Anda di halaman 1dari 7

Penerapan Lean Manufaktur Dalam Proses Produksi Untuk Meminimalkan Ongkos Material Handling

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Industri,Fakultas TeknikUniversitas Mercu Buana email: rudinimenteri@gmail.com 2012

Abstrak

Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentkan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Ata etak memiliki banyak dampak strategs karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas,proses fleksibilitas,dan biaya,serta kualitas lingkungan kerja,kontak pelanggan,dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yan menunjang diferensiasi,biaya rendah,atau respon cepat. Semua kasus desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana harus dapat mencapai : 1. Utilasi ruang,peralatan,dan orang yang lebih tinggi. 2. Aliran informasi,barang,atau orang yang lebih baik. 3. Moral karyawaan yang lebih baik,juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman. 4. Interaksi dengan pelanggan yan lebih baik. Terdapat empat jenis perbedaan dari aneka pilihan fasilitas yaitu : 1. Fokus produk (55 persen). 2. Fokus pasar (30 persen). 3. Fokus proses (10 persen). 4. Serba guna (5 persen). Pengertian Tata Letak Pabrik Menurut Wignjosoebroto (2000), Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk menempatka mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaraan gerakan-gerakan material, penyimpanan material (storage) baik yan bersifat temporer maupun permanen,personil pekerja dan sebagainya.
11
1

Makalah Lean Manufacturing


Rudini Mulya Daulay

Lean Manufacturing Material Handling


Email: rudinimenteri@gmail.com

Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik (departement layout). Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik,seringkali hal ini kita salah artikan sebgai pengaturan peralata/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang baru sama sekali (the new layout plan).

Tujuan Perancangan Tata Letak Fasilitas Secara garis besar tujuan perancangan fasilitas, yaitu untuk menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas dan fasililtas-fasilitas produksi dapat diatur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok produksi secara efektif dan efisien. Selain itu terdapat tujuan perencanaan tata letak pabrik yaitu untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan antara lain : 1. Menaikan output produksi. Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar atau lebih sedikit,man hours yang lebih kecil,dan/atau mengurangi jam kerja mesin. 2. Mengurangi waktu tunggu (delay) Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing-masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu tunggu (delay) yang berlebihan. 3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling). Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebing menekankan desainnya pada usaha-usaha memindahkan aktivitas-aktivits pemindahaan bahan pada saat proses produksi berlangsung. 4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi,gudang dan serice. Jalan lintas,material yang menumpuk,jarak antara mesin-mesin yang berebihan,dan lain lain semuanya akan mnambah area yang dibutuhkan untuk pabrik. 5. Pendaya guna yang lebih besar dari pemakain mesin,tenaga kerja,dan/atau fasilitas lainnya.

11

Makalah Lean Manufacturing


Rudini Mulya Daulay

Lean Manufacturing Material Handling


Email: rudinimenteri@gmail.com

Langkah-langkah Perencanaan Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja di masing-masing stasiun kerja. Tata letak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum pengaturan semua fasilitas produksi yang terencana akan memberikan : Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu Minimisasi pemakaian area tanah Pola aliran produksi yang terbaik Keseimbangan penggunaan area tanah Keseimbangan di dalam lintasan Fleksibilitas dalam menghadapi ekspansi dimasa yang akan dating

Tipe-tipe Tata Letak Salah satu keputusan penting yang perlu dibuat adalah keputusan menentukan Tipe tata letak yang sesuai akan menjadikan efisiensi proses manufakturing untuk jangka waktu yang cukup panjang. Tipe-tipe tata letak secara umum adalah Product Layout, Process Layout dan Group Technology Layout (Purnomo, 2004). A. Tata Letak Berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout) Product layout dapat didefinisikan sebagai metode atau cara pengaturan dan penempatan semua fasifitas produksi yang diperlukan ke dalam suatu departemen tertentu atau khusus. Dalam Product Layout, mesin-mesin atau alat bantu disusun rnenurut urutan proses dari suatu produk. Tata letak berdasarkan aliran produksi ini merupakan tipe layout yang paling popular untuk pabrk yang bekerja/produksi secara massal (mass production). Keuntungan dari jenis layout ini yaitu : 1. Biaya pemindahan material rendah. 2. Total waktu produksi singkat. 3. Barang persediaan untuk proses kerja atau WIP rendah. 4. Adanya insentif bagi kelompok karyawan akan dapat memberikan motivasi guna meningkatkan produktivitas kerja. Selain itu tidak diperlikan operator yang memiliki skil tinggi, sehingga biaya operator rendah. 5. Stasiun kerja memerluakan luas area yang minimal. 6. Perencanaan dan pengendalian proses produksi mudah dilaksanakan.
11
3

Makalah Lean Manufacturing


Rudini Mulya Daulay

Lean Manufacturing Material Handling


Email: rudinimenteri@gmail.com

B. Tata Letak Berdasarkan Fungsi/macam Proses Tata letak ini merupakan metode penempatan dari mesin dan peralatan produksi yang memiliki tipe sama ke dalam satu departemen Karakteristik tipe tata letak ini atara lain: Perbandingan antara jumlah (Q) dan jenis produk (P) kecil Produksi berdasarkan job order Mesin produksi dan perlengkapan yang sama ditempatkan pada satu departemen Keuntungan dari jenis tata lerak ini adalah : 1. Pengetahuan yang mendalam tentang proses. 2. Perkakas dan perlengkapan umum. 3. Sangat Fleksibel - dapat menghasilkan berbagai jenis tipe yang berbeda. 4. Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan/atau peralatan produksi, karena menggunaan mesin-mesin tipe umum. Disamping itu dijumpai flesibilitas produksi yang besar. 5. Mudah untuk mengatasi breakdown mesin. 6. Kemungkinan adanya aktivitas supervise yang lebih baik dan efisien melalui spesialisasi kerja. C. Tata Letak Berdasarkan Lokasi Tetap (fix position layout) Untuk tata letak berdasarkan posisi tetap,material dan komponen dari produk utamanya akan tinggal tetap pada posisi/lokasinya. Sedangkan fasilitas produksi seperti tools,mesin,manusia serta komponen kecil lainnya bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. D. Tata Letak Berdasarkan Kelompok Produk (group-technology layout) Tipe tata letak ini, komponen yang tidak sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok berdasarkan kesarnaan bentuk kornponen. mesin atau peralatan yang dipakai. Mesin-rnesin dikelompokkan dalam satu kelornpok dan ditempatkan dalam sebuah manufacturing cell. Setiap kelompok produk (product family) akan memiliki urutan proses yang sama,maka akan menghasilkan tingkat efesiensi yang tinggi dalam proses manufakturingnya. Material Handling Adapun definisi material handling oleh AMHS yakni seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling). pemindahan (moving), pengepakan (packaging), penyimpanan (storing), sekaligus pengendalian serta pengawasan (controling) dari material dalam segala bentuk.

11

Makalah Lean Manufacturing


Rudini Mulya Daulay

Lean Manufacturing Material Handling


Email: rudinimenteri@gmail.com

Tujuan Material Handling 1. meningkatkan aliran bahan. jika aliran bahan lancar, tepat waktu,jumlah, sasaran, teratur, maka tidak akan perlu untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk mengatasinya. 2. Mengurangi biaya. 3. meningkatkan pemanfaatan ruang , optimalisasi ruang penataan bahan. 4. meningkatkan kondisi dan keselamatan kerja. 5. Memudahkan proses produksi.

Lean Manufaktur Lean Manufacturing merupakan sistem produksi yang menekankan pada suatu filosofi continuous improvement yang dilakukan dengan cara mengeliminasi atau mengurangi waste di semua aspek yang berkaitan dengan aliran produk dari supplier sampai ke tangan customer, sehingga didapatkan metode yang paling efisien. Hasil yang ingin dicapai adalah suatu sistem yang ramping (lean) dan smooth, sehingga dapat meningkatkan output dan produktivitas. Produksi dilakukan pada jumlah yang tepat dan pada saat yang tepat ketika dibutuhkan, maka dengan cara inilah berbagai macam waste dapat dikurangi bahkan dieliminasi. Problem solving dan improvement dilakukan dari hal-hal yang kecil, tetapi dilakukan secara bertahap dan terus-menerus. Inilah yang dimaksud dengan filosofi continuous improvement. adalah sebagai berikut (Liker, 2006): 1. Waste didefiniskan sebagai segala aktivitas pemakaian sumber daya (resources) yang tidak memberikan nilai tambah (value added) pada produk. Pada dasarnya semua waste yang terjadi berhubungan erat dengan dimensi waktu. JIT mendefinisikan ada 8 jenis waste yang tidak memberikan nilai dalam proses bisnis atau manufaktur, antara lain Produksi berlebihan (overproduction) Memproduksi barang-barang yang belum dipesan, akibatnya terjadi penumpukan barang dan tempat penyimpanan barang menjadi berkurang. 2. Menunggu (Waiting) Pekerja yang sedang mengamati mesin yang berjalan, menunggu pasokan komponen karena kehabisan material, menunggu karena keterlambatan proses atau mesin rusak merupakan aktivitas yang sebenarnya tidak perlu terjadi. 3. Transportasi (transportation) Memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain, apalagi dalam jarak yang jauh merupakan aktivitas yang tidak efisien, sehingga perlu diminimalkan.

11

Makalah Lean Manufacturing


Rudini Mulya Daulay

Lean Manufacturing Material Handling


Email: rudinimenteri@gmail.com

4. Memproses secara keliru/berlebihan (Inefficient Process) Melakukan pemrosesan yang tidak efisien karena alat yang buruk dan rancangan produk yang buruk, sehingga menghasilkan produk cacat. 5. Persediaan berlebih (inventory) Memproduksi lebih dari semestinya sebagai antisipasi kecacatan produk bukan menyelesaikan masalah, tetapi justru menyembunyikan masalah yang sebenarnya. 6. Gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion) Gerakan-gerakan tubuh yang tidak perlu, seperti mencari, meraih, memutar akan membuat proses memakan waktu lebih lama. 7. Produk cacat (defective product) Memproduksi barang cacat, sehingga membutuhkan pengerjaan ulang atau bahkan dibuang karena tidak bisa diperbaiki. Jelas ini merupakan pemborosan pemakaian bahan, waktu, tenaga kerja, dan sumber daya yang lain. 8. Kreativitas karyawan yang tidak dimanfaatkan.

Operation Proses Chart Operation Process Chart adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses pengerjaan material, mulai dari bahan baku (material) hingga menjadi komponen atau produk jadi. OPC memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut. Waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau mesin yang dipakai untuk memproses material. Jadi, dalam suatu Operation Process Chart yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan, terkadang pada akhir operasi dicantumkan kegiatan penyimpanan. Operasi kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik sifat fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan juga termasuk informasi. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses. Transportasi Lambang ini digunakan jika kita melakukan pemeriksaan terhadap suatu objek atau membandingkan objek tertentu dengan suatu standar.

11

Makalah Lean Manufacturing


Rudini Mulya Daulay

Lean Manufacturing Material Handling


Email: rudinimenteri@gmail.com

Inspection Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi.

Delay Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu.

Storage Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.

DAFTAR PUSTAKA

Aquilano, Chase, and Jacobs. Production and Operations Management. 8 ed. USA : McGraw-Hill Companies : 1998 Gaspersz, Vincent, (2007). Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries,edisi 1, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Hines P., dan Rich N., (1997). The Seven Value Stream Mapping Tools, International Journal of Operational and Production Management, Vol.17 Hines, Peter and Rich, Nick (2001). The Seven Value Stream Mapping Tools. Manufacturing Operation and Supply Chain Management: Lean Approach, David Taylor and David Brunt. (editor). Thomas Learning. London

11

Makalah Lean Manufacturing


Rudini Mulya Daulay

Lean Manufacturing Material Handling


Email: rudinimenteri@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai