Penyakit tekanan darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit yang mendapatkan perhatian dari semua kalangan masyarakat prevalensi hipertensi di Indonesia secara tepat sampai saat ini belum ada. 1,8-28,6% penduduk berusia di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi
Boedi Atmojo, 2000
Salah satu cara untuk mengontrol hipertensi ialah dengan cara meminum obat hipertensi secara teratur Namun, pada kenyataannya bahwa penderita hipertensi tidak rutin kontrol berobat secara teratur Peningkatan resiko dan komplikasi yang diakibatkan dari hipertensi.
Perumusan Masalah
Apakah faktor faktor yang mempengaruhi pasien hipertensi kontrol berobat?
Tujuan Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk : Pertimbangan intervensi dalam upaya pencegahan tidak rutinnya pasien hipertensi untuk kontrol berobat. Pertimbangan dalam upaya penatalaksanaan hipertensi yang sudah manifestasi.
Manfaat Penelitian
Sebagai bahan pertimbangan dalam edukasi pasien hipertensi untuk kontrol berobat. Meyakinkan pembaca supaya memahami arti penting hidup sehat untuk pencegahan manifestasi hipertensi terutama jika ada riwayat hipertensi dalam keluarganya.
Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan tekanan aliran darah yang bekerja terhadap dinding pembuluh darah Besarnya tekanan darah ditentukan oleh sejumlah darah yang dipompakan jantung (curah jantung) dan diameter pembuluh darah (resistens perifer)
Hipertensi
hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1. Hipertensi essensial/ primer/ idiopatik yang tidak diketahui penyebabnya. 2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal yang penyebabnya diketahui
Best, 1997
JNC (2003)
Klasifikasi Tekanan darah Normal Prehipertensi Sistolik (mmHg) < 120 120 - 139 dan atau Diastolik (mmHg) < 80 80 - 89
Stage 1 hipertensi
Stage 2 hipertensi
atau
atau
90 - 99 100
Hipertensi Esensial
Hipertensi essensial dalah hipertensi yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok ini.
Mekanisme hipertensi essensial yang diketahui dengan jelas sampai sekarang ialah melalui : 1. Vasokonstriksi yang terlalu sering dan atau terlalu lama yang disebabkan oleh jawaban system simpatis yang berlebihan terhadap pacuan dari luar. 2. Vasokonstriksi karena tertimbunnya ion Ca di dalam sitoplasma otot polos tunika media akibat kelainan membran yang genetik. 2. Hipervolemi menyebabkan naiknya curah jantung dan ini menaikkan tekanan darah. Kenaikan tekanan darah karena hipervolemi ini akan menekan dinding vasa darah, sehingga secara miogenik otot vasa darah akan berkontraksi dan terjadilah vasokonstriksi
saluran
kalsium
30 mnt
takikardi,
nyeri
Klonidin
0-60 mnt
6-8 jam
Sedasi
Dpt rebound
terjadi
Kaptopril
5-30 mnt
4-6 jam
Hipotensi berlebihan
Fenoldopam
0,1-1,6 ug/kg/mnt
4-5 mnt
<10 mnt
Dpt
melindungi
fungsi ginjal
Intervensi penurunan TD
Penurunan berat badan Aktivitas fisik yang teratur Pengurangan konsumsi garam Berhenti merokok dan minum alkohol Memakan makanan sehat
2. Sampel
Penelitian dilakukan di Puskesmas Sewon II, Puskesmas Pembantu Panggungharjo dan Bangunharjo, Posyandu Lansia pada tanggal 3-8 Mei 2012.
5. Rancangan Penelitian
Melingkupi : Subjek Penelitian Pembagian Quisioner Wawancara Singkat Analisis Faktor yang Berhubungan
HASIL PENELITIAN
26,6 33,3 40
14 16 11 19
Baik
Kurang Kepatuhan Minum Obat
17
13
56,6
43,3
Patuh
Tidak patuh
13
17
43,3
56,6
Baik
Kurang Penggunaan Obat Alternatif
25
5
83,3
16,6
Ya
Tidak Pengaruh jarak Rumah-Puskes
21
9
70
30
Ya
Tidak
16
14
53,3
46,6
12
jumlah
10
8 6 4 2 0 Baik 17 Kurang 13
Series1
14
12
jumlah
10
Series1
Patuh 13
Tidak patuh 17
20
jumlah 15 10
5
0 Series1 Baik 22 Kurang 8
15 10
5 0 Series1 Baik 25 Kurang 5
Grafik 3.6 Grafik Penggunaan Obat Selain Obat Dari Dokter (Alternatif)
25
20
jumlah 15 10
5
0 Series1 Ya 21 Tidak 9
Gambar 3.7 Grafik Pengaruh Jarak Rumah Dengan Tempat Pelayanan Kesehatan
16.5 16
15.5
15 jumlah
14.5
14
13.5
13
Series1
Ya 16
Tidak 14
PEMBAHASAN
sebagian besar penderita hipertensi merupakan penderita pada kelompok usia > 60 tahun tidak kontrol rutin untuk > kontrol rutin Tingkat pengetahuan mengenai hipertensi sudah cukup baik Tingkat kepatuhan minum obat responden masih rendah persepsi salah Banyak keluarga memberikan dukungan positif
responden menyatakan sudah mendapatkan informasi yang cukup dari dokter Beberapa responden menggunakan terapi alternatif Beberapa responden menyatakan jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan cukup jauh
Semakin tinggi usia semakin tinggi kesadaran kontrol rutin Tingginya tingkat pendidikan tidak berpengaruh pada kesadaran untuk kontrol rutin Tingginya tingkat pengetahuan berbanding terbalik dengan kesadaran untuk kontrol Dukungan keluarga positif responden rutin kontrol Edukasi dokter yg cukup tidak menyebabkan peningkatan kepatuhan kontrol
beberapa makanan dapat menurunkan tekanan darah dan menggunakannya untuk terapi alternatif dalam menurunkan tekanan darah tinggi jarak rumah yang jauh akan berpengaruh terhadap kerutinan responden akan tetapi sebagian responden tetap bersedia untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan
KESIMPULAN
karakteristik subyek sebagian besar berumur >60 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan berpendidikan terakhir di sekolah lanjutan Hasil penelitian yang ditemukan antara lain: tidak rutin kontrol > rutin kontrol. Peningkatan kontrol rutin dipengaruhi beberapa faktor seperti peningkatan usia, dukungan keluarga yang positif, dan jarak tempat pelayanan kesehatan dari rumah
Tidak kontrol rutin dipengaruhi adanya kejenuhan yang mengakibatkan menurunnya kepatuhan minum obat dan penggunaan terapi alternatif selain terapi dokter seperti makan-makanan tertentu Tingginya tingkat pendidikan dan pengetahuan serta edukasi dokter yang cukup tidak berbanding lurus dengan kesadaran pasien untuk kontrol
Daftar Pustaka
Sidabutar, R.P. and P., Wiguno, (1990), Hipertensi Essensial, Soeparman and Waspadji, S. : Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, 205 14, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Mukhtar, Zulfikri, et.al., (1996), Perubahan Hemodinamik dan Terapi Hipertensi dari Aspek Kardiovaskuler, 1 st ed., Bamboedoea Graphic communication, Jakarta. Guyton, Arthur C., (1994), Fisiologi Tubuh Manusia Jilid I, 9th ed., 290-334, Binarupa Aksara, Jakarta. Best, C.H. and taylor, N.B., (1979), The Physiological Basis of Medical Practice, 10th ed., 240 1, The Williams and Wilkins Company, Baltimore. Gordon W. Harison : Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-XIII, Vol. 3, EGC, Jakarta, 2000, hal: 1271-1272. Ganong, W.F., (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 14th ed., 603 6, EGC, Jakarta. Garay, R.P. and Meyer, P., (1981), Erythrocyte Sodium Extrusion in Primary Hypertension, dalam J.H. Laragh, F.R. Bahler dan D.W. Seldin (ed) : Frontiers in Hypertension Research, Springer Verlag, New York. Postnoff, Yu V., (1981), Alteration of Cell Membrane Control Over Intracelluler Calcium in Essential Hypertension and in Spontaneously Hypertensive Rats, dalam J.H. Laragh, F.R. Bahler dan D.W. Seldin (ed) : Frontiers in Hypertension Research, 91-3, Springer Verlag, New York. Rosenman, R.H. dan Friedman, M., (1961), association of Specific Behavior Pattern in Women Blood and Cardiovascular Findings, JAMA 24 : 1173 84. Merck, -, Arterial Hypertension : Elevation of Systolic and / or Diastolic Blood Pressure, Either Primary or Secondary , Web publishing Inc., http://www.merck.com/mrkshared/mmanual/section16/chapter199/199a.jsp Ribeiro, -, Muscle Sympathetic Nerve Activity and Hemodynamic alteration in Middle aged Obese Women, PubMed-Medline, www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/ query. fcgi?cmd =retrieve&db=pubmed&list_uids= 11285458&dopt=abstract. Darmojo, R. Boedhi, (1996), Bunga Rampai Karangan Ilmiah, 2nd ed., 151 64 dan 338 - 51, UPF ilmu penyakit dalam FK Undip / RS. Dr. Kariadi, Semarang. Price S., Wilson L. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku II, Edisi ke-IV, Cetakan Pertama, EGC, Jakarta, 1995, hal: 627-628. Tagor H. Hipertensi Essensial. Dalam: Buku Ajar Kardiologi, FKUI, Jakarta, 1998, hal: 203. Woodly M., Whelan A. Krisis Hipertensi. Dalam: Pedoman Pengobatan, Yayasan Essentia Medica dan Andi Offset, Yogyakarta, 1995, hal: 126-130.