitu : virus hepatitis A (VHA), B (VHB), C (VHC), D (VHD), dan E (VHE). Hepatitis virus dapat menjadi kronis dan bisa berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati. Hepatitis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus berbahaya yang menyerang liver. Hepatitis yang biasa diderita adalah dalam bentuk virus Hepatitis A (VHA), hepatitis B (VHB) dan hepatitis C (VHC). Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh dan darah, serta melalui kegiatan kontak seksual, menindik dan menato anggota tubuh. Jika virus ini masuk ke dalam tubuh, biasanya penderita tidak merasakan keluhan apapun. Jika penyakit ini dibiarkan tanpa pengobatan maka akan menyebabkan kematian akibat kerusakan hati atau kanker hati yang parah. Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Penyebab : Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab : hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan oleh virus, alkohol, narkoba, obat-obatan (termasuk obat yang diresepkan), atau racun. Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik seperti MAC (lihat Lembaran Informasi (LI) 510) atau CMV (lihat LI 501). Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, yang dapat terjadi bahkan pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga bisa mengakibatkan goresan hati (sirosis) dan gagalnya fungsi hati, yang bisa mematikan. Banyak kasus hepatitis tidak diobati karena dikira hanya serangan flu biasa. Gejala hepatitis yang paling umum adalah

nafsu makan hilang, kelelahan, demam, pegal sekujur tubuh, mual dan muntah serta nyeri pada perut. Pada kasus yang parah dapat terjadi air seni yang berwarna gelap, buang air besar yang berwarna pucat, dan kulit serta mata yang menguning (disebut ikterus atau jaundice). Dokter akan memeriksa darah kita untuk melihat apakah hati kita bekerja normal. Tes fungsi hati tersebut mencakup pengukuran kadar bahan kimia tertentu, seperti bilirubin, AST/SGOT dan ALT/SGPT. Kadar zat-zat ini yang sangat tinggi dalam darah mungkin tanda hepatitis. Lihat LI 135 untuk informasi lebih lanjut mengenai tes fungsi hati. Tes darah juga dapat digunakan untuk mencari virus penyebab hepatitis. Adakalanya contoh sel hati diambil dengan memakai jarum (biopsi) dan diperiksa untuk menemukan tanda-tanda infeksi. Hepatitis Virus Para ilmuwan mengetahui tujuh virus yang bisa menyebabkan hepatitis. Ini disebut virus hepatitis A, B, C, D, E, F dan G, atau HAV, HBV, dan seterusnya. Lebih dari 90% kasus hepatitis disebabkan HAV, HBV dan HCV. Hepatitis virus bisa akut atau kronis. Akut berarti kita sakit selama beberapa minggu, tapi kemudian pulih. Hepatitis kronis berarti hati kita mungkin sudah terkena radang selama enam bulan atau lebih. Hepatitis kronis menetap di tubuh kita; kita dapat menulari orang lain, dan penyakit kita bisa menjadi aktif lagi. HAV dan HEV merupakan penyakit akut dan tidak pernah menjadi kronis. Keduanya menular melalui kontak dengan tinja, baik secara langsung atau pun melalui makanan yang tersentuh oleh tangan yang tercemar. HBV merupakan virus hepatitis yang paling umum. Infeksi ini bisa ditularkan di antara anggota keluarga, melalui hubungan seks, atau kontak dengan darah yang terinfeksi. Di AS, HBV bisa berkembang menjadi kronis pada kurang-lebih 7 persen Odha yang terinfeksinya. Angka ini lebih rendah daripada yang dulu. Penurunan ini sebagian diakibatkan oleh vaksinasi terhadap HBV. Hal ini juga adalah akibat dari penggunaan terapi antiretorviral (ART) oleh Odha, terutama dengan 3TC (LI 424) yang juga efektif terhadap HBV. HBV jauh lebih berbahaya pada orang yang juga terinfeksi HIV. HCV biasanya ditularkan melalui kontak dengan darah atau jarum yang tercemar. HCV bisa sangat ringan atau sama sekali tidak menunjukkan gejala, tetapi bisa menyebabkan kerusakan hati yang parah pada kurun waktu sepuluh tahun setelah infeksi

awal. Hampir semua orang yang terinfeksi HCV terus-menerus bisa menulari orang lain. Lihat LI 506 untuk informasi lebih lanjut mengenai HCV. HDV hanya muncul pada orang dengan HBV. Penyakit pada orang yang terinfeksi HDV menjadi lebih parah dibandingkan orang yang hanya terinfeksi HBV. HFV sangat jarang dan belum dipahami dengan baik, bahkan ada para ilmuwan yang berpendapat bahwa HFV tidak ada. HGV sebetulnya lebih benar disebut sebagai virus GBV-C. Tampaknya, virus ini tidak menyebabakan penyakit. Infeksi GBV-C adalah umum pada Odha. Satu laporan memberi kesan bahwa infeksi dengan GBV-C mungkin memperlambat perkembangan penyakit HIV. Namun Odha yang mengeluarkan infeksi GBV-C mengalami hasil yang lebih buruk. Cara terbaik untuk mencegah virus hepatitis adalah dengan menjaga kebersihan dan menghindari hubungan langsung dengan darah orang yang terinfeksi. Kondom dapat membantu mencegah penularan HBV melalui hubungan seks. Selain itu, ada vaksin yang dapat melindungi terhadap HAV dan HBV. Belum ada pengobatan yang efektif untuk HAV dan HEV, tapi kedua penyakit ini biasanya cepat sembuh. Interferon-alfa dan dua obat anti-HIV 3TC dan FTC tampaknya membantu mengobati HBV dan HDV. Pada September 2002, Adefovir dipivoxil (Hepsera) disetujui di AS untuk mengobati HBV. LI 506 memberi informasi lebih lanjut mengenai obat untuk HCV. Ada beberapa obat baru yang diuji-coba untuk melawan HIV yang tampaknya juga dapat digunakan untuk mengobati HBV, HCV dan HDV. Tipe Hepatitis Lain Hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, obatobatan, atau pun racun mengakibatkan gejala yang sama seperti hepatitis virus. Tugas hati adalah untuk menguraikan zat-zat yang terdapat dalam darah, dan beban dapat menjadi terlalu berat. Beberapa obat yang digunakan untuk memerangi HIV atau pun penyakit terkait AIDS bisa mengakibatkan hepatitis. Begitu juga dengan asetaminofen (nama merek antara lain Bodrex dan Panadol), obat penawar nyeri yang umum. Pengobatan yang paling baik untuk tipe hepatitis ini adalah menghentikan penggunaan alkohol, narkoba atau obat-obatan yang mengganggu hati. Jika hepatitis disebabkan oleh

infeksi oportunistik (OI) yang terkait AIDS maka OI itu harus ditangani agar hati bisa sembuh. Masalah Pengobatan Hati harus berfungsi dengan baik agar dapat menguraikan sebagian besar obat-obatan. Obat yang tidak menyebabkan gangguan apa pun pada waktu hati kita sehat dapat membuat kita sakit parah bila kita mengalami hepatitis. Ini juga berlaku untuk alkohol, aspirin, jamu-jamuan, dan narkoba. Sebaiknya kita mengetahui dokter mengenai semua obat atau pun suplemen yang kita gunakan. Pendekatan Alternatif Dua jenis jamu tampaknya dapat menolong jenis hepatitis apa pun. Pertama adalah licorice (Glycyrrhiza glabra), sering kali diminum dalam bentuk kapsul atau sebagai teh. Sedangkan yang lain adalah widuri susu (milk thistle Silybum marianum, lihat LI 735), digunakan dalam bentuk sari patinya atau teh. Bicaralah dengan dokter atau ahli jamu yang berpengalaman sebelum memakai kedua jenis jamu tersebut. Hepatitis Virus Akut adalah peradangan hati karena infeksi oleh salah satu dari kelima virus hepatitis (virus A, B, C, D atau E); peradangan muncul secara tiba-tiba dan berlangsung hanya selama beberapa minggu. Kadang terjadi nyeri sendi dan timbul biduran (gatal-gatal kulit), terutama jika penyebabnya adalah infeksi oleh virus hepatitis B.Beberapa hari kemudian, air kemih warnanya berubah menjadi lebih gelap dan timbul kuning (jaundice). Pada saat ini gejala lainnya menghilang dan penderita merasa lebih baik, meskipun sakit kuning semakin memburuk.Bisa timbul gejala dari kolestasis (terhentinya atau berkurangnya aliran empedu) yang berupa tinja yang berwarna pucat dan gatal di seluruh tubuh. Jaundice biasanya mencapai puncaknya pada minggu ke 1-2, kemudian menghilang pada minggu ke 2-4. Diagnosa : Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan darah terhadap fungsi hati. Pada pemeriksaan fisik, hati teraba lunak dan kadang agak membesar.Diagnosis pasti diperoleh jika pada pemeriksaan darah ditemukan protein virus atau antibodi terhadap virus hepatitis. Pengobatan : Jika terjadi hepatitis akut yang sangat berat, maka penderita dirawat di rumah sakitl; tetapi biasanya hepatitis A tidak memerlukan pengobatan khusus. Setelah beberapa hari, nafsu makan kembali muncul dan penderita tidak perlu menjalani tirah baring. Makanan dan kegiatan penderita tidak perlu dibatasi dan tidak diperlukan

tambahan vitamin. Sebagian besar penderita bisa kembali bekerja setelah jaundice menghilang, meskipun hasil pemeriksaan fungsi hati belum sepenuhnya normal. Prognosis : Hepatitis virus akut bisa menyebabkan berbagai keadaan, bisa berupa sakit ringan yang menyerupai influenza atau kegagalan hati yang bisa berakibat fatal. Secara umum, hepatitis B lebih serius dibandingkan hepatitis A dan kadang berakibat fatal, terutama pada penderita usia lanjut. Penderita hepatitis virus akut biasanya mengalami perbaikan setelah 4-8 minggu, meskipun tidak mendapatkan pengobatan. Hepatitis A jarang menjadi kronis. Pada 5-10% penderita, hepatitis B menjadi kronis dan sifatnya bisa ringan atau berat. Sekitar 75% kasus hepatitis C menjadi kronis. Penderita hepatitis virus akut bisa menjadi pembawa virus (karier). Pada keadaan ini, tidak ditemukan bisa gejala tetapi menderita penderita masih kanker terinfeksi. hati. Karier hanya terjadi pada virus hepatitis B dan C. Pembawa virus A menahun pada akhirnya Pencegahan : Kebersihan yang baik bisa membantu mencegah penyebaran virus hepatitis A. Tinja penderita sangat infeksius. Di sisi lain, penderita tidak perlu diasingkan; pengasingan penderita hanya sedikt membantu penyebaran hepatitis A, tetapi sama sekali tidak mencegah penyebaran hepatitis B maupun C. Kemungkinan terjadinya penularan infeksi melalui transfusi darah bisa dikurangi dengan menggunakan darah yang telah melalui penyaringan untuk hepatitis B dan C. Vaksinasi hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang memiliki resiko tinggi, misalnya para pelancong yang mengunjungi daerah dimana penyakit ini banyak ditemukan. Bagi yang belum mendapatkan vaksinasi tetapi telah terpapar oleh hepatitis, bisa mendapatkan sediaan antibodi untuk perlindungan, yaitu globulin serum. Pemberian antibodi bertujuan untuk memberikan perlindungan segera terhadap hepatitis virus. Kepada bayi yang lahir dari ibu yang menderita hepatitis B diberikan imun globulin hepatitis B dan vaksinasi hepatitis B. Kombinasi ini bisa mencegah terjadinya hepatitis B kronis pada sekitar 70% bayi. Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali

setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A. Hepatitis A lebih banyak diderita oleh anak-anak dan orang muda. Disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, pada umumnya menular melalui makanan/minuman yang terkontaminasi oleh feses penderita, bisa juga melalui konsumsi kerang yang terkontaminasi virus. Penyakit ini jarang menjadi kronis. Gejala yang timbul ringan Langkah dan tidak selalu pencegahannya, timbul fase kuning/ikterik. yaitu :

- cuci tangan setelah dari toilet, sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan; - disarankan tidak makan dengan menggunakan alat-alat makan secara - bergantian atau memakai -memperhatikan - Imunisasi. Hepatitis A sendiri adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Namun, tidak seperti hepatitis B dan hepatitis C, hepatitis A tidak menyebabkan kerusakan yang kronis. Sekali saja menderita hepatitis A, otomatis tubuh akan membentuk antibodi secara permanen sehingga akan terhindar dari penyakit tersebut. Penyebab : Beberapa hal yang dapat menyebabkan penyakit ini : -melalui mulut (memasukkan sesuatu ke dalam mulut - bisa makanan yang tercemar atau tidak tidak matang, minuman yang tercemar, atau benda2 lain serta tangan itu sendiri yang sudah terkontaminasi virus hepatitis A atau) -karena sanitasi yang buruk atau kebersihan diri yang kurang sikat kebersihan lingkungan gigi dan bersama-sama; sanitasi ;

-orang-orang dengan resiko tinggi (pembantu rumah tangga yang majikannya penderita hepatitis A, pasangan seksual penderita hepatitis A, orang-orang yang suka bepergian ke daerah yang epidemi hepatitis A (contohnya skrg Yogyakarta), homoseksual, dan pengguna obat-obatan ilegal) Gejala : Banyak orang yang terinfeksi virus hepatitis A tidak menunjukkan gejala yang signifikan atau apabila ada penderita tidak sadar kalau itu adalah gejala hepatitis A. Gejala yang sering muncul adalah : mual, muntah, diare (khususnya pada anak-anak), demam, nafsu makan rendah, kulit memerah, lemah, kekuningan (pada kulit dan mata), urin berwarna kecoklatan, sakit di sekitar hati. Pengobatan ; Sebelum mendapatkan perawatan dokter, gejala yang muncul dapat dikurangi dengan : perbanyak istirahat, kurangi aktivitas berat, perbanyak minum air untuk mencegah dehidrasi, hindari obat-obatan yang mengakibatkan kerusakan pada hati, Segera hubungi Pencegahan : -Biasakan mencuci tangan dengan bersih terutama sebelum makan -Masak makanan atau air hingga matang lebih kurang pada suhu 85 celcius -vaksinasi untuk penyakit hepatitis Hepatitis A, Update Dari Klinis, Riset Dan Komunitas Hepatitis A merupakan suatu penyakit self-limitting dengan kekebalan seumur hidup. Pada anak, infeksi VHA yang memberi gejala klinis (simtomatis) hanya 30% sedangkan 70% lainnya dalam bentuk sub-klinis (asimtomatis).Bentuk klasik yang meliputi 80% penderita simtomatis, biasanya akut, sembuh dalam 8 minggu. Tetapi kadang dapat terjadi bentuk yang berbeda yakni protracted, relapsing, fulminant, cholestatic, autoimmune trigger, dan manifestasi ekstrahepatik seperti gagal ginjal akut, hemolisis yang sering terjadi pada penderita glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), efusi pleural dan perikardial, gangguan nerologis, vaskulitis, arthritis, dimana gejala-gejala tersebut timbul oleh karena adanya imun-komplek yang beredar. Perkembangan penelitian terakhir menyimpulkan adanya ikatan Ig A-VHA untuk memfasilitasi masuknya virus ke dalam hepatosit melalui reseptor asialoglikoprotein (AGPR). Mekanisme kerusakan sel hati pada infeksi bukan karena hindari dokter untuk mengkonsumsi mendapatkan perawatan alkohol. intensif.

sifat sitopatik VHA tetapi oleh karena proses imuno-patogenik. Eliminasi virus dilakukan melalui sistem imun humoral dan seluler. Hepatitis A tipe kolestatik atau cholangiolytic diperkenalkan pada tahun 1984, ditandai dengan adanya ikterus, panas, gatal, dan penurunan berat badan, karena adanya gangguan aliran empedu yang dapat berlangsung sampai dengan 3 bulan. Walaupun jarang terjadi (10% dari penderita simtomatis), tipe ini lebih sering ditemui pada penderita yang dirawat di rumah sakit dan bertambah seiring dengan meningkatnya umur. Penderita sickle cell anemia lebih sering mengalami VHA tipe kolestatik dibanding populasi umum. Pada pemeriksaan laboratorium, kadar aminotransferase dan alkaline phosphatase secara gradual menurun namun serum bilirubin tetap tinggi sehingga sering dikaburkan dengan obstruksi bilier ekstra hepatik atau kolestasis kronis. Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan kolestasis centrilobular dengan sel-sel inflamasi pada daerah portal. Walaupun semua pasien mengalami resolusi namun untuk menghilangkan gejala klinis dapat diberi kortikosteroid selama 2 minggu tanpa adanya efek samping. Seperti pada hepatitis B, D, E, maka hepatitis A juga dapat menyebabkan gagal hati. Gagal hati dalam terminologi terbaru dibagi dalam 3 kategori yaitu gagal hati fulminan apabila jarak antara timbulnya ikterus dengan gejala ensefalopati berkisar 0-2 minggu, gagal hati akut antara 0-8 minggu dan gagal hati sub-akut antara 9-26 minggu. Gagal hati akut adalah komplikasi penyakit liver akut yang ditandai dengan gejala ensefalopati meliputi penurunan kesadaran dan gangguan fungsi neuromuskuler disebabkan oleh penurunan drastis fungsi hati. Gejala klinis dan gambaran elektro ensefalografi (EEG) tidak spesifik menyerupai ensefalopati metabolik lainnya. Terjadi antara 0,05-0,035% penderita simtomatis VHA. Laporan dari CDC antara tahun 19851987 terdapat 50.000 laporan kasus hepatitis A dengan 381 kematian (1,3%). Pada epidemi di Shanghai, China Januari-Maret 1988 dilaporkan 292.301 dengan 32 kasus meninggal (0,01%). Secara klinis hepatitis fulminan ditandai dengan adanya peningkatan ikterus, pemanjangan waktu protrombin, ensefalopati dengan klasifikasi 4 tingkatan yaitu penurunan kesadaran, konfusi, mengantuk, dan agitasi, dengan peningkatan intensitas, somnolen dan diakhiri dengan koma. Perubahan biokimia yang ditemukan adalah peningkatan kadar glutamin pada cairan serebrospinal dan meningkta sesuai dengan

gradasi ensefalopati. Selain itu didarah didapat peningkatan kadar katekolamin (dopamin, norepinefrin, epinefrin), derivat amin lainnya (serotonin, tiramin, histamin), dan asam amino seperti methionine, phenylalanine, tyrosine, tryptophan. Beberapa kondisi yang harus diwaspadai apabila penderita hepatitis A mengalami pemanjangan waktu protrombin atau rasio < 40% normal yaitu kurang dari 15 tahun, panas > 38C lebih dari 24 jam, perdarahan mukosa atau kulit, nyeri perut dan ascites, serum bilirubin > 9 mg/dL, anemia atau leukopenia, adanya penyakit hati kronis dan penyakit ginjal kronis. Pengobatan meliputi pemberian cairan dan elektrolit intravena, oleh karena zatzat nitrogenus yang berasal dari saluran cerna berperan penting sebagai salah satu penyebab ensefalopati maka pembersihan saluran cerna berguna untuk mengurangi produksi toksin dengan cara lavemen yang mengandung laktosa dan air (150 mL 50% dalam 500 mL air). Edema otak terjadi pada 50% kasus dapat diberikan bolus manitol 0,5 g/kg berat badan. Karbohidrat diberikan secara parenteral dengan cairan glukosa 20%. Pemberian asam amino yang diperkaya dengan rantai cabang tidak banyak memberikan keuntungan, human albumin dapat diberikan apabila terdapat hipoalbuminemi. Sering terjadi hipoglikemi oleh karena kadar insulin meningkat dalam darah maupun hiponatremi karena gangguan ekskresi air, juga hipokalemi karena muntah, pengeluaran lewat urin dan intake yang kurang. Apabila terjadi perdarahan pada mukosa baik dari lambung, nasofaring, paru, dan pada kulit dapat diberikan plasma segar beku, darah segar maupun trombosit. H2 reseptor bloker juga dapat diberikan. Sering terjadi bakteremia (12%-16%) sehingga memperberat ensefalopati maupun gagal ginjal dapat diberikan antibiotik spektrum luas secara intravena. Gagal ginjal dapat terjadi pada 50% kasus didahului perdarahan saluran cerna atau sepsis dengan 3 kategori yakni pre-renal karena dehidrasi, akut tubular nekrosis, dan gagal hati fungsional. Manajemen khusus untuk liver dapat diberikan sistem dukungan untuk mempertahankan fungsi fisiologi seperti hemodialisis, transfusi tukar, extracorporeal liver perfusion, dan charcoal hemoperfusion. Diharapkan dengan mengeluarkan toksin maka menormalkan fungsi otak dan terjadi regenerasi sel hati. Prognosis dari pasien dengan gagal hati akut kurang baik walaupun dengan peningkatan perawatan intensif, survival rate ensefalopati tingkat 2 sebesar 66%, tingkat 3 sebesar 42%, dan tingkat 4 sebesar 18%. Harapan terakhir pada

transplantasi hati, namun terdapat beberapa kontraindikasi misalnya kerusakan nerologis yang ireversibel, sepsis yang tidak terkontrol, adanya keganasan. Parameter klinis untuk prediksi hasil kurang baik adalah pemanjangan waktu protrombin > 35 detik, umur dibawah 10 tahun atau lebih dari 40 tahun, bilirubin > 17 mg/dL, dan durasi antara timbulnya ikterus-mulai ensefalopati lebih dari 7 hari. Dalam usaha pencegahan, The Advisory Committee on Immunisation Practices (ACIP) merekomendasi vaksinasi rutin bagi anak yang hidup dilingkungan dengan prevalensi VHA yang tinggi, sebab pentingnya kapasitas anak dalam penyebaran VHA, sehingga dapat mengurangi insidens hepatitis A. Di Jawa Timur pada tahun 1998 terjadi outbreak di daerah tingkat II Jombang, Lamongan, dan Bondowoso. Walau telah ada perbaikan kondisi higiene dan sanitasi tetapi masih saja dapat terjadi kejadian luar biasa atau outbreak yang besar dengan bermacam bentuk klinis yang berat dan dapat menyebabkan kematian. Vaksinasi rutin pada anak di daerah dengan prevalensi VHA yang tinggi terbukti efektif dalam mengatasi dan mencegah terjadinya outbreak sehingga akan memberi pengaruh bermakna pada insiden penyakit. Virus Hepatitis A (HVA) adalah virus yang disebarkan dari seseorang ke orang lain melalui kontak anal atau kontak oral, dengan memasukkan sesuatu yang telah terkontaminasi feses ke dalam mulut, atau melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi feses. Infeksi Hepatitis A diketahui dari tes darah, yang disebut tes antibodi IgM Hepatitis A, positif. Gejalanya termasuk merasa lelah, sekujur tubuh tampak menguning, mual dan muntah, sakit pada daerah perut, air seni yang terlihat seperti air teh atau feses yang merwarna terang, serta ada demam. Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus yang ada dalam tubuhnya kepada orang lain dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sebelum gejala timbul. Hingga saat ini belum ada pebgobatan khusus bagi penderita Hepatitis A. Infeksi yang terjadi akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan berikutnya. Penderita Hepatitis A akan menjadi kebal dan tidak akan terinfeksi HAV lagi.Beberapa individu yang terinfeksi mungkin akan membutuhkan transplantasi hati/lever. Namun hal tersebut tidak sering terjadi (1 : 100). Vaksin HAV terbukti efektif mencegah Hepatitis A, sehingga sangat direkomendasikan terutama kepada para homoseksual atau mereka yang berada pada kelompok berisiko tinggi.

Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.

Anda mungkin juga menyukai