Anda di halaman 1dari 22

PERKARA TATA USAHA NEGARA REG. NO.

59/2012/PTUN-MDN Bahwa setelah mengikuti proses persidangan dalam perkara Tata Usaha Negara Nomor ; NO. 59/2012/PTUN-MDN, proses Gugatan, jawab menjawab, pengajuan bukti bukti baik surat maupun pemeriksaan saksi-saksi serta sidang lapangan serta memperhatikan jalannya persidangan maka dengan ini Penggugat mengajukan Konklusi dalam perkara aquo sebagai berikut : Bahwa Penggugat tetap pada Gugatan awal dan Replik serta bukti bukti surat dan saksi yang telah diajukan dalam persidangan dan denga tegas menolak seluruh dalil yang diajukan Tergugat, kecuali yang secara tegas Penggugat akui kebenarannya ; Bahwa uraian dana dalil dalil yang dikemukakan pada Gugatan dan Replik dianggap telah diulangi serta masuk dalam Konklusi ini; DALAM POKOK PERKARA Pelanggaran Hukum Penerbitan Objek Sengketa : - Bahwa dalam rangkaian persidangan yang telah dilakukan, secara nyata gugatan Penggugat terbukti dan menyakinkan telah dapat membuktikan kesalahan prosedur dari penerbitan objek sengketa aquo (ic. Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan tentang Penerbitan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Nomor 2089/Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Provinsi Sumatera Utara tanggal 9 Mei 2012 atas nama EMMA SIANTURI dengan surat ukur nomor : 00578/Cinta Damai/2012 tanggal 01/05/2012 seluas 840 M2 yang terletak di Jalan Aman Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan) ; Bahwa selama proses persidangan tidak satupun alat bukti maupun saksi yang diajukan kepersidangan mendukung penerbitan objek sengketa yang diamatkan dalam perundang-undangan berkaitan dengan PENERBITAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH ; Bahwa dalam persidangan juga terbukti objek Gugatan dibuat dengan menggunakan dasar dasar yang salah bahkan terkesan ceroboh dan bertentangan dengan hukum, karena Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa telah menggunakan dasar surat yang sama sekali tidak membuktikan dasar yang cukup dan tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah JO Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah ; Bahwa bukti bukti yang menjadi dasar bagi Tergugat untuk menerbitkan Objek Sengketa kepada Tergugat II ( intervensi ) jelas telah melanggar

ketentuan hukum yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Jo. Peraturan Menteri Negara / Kepala Badan Pertahanan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentag Pendaftaran Tanah ; Bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menyatakan, sebagai berikut ; 1. Pasal 6 ayat (2) Dalam melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan di bantu oleh PPAT dan pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut Peraturan Pemerintah ini dan Peraturan perundang-undangan yang bersnagkutan 2. Pasal 12 ayat (1) Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi : a. Pengumpulan dan pengelolahan data fisik ; b. Pembuktian hak dan pembukaannya ; c. Penerbitan sertifikat ; d. Penyimpanan daftar umum dan dokumen ; 3. Pasal 17 ayat (2) : Dalam penetapan batas bidang tanah pada pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sproradik diupayakan penataan batas berdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan ; 4. Pasal 18 ayat (1) : Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan suatu hak yang belum terdaftar atau yang sudah terdaftar tetapi belum ada surat ukur / gambar situasinya atau surat / gambar yang tidak sesuai yang tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya, dilakukan oleh Panitia Ajudkasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor Pendaftaran tanah dalam pendaftaran ntanah secara sporadik, berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang hak atas tanah ayang bersangkutan dan sependapat mungkin disetujui oleh pemegang hak atas tanah yang berbatasan ; 5. Pasal 18 (ayat) 4 : Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dituangkan dalam suatu berita acara yang ditandatangani oleh mereka yang memberikan persetujuan ; 6. Pasal 23 huruf (a) : Hak atas tanah yang baru dibuktikan dengan : (1) Penetapan pemberikan hak dari Pejabat yang berwenang memberikan hak yang bersangkutan menurut ketentuan yang berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari tanah Negara atau tanah hak pengelolaan ; (2) Asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang

bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik ; Bahwa dalam Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, menyatakan, sebagai berikut : 1. Pasal 19 ayat (1) huruf (b) : Pemegang hak atas tanah yang belum situasinya atau yang sudah terdaftar tetapi belum ada surat ukur / gambar situasinya sudah tidak sesuai lagi dengan keadaanya yang sebernarnya, dan pihak yang menguasai bidang tanah yang bersangkutan, dalam pendaftaran tanah secara sistematik, diwajibkan menunjukan batas-batas bidang tanah yang bersangkutan dan, apabila sudah ada kesepakatan mengenai batas-batas tersebut dengan pemegang hak atas bidang tanah yang berbatasan, memegang tandatanda batasnya ; 2. Pasal 20 ayat (1) : Dalam hal terjadi sengketa mengenai batas bidangbidang tanah yang berbatasan, panitia Ajudkasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor Pertanahan/petugas pengukuran yang ditunjuk dalam pendaftaran tanah secara sporadik berusaha menyelesaikannya secara damai melalui musyawarah antara pemegang hak dan pemegang hak atas tanah yang berbatasan, yang apabila berhasil, penetapan batas yang dihasilkannya dituangkan dalam Risalah Penyelesaian Sengketa Batas ; 3. Pasal 20 ayat (2) : Apabila sampai saat akan dilakukannya penetapan batas dan mengukuran bidang tanah usaha penyelesaian secara damai melalui musyawarah tidak berhasil, maka ditetapkan batas sementara berdasarkan batas-batas yang menurut kenyataannya merupakan batasbatas bidang tanah yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997, dan kepada pihak yang merasa keberatan, diberitahukan secara tertulis untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan ; Bahwa selama proses persidangan telah terungkap bahwasanya Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan tentang Penerbitan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Nomor 2089/Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Provinsi Sumatera Utara tanggal 9 Mei 2012 atas nama EMMA SIANTURI dengan surat ukur Nomor : 00578/Cinta Damai/2012 tanggal 01/05/2012 seluas 840 M2 yang terletak di Jalan Aman Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan, tidak sesuai dengan prosedur dan mekanisme sebagaimana di maksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah ;

Bahwa penerbitan objek sengketa bertentangan dengan Pasal 6 ayat (2) Dalam melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan di bantu oleh PPAT dan pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut Peraturan Pemerintah ini dan Peraturan perundang-undangan yang bersnagkutan karena dalam penerbitan objek sengketa tidak ada yang diterbitkan oleh PPAT berkaitan dengan status tanah ; Bahwa penerbitan objek sengketa telah bertentangan dengan Pasal 12 ayat (1) Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi : e. Pengumpulan dan pengelolahan data fisik ; f. Pembuktian hak dan pembukaannya ; g. Penerbitan sertifikat ; h. Penyimpanan daftar umum dan dokumen ; Karena selama proses tidak dilakukan pembuktian hak, dan Tergugat hanya melakukan pengumpulan data dari pihak-pihak yang belum dalam dijadikan sebagai bukti konkrit kepemilikan tas tanah milik Tergugat II (intervensi)

Bahwa Tergugat menggunakan bukti-bukti Tergugat II (intervensi) yang diterbitkan oleh instansi yang tidak berwenang ; Bahwa secara faktual tanah objek sengketa berbatasan dengan tanah yang diterbitkan oleh instansi yang tidak berwenang ; Bahwa secara faktual tanah objek sengketa berbatasan dengan tanah dikuasai dan diusahai oleh Penggugat, sehingga Tergugat jelas melanggar Pasal 17 ayat (2) : Dalam penetapan batas bidang tanah pada pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sproradik diupayakan penataan batas berdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan Bahwa Penggugat sama sekali tidak pernah mendapatkan informasi tentang renacana penerbitan objek Sengketa, seharus berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku, penerbitan objek sengketa harus berdasarkan kesepakatan Penggugat, akan tetapi hal ini tidak pernah dilakukan Tergugat dalam proses penerbitan objek sengketa ; Bahwa Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 mengisyaratkan dalam penerbitan Sertifikat Hak Milik atas tanah harus mendapatkan persetujuan batas dari pemegang hak yang berbatasan dengan Pasal 18 ayat (1) : Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan suatu hak yang belum terdaftar atau yang sudah terdaftar tetapi belum ada surat ukur / gambar situasinya atau surat / gambar yang tidak sesuai yang tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya, dilakukan oleh Panitia Ajudkasi

dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor Pendaftaran tanah dalam pendaftaran ntanah secara sporadik, berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang hak atas tanah ayang bersangkutan dan sependapat mungkin disetujui oleh pemegang hak atas tanah yang berbatasan ; Bahwa setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang hak atas tanah yang berbatasan, setelah itu Tergugat menuangkan dalam berita acara sebagaimana tercantum dalam Pasal 18 ayat (4) : Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dituangkan dalam suatu berita acara yang ditandatangani oleh mereka yang memberikan persetujuan ; Bahwa amanah dalam peraturan yang berlaku dalam penerbitan hak milik atas tanah sama sekali tidak dilaksanakan oleh Tergugat, sehingga Tergugat II (intervensi) mendapatkan keuntungan dengan mengabaikan hak hak Penggugat sebagai pemilik tanah yang berbatasan dengan objek sengketa ; (3) Bahwa peraturan mewajibkan syarat penerbitan hak atas tanah baru harus memilik akta pemberian hak yang diterbitkan oleh PPAT sebagaimana tercantum Pasal 23 huruf (a) : Hak atas tanah yang baru dibuktikan dengan : Penetapan pemberikan hak dari Pejabat yang berwenang memberikan hak yang bersangkutan menurut ketentuan yang berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari tanah Negara atau tanah hak pengelolaan ; (4) Asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik ; Bahwa seharusnya Tergugat menyadari bahwa Tergugat II (intervensi) masih harus melengkapi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan yang berlaku dalam penerbitan hak milik atas tanah yang berupa asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik ; Bahwa akan tetapi Tergugat sama sekali tidak memperdulikan aturan Hukum yang berlaku UNTUKNYA dala penerbitan objek sengketa, sehingga perbuatan Tergugat jelas jelas telah menyalahi aturan yang berlaku ; Bahwa dalam prosedur pengukuran seharusnya Tergugat mempedomani Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertahanan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, menyatakan sebagai berikut : Pasal 19 ayat (1) huruf (b) : Pemegang hak atas tanah yang belum situasinya atau yang sudah terdaftar tetapi belum ada surat ukur / gambar

situasinya sudah tidak sesuai lagi dengan keadaanya yang sebernarnya, dan pihak yang menguasai bidang tanah yang bersangkutan, dalam pendaftaran tanah secara sistematik, diwajibkan menunjukan batas-batas bidang tanah yang bersangkutan dan, apabila sudah ada kesepakatan mengenai batas-batas tersebut dengan pemegang hak atas bidang tanah yang berbatasan, memegang tanda-tanda batasnya ; Bahwa akan tetapi Tergugat telah mengabaikan peraturan tentang mekanisme yang berlaku berkaitan dengan penerbitan Surat Ukur/Gambar sebelum menerbitkan objek sengketa ; Bahwa terhadap a quo Tergugat telah melanggar Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, terutama Pasal 19 ayat (1) huruf (b) ; Bahwa Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, Pasal 20 ayat (1) menyebutkan : Dalam hal terjadi sengketa mengenai batas bidangbidang tanah yang berbatasan, panitia Ajudkasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor Pertanahan/petugas pengukuran yang ditunjuk dalam pendaftaran tanah secara sporadik berusaha menyelesaikannya secara damai melalui musyawarah antara pemegang hak dan pemegang hak atas tanah yang berbatasan, yang apabila berhasil, penetapan batas yang dihasilkannya dituangkan dalam Risalah Penyelesaian Sengketa Batas ; Bahwa Tergugat memang sama sekali tidak memberikan ruang kepada Penggugat untuk mengkoreksi penerbitan objek sengketa dan seolah-olah penerbitan objek sengketa memang mengabaikan hak Penggugat sebagai pihak yang berbatasan langsung dengan objek sengketa ; Bahwa dengan pengabaian hak Penggugat sebagai pihak yang berbatasan langsung dengan objek sengketa ini telah menunjukan adanya upaya penyembunyian data dan informasi terhadap kebenaran objek sengketa ; Bahwa oleh karena telah terjadi penyalahgunaan prosedur dan mekanisme penerbitan objek sengketa yang bertentang dengan Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, terutama Pasal 20 ayat (2) menyebutkan : Apabila sampai saat akan dilakukannya penetapan batas dan mengukuran bidang tanah usaha penyelesaian secara damai melalui

musyawarah tidak berhasil, maka ditetapkan batas sementara berdasarkan batas-batas yang menurut kenyataannya merupakan batas-batas bidang tanah yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997, dan kepada pihak yang merasa keberatan, diberitahukan secara tertulis untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan ; Bahwa oleh karena itu Penggugat telah merasa dirugikan dari terbitnya Objek sengketa maka sesuai dengan peraturan tersebut di atas maka Penggugat mengambil langkah penyelesaian secara hukum ; Bahwa apabila Tergugat pada waktu menerbitkan objek sengketa memahami prosedur dan mekanisme yang baik, maka Penggugat tidak sampai memilih jalur hukum terhadap kekeliruan ini ; Bahwa terhadap kekeliruan Tergugat, Penggugat saat ini telah dirugikan moril dan materil ;

ALAT BUKTI TERTULIS Bahwa untuk menguatkan Gugatan Penggugat, Penggugat dan Tergugat telah mengajukan berbagai bukti tertulis, antara lain :

BUKTI PENGGUGAT : Surat Keterangan Ahli Waris Nomor : 451.5/112 tanggal 9 Nopember 2004 yang diterbitkan Kecamatan Medan Sunggal atas nama MARINGAN SITUMORANG, telah di nagageling di legalisasi, selanutnya di beri tanda bukti --------------------------------------------------------------------------- P 1; Bahwa untuk membuktikan bahwa Penggugat berhak untuk mengajukan gugatan terhadap objek perkara, karena Penggugat adalah ahli waris tunggal atas tanah milik orang tua Penggugat; Surat Keterangan Tanah Nomor : 26/SKT/M/1990 tanggal 8 Oktober 1990, yang diterbitkan oleh Kepala Desa Cinta Damai Kecamatan Medan Sunggal, atas nama SITI NONI BR SIHOMBING, telah dinazageling dan dilegalisasi, selanjutnya diberi tanda bukti ---------------------------------------------- P 2; Bahwa sebagai bukti tertulis atas penguasaan dan pengusahaan atas tanah yang diterbitkan oleh Tergugat, karena Penggugat telah memiliki legalitas penguasaan atas tanah yang diterbitkan

objek sengketa yang diterbitkan oleh Lurah Kelurahan Citra Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan ; Surat Badan Pertanahan Nasional tentang Sertifikat Hak Milik atas Tanah Nomor 2089 tanggal 9 Mei 2012 Desa Cinta Damai Kecamatan Medan Helevetia Kota Medan Provinsi Sumatera Utara Atas nama Emma Sianturi, telah nezegeling, selanjutnya di beri tanda bukti ------------------------- P 3; Bahwa bukti P 3 merupakan upaya untuk menguat gugatan Penggugat bahwasannya Tergugat telah menerbitkan objek sengketa yang telah diusahai dan dikuasai oeh Penggugat ; Surat Bukti Pembayaran IPEDA (iuran pembangunan daerah) terhadapa tanah Terpekara tahun 1978, yang dibayar oleh orang tua Penggugat telah dinazegeling dan dilegalisasi, selanjutnya di beri tanda bukti ----------- P 4 ; Surat Bukti Pembayaran IPEDA (iuran pembangunan daerah) terhadapa tanah Terpekara tahun 1979, yang dibayar oleh orang tua Penggugat telah dinazegeling dan dilegalisasi, selanjutnya di beri tanda bukti ----------- P 5 ; Surat Bukti Pembayaran IPEDA (iuran pembangunan daerah) terhadapa tanah Terpekara tahun 1980, yang dibayar oleh orang tua Penggugat telah dinazegeling dan dilegalisasi, selanjutnya di beri tanda bukti ----------- P 6 ; Surat Bukti Pembayaran IPEDA (iuran pembangunan daerah) terhadapa tanah Terpekara tahun 1982, yang dibayar oleh orang tua Penggugat telah dinazegeling dan dilegalisasi, selanjutnya di beri tanda bukti ----------- P 7 ; Surat Bukti Pembayaran IPEDA (iuran pembangunan daerah) terhadapa tanah Terpekara tahun 1983, yang dibayar oleh orang tua Penggugat telah dinazegeling dan dilegalisasi, selanjutnya di beri tanda bukti ----------- P 8 ; Surat Bukti Pembayaran IPEDA (iuran pembangunan daerah) terhadapa tanah Terpekara tahun 1984, yang dibayar oleh orang tua Penggugat telah dinazegeling dan dilegalisasi, selanjutnya di beri tanda bukti ----------- P 9 ; Surat Bukti Pembayaran IPEDA (iuran pembangunan daerah) terhadapa tanah Terpekara tahun 1986, yang dibayar oleh orang tua Penggugat telah dinazegeling dan dilegalisasi, selanjutnya di beri tanda bukti ----------- P 10 ; Bukti P 4 sampai bukti P 10 merupakan bukti tanggung jawab dan kewajiban Penggugat terhadap pengusahaan tanah dan pengakuan tanah dan pengakuan negara terhadap penguasaan tanah yang dilakukan oleh Penggugat ;

Surat Pernyataan melepaskan hak atas tanah dengan ganti rugi antara Maringan Situmorang ( ic.Penggugat) dengan Mian Dame Siringo-ringo, yang diterbitkan oleh Camat Medan Helvetia Kota Medan : Nomor 200/LEG/MH/XXI/2004 tanggal 09 Desember 2004, telah dinazegeling, selanjutnya diberi tanda bukti ------------------------------------------------ P 11 ; Bahwa bukti P 11 adalah bukti riel pengakuan Negara (ic. Camat Kecamatan Medan Helvetia ) sebagai PPAT terhadap kepemilikan tanah oleh Penggugat ; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah telah di nagezeling dan di legalisasi, selanjutnya diberi tanda bukti ---------------------------------------------------------------------- P 12; Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemeintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, telah dinagezeling dan dilegalisasi, selanjutnya di beri tanda bukti ------------------------------------------------ P 13; Bahwa bukti P 12 dan P 13 merupakan dasar hukum penerbita sertifikat hak milik atas tanah yang menjadi pedoman bagi Tergugat dalam penerbitan objek seneketa dan membuktikan kesalahan yang telah dilakukan oleh Tergugat dalam penerbitan objek sengketa ; Penjelasan atas tanah di Kampung Cinta Damai KM.7 Jalan Binjai Medan yang diterbitkan oleh Komando Wilayah Pertahanan I Komando Daerah Militer II Bukit Barisan tanggal 31 Desember 1974, selanjutnya diberi tanda bukti ------------------------------------------------------------------------------ P 14; Bahwa bukti P 14 tersebut jelas menyebutkan bahwasannya TNI Angkatan Darat dalam hal ini Kodam II Bukit Barisan adalah bukan pemilik/okupasi AD terhadap tanah yang diperjual-belikan oleh oknum TNI di wilayah tersebut ; Bahwa pihak Komando Daerah Militer II Bukit Barisan menyatakan seluruh penyelesaian administrasi dianjurkan melalui kepala kampung dalam hal ini Pemerintahan ; Bahwa bukti P 14 ini telah tegas menyatakan Kodam II tidak memiliki tanah tang berada di wilayah tanah terperkara, dan seluruh bukti Tergugat II ( intervensi) merupakan rekayasa belaka ; Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah Dengan Ganti Rugi yang diterbitkan oleh Camat Medan Helvetia Kota Medan an. JUNIHAR SIHOTANG sebagai pemilik tanah yang dahulunya dibeli dari MIAN DAME

SIRINGO-RINGO dan MIAN DAME SIRINGO-RINGO membelinya dari Penggugat, selanjutnya diberi tanda bukti ---------------------------------- P 15; Bahwa bukti P 15 tersebut jelas menyebutkan tanah yang dijual tersebut dengan batas batas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatas dengan Gang rukun --- 9 M Sebelah Seatan berbtas dengan Tanah Sihar Sinaga --- 9 M Sebelah Timur berbatas dengan tanah Siti Neni --- 16 M Sebelah Barat berbtas dengan tanah J.P Harianja --- 16 M

Bahwa jelas dalam batas tersebut, sebelah tanah yang pernah di jual kepada MIAN DAME SIRINGO-RINGO kepada JUNIHAR SIHOTANG adalah tanah milik SIHAR SINAGA yang merupakan suami dari Tergugat II ( intervensi ); Bahwa sangat jelas bahwa tanah objek terperkara yang diklaim oleh Tergugat II (intervensi) berada di sebelah Selatan, sedangkan tanah objek sengketa beradi di sebelah Timur dari posisi objek bukti P 15 ;

BUKTI TERGUGAT Bahwa Tergugat telah mengajukan bukti tertulis, antara lain ; 1. Fotocopy Buku Tanah Hak Milik Nomor. 2089, Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan Medan Helvetia , Kota Medan atas nama, EMMA SIANTURI ---------------------------------------------------------------------------------- T 1; Bahwa Tergugat telah mengajukan bukti yang merupakan objek yang disengketakan sebagai bukti bahwa kebenaran bukti P 3 yang diajukan oleh Penggugat identik dengan bukti yang diajukan Tergugat ; Bahwa dengan demikian Tergugat mengakui secara faktual terhadap Objek Sengketa yang diajukan ke Pengadilan ; 2. Fotocopy bukti surat setoran pajak daerh bea perolehan hak atas tanah dan bangunan atas tanah yang terletak di Jl/Gg. Aman Lk.2 Kelurahan Cinta Damai Medan Helvetia ----------------------------------------------------- T 2; Bahwa bukti T 2 merupakan upaya Tergugat untuk meneruskan permohonan Tergugat II (intervensi) meskipun beberapa prosedur pendukung lahirnya objek sengketa belum terpenuhi, seperti akta yang diterbitkan oleh PPAT ;

3. Fotocopy surat keputusan Kepala Pertahanan Kota Medan Nomor : 1128/HM/BPN.12.71/2012 tentang pemberian hak milik atas tanah Emma Sianturi atas tanah yang terletak di Jl. Aman Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan tanggal 27/03/2012 -------- T 3; Bahwa bukti T 3 yang diterbitkan oleh Tergugat telah tidak memenuhi sprosedur pendaftaran tanah sebagai di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, hal ini seharusnya tidak diterbitkan sebelum Tergugat memenuhi segala aturan yang tertuang dalam Pasal 6 ayat (2) , Pasal 12 ayat (1), Pasal 17 ayat (2), Pasal 18 ayat (4), Pasal 23 huruf (a) angka (1-2) ; Bahwa selain Tergugat telah melanggar Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Tergugat juga telah melanggar Peraturan Menteri Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah ; 4. Fotocopy Surat Keterangan Ahli Waris atas EMMA SIANTURI, ISMAIDA SINAGA, TERESYA SINAGA, RANTY SINAGA, YANTI SINAGA, SUAT PARULIAN SINAGA, T.JULIKO SINAGA Nomor : 474 3/236 tanggal 15 Juli 2009 yang diperbuat dihadapan Camat Medan Helvetia -------------------------------------------------------------------- T 4 ; Bahwa bukti T 4 tidak akan disangkal oleh Penggugat karena harus diakui bahwa telah benar adanya ; 5. Fotocopy Surat Keterangan Tanah Nomor : 487/B/SKT/KM/8 ang ditentukan kepada Ngadio tanggal 1 Juli 1967 ---------------------- T 5 ; Bahwa sebagai lembaga yang memiliki profesi khusus di bidang penerbitan akta tanah seharusnya benar benar menyeleksi syarat syarat untuk penerbitan sertifikat hak atas tanah ; Bahwa seharusnya Tergugat melakukan analis terhadap bukti T 5 yang diajukan oleh Tergugat II (intervensi) bahwa apakah kelayakan bukti tersebut sudah cukup memadai untuk penerbitan sertifikat hak atas tanah ; Bahwa dalam surat bukti T 5 tidak terdapat batas batas yang jelas dan pasti pasti sehingga hal ini menimbulkan kerancuan sebagai suatu pedoman penerbitan sertifikat hak atas tanah ; Bahwa menjadi pertanyaan hukum dalam penerbitan objek Sengketa, apa yang menjadi dasar bagi Tergugat untuk mempercayai bahwa tanah yang ditunjuk oleh Tergugat II (intervensi) adalah tanah yang merupakan objek sengketa ;

Bahwa objek bukti T 5 juga bukan diterbitkan oleh lembaga atau pihak yang berkompeten menentukan atau mengeluarkan surat berkaitan dengan kepemilikan atas tanah ; Bahwa ketidak telitian dan ketidak cermatan Tergugat dalam penerbitan objek sengketa merupakan kesalahan administrasi yang menimbulkan kesalahan secara hukum ;

6. Fotocopy Surat Penyerahan Tanah Hak Persil No.647 tanggal 3 Juni 1972. T- 6 ; Bahwa bukti T 5 sangat bertentangan dengan bukti T 6 yang merupakan satu objek tetapi memiliki nomor yang berbeda, seandainya benar bukti T 5 atau T 6 merupakan bukti kepemilikan, seharusnya lokasi yang diberikan dalam bukti T 5 harus sama dengan Bukti T 6 ; Bahwa bukti T 5 nomor pensil 487 sedangkan dalam bukti T 6 nomor persil 647, dengan demikian tidak ditemuka lokasi yang kontradikitif terhadap penentuan persil, dan hal ini sangat pantas di curigai bahwa persil yang disebutkan bukan berada pada lokasi objek sengketa ; Bahwa salah syarat jual beli ataupun bentuk lain peralihan hak atas tanah selalu diikuti dengan penentuan batas serta luasnya, akan tetapi dalam bukti T 6 tidak ditemukan batas dalam surat bukti tersebut ; Bahwa apabila dilakukan analisis terhadap lokasi telah terbukti secara nyata bahwa Tergugat tidak cermat melakukan analisis data yang disajikan sebagai dasar terbitnya objek sengketa ; 7. Fotocopy Surat Penyerahan Hak Persil No. 674 tanggal 24 Maret 1971 ---T7; Bahwa apabila dicermati bukti T 7 adalah suatu landasan hukum yang sangat absurd sebagai landasan kepastian hukum kepemilikan tanah ; Bahwa Tergugat sama sekali tidak memperhatikan substansi perjanjian yang termuat dalam bukti T 7 tersebut ; Bahwa ketidakhati-hatian ini telah menjerumuskan Tergugat sebagai pihak yang salah dalam menerbitkan objek Sengketa ; 8. Fotocopy Surat Penyerahan hak Waris Legalisasi Tergugat Nomor : 17/Leg/Not-DS/2011 tanggal 12 Januari 2011 ---------------------- T 8 ; Bahwa surat bukti T 8 ini adalah bukti autentik yang diterbitkan oleh lembaga atau pejabat yang berwenang sehingga bukti T 8 seharusnya yang menjadi contoh dalam penerbitan surat ;

BUKTI TERGUGAT II ( INTERVENSI ) ; 1. Fotocopy Surat Badan Pertanahan Nasional tentang Sertifikat Hak Milik atas Tanah Nomor : 2089 atas nama Emma Sianturi tanggal 9 Mei 2012 Desa Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, telah di nezegeling, selanjutnya di beri tanda bukti -------------------------------- T.II.int 1 ; Bahwa bukti T.II.Int 1 merupakan surat objek sengketa yang diajukan ke pengadilan a quo ; Bahwa Penggugat sepakat dengan surat bukti T.II int 1 sebagai bukti kebenaran dari bukti P 3 yang diajukan Penggugat dalam perkara a quo ; 2. Fotocopy Surat Keterangan tanah sesuai persil Nomor : 647. Nomor : 487/B/SKT/KM.8/1967 tanggal 1 Juli 1967 yang dikeluarkan oleh Ketua Penerbitan Tanah Kampung Cinta Damai KM.8 Jalan Binjai di tandatangani oleh Mayor.Inf.Arif Hasan NRP.178417 dan diketahui / disetujui oleh Danrem 023 / Dan Subdahan 023 Kolonel Inf.M.Sukardi NRP 12824 bahwa saudara Sertu. Ngadio sebagai pemilik Kepling Nomor : 647 telah dilegalisir selanjutnya diberi tanda bukti ----------------------------------------------------------------------- T.II.Int -2; Bahwa sejak diterbitkan Undang-undang No.5 Tahun 1960 tentang Agraria tidak ada peran dari TNI dalam pengurusan hak atas tanah ; Bahwa negara telah menunjuk lembaga khusus yang menangani hal hal yang berkaitan dengan tanah, TNI bukan lembaga yang membagi bagi tanah, baik kepada anggota TNI maupun kepada masyarakat umum ; Bahwa bila dikaitkan dengan UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar pokok pokok Agraria yang dapat dibagi bagi adalah tanah objek landreform dan dibagi oleh Pemerintah Sipil bukan Militer ; Bahwa Bukti T.II.Int 2 tidak dapat dijadikan sebagai alas hak atas tanah karena buti T.II.Int 2 seolah olah TNI (cq. TNI AD ) berhak melakukan tugas tugas pembagian tanah ; Bahwa seandainya benar ada kewenangan yang diberikan oleh TNI AD dalam pembagian tanah, hal tersebut juga harus dicantumkan dasar pembagian tanah tanah tersebut dalam diktum keputusan yang diterbitkan oleh TNI AD dalam pembagian tanah yang di terbitkan objek sengketa ; 3. Fotocopy Surat Penyerahan Hak Persil No. 647 No. 487/B/SKT/KM.8/1967 dari bapak Ngadio pangkat Pelda Kesatuan Jonzipur Dam II/Bukit Barisan kepada

bapak R.Siringo ringo, pangkat guru pemerintah pada tanggal 24 Maret 1971, telah dilegalisasi selanjutnya diberi tanda bukti -------------------------- T.II.Int 3 ; Bahwa bila dicermati penyerahan bah persil secara seksama, maka seharusnya Tergugat mempertanyakan kelengkapan bukti kepemilikan sebelum Tergugat menerbitkan objek sengketa ; Bahwa telah terlihat jelas bahwasanya Tergugat tidak memperhatikan peraturan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 serta Peraturan Menteri Negara Agraris / Kepala Badan Pertahanan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah ; 4. Fotocopy Surat Penyerahan Hak Persil Nomor : 647 No. 487/B/SKT/KM.8/1967 dari bapak R.Siringo-Ringo pegawai guru pemerintahan kepada bapak S.Sinaga pekerja pegawai dinas traktor pada tanggal 5 Mei 1972 telah dilegalisasi diberi tanda bukti --------------------------------------------------------------------- T.II.Int 4 ; Bukti T.II.Int 4 koheren dengan bukti T 7 dan telah menjadikan bukti a quo sebagai salah satu dasar penerbitan objek sengketa ; Bahwa menurut penilaian hukum yang berlaku terhadap pendaftaran tanah, bukti ini di tercantum sebagaimana syarat syarat penerbitan objek sengketa ; Bahwa dengan demikian bukti T.II.Int 4 tidak dapat dijadikan landasan hukum penerbitan objek sengketa ; 5. Fotocopy peta gambar denah persil kepling berdasarkan surat keputusan penguasa militer No.PM.K.0450/57 tanggal 21 September 1957, perihal pembagian tanah KM.8 jurusan Binjai Tanjung Kusta Kecamatan Sunggal, telah dilegalisasi ----------------------------------------------------------------------------------------- T.II.Int 5; Bahwa T.II.Int 5 tentang denah persil yang diterbitkan oleh TNI AD cq Kodam I / Bukti Barisan, menjasi suatu pertanyaan yang harus dibuktikan apakah TNI AD cq Kodam I / Bukit Barisan sebagai lembaga yang berhak dalam pembagian tanah ? Bahwa jelas hal ini sangat bertentangan dengan Pasal 14 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960 yang menyatakan : berdasarkan rencana umum tersebut pada ayat (1) Pasal ini mengingatkan peraturan peraturan yang bersangkutan, Pemerintah Daerah mengatur persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi, air, serta ruang angkasa untuk daerahnya, sesuai dengan keadaan daerah masing masing. Bahwa dengan demikian jelas yang berwenang mengatur persediaan dan penggunaan buni, air, serta ruang angkasa

adalah Pemerintah Daerah, peran TNI AD cq Kodam I Bukit Barisan tidak ditentuka dalam Undang undang sehingga tindakan hukum dalam pembagian tanah yang dilakukan oleh TNI AD cq Kodam I Bukit Barisan patut dipertanyakan secara hukum ; 6. Fotocopy Surat Komando Militer I / Bukit Barisan Zeni No.B/184/II/2012 perihal keabsahan surat keterangan tanah yang dikeluarkan oleh korem 023 Kodam II/Bukit Barisan di tanda tangani oleh Kepala Zidam I / Bukit Barisan bapak Hari Soebagio, S.IP.M.H. Kolonel Czi. NRP 31296 pada tanggal 13 Februari 2012 telah dilegalisasi --------------------------------------------------------------- T.II.Int 6; Bahwa bukti T.II.Int 6 juga masih terkait dengan surat surat yang diterbitkan oleh TNI AD dan keseluruhan surat surat tersebut dengan tegas Penggugat menolak karena bersandarkan pada peraturan hukum tentang pertanahan yang berlaku ; 7. Fotocopy Surat Kepolisian Negara RI Daerah Sumatera Utara Resort Medan, Surat Tanda Laporan Nomor : STTL/1578/VI/2012/SU/Resta Medan tanggal 12 Juni 2012 telah dilegalisasi -------------------------------------------------- T.II.Int 7 ; Bahwa surat bukti T.II.Int 7 merupakan upaya propokasi yang dilakukan Tergugat II ( intervensi ) untuk menguasai tanah dasar hukumnya masih diperdebatkan secara hukum di pengadilan, sehingga bukti tersebut belum layak dijadikan bukti yang memiliki kekuataan hukum yang dapat dipertimbangkan ;

KETERANGAN SAKSI SAKSI SAKSI PENGGUGAT : Bahwa pada persidangan yang di gelar pada tanggal 21 Nopember 2012 telah mengajukan saksi Penggugat di bawah SUMPAH untuk di dengar keterangannya, antara lain : Ester Siregar, Lambok Situngkir, Nimrot Sinaga yang menerangkan sebbagai berikut : Keterangan saksi ESTER SIREGAR : Bahwa keterangan saksi Penggugat Ester Siregar, yang mengetahui tentang sejarah kepemilikan tanah Terugat II (intervensi) menerangkan ; Bahwa saksi Ester Siregar telah tinggal di Jalan Aman dahulu Gang Aman sejak tahun 1960-an dan tanah yang diterbitkan objek sengketa dahulunya merupakan tanah yang dikuasai dan diusahai oleh orang tua saksi Ester Siregar

Bahwa Tergugat II (intervensi) mendapatkan tanah yang diterbitkan objek sengketa tersebut merupakan pemberian dari tanah orang tua saksi Ester Siregar berdasarkan hubungan semarga dengan orang tua Saksi ; Bahwa saksi Ester Siregar sangat mengetahui sejarah tanah di Jalan Aman dahulu Gang Aman, karena seluruh tanah dikawasan tersebut merupakan tanah yang dikuasai dan diusahai oleh orang tua saksi Ester Siregar termasuk tanah yang diterbitkan dikuasai dan diusahai oleh orang tua saksi Ester Siregar termasuk tanah yang diterbitkan objek sengketa yang saat ini dikuasai oleh Tergugat II ( intervensi ) ; Bahwa saksi Ester Siregar mengetahui tanah yang diterbitkan objek sengketa yang di kalim oleh Tergugat II (intervensi) adalah tanah milik Penggugat yang yang merupakan peninggalan orang tua Penggugat, karena orang tua Penggugat pada saat itu bersebelahan tanah dengan tanah milik orang tua saksi Ester Siregar ; Bahwa saksi Ester Siregar menerangkan bahwasanya tanah yang berada di belakang rumah Tergugat II (intervensi) adalah sawah yang merupakan milik orang tua Penggugat ; Bahwa saksi menerangkan orang tua saksi telah memberikan tanah kepada Tergugat II (intervensi) seluas 800 M2 atau 2 (dua) arem dengan posisi sejajar dengan jalan Aman atau dahulu Gang Aman dan dibelakang tanah Tergugat II (intervensi) adalah tanah milik Penggugat ; Bahwa saksi Ester Siregar tidak pernah mengetahui bahwa tanah yang diterbitkan objek sengketa pernah dikuasai oleh Kodam, setahu saksi tanah tersebut merupakan tanah orang tua saksi ;

Keterangan saksi Lambok Situngkir ; Bahwa keterangan saksi Penggugat Lambok Situngkir, yang mengetahui tentang kepemilikan tanah Penggugat dan menerangkan sebagai berikut ; Bahwa saksi Lambok Situngkir mengetahui bahwa tanah yang diperkarakan merupakan tanah milik Penggugat, karena saksi telah memberi tanah dengan Penggugat sekitar tahun 2004 ;

Bahwa saksi Lambok Situngkir penerangan bahwa tanah Tergugat II (intervensi) berada di belakang tanah saksi atau sebelah Selatan dari tanah saksi; Bahwa saksi Lambok Situngkir telah tinggal di kawasan tersebut sejak tahun 1979 dan pada saat saksi menjual tanahnya kepada Junihar Sihotang pada tahun 2009, suami Emma Sianturi (ic. Sihar Sinaga) menjadi saksi dalam penjualan tersebut, karena Sihar Sinaga sebagai bersebelahan tanah dengan tanah saksi yang akan dijual tersebut ; Bahwa pada awalnya saksi Lambok Situngkir tidak mengetahui ada gugatan tetapi saksi mengetahui dengan pasti bahwa tanah yang berada di sebelah Timur tanahnya adalah kepunyaan Penggugat karena saksi yang telah membeli sebagian dari tanah Penggugat ; Bahwa saksi tidak meminta tandatangan dari Penggugat pada saat menjual tanah, disebabkan oleh anjuran pihak Kelurahan dari pihak kelurahan yang telah membuat format dan harus ditandatangani oleh orang orang yang disebut dalam surat jual beli tersbut ; Bahwa saksi menjelaskan bahwa alasan meminta tanda tangan ari Sihar Sinaga (suami Tergugat II intervensi) karena Sihar Sinaga pihak yang bertentangga dengan saksi dan hal tersebut dengan petunjuk dari pihak Kelurahan ;

Keterangan saksi Nimrot Sinaga ; Bahwa keterangan saksi Penggugat Lambok Situngkir, yang mengetahui tentang kepemilikan tanah Penggugat dan menerangkan sebagai berikut ; Bahwa saksi Lambok Situngkir telah mengerjakan tanah yang diterbitkan objek sengketa sejak tahun 1980 an dan meminta ijin kepada orang tua Penggugat dan juga minta ijin kepada Penggugat ; Bahwa saksi Lambok Situngkir mengerjakan tanah yang diterbitkan objek sengketa merupakan sawah dan menjadikan tanah tersebut untuk menjadikan tanah tersebut untuk menanam padi ;

Bahwa saksi berhenti mengerjakan tanah yang diterbitkan objek sengketa sejak tahun 1988 pada saksi selesai dalam menjalankan pendidikan tinggi ; Bahwa saksi tidak mengenal sama sekali dengan Ngadino yang disebut sebagai pemilik awal tanah terperkara dan saksi hanya mengetahui bahwa tanah dikerjakan tersebut merupakan milik orang tua Penggugat ;

KESIMPULAN : 1. Bahwa terbukti Tergugat dalam menerbitkan objek sengekta telah mengabaikan unsur unsur yang harus mendahului dalam prosedur penerbitan objek sengketa, antara lain ; a. Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah JO Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah ; b. Pasal 6 ayat (2) Dalam melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan di bantu oleh PPAT dan pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut Peraturan Pemerintah ini dan Peraturan perundang-undangan yang bersnagkutan c. Pasal 12 ayat (1) Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi : i. Pengumpulan dan pengelolahan data fisik ; j. Pembuktian hak dan pembukaannya ; k. Penerbitan sertifikat ; l. Penyimpanan daftar umum dan dokumen ; d. Pasal 17 ayat (2) : Pasal 17 ayat (2) : Dalam penetapan batas bidang tanah pada pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sproradik diupayakan penataan batas berdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan ; e. Pasal 18 ayat (1) : Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan suatu hak yang belum terdaftar atau yang sudah terdaftar tetapi belum ada surat ukur / gambar situasinya atau surat / gambar yang tidak sesuai yang tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya, dilakukan oleh Panitia Ajudkasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor Pendaftaran tanah dalam pendaftaran ntanah secara sporadik, berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang hak atas tanah ayang bersangkutan dan sependapat mungkin disetujui oleh pemegang hak atas tanah yang berbatasan ;

f. Pasal 18 (ayat) 4 : Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dituangkan dalam suatu berita acara yang ditandatangani oleh mereka yang memberikan persetujuan ; g. Pasal 23 huruf (a) : Hak atas tanah yang baru dibuktikan dengan : (5) Penetapan pemberikan hak dari Pejabat yang berwenang memberikan hak yang bersangkutan menurut ketentuan yang berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari tanah Negara atau tanah hak pengelolaan ; (6) Asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik ; h. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, menyatakan, sebagai berikut : i. Pasal 19 ayat (1) huruf (b) : Pemegang hak atas tanah yang belum situasinya atau yang sudah terdaftar tetapi belum ada surat ukur / gambar situasinya sudah tidak sesuai lagi dengan keadaanya yang sebernarnya, dan pihak yang menguasai bidang tanah yang bersangkutan, dalam pendaftaran tanah secara sistematik, diwajibkan menunjukan batas-batas bidang tanah yang bersangkutan dan, apabila sudah ada kesepakatan mengenai batasbatas tersebut dengan pemegang hak atas bidang tanah yang berbatasan, memegang tanda-tanda batasnya ; j. Pasal 20 ayat (1) : Dalam hal terjadi sengketa mengenai batas bidang-bidang tanah yang berbatasan, panitia Ajudkasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor Pertanahan/petugas pengukuran yang ditunjuk dalam pendaftaran tanah secara sporadik berusaha menyelesaikannya secara damai melalui musyawarah antara pemegang hak dan pemegang hak atas tanah yang berbatasan, yang apabila berhasil, penetapan batas yang dihasilkannya dituangkan dalam Risalah Penyelesaian Sengketa Batas ; k. Pasal 20 ayat (2) : Apabila sampai saat akan dilakukannya penetapan batas dan mengukuran bidang tanah usaha penyelesaian secara damai melalui musyawarah tidak berhasil, maka ditetapkan batas sementara berdasarkan batas-batas yang menurut kenyataannya merupakan batas-batas bidang tanah yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997, dan kepada pihak yang merasa keberatan, diberitahukan secara tertulis untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan ;

l. Pasal 6 ayat (2) Dalam melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan di bantu oleh PPAT dan pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut Peraturan Pemerintah ini dan Peraturan perundang-undangan yang bersnagkutan m. Pasal 12 ayat (1) Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi : m. Pengumpulan dan pengelolahan data fisik ; n. Pembuktian hak dan pembukaannya ; o. Penerbitan sertifikat ; p. Penyimpanan daftar umum dan dokumen ; n. Pasal 17 ayat (2) : Dalam penetapan batas bidang tanah pada pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sproradik diupayakan penataan batas berdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan ; o. Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 ; p. Pasal 18 ayat (1) : Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan suatu hak yang belum terdaftar atau yang sudah terdaftar tetapi belum ada surat ukur / gambar situasinya atau surat / gambar yang tidak sesuai yang tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya, dilakukan oleh Panitia Ajudkasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor Pendaftaran tanah dalam pendaftaran ntanah secara sporadik, berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang hak atas tanah ayang bersangkutan dan sependapat mungkin disetujui oleh pemegang hak atas tanah yang berbatasan ; q. Pasal 18 (ayat) 4 : Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dituangkan dalam suatu berita acara yang ditandatangani oleh mereka yang memberikan persetujuan ; r. Pasal 23 huruf (a) : Hak atas tanah yang baru dibuktikan dengan : (7) Penetapan pemberikan hak dari Pejabat yang berwenang memberikan hak yang bersangkutan menurut ketentuan yang berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari tanah Negara atau tanah hak pengelolaan ; (8) Asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik ; s. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, pasal 20 ayat (1) menyebutkan : Dalam hal terjadi sengketa mengenai batas bidang-bidang tanah yang berbatasan, panitia Ajudkasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala

Kantor Pertanahan/petugas pengukuran yang ditunjuk dalam pendaftaran tanah secara sporadik berusaha menyelesaikannya secara damai melalui musyawarah antara pemegang hak dan pemegang hak atas tanah yang berbatasan, yang apabila berhasil, penetapan batas yang dihasilkannya dituangkan dalam Risalah Penyelesaian Sengketa Batas ; t. Pasal 20 ayat (2) menyebutkan : Apabila sampai saat akan dilakukannya penetapan batas dan mengukuran bidang tanah usaha penyelesaian secara damai melalui musyawarah tidak berhasil, maka ditetapkan batas sementara berdasarkan batas-batas yang menurut kenyataannya merupakan batas-batas bidang tanah yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997, dan kepada pihak yang merasa keberatan, diberitahukan secara tertulis untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan ; Demikian kami sampaikan Konklusi ini, seraya memohon kepada Majelis Hakim yang mengadili perkara ini berkenan untuk mengambil keputusan sebagai berikut ;

DALAM POKOK PERKARA : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya, 2. Menyatakan batak atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan tentang Penerbitan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Nomor 2089/Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Provinsi Sumatera Utara tanggal 9 Mei 2012 atas nama EMMA SIANTURI dengan surat ukur nomor : 00578/Cinta Damai/2012 tanggal 01/05/2012 seluas 840 M2 yang terletak di Jalan Aman Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan, 3. Mewajibkan Tergugat mencabut Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan tentang Penerbitan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Nomor 2089/Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Provinsi Sumatera Utara tanggal 9 Mei 2012 atas nama EMMA SIANTURI dengan surat ukur nomor : 00578/Cinta Damai/2012 tanggal 01/05/2012 seluas 840 M2 yang terletak di Jalan Aman Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan, 4. Membebaskan kepada Tergugat segala biaya yang timbul dari perkara ini. Terima Kasih. Medan, 12 Desember 2012 Hormat Penggugat Kuasanya

Anda mungkin juga menyukai