Anda di halaman 1dari 3

Bapak di Ruang DIKLAT Hampir semua ruangan berbahaya sering tidak menggunakan sarung tangan (apd) termasuk radiologi

tidak pernah mennggunakan apd, cuman berlindung dari dinding dan kaca, apd tidak mengenakan, apalagi radiologi apdnya sangat berat salah satunya baju yang seperti gatot kaca, sarung tangan tidak memenuhi syarat jumlahnya tidak mencukupi, di limbah rumah sakit kurang sarana akibat keterbatasan, sarana pencegahan kebakaran juga kurang tidak ada pendeteksi asap, upaya pencegahan yg ada berupa pendidikan kesehatan melalui poster-poster kemudian pemeriksaan secara berkala walaupun poliklinik tidak ada sehingga data kecelakaan kerja tidak dapat diketahui dengan pasti. Yang banyak tindakan beresiko di IGD, OKA, Lab, Radiologi, dapur, limbah. OKA tidak bisa sembarangan masuk. Yang jelas K3 di RS ini tidak jalan hanya diatas kertas SK nya, kepengurusannya dan program ada tapi tidak jalan karena terhambat dana, hanya beberapa unit yang disediakan contohnya untuk tempat cuci tangan satu untuk semua, kebiasaan juga faktor penghambat dari tidak berlangsungnya K3 tetapi tetap faktor utama adalah sarana yang terbatas karena anggaran. Upaya yang dilakukan hanya sampai SK kepengurusan, penyampaian informasi pendidikan kesehatan melalui poster, pencegahan upaya kebakaran melalui tanda tanda evakuasi yang berwarna hijau tetapi juga tidak pernah dilakukan uji coba. Poli karyawan tidak punya sehingga tidak ada data kecelakaan kerja. Yang jelas ketidakpatuhan petugas terhadap standar prosedur operasional disetiap unit. Seharusnya menggunakan apd tapi kenyataannya tidak pernah menggunakannya. Karena apd itu tidak mengenakan untuk digunakan.

Kepala Laboratorium Tahapannya atau alur itu dari berbagai poli masuk ke kasir untuk yang sudah tau harga kalau yang belum tau itu ke lab dulu baru ke kasir dan kembali ke lab, untuk yang menggunakan askes harus mengurus jaminan terlebih dahulu baru ke lab karena di lab itu langsung diperiksa dan dikasih hasilnya. Pasien membawa pengantar kertas pemeriksaan apa yang akan dilaksanakan, dilakukan pengambilan sampel darah di ruang sampling (ada yang tertusuk tapi jarang), urin, pemeriksaan lain. Yang perlu menggunakan safety itu dari ruang sampling sampai seterusnya saat pemeriksaan darah. Darah di bagi bagi dengan menggunakan sarung tangan terus dimasukan ke ruang hematologi, kimia klinik (darah diolah). Petugas sudah menggunakan safety seperti sarung tangan. Pada saat menggunakan alat-alat pemeriksaan juga sudah

menggunakan safety. Keamanaan lab itu jas lab, masker, sarung tangan. Ada resiko bahaya terkena penyakit menular kalau tidak hati hati seperti hepatitis. Juga ada shift kerja selama 3 kali pagi sore dan malam (buka 24 jam). Ruangannya itu dari administrasi, pengambilan sampel (sampling), pengolahan sampel dan ruang hematologi, mikro dan urenalisa, kimia klinik. Setelah diperiksa baik dari hematologi, urenalisa, kimia klinik hasilnya dikasih ke administrasi untuk dikembalikan ke pasien. Pada ruang pengolahan sampel dibagi-bagi dan darah dijadikan serum.

Kepala Radiologi Tahapannya itu kalau dari dokter praktek langsung ke kasir baru dibawa ke ruang radiologi atas permintaan dokter, kalau dari poliklinik ke loket ke poliklinik lagi untuk mengirim baru ke kasir setelah itu baru ke ruang radiologi untuk dilakukan pemeriksaan atas permintaan dokter. Pemeriksaan yang dilakukan kepala, toraks, tulang belakang, pemeriksaan kontras, vertikal, usg cuman dikerjakan dokter, setelah itu dekerjakan sesuai permintaan dokter baru dikerjakan diproses film di kamar gelap diterapi juga baru dicuci hasilnya dan dibaca dokter baru dikembalikan ke pasien, kalau yang rawat inap langsung dibawa ke radiologi untuk diterapi setelah itu dikembalikan lagi ke ruang inap. Ruangannya kamar pemeriksaan ada 3, pesawatnya (alat) 2 dan pesawa (alat) gigi 1, kamar gelap 1untuk pemprosesan film, dan 1 ruang usg serta 1 rang administrasi/loket 1. Untuk ruang pemeriksaan bisa dilakukan semua pemeriksaan seperti tulang belakang, perut, kepala, kontras, vertical. Kontrolnya dari ruang khusus dengan menggunakan kaca yang aman (kaca pb), keluarga pasien pelindung dirinya ada baju safety khusus (afron), kacamata pb ada tapi lupa menaroh, sandal jepit saat pemeriksaan, proteksinya dengan afron (baju) untuk pasien, dilakukan pengaturan terhadap alat sinar pemancar radiasinya dikontrol manual dengan mengatur alat agar sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan semakin besar membuka pancaran sinar semakin besar radiasi yang dihasilkan jadi harus diatur seperlunya dari pemeriksaan, ketinggian ruangan harus 3 meter, dinding dengan lapisan pb, saat pemeriksaan pintu harus rapat. Sarung tangan dan tirai tidak punya karena rusak padahal seharusnya menggunakan itu. USG tidak terlalu berbahaya karena tidak menggunaka x-ray. Ada satu ruangan yang alatnya sudah agak rusak tapi tetap dipakai karena untuk menggantinya terlalu mahal atau terbatas dana sehingga terpaksa tetap digunakan. Kalau radiasi itu efeknya jangka panjang jadi tidak bisa diketahui efeknya sekarang. Ada shift kerja 2 kali pagi sama sore dan malam mealaui panggilan telepon karena

petugas terbatas hanya berempat, kadang-kadang sore juga hanya melalui telepon. Di radiologi harus sangat hati-hati karena juga bisa terkena penyakit menular seperti tbc karena dalam ruang tertutup (resiko penularan) biasanya pasien tbc periksa thoraks. (nama alatnya pesawat x-ray), setelah dari tempat pemeriksaan hasilnya diproses di kamar gelap, . (Dikamar Gelap) (automatic processing nama alatnya) Terdapat alat untuk pengolahan film, proteksinya dengan afron (baju) untuk pasien. Terdapat bahaya bahan kimia (metlover picture) sudah didalam mesinnya tinggal dimasukan bahayanya asam pada saat pencampuran memang uapnya sangat berbahaya tapi yang digunakan disini adalah yang cair jadi mengurangi sedikit bahaya dibandingkan bubuk yang harus dicampur air panas jadi perlu masker sama sarung tangan, limbahnya juga tidak boleh dibuang sembarangan, disini sudah mempunyai tempat pembuangan yang khusus.

Anda mungkin juga menyukai