Syphilis Infection During Pregnancy
Syphilis Infection During Pregnancy
Introduction
Sexually Transmitted Disease (STD) Etiologi: bacterium Treponema Pallidum Epidemilologi: berdasarkan WHO 12 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Luka genital yang disebabkan oleh Syphilis mudah berdarah dan memudahkan untuk penularan HIV
Manifestasi Klinis
Syphilis ditularkan dari orang ke orang melalui kontak secara langsung dengan luka syphilis (chancre) Penularan dapat terjadi melalui vaginal, anal, oral sex. Luka syphilis primer terjadi 3 minggu setelah kontak, terutama external vagina, vagina cervix, anus, atau di rectum. Bersifat asimtomatik Syphilitic sore: berbatas tegas, bulat, kecil, dan tidak nyeri berlangsung 3-6 minggu
Dibedakan dengan Herpes Genital, yang menyebabkan kecil, lepuh menyakitkan diisi dengan cairan jernih atau berwarna seperti jerami. Ketika lepuh pecahmeninggalkan ulkus dangkal yang sangat menyakitkan kerak di atas perlahan pulih lebih dari 7-14 hari Siphylis dapat meningkatkan resiko penularan HIV dengan mengganggu barier mukosa dan epitel.bbrp minggu atau bulan perluasan dari (cutaneus, muccosal) dan terkadang ada indikasi sistemik dari diseminasi spirochetes dari syphilis sekunder
fase bisa bertahan hingga satu tahun dan sifilis sangat menular pada tahap ini. Bahkan tanpa pengobatan pada sifilis primer ataupun sekunder dapat sembuh namun menjadi fase laten. Sekecil apapun manifestasi klinis, dapat menular ke foetus Tersier syphilis: infiltrative tumor di kulit, tulang, liver ((gumma) (15%%), kerusakan sistem saraf pusat (neurosyphilis) (6,5%), cardiovascular problems (10%) Tersier syphilis are not infectious
Fetal Infection
Spirochetes melewati plasenta dan meninfeksi fetus sekitar usia 14 minggu kehamilan. Dipengaruhi oleh: Usia kehamilan Stage of maternal syphilis Maternal treatment Respon imun dari fetus.
Akibat Congenital syphilis: Spontaneous abortion (usually after first trismester) Fetal death BBLR bisa hanya menjadi tanda dari congenital syphilis Klasifikasi: 1. Early congenital syphilis 2. Late congenital syphilis
Diagnosis
Dasar diagnosa Identifikasi dari trepobemes di spesimen dan + serologic. Mikroskopi lapang pandang gelapchancre aktiv/ condyloma lata. DFA (direct flourscent antibody) Serologis Test dibagi 2: 1. Nontreponemal (NTTs) 2. Treponemal (TTs)
Diagnosis
NTTs: (untuk screening dan monitoring therapy)
1. Deteksi antibodi, cardiolipin 2. VDRL 3. Rapid Plasma Reagin + palsu dapat terjadi di: 1. Kehamilan 2. Kelainan autoimun 3. Infeksi Pemeriksaan umumnya (+) pada syphilis primer Reactive VDRL: syphilis sekunder dengan titer > 1/16 Titer antibodi menunjukkan aktivitas dari penyakit. Bisa negatif (-) di tahu8n pertama setelah pengobatan sifilis primer dan 2 thn setelah pengobatan sifilis sekunder.
Diagnosis
TTs : (confirm the Diagnose) 1. Deteksi interaksi antara serum imunoglobulin dan surface antigen Treponema Pallidum 2. Diantaranya: (FTA-ABS) (MHATP) (TP-PA) False (+): Lyme disease Leptospirosis Disease cause by other pathogenic Treponema spp.
Diagnosis
Prenatal diagnosis: 1. Non- invasive 2. Invasiv (amniosintesis, precutaneus umbilical blood sampling ) Fetal syphilis bisa ditegakkan jika: Fetal hidrop Hepatoslenomegaly Hidramnion Plasenta tebal Jika (+) suspect fetal infection perhatikan heart ratefetal dsitress
Terapi
Penicillin G parenteral, namun kurang efektif dalam melewati BBR DOC pada neuroshyphilis: Aqueous crystalline Penisillin G DOC Primer, sekunder, early latent syphilis : Benzathine Penicilin G 2,4 juta unit IM single dose.
Wanita hamil dapat diberi tambhan: second dose Benzhatine Penicilin G IM 1 minggu setelah initial dose Latent unknown duration: Benzatin Penicillin G total 7,2 juta unit, 3 doses dengan 1 minggu interval
Kesimpulan
The American College of Obstetricians dan Gynecologists dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan skrining sifilis pralahir di kunjungan pertama prenatal dan pada 32-36 minggu, jika beresiko untuk sifilis CDC merekomendasikan bahwa semua wanita harus diperiksa secara serologis untuk sifilis pada pertama kunjungan prenatal dan, untuk pasien berisiko tinggi, selama sepertiga trimester dan saat melahirkan Selain itu, setiap wanita yang memberikan bayi yang baru lahir setelah usia kehamilan 20 minggu harus diuji untuk sifilis Pedoman Italia Istituto Superiore di Santit `untuk Kehamilan Fisiologis (2011) menyatakan bahwa skrining serologis untuk sifilis harus ditawarkan untuk semua wanita hamil selama pertama dan trimester ketiga kehamilan [48]. dan memberikan pesan-pesan promosi kesehatan dan pendidikan