Anda di halaman 1dari 4

ESSAI GAGASAN TERTULIS PRA-PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Judul Essai : Pemanfaatan Energi Panas Bumi dan Nuklir Sebagai Jawaban Atas Krisis Listrik di Indonesia

Ditulis oleh : Nama NPM Fakultas : Reinhard Apriadi : 140710130030

: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, bahwa selama ini Indonesia mengandalkan sumber energi mainstream yg kebanyakan tidak dapat diperbaharui dan dimanfaatkan di hampir seluruh dunia, seperti minyak bumi, batu bara, dsb. Dan sumber energi itu pun banyak dimanfaatkan sebagai bahan pemasok untuk pembangkit listrik di Indonesia. Namun, karena sifatnya yang tak bisa diperbaharui, tentu lama kelamaan sumber energi tersebut akan habis jika kita tidak bisa menemukan cadangannya. Seperti yg dikatakan oleh Pertamina bahwa ternyata cadangan minyak Indonesia akan habis dalam kurun waktu 11 tahun lagi. Wah bayangkan! Indonesia yg dianggap oleh dunia memiliki potensi minyak bumi yg melimpah saja cadangan minyak buminya akan habis secepat itu. Lantas apa yang akan kita pakai bila cadangan minyak bumi habis? Tentunya dari sekarang kita wajib mencari sumber energi alternatif yg tentunya dapat terus-menerus diperbaharui.

Mengenai listrik di Indonesia, kita mengetahui bahwa PLN mengupayakan agar seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati pasokan listrik yang memadai. Dan tentunya ini direalisasikan lewat pembangkit-pembangkit listrik yang telah dibangun. Kondisi alam dan ketersediaan sumber energi di Indonesia tentunya sangat berpengaruh untuk pengadaan pembangkit listrik tersebut. Maka dari itu muncullah PLTA(Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTB(Pembangkit Listrik Tenaga Bahan Bakar Fosil), PLTU(Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dll. Pembangkit pembangkit listrik inilah yang kebanyakan menyokong hampir semua kebutuhan listrik yang ada di seluruh Indonesia.

Namun, sekarang ini karena semakin bertambahnya kebutuhan akan listrik tersebut, tentunya tidak bisa diimbangi oleh kertersediaan listrik yang ada. Penduduk Indonesia yang makin

bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun tentunya berpengaruh dengan kebutuhan listrik pula. Di lain sisi PLN menegaskan bahwa sangat sulit untuk mengimbangi jumlah kebutuhan akan listrik tersebut dikarenakan oleh banyak kendala, salah satunya adalah kelangkaan akan bahan bakar fosil yang menyuplai kebutuhan PLTB, mengingat kebanyakan pembangkit listrik di Indonesia adalah PLTB. Pemerintah lebih memperhitungkan untuk menjual bahan bakar fosil ke luar negeri daripada memasok kebutuhan yang ada di dalam negeri Akibatnya bahan bakar fosil pun langka dan terjadi pemadaman bergilir hampir di seluruh Indonesia. Tentunya inilah yang kita sebut krisis listrik. Krisis listrik tentu sangat mengganggu berbagai sektor kehidupan yang ada di Indonesia. Dengan adanya krisis ini, Pemerintah giat mencanangkan program Earth hour dan Hemat Listrik. Tetapi, itu saja tidak bisa menjadi jawaban yang tepat untuk mengatasi krisis listrik.

Sebagai jawaban atas krisis listrik, memang kita mempunyai PLTA dan PLTU. Tapi menurut saya, alangkah baiknya jika kita menambah unit PLTN(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) dan PLTPB(Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) sebagai pembangkit listrik alternatif. Mengapa kita sebaiknya memakai jasa 2 pembangkit listrik ini? Pertama, wilayah Indonesia merupakan kawasan yang dilewati oleh Pasific Ring of Fire(Cincin Api Pasifik). Dengan begitu, Indonesia memiliki potensi Panas Bumi dan Nuklir yang sangat banyak. Berdasarkan laporan dari BATAN(Badan Tenaga Nuklir Nasional), Indonesia memiliki 70.000 ton cadangan Uranium dan 117.000 ton cadangan Thorium. Ini membuktikan betapa potensialnya Indonesia untuk memakai jasa PLTN. Sedangkan untuk panas bumi, sumber energi ini sangat banyak dan tentunya dapat diperbaharui. Kedua, kedua pembangkit listrik ini dapat menyuplai listrik sangat besar. Daya yang dibangkitkan per unit PLTN berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Untuk PLTPB

sendiri, Indonesia terdapat 257 lokasi yang dapat member suplai listrik hingga 28,5 GW. Ketiga, 2 pembangkit listrik ini tidak memakan area yang begitu luas sehingga hemat ruang dan memiliki pengaruh dampak visual yang minim. Keempat, energi yang dihasilkan oleh 2 pembangkit ini stabil dan kontinu. Kelima, tentunya dengan memakai 2 pembangkit ini, Indonesia dapat menghemat konsumsi bahan bakar fosil.

Dengan melihat potensi-potensi yang ada di atas, alangkah baiknya Indonesia mengutamakan PLTN dan PLTPB. Mengingat dengan keuntungan tersebut, krisis listrik pun dapat segera teratasi dan tentunya dapat mengubah pola pikir kita akan ketergantungan pada bahan bakar fosil yang kian hari kian berkurang. Namun, untuk rencana yang lebih lanjut, tentunya Pemerintah dan PLN harus mensosialisasikannya terlebih dahulu agar masyarakat paham dan setuju dalam rencana itu. Jika unit-unit 2 pembangkit ini ditambah, maka ketersedian listrik pun semakin memadai dan tentunya akan memperlancar segala sektor-sektor pembangunan di Indonesia sehingga tercapailah Indonesia yang lebih baik.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai