Kuliah Toksikologi
Kuliah Toksikologi
Dunia ini adalah tempat yang sangat berbahaya untuk hidup.Bukan karena banyaknya bahaya di sekeliling kita, Melainkan karena kita tidak berbuat apa-apa ketika mengetahui bahaya tersebut menghadang di depan kita (Zulhasmar Syamsu-Budi Sampurna, 2004)
Intoxication of a living organism is a consequence of having exceeded the maximum safe dose of a certain substances W. Seinen
Intoksikasi
Suatu
kondisi dimana seseorang kemasukan racun dan memperlihatkan gejala keracunan racun sudah sangat lama, contoh dulu hukuman mati dengan pemberian racun sianida
Penggunaan
Yang
membedakan racun atau bukan adalah dosis dan maksud pemberian suatu zat
Intoksikasi
Kecelakaan
Tidak
Pengertian Racun
Toksikologi
: ilmu mengenai kerja senyawa yang merugikan terhadap organisme hidup. Racun (Taylor) : bahan dalam jumlah relatif kecil yg masuk ke tubuh, kmd menimbulkan reaksi kimiawi yg menyebabkan penyakit/kematian
Pengertian Racun
Racun (skr banyak dianut) : zat bekerja pada tubuh secara khemis dan fisiologis dalam dosis toksis menyebabkan gangguan fungsi tubuh, mengakibatkan penyakit atau kematian Forensik : pengetahuan tentang masalah berkaitan dengan hukum Toksikologi forensik : semua aspek pemeriksaan racun yang mempunyai implikasi hukum
obat/bahan makanan /minuman pada jenazah menentukan sebab kematian Mengetahui mengapa peristiwa terjadi pemeriksaan obat ditempat kerja penyelidikan bahan berbahaya
Sumber racun
Rumah tangga (makanan, minuman,insektisida,desinfektan, detergen, cat, lem, vernis kayu, isi pensil, baterei bekas, pewangi,dll) Dunia kedokteran ( salah obat dan penyalahgunaan obat : Napza, analgetik, antibiotik, obat ED ) Lapangan pertanian (insektisida, herbisida, pestisida, fungisida, larvasida, pupuk) Industri atau laboratorium (asam dan basa kuat, desinfektan, pengawet, penyedap, pewarna, pemanis, logam berat, dll) Alam bebas : opium, ganja, kokain, amigdala (sianida tumbuhan), racun binatang berbisa dan jamur
(Oral, ingesti) Suntikan Inhalasi Kulit normal atau yang sakit Dubur Vagina
Kualitas intrinsiknya Dosis dan bioavailabilitasnya Cara penggunaannya Konsentrasi Durasi dan frekuensi penggunaan Interaksi terhadap zat lain Kondisi pengguna
Muntahkan Bilas lambung. Pencahar: Na2SO4 30 gr/200cc air. Dialise Antidotum:Morfin x nalorfin/narcan. Demulcen: 3 butir telur/500cc air/susu Pengobatan simtomatik dan suportif: Kejang2.beri benzodizepam, edema paru akibat insektisidasulfas atropine. Racun terkena kulit/mata dibersihkan dengan air. Bila parentral ..pasang torniquet.
1.Gejala-gejala sesuai dengan racun penyebab. 2.Analisa kimia positif adanya racun pada sisa barang bukti 3.Ditemukan Racun pada cairan tubuh korban. [ Darah, Urine ] 4.Otopsi, baik makroskopik dan mikroskopik sesuai dengan racun penyebab. 5.Riwayat Penyakit korban kontak dengan racun. 3 dan 4 bila positif : Diagnosa pasti keracunan
Pemeriksaan Luar
Tercium bau dari hidung, mulut, pakaian -bau amandel (sianida), minyak tanah (insektisida), amoniak, fenol, alkohol Pakaian: Penyebaran bercak racun ( Pembunuhan atau bunuh diri) Lebam Mayat : merah terang (CO/CN). Luka-luka bakar pada bibir, kulit akibat asam dan basa kuat. Bekas suntikan ( Narkotik), hiperpigmentasi, keratosis, melanosis.(As,Pb,Hg) Kelainan pada kuku, rambut dan sklera.
Pemeriksaan Dalam
Bau yang tercium dari rongga tengkorak, Rongga perut dan rongga dada. Kelainan-kelainan yang ditemukan pada organ2 tubuh ( Darah, Salurann pernafasan, Saluran pencernaan, Hati, Paru, Jantung, Ginjal dan otak.) Kelainan bisa berupa korosif, nekrosis, Ditemukan sisa2 obat/racun dalam lambung, mulut, eosofagus. Pada umumnya perbendungan pada semua organ2 tubuh.
racun ditelan maka kelainan terutama pada lambung Perhatikan bau yang keluar Perubahan warna jaringan tubuh Kelainan pada lambung berupa : hiperemi, perlunakan, perforasi dan ulserasi
Keracunan zat korosif terutama pada curvatura mayor Pada keracunan tembaga selain hiperemi juga didapat pewarnaan biru/hijau, sedang pada keracunan asam sulfat akan berwarna kehitaman
Perlunakan dinding lambung : Sering didapatkan pada keracunan zat korosif alkalis, terutama pada kurvatura mayor, Perlu dibedakan dengan perlunakan yang terjadi akibat pembusukan
Ulserasi
Terutama pada keracunan zat korosif, ulkus tampak rapuh, tipis dan dikelilingi peradangan
Perforasi : Biasanya hanya pada keracunan asam sulfat pekat dan perlu dibedakan dengan proses pembusukan Kelainan pada lambung karena zat korosif anorganik juga perlu dibedakan dengan zat korosif organik seperti golongan fenol dan formaldehid
Golongan fenol (asam karbol, lisol dan kresol) : Tampak pseudomembran yang berwarna abu-abu kebiruan atau kekuningan sebagai akibat penetrasi dan koagulasi protein sel dan penetrasi kelapisan yang lebih dalam sehingga terjadi nekrose, pseudomembran ini terbentuk dari jaringan nekrotik tsb Korosif formaldehid : mengakibatkan mukosa membran menjadi mengkerut, mengeras dan berwarna kelabu
Sampel
Darah Urin Lambung
dan isinya Usus dan isinya Vitreous humor Hati dan empedu Ginjal Rambut
Gastrointestinal sampel
Pada otopsi seluruh lambung dan isinya (diambil utuh, diikat dikedua lubangnya (muara esofagus dan muara ampula duodenum) tidak boleh robek agar isinya tdk keluar Usus dan isinya : dgn membuat sekat dgn ikatan pd usus setiap jarak 60 cm u/ melihat perjalanan isi usus yg diduga mgd racun sdh sejauh mana shg dpt diperkirakan tingkat absorpsi +lamanya didalam usus (ileum, jejunum, colon, rektum) Ekshumasi :Tanah makam disekitar mulut dan dibawah lambung/perut jenazah
Bahan pengawet
Pada
umumnya utk jaringan dapat dipakai alkohol absolut NaF 1 % Garam fisiologis NaF dan Na sitrat Na benzoat dan phenil merkuri nitrat
Pengiriman ke laboratorium
Tempat
bersih Tiap botol satu sampel Contoh bahan pengawet Hasil pemeriksaan singkat Disegel Penyegelan ada saksi Apabila jenazah diawetkan, sampel diambil sebelum diawetkan (Idries, 1979)
Analisis
Isolasi
obat dari jaringan dg pelarut tertentu Dimurnikan Analisa : obat dalam urin dapat dianalisa dg Gas Chromatografi, Gas Chromatografi Mass Spectrofotometri, Thyn Layer Chromatografi
(DiMaio, 2001)
Gastrointestinal poison
Alkohol
Kasus Keracunan
Hidup Sakit Cacat Mati Mati
Otopsi Menentukan: 1.Sebab kematian oleh racun? 2.Perkiraan Cara Kematian: Bunuh diri/ kecelakaan/ pembunuhan. Polisi 3.Hubungan obat/ racun Perkelahian/kecelakaan/ Visum et Repertum perkosaan dll.
Undang-undang KUHP
KUHP 338 : Sengaja meracuni mati(15th) KUHP 340 : Rencana meracuni mati(20th) KUHP 345 :membantu/hasut bunuh diri (4bln)
Buku acuan
Ariens E.J.,dkk., 1993 : Toksikologi umum (pengantar), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Flanagan R.J., dkk., 1995 : Analisis Toksikologi Dasar, International Programme on Chemical Safety, WHO, Geneva. Budiyanto A,dkk., 1997 : Ilmu Kedokteran Forensik, Bagian Kedokteran Forensik FK UI, Jakarta.
Buku acuan
Vincent J. DiMaio, Dominick DiMaio, 2001 : Forensic Pathology, second edition, CRC Press, p 507-551 Steven G. Gilbert, 2004 : A small dose of Toxicology, The Health Effects of Common Chemicals, CRC Press, Boca Raton, London, New York, Washington, D.C. James, S H. and Nordby, JJ. 2005: Forensic Science, second edition, Taylor and Francis Group, CRC Pres, p 61- 77