Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Tema Kehidupan Sosial Manusia B. Latar Belakang Di kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa lepas dari namanya kehidupan social seperti berinteraksi, berkomunikasi, saling membantu, saling menolong dan lain-lain. Tetapi apakah kita bisa memikirkan bagaimana terjadinya proses interaksi itu, dan bagaimana bentuk dari proses tersebut. Kita sebagai manusia tidak bisa lepas dari manusia lain, karena kita adalah makhluk social. Pada zaman sekarang ini banyak individu yang tidak mengetahui pentingnya dari proses interaksi itu sendiri. Banyak yang cuek dan tidak mau melaksanakan itu, apalagi orang tua yang kurang mendidik anaknya. Maka dari hal itu makalah ini dibuat. C. Rumusan Masalah 1. Apa arti dari proses interaksi social? 2. Bagaimana proses sosialisasi itu? 3. Bagaimana bentuk dari interaksi itu? 4. Siapa pelaku utama dalam proses sosialisasi? D. Tujuan 1. Untuk menjelaskan kepada masyarakat arti penting dari proses interaksi 2. Untuk menjelaskan bagaimana proses sosialisasi terjadi 3. Untuk memenuhi nilai mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar 4. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dari proses interaksi social

BAB II ISI
Orang yang hidup menyendiri dan terasing dari lingkungan kehidupan manusia, misalnya hidup sendiri di tengah hutan belantara untuk selamanya, dipastikan tidak pernah mengadakan interaksi sosial. Padahal interaksi social adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Artinya, tidak ada kehidupan bersama bagi orang tersebut, sekaligus tidak pernah ada proses social. Setiap orang sudah pasti selalu berhubungan atau bekerja sama dengan orang lain. Itulah sebabnya manusia disebut sebagai makhluk sosial. Salah satu ciri yang menandai bahwa manusia adalah makhluk sosial ialah manusia senantiasa melakukan interaksi sosial. Interaksi ialah tindakan atau aksi yang dibalas dengan reaksi. Interaksi tidak dapat dilakukan secara sendiri, tetapi harus ada orang atau kelompok lain sebagai mitra untuk berinteraksi. Contohnya, untuk berjabat tangan, kamu membutuhkan orang lain. Seorang guru membutuhkan siswa agar berlangsung proses belajar-mengajar di kelas. Satu regu bola basket membutuhkan regu lainnya untuk bertanding. Dari contoh tersebut, dapat dilihat bahwa interaksi berlangsung antara individu (seseorang) dan individu yang lain, antara individu dan kelompok (kelompok orang-orang), maupun antara kelompok dan kelompok. Jadi, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan social yang dinamis, baik yang menyangkut hubungan antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, maupun antara kelompok dan kelompok lain. Hubungan social itu terjadi melalui komunikasi dan kontak sosial. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Sebab, tanpa adanya interaksi, tidak akan ada kehidupan bersama. Lalu, apa kaitan antara interaksi sosial dan proses sosial? Inti kehidupan sosial adalah interaksi sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan sosial (masyarakat). Karena ada interaksi sosial, terbentuklah kehidupan bersama. Dari adanya kehidupan bersama itulah timbul proses sosial. Proses sosial adalah hubungan timbal-balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui

interaksi antar individu masyarakat. Proses sosial merupakan cara-cara berhubungan dalam kehidupan masyarakat yang dapat dilihat apabila individu atau kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentukbentuk hubungan tersebut. Sebagai conoth seorang siswa baru di kelasmu. Hari pertama masuk, dia mungkin akan berbicara (artinya dia melakukan interaksi) dengan teman di kiri-kanannya. Dari hari ke hari, dia akan berinteraksi dengan siswa lainnya, saling menyesuaikan diri dan memengaruhi. Karena kedua pihak saling memengaruhi, kamu akan tahu kelebihannya dan kelemahannya. Siswa baru itu pun akan mengenal keadaan di kelasmu. Dari seorangsiswa baru, lamakelamaan dia menjadi bagian tak terpisahkan dari anggota kelasmu. Dengan demikian, interaksi sosial berkaitan erat dengan terjadinya proses sosial. Interaksi sosial merupakan dasar dan bentuk umum dari suatu proses sosial. Tanpa adanya interaksi sosial, tidak akan ada kehidupan bersama. Proses interaksi sosial baru akan berlaku apabila menghasilkan reaksi yang berbentuk hal-hal berikut : 1. Imitasi Imitasi adalah meniru sesuatu yang dilakukan orang lain. Misalnya, meniru cara berpakaian, gaya rambut, gaya bicara, dan perilaku lainnya. Meniru bisa berdampak baik atau sebaliknya. Meniru menjadi buruk jika sesuatu yang kita tiru merugikan diri sendiri dan tidak sesuai dengan kesopanan lingkungan. Meniru berlaku baik jika peniruan tersebut bermanfaat bagi kehidupan kita dan masyarakat menerimanya. 2. Sugesti Sugesti adalah reaksi seseorang terhadap sesuatu secara langsung dan tanpa dipikir terlebih dahulu. Jika seorang artis yang menggunakan handphone terbaru kemudian diikuti oleh para siswa SMP, itu merupakan contoh sugesti. Sugesti bukan merupakan proses belajar, melainkan proses meningkatkan suatu reaksi yang sudah ada pada dirinya. Sugesti terjadi karena pihak yang menerima anjuran itu tergugah secara emosional tanpa dipikir terlebih dahulu 3. Simpati

Pada saat terjadi musibah bencana banjir di Jakarta, tanah longsor di berbagai daerah, dan kesedihan para korban gempa, kita turut merasakan kesedihan, itulah yang disebut simpati. Simpati dapat berupa kasih sayang, merasa tertarik, dan bersedia untuk mengadakan kerjasama. Simpati merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang lain. 4. Identifikasi Seseorang yang merasakan menjadi korban bencana merupakan bentuk identifikasi. Identifikasi lebih dalam daripada simpati. Seseorang yang mengidentifikasikan dirinya terhadap orang lain pada umumnya akan meniru, terkena sugesti, dan merasa simpati. Lain halnya dengan imitasi, sugesti, dan simpati tidak perlu disertai identifikasi. Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Umumnya yang menjadi objek dari proses identifikasi adalah sang idola Berbagai permasalahan masyarakat, konflik yang terjadi antarsuku bangsa, dapat dipecahkan dengan mempelajari bentuk-bentuk interaksi social yang terjadi, kemudian mengetahui dan memahami kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan serta mempengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosial tersebut. Akhirnya pengetahuan tentang interaksi sosial, dapat disumbangkan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi. Dari kecil, di dalam keluarga kita diajarkan cara bersosialisasi yang benar, mulai dari bentuk kepribadian dengan watak dan sifat yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai. Sosialisasi merupakan proses seseorang mempelajari cara hidup masyarakat untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Sosialisasi merupakan proses pembelajaran masyarakat menghantarkan warganya masuk ke dalam kebudayaan. Sosialisasi merupakan seperangkat kegiatan masyarakat ketika individu belajar dan mengajar untuk memahirkan diri dalam peranan sosial sesuai dengan potensinya. Pengertian sosialisasi dilihat dari prosesnya dapat dibedakan menjadi

sosialisai primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer, yaitu awal sosialisasi seorang individu memasuki keanggotaan masyarakat. Sosialisasi ini diawali oleh sikap hormat-menghormati, tolong-menolong, toleransi, jujur, dan kasih sayang. Sosialisasi sekunder, yaitu sosialisasi di luar lingkungan keluarga yang merupakan kelanjutan dan perluasan sosialisasi primer. Dalam proses sosialisasi ini sangat berpengaruh pada kepribadian setiap individu. Kepribadian seseorang terbentuk melalui sebuah proses yang panjang. Paling tidak ada 4 faktor yang membentuk kepribadian seseorang, yaitu pembawaan, lingkungan fisik, kelompok dan kebudayaan. 1. Pembawaan Faktor pembawaan adalah faktor yang dibawa sejak lahir. Faktor ini menjadi fondasi bagi terbentuknya kepribadian seseorang. Faktor pembawaan ini dapat berupa bentuk fisik, warna kulit, bentuk rambut, raut wajah, postur tubuh, karakter, bakat dan IQ. Faktor pembawaan ini bisa didominasi dari ibu, ayah ataupun kombinasi keduanya. Faktor pembawaan itu misalnya pemarah, periang, suka menolong dan sebagainya 2. Lingkungan fisik Faktor lingkungan fisik juga dpat membawa pengaruh terhadap kepribadian seseorang. Masyarakat yang tinggal di derah pedesaan yang subur umumnya memiliki sifat ramah, suka menolong, sederhana, tenang dan sabar. Orang yang tinggal di daerah tandus dan gersang, karena lingkungan fisdiknya yang keras menjadikan mereka cenderung bersifat rakus, egois, tamak, serakah, 3. Kelompok Kelompok dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. bermain ini Misalnya, dapat kelompok bermain. Kelompok positif membawa pengaruh yang

maupun negatif. Apabila kelompok bermain umumnya anak yang memiliki kepribadian baik, akan membawa

pengaruh

yang

baik

pula.

Namun

apabila

kelompok

bermain itu umumnya memiliki kepribadian yang kurang baik, akan membawa pengaruh yang kurang baik pula. 4. Kebudayaan Kebudayaan suatu daerah dapat membawa pengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Masyarakat pedesaan umumnya memiliki kebudayaan sederhana, tidak ambisius, masyarakat sabar, terikat pada tradisi. suka Sementara kemewahan, perkotaan umumnya

ambisius, suka bekerja keras. Semua itu akan membawa pengaruh kepada masyarakatnya masing-masing. Dari empat faktor tersebut sudah dapat dilihat bahwa kepribadian itu sangat mudah dipengaruhi oleh siapa saja. Ada beberapa tahapan sosialisasi dalam pembentukan kepribadian seseorang sebagai berikut : 1. Sosialisasi dalam keluarga Di dalam keluarga terjadi interaksi dan disiplin pertama dalam kehidupan sosial untuk membentuk suatu kepribadian. Orang tua berperan sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya. Orang tua menanamkan nilai-nilai hidup dalam keluarga. Oleh karena itu, kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarganya. 2. Sosialisasi dengan teman sepermainan Pada tahap ini seseorang akan belajar berinteraksi dengan orang-orang yang sederajat/sebaya umurnya. Seseorang akan mempelajari aturanaturan yang ada pada kelompok itu. Dalam kelompok teman sepermainan, seseorang mulai mempelajari nilai-nilai keadilan, tetapi pemikirannya masih bersifat egosentris, belum dapat menilai pendirian orang lain. 3. Sosialisasi dengan lingkungan sekolah Sekolah merupakan tempat kamu bertemu dengan teman lain yang berasal dari tempat dan keluarga yang berbeda. Mereka mempunyai cara hidup yang berbeda-beda. Oleh karena itu, teman-temanmu di sekolah banyak

yang memiliki sifat dan sikap yang berbeda dengan lingkungan dan keluargamu. 4. Sosialisasi dengan masyarakat Semua orang tinggal dan hidup dalam masyarakat. Di dalam masyarakat, berlaku berbagai adat-istiadat, nilai, dan norma. Dalam memahami adatistiadat, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat, setiap orang selalu berusaha melakukan sosialisasi agar dirinya dapat diterima keberadaannya di masyarakat. Proses mempelajari adat-istiadat masyarakat setempat itu sangat penting. Jika seorang gagal dalam bersosialisasi dengan lingkungan masyarakatnya, dia akan mengalami kesulitan atau menimbulkan kesulitan bagi lingkungannya. Maka, kita akan mendengar orang mengatakan 'tidak tahu adat'. 5. Media Massa Media massa merupakan agen sosialisasi yang cukup menarik. Perkembangan teknologi dan informasi media massa seperti koran, majalah, televisi, radio, film, video, dan buku (komik, novel) mempunyai peran yang besar dalam proses sosialisasi. Apa yang dibaca dan yang ditonton akan berpengaruh pada perkembangan pengetahuan. Dari berbagai bentuk-bentuk penerimaan dari sosialisasi maka interaksi sosialpun dapat dibagi lagi menjadi: 1. Proses asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan hubungan solidaritas antar individu yang terdiri dari: a. Kerjasama (cooperation) Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini semakin menguat apabila ada tantangan dari luar. Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam hal yang negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang melakukan ulangan atau ujian.

Ada beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan itu antara lain sebagai berikut: - Kerukunan Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong. - Tawar-menawar (bargaining) Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih. - Kooptasi Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik. - Koalisi Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar. - Joint venture Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan lebih besar. b. Akomodasi (accomodation) Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu yang menunjuk pada suatu keadaan dan yang menunjuk pada suatu proses. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Ada beberapa bentuk akomodasi. Bentuk-bentuk akomodasi tersebut antara lain sebagai berikut :

- Paksaan (coercion)

Paksaan merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya unsur paksaan. Paksaan merupakan bentuk akomodasi dengan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan. - Kompromi Kompromi adalah bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. - Penengah (arbitration) Adanya penengah (arbitration) atau pihak ketiga merupakan suatu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapai penyelesaian. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertentangan. - Mediasi Mediasi menyerupai penengah. Pada mediasi hadirnya pihak ketiga hanya sebagai penasihat belaka. Tugas pihak ketiga adalah memberi nasihat agar para pihak yang bertikai menemukan penyelesaian untuk selanjutnya melakukan perdamaian. - Konsilisasi Konsilisasi adalah suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama. - Kesabaran Kesabaran suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuanyang resmi. Pada usaha ini pihak yang berselisih menyadari betapa berselisih itu tidak bermanfaat. Secara perlahan-lahan perselisihan diharapkan akan hilang atau setidaknya berkurang. - Terperangkap (skakmat)

Terperangkap hingga tak dapat bergerak lagi adalah suatu bentuk akomodasi di mana dua pihak yang sedang berselisih yang mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu. - Keputusan pengadilan Keputusan pengadilan adalah penyelesaian perselisihan melalui jalan pengadilan. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak mengalami kesulitan mencari jalan damai. c. Asimilasi Asimilasi adalah penyesuaian sifat-sifat asli yang dimiliki dengan sifat-sifat sekitar. Dalam hal proses sosial, asimilasi berkaitan dengan peleburan perbedaan budaya. Proses asimilasi bisa terjadi bila terdapat hal-hal berikut. Perbedaan kebudayaan kelompok-kelompok manusia. Terjadi pergaulan secara langsung dan intensif.

- Ada perubahan kebudayaan dari kelompokkelompok manusia dan saling menyesuaikan diri. Beberapa faktor yang mempermudah asimilasi adalah toleransi, sikap menghargai orang asing, sikap terbuka yang dimiliki para pemimpin, persamaan unsur-unsur kebudayaan, dan kesempatankesempatan yang seimbang di bidang ekonomi. 2. Proses disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan hubungan solidaritas antar individu. Proses disosiatif meliputi persaingan, kontravensi, dan konflik. a. Persaingan (competition) Persaingan adalah proses sosial dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui suatu bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum, dengan cara menarik perhatian publik atau mempertajam prasangka yang ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Beberapa bentuk persaingan antara lain persaingan ekonomi,

persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan dan peranan, serta persaingan ras. b. Kontravensi (contravention) Pada hakikatnya kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orangorang lain atau unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu, yang dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai pada pertentangan atau pertikaian. Secara umum, bentuk kontravensi meliputi penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, dan mengecewakan rencana pihak lain. c. Pertentangan/pertikaian (conflict) Interaksi sosial dalam bentuk pertentangan atau pertikaian terjadi jika masing-masing pihak yang sedang mengadakan interaksi, tidak menemukan kesepahaman mengenai sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu kekuatan, lalu timbul adanya pertentangan atau pertikaian. Pertentangan atau pertikaian tersebut dapat bersifat sementara atau terus-menerus.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Interaksi sosial adalah proses di mana orang-orang yang menjalin kontak dan berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Yang terpenting dalam interaksi sosial adalah pengaruh timbal balik antara manusia dengan sesamanya, karena manusia adalah makhluk sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan sosial. Karena ada interaksi sosial, terbentuklah kehidupan bersama. Dari adanya kehidupan bersama itulah timbul proses sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Legawa I Wayan, dkk.2008.Contextual Teaching and Learning IPS Kelas VII edisi 4.Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Setiawan, Didang.2008.Pengetahuan Sosial 1 SMP/MTs Kelas VII .Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Nurdin Muh, dkk.2008. Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/MTs kelas VII.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai