PEMELIHARAAN CUBICLE OUTGOING PT PLN (PERSERO) APD SEMARANG

PRINSIP DASAR KERJA CIRCUIT BREAKER

SPRING CHARGING MOTOR CIRCUIT
TEGANGAN MENGALIR MELALUI TERMINAL SOCKET 4; KONTAK TERMINAL 6 DAN 5 LIMIT SWITCH S1; KE KUMPARAN MOTOR CHARGING; KE AUTOMATIC CUT OUT F1; TERMINAL SOCKET 3; LALU KE MASSA (-)

CONTOH WIRING DIAGRAM CONTROL CIRCUIT BREAKER

MOTOR CHARGING BERPUTAR MENGGERAKKAN MEKANIK SPRING CHARGE. MEKANIK SPRING CHARGE BERGERAK MENEKAN ATAU MENARIK SPRING CHARGE (TERGANTUNG JENIS SPRING YANG DIGUNAKAN APAKAH SPRING TEKAN ATAU SPRING TARIK). BILA SPRING SUDAH DALAM POSISI PENUH, DALAM POSISI SIAP (CHARGE), MAKA MEKANIK SPRING CHARGE MENGGERAKKAN LIMIT SWITCH S1. a. KONTAK 6 DAN 5 (DARI NC KE NO); TEGANGAN YANG MENGALIR KE MOTOR CHARGING DIPUTUS SEHINGGA MOTOR BERHENTI BERPUTAR. b. KONTAK 4 DAN 3 (DARI NC KE NO); KE INDIKATOR SPRING CHARGE MELALUI TERMINAL SOCKET 6 DAN 5. FUNGSINYA SEBAGAI INDIKASI SPRING CHARGE PADA POSISI CHARGE ATAU DISCHARGE. c. KONTAK 2 DAN 1 (DARI NO KE NC); ARTINYA SAAT SPRING CHARGE SUDAH SIAP, KONTAK 2 DAN 1 MENUTUP MAKA CIRCUIT KE CLOSING SYSTEM SUDAH SIAP PULA, SEHINGGA PMT SIAP DIOPERASIKAN CLOSE.

THOMAS AMBONO 8406022K

PEMELIHARAAN CUBICLE OUTGOING PT PLN (PERSERO) APD SEMARANG

F1 AKAN OPEN SAAT SPRING CHARGE SUDAH SIAP (CHARGE). F1 MERUPAKAN SWITCH OTOMATIS YANG DIGERAKKAN LANGSUNG OLEH MEKANIK SPRING CHARGE. F1 MEMPUNYAI FUNGSI SEBAGAI PENGAMAN BILA KONTAK 6 DAN 5 TIDAK BEKERJA SEBAGAIMANA MESTINYA (TETAP NC MESKIPUN SPRING CHARGE SUDAH DALAM POSISI SIAP). F1 MEMUTUS TEGANGAN KE ARAH MASSA (-) SEHINGGA MOTOR CHARGING TIDAK BERPUTAR TERUS MENERUS.
NOTE : 1. SAAT MENERIMA TEGANGAN PERTAMA KALI, MOTOR CHARGING TIDAK INTERLOCK (TIDAK DIPENGARUHI) OLEH POSISI PMT (CLOSE ATAUPUN OPEN). BILA SPRING CHARGE POSISI DISCHARGE MAKA MOTOR CHARGING AKAN BERPUTAR HINGGA POSISI SPRING SIAP. 2. MOTOR CHARGING BEKERJA MENYIAPKAN CLOSING SPRING. SAAT PMT CLOSE, MEKANIK SPRING CHARGE SELAIN MENGGERAKKAN KONTAK GERAK PMT UNTUK CLOSE JUGA SEKALIGUS BEKERJA MENYIAPKAN OPENING SPRING. JADI KESIMPULANNYA MOTOR CHARGING HANYA BEKERJA SATU KALI UNTUK MENYIAPKAN DUA SPRING SEKALIGUS MESKIPUN SECARA FUNGSI DAN BEKERJANYA BERGANTIAN. 3. PADA KONDISI OPERASI, MOTOR CHARGING AKAN BEKERJA SETELAH PMT CLOSE. HAL INI DIDESAIN UNTUK MENYIAPKAN SPRING PADA SIKLUS SELANJUTNYA. DESAIN INI JUGA DIRANCANG UNTUK KEAMANAN OPERASI. MOTOR SPRING DIDESAIN BEKERJA AGAR PMT SIAP CLOSE KARENA BILA MOTOR CHARGING TIDAK BEKERJA MAKA PMT TIDAK DAPAT CLOSE. BAGAIMANA BILA SEBALIKNYA? BAGAIMANA BILA MOTOR SPRING DIRANCANG BEKERJA AGAR PMT SIAP OPEN? HAL INI AKAN SANGAT BERBAHAYA, KARENA BILA MOTOR CHARGING TIDAK BEKERJA MAKA PMT TIDAK DAPAT OPEN ATAU TIDAK DAPAT TRIP BILA TERJADI GANGGUAN. 4. SPRING CHARGE DAPAT DIOPERASIKAN SECARA MANUAL BILA MOTOR CHARGING TIDAK BERFUNGSI.

CLOSING AND ANTI PUMPING CIRCUIT

TEGANGAN MENGALIR MELALUI TERMINAL SOCKET 8; KONTAK TERMINAL 2 DAN 1 LIMIT SWITCH S1; KONTAK 32 DAN 31 ANTI PUMPING RELAY; KE KUMPARAN CLOSING COIL; KONTAK 2 DAN 1 AUXILIARY SWITCH S3; KONTAK LIMIT SWITCH ELECTRICAL INTERLOCKING; TERMINAL SOCKET 7; LALU KE MASSA (-)

CONTOH CONTROL CIRCUIT BREAKER MERK MERLIN GERIN DAN SIEMENS

SETELAH PMT CLOSE, MEKANIK PMT MENGGERAKKAN AUXILIARY SWITCH S3.

THOMAS AMBONO 8406022K

PEMELIHARAAN CUBICLE OUTGOING PT PLN (PERSERO) APD SEMARANG

a. KONTAK 2 DAN 1 (DARI NC KE NO); TEGANGAN YANG MENGALIR KE CLOSING COIL DIPUTUS KARENA TEGANGAN TIDAK SAMPAI KE MASSA (-). b. KONTAK 8 DAN 7 (DARI NO KE NC); TEGANGAN MENGALIR DARI TERMINAL SOCKET 8 KE KUMPARAN ANTI PUMPING RELAY a DAN b, SEHINGGA SELENOID ANTI PUMPING RELAY MENGUBAH KONDISI KONTAK 32 DAN 31 DARI NC KE NO SERTA KONTAK 24 DAN 21 DARI NO KE NC. SESUAI DENGAN FUNGSINYA ANTI PUMPING RELAY BERTUGAS UNTUK MENGHENTIKAN ATAU MEMUTUS TEGANGAN KE CLOSING COIL AGAR TIDAK TERJADI PUMPING (CLOSING BERULANG-ULANG) PADA PMT YANG DAPAT BERBAHAYA BAGI PERALATAN BAIK UNTUK OPERASIONAL, KESTABILAN MAUPUN KUALITAS. KONTAK 32 DAN 31 ANTI PUMPING RELAY BERFUNGSI SEBAGAI PENGAMAN BILA KONTAK 2 DAN 1 LIMIT SWITCH S3 TIDAK BERFUNGSI SEBAGAIMANA MESTINYA (TETAP NC MESKIPUN PMT POSISI CLOSE). KONTAK 32 DAN 31 ANTI PUMPING RELAY MEMUTUS TEGANGAN YANG MENGALIR KE CLOSING COIL.
NOTE : 1. KONTAK MI DAN S2 ADALAH PERPADUAN MECHANICAL INTERLOCKING DAN LIMIT SWITCH ELECTRICAL INTERLOCKING. BILA PMT TIDAK SEMPURNA PADA PROSES RACK IN ATAU RACK OUT SEHINGGA TIDAK SEMPURNA SERVICE POSITION ATAU TEST POSITION MAKA S2 AKAN NO. HAL INI JUGA DIDESAIN UNTUK KEAMANAN OPERASI, BILA S2 POSISINYA NO MAKA CLOSING COIL TIDAK AKAN BEKERJA KARENA TEGANGAN TIDAK SAMPAI KE MASSA (-) SEHINGGA PMT TIDAK DAPAT CLOSE. 2. LAMPU INDIKATOR OPEN DAN CLOSE PMT, KEDUDUKAN SEMAPHORE SERTA STATUS PMT UNTUK TELE SIGNALING BERSUMBER PADA POSISI KONTAK AUXILIARY SWITCH S3.

TRIPPING CIRCUIT
TEGANGAN MENGALIR MELALUI TERMINAL SOCKET 10; KUMPARAN TRIPPING COIL; KE KONTAK 10 DAN 9 AUXILIARY SWITCH S3; TERMINAL SOCKET 9; LALU KE MASSA (-) SAAT PMT OPEN SEMUA KONTAK AUXILIARY KEMBALI KE POSISI SEMULA. KONTAK 10 DAN 9 BERUBAH DARI POSISI NC KE NO UNTUK MEMUTUS TEGANGAN KE TRIPPING COIL KARENA TIDAK SAMPAI KE MASSA (-).
NOTE : PERALATAN LAIN PADA PMT ANTARA LAIN : 1. MANUAL OPERATING SWITCH; ADALAH TOMBOL OPEN DAN CLOSE PMT YANG DIOPERASIKAN SECARA MEKANIK (MANUAL) TANPA HARUS MEMBERI TEGANGAN PADA TRIPPING COIL MAUPUN CLOSING COIL. 2. CIRCUIT BREAKER INDICATORS; ADALAH INDIKATOR POSISI PMT (APAKAH PMT DALAM POSISI OPEN ATAU CLOSE). INDIKATOR INI DIGERAKKAN SECARA MEKANIK OLEH MEKANIK PMT. 3. COUNTER; ADALAH INDIKATOR BANYAKNYA ATAU JUMLAH KERJA PMT. BISA BERTAMBAH SAAT PMT OPEN ATAU SAAT PMT CLOSE. TERGANTUNG DESAIN PABRIKAN.

THOMAS AMBONO 8406022K

PEMELIHARAAN CUBICLE OUTGOING PT PLN (PERSERO) APD SEMARANG

THOMAS AMBONO 8406022K