Anda di halaman 1dari 30

Asma Bronkiale

Kelompok X

PENDAHULUAN
Serangan asma merupakan salah satu kedaruratan yang dapat menyebabkan kematian. Dilaporkan mortalitasnya berkisar 1-3 %. Banyak faktor yang terlibat dalam terjadinya kematian, tetapi yang jelas 77 dari 90 kasus kematian karena asma sebenarnya dapat dicegah. Serangan asma berat merupakan episode dari memburuknya gejala asma secara progresif berupa sesak, batuk, mengi, dada berat atau salah satu gejala yang disebutkan diatas.

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS

Tn. B, laki-laki 39 tahun, datang ke UGD RSAL dr. Mintohardjo Jakarta dengan keluhan sesak nafas yang didahului dengan batuk pilek sejak 5 hari yang lalu. Sesak timbul sejak 4 jam yang lalu. Pasien sering mengalami hal seperti ini, terutama kalau sedang batuk pilek atau setelah olahraga berat atau terlalu lelah. Memang sejak kecil sudah sering sesak-sesak, tetapi menjelang usia 12 tahun hilang sendiri. Tetapi sejak usia 19 tahun kambuh lagi. Sekarang yang dirasakan adalah kadang-kadang timbul rasa jantung berdebar-debar terutama setelah minum obat/menghirup obat sesak.

Pemeriksaan jasmani : Keadaan umum : cukup baik, TD = 120/80, N = 100x/menit, RR = 30x/menit, S = 37C Mata Hidung : tidak anemis (N) : obstruksi +/+, sekret +/+ Sedikit nyeri tekan pada os. zygomaticus (dextra>sinistra) (AbN) : dinding belakang tak rata/kasar, agak hiperemis, post nasal drip + (AbN)

Pharynx

Thorax

: bentuk toraks barrel chest, sela iga melebar, pergerakan simetri, vocal fremitus normal dextra/sinistra, (AbN)

Batas jantung : (N) Kiri : intercostalis V 1 jari medial midclavicularis Kanan : midsternal, atas intercostalis III kiri parasternal Batas paru hati : intercostalis VI, peranjakan normal Batas bawah paru belakang : kiri Th X, kanan 1 jari > tinggi,
suara nafas vesikuler dextra/sinistra, Wheezing (+) saat expirasi dextra/sinistra, Ronchi basah tak terdengar.

Pemeriksaan Laboratorium : Hb Leukosit Hematokrit Trombosit 13 6000 34 250.000 normal normal menurun; N = 40-54 normal

Differential count 0/12/8/60/20 N = 0-1/1-3/2-6/50-70/20-40/2-8 Eosinofil meningkat menandakan reaksi hypersensitivitas dan parasit Netrofil batang meningkat menandakan infeksi, radang Total eosinofil IgE 720 meningkat; N = 0 700

1450 meningkat; N = 0 120 Terdapat reaksi hipersensitivitas

LED 20 meningkat; N = 0 8 Menunjukan adanya penyakit kronik

Pemeriksaan Faal paru : Volume ekspirasi paksa satu detik pertama (VEP 1) < 70% menunjukan adanya obstruksi saluran napas.

Pemeriksaan roentgen thorax

Pembacaan hasil roentgen thorax: Terdapat gambaran paru radioluscent menandakan adanya air trapping. ICS yang melebar Penurunan Diafragma disertai jantung menggantung tear drop, menuju pada emfisema. Corakan bronkovaskuler meningkat pada bronkus menandakan adanya inflamasi

PEMBAHASAN

kemungkinan penyakit yang dapat menimbulkan sesak nafas

PENYAKIT PARU

Asma Bronkiale
spontan

serangan berulang, sering waktu malam, biasanya disertai mengi. Pneumothorak spontan/tanpa sebab Emboli paru spontan/tanpa sebab Emfisema Bronchitis kronis/akut Ca paru
pada saat fase ekspirasi memanjang, Barrel chest, biasanya didahului asma dan bronchitis.

sesak nafas bertahap sesak nafas progresif, tidak disertai bunyi

Penyakit kardiovaskuler:
Decompensatio cordis

dicetuskan oleh exercise, nocturnal paroksismal, timbul waktu jalan, naik tangga
Myasthenia gravis Paralise n. Phrenicus

Penyakit saraf Penyakit darah


Anemia Asidosis metabolic

disertai tachipnoe/hyperpnoe
Abses

Penyakit abdomen

hati Sirosis hepatis Splenomegali

Penyakit ginjal Kelainan endokrin Penyakit musculoskeletal

Renal failure Diabetes mellitus Guilan Barre syndrome

Patof sesak

Adanya obstruksi di tracheabronchialis yang menyebabkan udara sulit untuk masuk ataupun keluar

Penyakit yang dapat mengakibatkan batuk


Batuk basah (produktif)
Tanpa demam : bronchitis kronik, bronkiektasis Disertai demam : infeksi pneumonia lobaris, bronkopneumonia, Tbc, kista

Spastis

Batuk kering (nonproduktif)

: pertussis, broncogrenic Ca, aspirasi benda asing Tidak spastis : tumor laring, lesi endobronkial (Ca, metastase, striktur akibat trauma/granuloma Tbc, sarcoidosis)

Patof batuk
Batuk adalah suatu refleks pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan trakheobronchial Untuk membersihkan saluran nafas bagian bawah Untuk membersihkan sekret yang terkumpul Rangsangan batuk berupa: mekanik, kimia, peradangan, inhalasi benda asing

Otot-otot Pernapasan
Inspirasi normal inspirasi paksa

Diafragma mm. intercostalis eksternus ( elevasi iga) m. scaleni (memfixir iga I)

m. Pectoralis mayor m. Pectoralis minor m. Sternocleidomastoideus mm. Scalenus anterior dan medius m. Sternotyroid mm. Erector spinalis m. Sternohyoid

Otot-otot Pernapasan
ekspirasi normal ekspirasi paksa

merupakan proses pasif akibat relaksasi mm. intercostalis externus dan diafragma, yang disertai juga dengan daya recoil paru.

m. Intercostalis internus m. Rectus abdominis m. Obliquus internus m. Obliquus externus m. Transverses abdominis

Perubahan biokimia darah yang terjadi pada pernapasan normal dan saat sesak nafas P CO2 meningkat (> 80 mmHg) MO

Hiperventilasi
kemoreseptor perifer CO2+H2O H2CO3 (di CES) asidosis

Faktor-faktor pencetus timbulnya sesak

Faktor psikis

Otot pernapasan yang abnormal. a. Penyakit otot (Kelemahan otot, kelumpuhan otot, distrofi). b. Fungsi mekanis otot berkurang.

Peningkatan kerja pernapasan. a. Peningkatan ventilasi (Latihan jasmani, hiperkapnia, hipoksia, asidosis metabolik). b. Sifat fisik yang berubah ( Tahanan elastis paru meningkat, tahanan elastis dinding toraks meningkat, peningkatan tahanan bronkial)

Anamnesis tambahan
identifikasi pasien (nama, alamat, usia, pekerjaan) Riwayat Penyakit Dahulu Sesak sejak kapan? Disertai nyeri dada atau tidak? Intensitas sesak? Ada demam atau tidak? Faktor pencetus sesak? Sesak nafas saat inspirasi ataukah ekspirasi? Disertai bunyi mengi atau tidak? Disertai sputum , darah atau tidak? Nafsu makan atau tidak?

DIAGNOSA KERJA
Asthma Bronchiale

Pemeriksaan penunjang yang di butuhkan


Pemeriksaan rutin pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah

Pemeriksaan penunjang

foto Ro (sinus paranasal, thorax) Skin test (untuk alergi) Pemeriksaan sputum Astrup (analisa gas darah) spirometri

PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu, perubahan suhu, emosi) Hindari infeksi saluran nafas atas Banyak minum air putih untuk mengencerkan dahak Disensitisasi secara bertahap untuk mengurangi alergi Edukasi

Medikamentosa
Reliever 1. B2 Agonis 2. Adrenalin -Non-selektif : Epinefrin Efedrin Isoproterenol -Selektif : Albuterol Terbutalin Metaproterenol Controller 1. Kortikosteroid aerosol 2. Nedokromil & kromolin Untuk mencegah serangan asma dengan mencegah degranulasi sel mast 3. Inhibitor leukotrien Montelukast Zapirlukast 4. Anti IgE Amalizumab 5. Antibiotik Infeksi sekunder 6. Mukolitik Mengencerkan dahak untuk mengurangi sinusitis

KOMPLIKASI

Status asmatikus Suatu serangan asma yang luar biasa beratnya, dimana obat-obat yang biasanya masih efektif untuk menanggulangi, ataupun setidaknya mengurangi serangan sesak nafas, sekarang ternyata tidak berkhasiat lagi.

PENATALAKSANAAN

Diberikan oksigen dengan dosis rendah (2 liter/menit) Kortikosteroid (dexamethason 0,5 mg I.V dan dapat diulang 2x/24 jam) Infuse aminophylin (480 mg/500 ml NaCl 0.6%) Bila mulai membaik, aminophylin diganti dengan theophylin Ambroxol HCl dosis tinggi pada beberapa hari pertama untuk mempermudah pengeluaran dahak Apabila tidak ada kemajuan maka perlu dirawat inap, dengan endotracheal tube dan ventilator.

KOMPLIKASI
Emfisema Atelektasis Pneumothorax Gagal napas

Fraktur iga
Terutama pada pasien yang banyak mengkonsumsi kortikosteroid (osteoporosis)

DAFTAR PUSTAKA

Danusantoso H. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates; 2000; p. 195-246. Sherwood L. Human Physiology From Cells to Systems: the respiratory system. California : Thomson Brooks/Cole; 2007. P. 451-65. Yunus F, Rasmin M, Hudoyo A, Mulawarman A, Swidarmoko B. Pulmonologi Klinik. Jakarta: FKUI Bagian Pulmonologi; 1992; p. 129-54

Anda mungkin juga menyukai