Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AGAMA II

Macam macam Haji

MAHASISWA

HAMKA THAHIR
No. STAMBUK 210 02 049

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI


2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari penulisan ini juga sangat diperlukan sehingga dapat lebih menunjang keefektifan di masa mendatang. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menyertai kita. Kendari, Juli 2013

Penulis

Daftar Isi

KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN .. 1 A. Latar belakang . 1 B. Rumusan masalah .. 1 BAB II PEMBAHASAN .. 2 A. Devinisi Haji ..2 B. Dalil Haji 2 C. Syarat Haji ..3 D. Rukun Haji .7 E. Wajib Haji ...9 F. Sunnah Haji .9 G. Jenis-jenis Haji ..10 BAB III PENUTUP ..15 1. Jenis dan pengertian haji 16 DAFTAR PUSTAKA.17

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu rukun Islam adalah melaksanakan ibadah haji, dan wajib dilaksanakan sekali seumur hidup. Allah mewajibkan haji bagi kaum muslimin pada tahun ke sembilan Hijrah. Nabi saw. melakukan haji hanya sekali, yaitu haji wada. Dan makalah ini dibuat karena masih banyak orang islam yang awam masalah haji, sehingga orang setidaknya dapat mengetahui tentang masalah haji. Dan makalah ini berisi sedikit pengetahuan tentang ibadah haji dan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Pembahasan dalam makalah ini yaitu mengenai definisi haji, dalil haji, syarat haji, rukun haji, wajib haji, sunnah haji, hal-hal yang dilarang dalam ibadah haji, dan penenmtuan miqat haji. Semoga menjadi haji yang mabrur. Amiiin. B. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan haji? Sebutkan dalil tentang wajib haji? Sebutkan syarat, rukun, wajib, sunnah haji, dan hal-hal yang dilarang dalam ibadah haji?

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Haji: Haji menurut bahasa artinya maksud atau niat, sedangkan menurut syara adalah bermaksud ke Baitulllah disertai perbuatan-perbuatan yang telah ditentukan (Kifyatul Akhyar). Secara etimologis, haji berarti pergi menuju tempat yang diagungkan. Secara terminologis berarti beribadah kepada Allah dengan melaksanakan manasik haji, yaitu perbuatan tertentu yang dilakukan pada waktu dan tempat tertentu dengan cara yang tertentu pula. Definisi ini disepakati oleh seluruh mazhab B. Dalil Haji : Dalam ayat Al-Quran yang artinya : "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (Q.S Ali Imran:97) Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji.(Q.S Al-Hajj:27) (Saleh al Fauzan, Fiqih sehari-hari)

Hadis: Rasulullah saw. bersabda, " Islam didirikan di atas lima perkara: kesaksian tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan sholat, membayar zakat, puasa ramadhan dan melaksanakan haji jika mampu. (Saleh al Fauzan, Fiqih sehari-hari) Dalam hadis lain, Rasulullah saw. bersabda, " Tidak ada balasan haji mabrur kecuali surga. " Seterusnya Rasulullah saw. bersabda, " Barangsiapa melaksanakan haji tanpa melakukan kejahatan seksual dan tidak melakukan tindakan kefasikan, maka ia kembali seperti saat dilahirkan oleh ibunya. " Juga sabda Rasulullah saw., "Wahai manusia! Sesungguhnya telah difardukan kepadamu haji, oleh sebab itu berhajilah." Kemudian seorang lelaki berdiri dan bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah setiap tahun" Rasulullah saw. diam sampai pertanyaan tersebut diulang tiga kali. Kemudian beliau bersabda, "Kalau aku jawab (Ya) maka akan wajib dan kamu sekalian tidak akan mampu melaksanakannya." C. Syarat haji a) Syarat haji menurut Mazhab Malik 1. Islam, haji tidak wajib bagi orang kafir dan hajinya tidak sah.

2. Akal, tidak wajib bagi orang gila dan hajinya tidak sah. 3. Balig, tidak wajib bagi bayi tetapi bila sudah mumayyiz (bisa membedakan antara yang baik dengan yang buruk) hajinya diterima. Namun demikian setelah dewasa yang bersangkutan belum bebas dari fardu haji. 4. Merdeka, tidak wajib haji bagi budak. 5. Kemampuan Tambahan bagi wanita: disyaratkan adanya suami atau mahram tapi boleh melaksanakan haji bila ada teman yang dianggap aman, baik bagi wanita muda atau tua. b) Syarat haji menurut Mazhab Syafi'i 1. Islam, haji tidak wajib bagi orang kafir, hajinya tidak sah. 2. Merdeka, tidak wajib haji bagi budak. 3. Taklif (sudah mukallaf, yaitu berkewajiban melaksanakan syariat) 4. Kemampuan, dengan syarat sebagai berikut: Ada perbekalan, makanan dan lain-lain untuk pergi dan pulang. Ada kendaraan

Perbekalan yang dibawa harus kelebihan dari pembayaran hutang dan biaya keluarga yang ditinggalkan di rumah. Dengan kendaraan yang sudah jelas bahwa tidak akan mengalami kesulitan. Perjalanan aman. Tambahan untuk wanita: Ada pendamping yang aman dengan seorang wanita muslimah yang merdeka dan tepercaya c) Syarat-syarat haji menurut Mazhab Hambali Islam, haji tidak wajib bagi orang kafir dan hajinya tidak sah. Akal, tidak wajib bagi orang gila, hajinya tidak sah. Balig, tidak wajib bagi bayi tetapi bila sudah mumayyiz (bisa membedakan yang baik dengan yang buruk) hajinya diterima. Namun demikian setelah dewasa yang bersangkutan belum bebas dari fardu haji. Merdeka, tidak wajib haji bagi budak. Kemampuan Tambahan bagi wanita:

Harus diikuti oleh mahramnya atau orang yang haram menikahinya selamanya. d) Syarat-syarat haji menurut Mazhab Hanafi: 1. Islam, haji tidak wajib bagi orang kafir, hajinya tidak sah. 2. Akal, tidak wajib bagi orang gila dan hajinya tidak sah. 3. Balig, tidak wajib bagi bayi tetapi bila sudah mumayyiz (bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk) hajinya diterima. Namun demikian setelah dewasa yang bersangkutan belum bebas dari fardu haji. 4. Merdeka, tidak wajib haji bagi budak. 5. Sehat jasmani. 6. Memiliki bekal dan sarana perjalanan. 7. Perjalanan aman. Tambahan bagi wanita: 1. Harus didampingi suami atau mahramnya. 2. Tidak dalam keadaan iddah, baik karena cerai maupun kematian suami. e) Syarat wajib haji (kifahyatul akhyar) ada 7: 1. Islam

2. Baligh 3. Berakal 4. Merdeka, jadi para budak tidak diwajibkan haji 5. Ada kendaraan dan bekal 6. Didalam perjalanan tidak ada gangguan (aman). Arti perjalanan aman ada tiga hal yaitu aman jiwa, aman farji, dan aman harta bendanya. 7. Mampu menempuh perjalanan (Nogarsyah Moede Gayo, Pustaka pintar haji dan umrah) D. Rukun Haji (Kifayatul Akhyar) Ihram, berniat memasuki ibadah haji atau umrah. Niat Wukuf di Arafah Tawaf di Baitullah Sai antara Shafa dan Marwah I. Ihram ada tiga macam yaitu: (1) Ihram Ifrad, melaksanakan ihrom haji, kemudian melaksanakan ihrom umrah dan ihrom ifrad itu lrbih afdhal daripada Tamattu dan Qiran (2) Ihram Tamattu, seseorang itu berihrom

imroh dari miqat negaranya , kemudian setelah menyelesaikan umrohnya berihram lagi untuk haji ke Mekkah, (3) Ihram Qiran, seseorang haji melaksanakan umroh dan haji sekaligus. II. Wuquf di Arafah, dikerjakan mulai dari tergelincirnya matahari pada hari Arafah hingga terbit fajar. Syarat-syarat wuquf, berhenti di Arafah untuk sementara waktu sesudah shalat. Dan fuqaha juga telah sependapat bahwa barang siapa yang berwuquf di Arafah sebelumn tergelincirnya matahari kemudian meninggalkannya sebelum tergelincirnya matahari, mak wuqufnya dianggap tidak sah. Dan jika ia tidak kembali dan tetap berwuquf sesudah tergelincirnya matahari atau berwuquf pada malam itu sebelum terbit fajar maka ia ketinggalan haji. Selesai wuquf, maka yang dilakukan jamaah haji adalah bertolak ke Muzdalifah. III. Thowaf, didalam thowaf ada beberapa kewajiban yang harus dijaga. Diantaranya harus suci dari hadas dan najis yang ada pada badan, pakaian, maupun tempat. Diantara kewajiban dalam thowaf adalah tertib, yakni harus memulai dari hajar Aswad dan menjadikan Baitulalh di sisi kirinya. Bilangan thowafnya yaitu hendaklah tujuh kali. Antara putaran yang satu dengan putaran berikutnya tidak wajib berturut-turut, menurut qaul sahih. IV. Sai, diisyaratkan jatuh setelah menjalankan thowaf yang sahih. Sai juga diisyaratkan tertib, harus dimulai dari bukit Shafa sampai Marwah itu dihitung

satu kali. Sai tidak diisyaratkan harus bersuci dan menutup aurat, dan tidak pula diisyaratkan syarat-syrat lain yang terdapat dalam shalat. E. Wajib Haji Wajib adalah semua pekerjaan yang harus dilakukan, bila ditinggalkan maka harus membayar dam. Wajib Haji 7, yaitu: 1. Ihram dari mikat 2. Wukuf di Arafah 3. Bermalam di Mazdalifah 4. Bermalam di Mina 5. Mencukur atau memotong rambut, mencukur lebih afdal 6. Melempar jumrah 7. Tawaf wada' F. Sunnah Haji Sunah menurut mazhab Syafi'i adalah semua Sunah: pekerjaan yang diperintahkan Allah tetapi tidak bersifat jazim (tegas), diberi pahala orang yang

10

melaksanakannya, tidak disiksa orang yang meninggalkannya. Sunah, mandub, mustahab dan tathawwu' adalah kata-kata sinonim yang memiliki satu arti. Sunah Haji: 1. Mandi ketika hendak ihram 2. Membaca talbiah 3. Tawaf qudum buat pelaku haji ifrad atau qiran 4. Bermalam di Mina pada malam Arafah 5. Lari kecil dan membuka bahu kanan ketika tawaf qudum G. Jenis - Jenis Haji: a) Haji Tamattu` Yaitu melaksanakan umrah pada bulan-bulan haram, kemudian melaksanakan haji di tahun yang sama. Dalam hal ini, seorang muslim yang hendak melaksanakan haji tamattu` hendaknya berniat tamattu` sejak ia melangkahkan kaki meniggalkan negerinya, dengan berniat umrah saja seterusnya berihram dan mengucapkan doa yang artinya : " Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah dengan umrah dan haji secara tamattu`, Ya Allah! Aku hendak melaksanakan umrah, berilah kemudahan bagiku dan terimalah umrahku, Aku berniat ihram untuk umrah karena Allah Taala. "

11

Sesampainya di Mekah, melaksanakan tawaf tujuh putaran dan Sai antara Safa dan Marwa tujuh putaran juga, lantas tahallul dari ihram dengan mencukur atau menggunting rambut. Selanjutnya tetap dalam kondisi tidak ihram sampai hari Tarawiyah yaitu tanggal 8 Zulhijah. Pada saat itu, dia mulai berihram haji dari tempat tinggalnya dan mengucapkan doa yang artinya : " Aku penuhi panggilanmu untuk haji, Ya Allah ! Aku hendak melaksanakan haji, berilah kemudahan bagiku dan terimalah hajiku. Aku berniat ihram untuk haji karena Allah Taala. " Kemudian bertalbiah dan dilanjutkan dengan doa yang artinya : " Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, segala nikmat dan segala kekuasaan hanyalah untuk-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. " " Ya Allah! Demi Engkau aku haramkan rambutku, kulitku, tubuhku, dan seluruh anggota badanku dari wewangian dan wanita, sesuatu yang Engkau haramkan bagi orang yang sedang ihram. Aku melakukannya semata-mata hanya karena-Mu, Wahai Tuhan semesta alam. " Selanjutnya melaksanakan semua amalan yang harus dilaksanakan dalam haji ifrad. Untuk yang melaksanakan haji Tamattu` diwajibkan membayar dam karena ia telah bersenang-senang melaksanakan umrah pada bulan-bulan haram. Allah Taala berfirman yang artinya, " Siapa yang ingin mengerjakan

12

umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (dia wajib menyembelih) kurban yang mudah didapat." Tawaf umrah bagi yang berhaji tamattu` tidak perlu didahului dengan tawaf qudum. Setelah tahallul pertama (setelah melontar jumrah aqabah dan bercukur) langsung melaksanakan tawaf ifadah dan Sai antara Safa dan Marwa. Ini adalah pendapat sebagian besar ulama. Adapun menurut mazhab Hanafi, bagi orang yang berhaji tamattu` dan belum membawa binatang ternak, tidak dikenakan dam tetapi jika telah membawa binatang ternak maka hukumnya seperti haji qiran. b) Haji Qiran Yaitu menyatukan ihram untuk umrah dan haji pada satu kali bepergian. Niat ihram untuk umrah dan haji dalam waktu yang sama dari miqat sambil mengucapkan doa yang artinya : " Aku penuhi panggilan-Mu haji dan umrah." Orang yang sedang berhaji qiran, sesampainya di Mekah langsung melaksanakan tawaf tujuh putaran, dengan berlari-lari kecil dalam tiga putaran pertama, kemudian Sai antara Safa dan Marwa. Selanjutnya menurut mazhab Hanafi dia memulai ibadah hajinya seperti haji ifrad tetapi menurut sebagaian besar ulama, haji qiran cukup dengan satu tawaf dan satu Sai, jika sudah selesai ia bertahallul dari umrah dan haji sekaligus.

13

c) Haji Ifrad Yaitu melakukan ihram hanya untuk haji dengan niat haji sejak dari rumah di kampung asalnya. Memulai ihram untuk haji dilakukan dari miqat dengan mengucapkan doa yang artinya : "Ya Allah! Sesungguhnya aku berniat melaksanakan haji, berikanlah kemudahan dan terimalah hajiku, " Kemudian membaca talbiah. Sesampainya di kota Mekah, dia langsung pergi menuju Masjidil haram. Di saat melihat Kakbah disunatkan bertakbir dan bertalbiah. Bagi yang bukan penduduk Mekah diwajibkan melaksanakan tawaf qudum tujuh putaran, dengan menyelendangkan kain ihramnya ke pundak kanan sampai menutupnya dan membiarkan pundak kiri terbuka--, pada tiga putaran pertama tawaf. Menurut sebagian besar ulama, disunatkan lari-lari kecil, sedangkan menurut mazhab Maliki, lari-lari kecil pada tiga putaran pertama ini hukumnya wajib. Khusus untuk penduduk Mekah atau yang mukim di Mekah tidak wajib melaksanakan tawaf qudum. Seletah tawaf, dilanjutkan dengan Sai antara Safa dan Marwa sebanyak tujuh kali, setelah itu menetap di Mekah, dalam keadaan ihram hingga tiba saat berangkat ke Mina pada hari Tarwiah (tanggal 8 Zulhijah). Wukuf di Mina sampai waktu salat Subuh hari Arafah (tanggal 9 Zulhijah), kemudian menuju Arafah dan wukuf di sana. Salat Zuhur dan Asar dilaksanakan pada waktu Zuhur (Jamak

14

taqdim). Ketika matahari mulai terbenam, jamaah haji bertolak menuju Muzdalifah dan melaksanakan salat Magrib dan Isya (jamak takhir) serta bermalam di sana. Ketika matahari terbit di pagi hari raya Kurban, mereka bertolak menuju Mina untuk melontar Jumrah Aqabah. Jamaah haji baru berhenti membaca talbiah bersamaan dengan lontaran pertama. Kemudian boleh menyembelih kurban, opsional pada saat ini atau langsung menggunting rambut. Dengan demikian telah halal baginya segala yang dilarang ketika ihram kecuali berhubungan dengan wanita (bersenggama). Setelah itu berangkat menuju Mekah untuk melaksanakan tawaf Ziarah sebanyak tujuh putaran. Bagi yang belum melaksanakan Sai ketika melakukan tawaf qudum, ia berkewajiban melaksanakannya antara Safa dan Marwa setelah tawaf ziarah ini. Setelah itu sudah halal baginya bersenggama dengan wanita. Kemudian kembali ke Mina untuk mabit (bermalam) sampai melontar tiga jumrah baik dua kali lontaran (tanggal 11 dan 12 Zulhijah) maupun tiga kali melontar (ditambah tanggal 13 Zulhijah). Selanjutnya berangkat menuju Mekah untuk melaksanakan tawaf wada`.

BAB III PENUTUP Haji menurut bahasa artinya maksud atau niat, sedangkan menurut syara adalah bermaksud ke Baitulllah disertai perbuatan-perbuatan yang telah ditentukan (Kifyatul Akhyar). Secara etimologis, haji berarti pergi menuju tempat yang diagungkan. Secara terminologis berarti beribadah kepada Allah dengan

melaksanakan manasik haji, yaitu perbuatan tertentu yang dilakukan pada waktu dan tempat tertentu dengan cara yang tertentu pula. Definisi ini disepakati oleh seluruh mazhab Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut. Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Diantara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar. Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.

15

16

Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah. Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal. Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau

menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.

17

DAFTAR PUSTAKA ___ Kifyatul Akhyar, hal: 489 ___Saleh al Fauzan, Fiqih sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hal: 307 ___ Nogarsyah Moede Gayo, Pustaka pintar haji dan umrah, Inovasi, Jakarta:2003 ___ HR. Ahmad, al-Bukhari, Muslim dan Malik dari 'Aisyah RA ___ www.wikipediajenisdanpengertianhaji.com

Anda mungkin juga menyukai