Anda di halaman 1dari 30

Teknis Menulis Berita dan Wawancara

Oleh : Efrain Limbong. S.Sos

(Dewan Penasehat Press Room Pemprov. Sulteng)

Pengertian Jurnalistik Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis. Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asalmuasalnya dari bahasa Yunani kuno, du jour yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. Secara umuml, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu.

- Sebagai proses, jurnalistik adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis). - Sebagai teknik, jurnalistik adalah keahlian (expertise) atau keterampilan (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.

Sebagai ilmu, jurnalistik adalah bidang kajian mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan. Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi, penyebarluasan informasi, dan media massa.

Kriteria Kelayakan Berita Apakah semua peristiwa layak dijadikan berita? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi berita, antara lain: - Penting. Pengesahan RUU Sisdiknas adalah penting, karena menyangkut kepentingan rakyat banyak, yang menjadi pembaca media bersangkutan. Maka layak jadi berita. Ini juga relatif tergantung dari khalayak pembaca yang dituju. Isu Amien Rais menjadi calon presiden tentu penting untuk dimuat di Harian Republika, tetapi kurang penting dimuat di Majalah Gadis, karena khalayak pembacanya berbeda. - Baru terjadi, bukan peristiwa lama. Peristiwa yang telah terjadi pada 10 tahun yang lalu jelas tidak bisa jadi berita.

-Unik, bukan sesuatu yang biasa. Seorang mahasiswa yang kuliah tiap hari adalah peristiwa biasa. Tetapi jika mahasiswa berkelahi dengan dosen di dalam ruang kuliah, itu luar biasa. - Asas keterkenalan. Kalau mobil anda ditabrak mobil lain, tidak pantas jadi berita. Tetapi kalau mobil yang ditumpangi putri Diana ditabrak mobil lain, itu jadi berita dunia. - Asas kedekatan. Asas kedekatan ini bisa diukur secara geografis maupun kedekatan emosial. Banjir di Cina yang telah menghanyutkan ratusan orang, masih kalah nilai beritanya dibandingkan banjir yang melanda Jakarta, karena lebih dekat dengan kita.

- Magnitude (dampak dari suatu peristiwa). Demonstrasi yang dilakukan oleh 10.000 mahasiswa tentu lebih besar magnitudenya dibanding demonstrasi oleh 100 mahasiswa. - Trend. Sesuatu bisa menjadi berita ketika menjadi kecenderungan yang meluas dimasyarakat. Misalnya, sekarang orang mudah marah dan mudah membunuh pelaku kejahatan kecil (pencuri, pencopet) dengan cara dibakar hidup-hidup.

Teknik Penulisan Berita Setelah mendapat informasi dari lapangan, maka tugas reporter selanjutnya adalah menyampaikan informasi tersebut kepada pembaca secara cepat, jelas, dan akurat. Unsur-Unsur Suatu Berita Berita yang baik umumnya harus memenuhi unsur: 5W+1H Yakni: (Who, What, Where, When, Why) + How Atau : (Siapa, Apa, Dimana, Kapan, Mengapa) + Bagaimana

Struktur Penulisan Berita Hard news/straight news biasanya ditulis dalam bentuk struktur piramida terbalik yakni inti berita ditulis pada bagian paling awal, dan hal-hal yang tidak penting ditulis belakangan. Soft news, News Feature dan Feature ditulis dengan gaya yang tidak kaku. Hal-hal yang penting bisa ditulis di bagian awal, namun juga tidak mutlak. Yang pening tetap menarik untuk dibaca. Lebih jauh mengenai teknik penulisan Feature akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Judul Judul berita sebisa mungkin dibuat dengan kalimat pendek, tapi bisa menggambarkan isi berita secara keseluruhan. Pemberian judul ini menjadi penentu apakah pembaca akan tertarik membaca berita yang ditulis atau tidak. Panjang judul maksimal dua baris terdiri atas empat hingga enam kata. Bila panjang judul satu baris, maksimal terdiri atas lima kata. Untuk judul berita utama maksimal lima kata. Semua kata di dalam judul dimulai dengan huruf besar, kecuali kata sambung seperti dan, di, yang, bila, dalam, pada, oleh, dan kata tugas lainnya yang ditentukan redaksi. Penulisan judul tidak boleh dimulai dengan angka. Hindari penggunaan singkatan yang tidak populer. Judul bersifat tenang dan tidak bombastis.

- Menggunakan kalimat aktif agar daya dorongnya lebih kuat. Seorang penulis novel terkenal, Stephen King, pernah mencemooh penulis yang menggunakan kalimat aktif. "Kalimat pasif itu aman," kata King. Mungkin benar, tapi memberi judul berita bukan soal aman atau tidak aman. Judul aktif akan lebih menggugah. Bandingkan misalnya judul "Suami Istri Ditabrak Truk di Jalan Tol" dengan "Truk Tronton Tabrak Suami Istri di Jalan Tol". Judul kedua, rasanya, lebih hidup dan kuat. Namun pemberian judul aktif tidak baku. Ada judul berita yang lebih kuat dengan kalimat pasif. Biasanya si subyek berita termasuk orang terkenal. Misalnya judul "Syahril Sabirin Divonis 3 Tahun Penjara."

Lead /Teras Berita Selain judul, lead bisa menjadi penentu seorang pembaca akan melanjutkan bacaannya atau tidak. Sehingga beberapa buku panduan menulis berita menyebut lebih dari 10 lead yang bisa dipakai dalam sebuah berita. Namun, hal yang tak boleh dilupakan dalam menulis lead adalah unsur 5W + 1H (Apa/What, Di mana/Where, Kapan/When, Mengapa/Why, Siapa/Who dan Bagaimana/How) . Pembaca yang sibuk, tentu tidak akan lama-lama membaca berita. Pembaca akan segera tahu apa berita yang ditulis wartawan hanya dengan membaca lead. Tentu saja, jika pembaca masih tertarik dengan berita itu, ia akan melanjutkan bacaannya sampai akhir. Dan tugas wartawan terus memancing pembaca agar membaca berita sampai tuntas.

Badan Berita - Untuk lebih mudahnya, susun berita yang berawal dari lead itu secara kronologis. Sehingga pembaca bisa mengikuti seolah-olah berita itu suatu cerita. Teknik ini juga akan membantu reporter memberikan premis penghubung antar paragraf. Hal ini penting, karena berita yang melompatlompat, selain mengurangi kejelasan, juga mengurangi kenyamanan membaca. - Cek dan ricek bahan yang sudah didapat. Dalam berita, akurasi menjadi hal yang sangat penting. Jangan sungkan untuk menanyakan langsung ke nara sumber soal namanya, umur, pendidikan dan lain-lain. Bila perlu kita tulis di secarik kertas lalu sodorkan ke hadapannya apakah benar seperti yang ditulis atau tidak. Akurasi juga menyangkut fakta-fakta. Kuncinya selalu cek-ricek-triple cek. Bahasa

Media Massa Media Massa (Mass Media) adalah sarana komunikasi massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak. Ciri-ciri (karakteristik) media massa adalah disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal-hal baru (aktualitas). Jenis-jenis media massa adalah Media Massa Cetak (Printed Media), Media Massa Elektronik (Electronic Media), dan Media Online (Cybermedia). Yang termasuk media elektronik adalah radio, televisi, dan film. Sedangkan media cetak berdasarkan formatnya terdiri dari koran atau suratkabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku. Media Online adalah website internet yang berisikan informasi- aktual layaknya media massa cetak.

Bentuk Tulisan Feature Feature adalah artikel yang kreatif, kadang kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan (Wicaksono, 2007). Menurut Santana K. (2005: 11) kisah feature memang orisinal dan bersifat deskriptif. Bisa saja dalam sebuah feature dipenuhi dengan orisinalitas dan deskripsi penulis yang menghibur, dan sedikit informasi. Atau, penulisnya lebih banyak menginformasikan amatanya dengan sedikit menghibur. Tulisan feature yang bagus mengkombinasikan segala aspeknya dengan baik dan proporsional.

Esai/Kolom Adalah berisi tulisan yang biasa disebut dengan artikel. Esai sebenarnya sama saja dengan opini. Sebab, definisi dari esai itu sendiri adalah karangan prosa (bukan menggunakan kaidah puisi) yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Ini pengertiannya sama dengan artikel, sebenarnya. Sementara kolom atau penulisnya biasa disebut kolomnis atau kolumnis adalah salah satu rubrik di media massa yang biasa diisi oleh orang tertentu untuk jenis tulisan yang membidik tema tertentu. Misalnya seperti di rubrik resonansi Harian Republika. Itu bisa disebut kolom. Juga yang mungkin familiar adalah Catatan Pinggir Pak Goenawan Mohammad di MBM TEMPO. Itu contoh kolom di media massa.

Tajuk Rencana Atau editorial adalah opini pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontoversial yang berkembang dalam masyarakat. Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.

Cerpen Bisa didefinisikan sebagai sebuah cerita yang formatnya sangat singkat, dan berisi penggalan cerita tertentu. Cerpen adalah karya fiksi. Maksudnya, cerita yang terkandung di dalamnya bukan kisah nyata. Jadi jika anda menulis sebuah cerita yang merupakan pengalaman pribadi, maka itu bukanlah cerpen. Namun, anda bisa menulis sebuah cerpen berdasarkan kisah nyata. Dalam hal ini, kisah nyata tersebut hanya diperlakukan sebagai sumber ide. Setelah itu, ide tersebut diolah sedemikian rupa, sehingga ia menjadi cerita fiksi alias tidak nyata.

Teknik Wawancara Berita sebagai produk jurnalistik hanya bisa lahir dari faktafakta yang ada di masyarakat. Dan di balik fakta-fakta itu tentu ada aktornya. Untuk kelahiran sebuah produk jurnalistik yang sehat, jurnalis harus mampu membuat si aktor bicara. Cara efektif untuk itu, tidak ada lain, kecuali dengan jalan melakukan wawancara. Dalam aktifitas jurnalistik, sebuah wawancara sudah barang tentu memerlukan berbagai sentuhan teknik dalam aplikasinya. Dan berbicara ikhwal teknik wawancara, tentu saja kita akan berhadapan dengan sesuatu yang dinamis bahkan progresif dan juga fleksibel. Artinya, teknik wawancara itu bukan merupakan sesuatu yang musti baku, kaku, apalagi sakral. Teknik itu berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan masyarakat. Karenanya, para jurnalis juga dituntuk untuk senantiasa memberdayakan diri sesuai tuntutan jaman. Beberapa hal dibawah ini bolehlah dianggap sebagai tip untuk menunjang suksesnya sebuah wawancara.

- Harus memakai kalimat tanya yang bisa membuahkan jawaban obyektif. - Pertanyaan harus selalu diusahakan dengan menggunakan kalimat pendek dan mudah dimengerti. - Tidak boleh segan-segan mengajukan pertanyaan ulang atas hal-hal yang belum jelas untuk dimengerti. - Tahu momentum yang tepat. Juga tahu apa yang layak dan tidak layak untuk ditanyakan, sekaligus cara bertanya yang pas. - Jauhi pertanyaan yang bernada menggurui. - Hindari gaya interogasi. - Hindari pertanyaan yang sifatnya mencari legitimasi dari frame pemikiran yang sebetulnya sudah dimiliki. - Hindari pertanyaan yang bersifat menguji nara sumber. - Tumbuhkan sifat empaty dalam wawancara.

Persiapan Wawancara Ada beberapa persiapan yang harus anda lakukan sebelum melakukan wawancara, diantaranya: - Penentuan tema. informasi apa yang anda mau dari nara sumber. - Menentukan Angle. Angle atau sudut pandang sebuah berita ini dibikin untuk membantu tulisan supaya terfokus. Kita tidak mungkin menulis seluruh laporan tentang apa yang kita lihat, atau menulis seluruh uraian yang disampaikan oleh narasumber. - Agar memudahkan dalam wawancara maka sebaiknya anda menyusun kerangka berita (outline) berisi antara lain: Tema Berita, Angle, Latar belakang masalah, Nara sumber, Daftar pertanyaan .

Contoh Berita straight news

Gedung Depo Arsip Daerah Diresmikan Palu, Garda SultengGedung Depo pada Badan Arsip Daerah Sulteng diresmikan oleh Gubernur lewat Asisten II Pemprov Sulteng Taswin Borman Sabtu (28/3) bertempat di Kantor Badan Arsip Daerah Sulteng. Peresmian yang ditandai pengguntingan pita Gedung Depo itu oleh Asisten II disaksikan Kepala Badan Arsip Nasional Joko Utomo serta Kepala Badan Arsip Daerah Sulteng Drs Rusman. Peresmian juga dirangkaikan pembukaan diklat penyataraan jabatan fungsional arsiparis yang berlangsung di Kantor Badan Arsip Daerah. Dalam sambutannya Asisten II Taswin Borman menegaskan, keberadaan gedung Depo sangat penting untuk menyimpan seluruh arsip yang ada di Kantor Badan Arsip daerah. Menurutnya, keberadaan arsip di wilayah Sulteng harus jaga dengan baik karena menjadi bukti sejarah perjalanan daerah ini. Keberadaan gedung Depo ini sangat penting dan ditunjang oleh tenaga arsiparis yang dapat mengelola secara profesional, tukasnya. Sementara Kepala Badan Arsip Nasional Joko Utomo mengatakan, keberadaan Depo sebagai tempat pelestarian arsip daerah Sulteng meliputi arsip di SKPD, instansi vertikal, BUMN, Lembaga dan tokoh-tokoh masyarakat. Adanya Depo ini dapat berfungsi melestarikan arsip di Sulteng termasuk arsip Pilkada, tukasnya. Joko menegaskan, ia berterima kasih terhadap Pemda Sulteng yang telah memberikan perhatian terhadap keberadaan arsip di wilayah ini dengan mengalokasikan dana untuk pembangunan Depo. Karena menurutnya, arsip merupakan alat bukti yang dapat digunakan di pengadilan juga sebagai bukti kolektif daerah dan bangsa. Dengan adanya Depo maka, keberadaan arsip dapat diakses, tukasnya. Namun Joko mengingat kepada pihak Badan Arsip Daerah agar tidak sembarangan meminjamkan arsip kepada yang tidak berwenang. Karena menurutnya arsip hanya dapat dipinjamkan kepada pihak yang berhak bukan yang memerlukan. Menurutnya, jika terjadi pelanggaran maka berdasarkan aturan, pelaku penyalahgunaan dapat diberikan hukuman seumur hidup. Sementara itu Kepala Badan Arsip Daerah Sulteng Drs Rusman melaporkan, pembangunan Depo tersebut bersumber dari dana APBN Provinsi Sulteng TA 2007 sebesar Rp 275 juta. Sedangkan kegiatan Diklat penyetaraan jabatan fungsional arsiparis murni bersumber dari APBN. (EFR)

Tajuk Rencana Kehadiran Hiu Tutul di Teluk Palu Kehadiran ikan hiu tutul di Teluk Palu tepatnya di Pantai Tondo beberapa hari ini, cukup membuat heboh warga Palu dan sekitarnya. Ikan hiu yang semula terjebak di jaring milik nelayan setempat, sempat diseret oleh ke pinggir pantai, dan menjadi hiburan warga. Tidak sedikit warga yang memanfaatkan keberadaan biota laut berukuran besar itu sebagai mainan dengan menaiki badan ikan tersebut. Entah mengapa hiu tutul bisa terjebak di pantai Tondo berhari-hari. Namun yang jelas meski diopini masyarakat ikan hiu berpredikat ikan buas, namun kenyataannya hiu tutul yang terjebak di Pantai Tondo justru dalam keadaan jinak. Makanya setelah sempat digiring ke pinggir pantai dengan kesadaran tinggi, warga kembali membawanya ke tengah laut. Tak urung hiu tutul yang berada di Teluk Palu pun lalu dikait-kaitkan dengan bakal adanya kejadian buruk dimasa yang akan datang. Mitos tentang bakal adanya bencana pasca kehadiran hiu tutul mulai beredar dari mulut ke mulut. Entah siapa yang memulai, kekuatiran kehadiran ikan hiu tutul bakal membawa dampak negatif bagi Kota Palu. Pertanyaannya relevankah kehadiran biota laut raksasa dengan bencana yang mungkin saja terjadi? Bagi kita yang terdidik, tentu saja hal tersebut tidak bisa dikait-kaitkan. Bahwa hiu tutul terdampar di Teluk Palu bisa jadi karena faktor terbawa arus. Lebih-lebih jika melihat keberadaan Teluk Palu yang berhadap-hadapan dengan laut bebas yang tidak menutup kemungkinan biota laut berukuran besar bisa saja kesasar. Sementara bencana merupakan gejala alam yang tidak bisa diprediksi kapan bakal terjadi. Namun sebenarnya tidak dipungkiri kadang bencana datang karena ulah manusia sendiri. Lihat saja bencana banjir dan tanah longsor terjadi karena perbuatan ulah manusia yang merusak alam. Jadi antara mitos dan fenomena alam sesungguhnya tidak punya kaitan sebab akibat. Bisa jadi kehadiran ikan hiu tutul di Teluk Palu ingin mengingatkan kita tentang kelalaian dalam menjaga potensi laut. Maraknya kerusakan potensi laut seperti terumbu karang serta maraknya praktek illegal fhising sebagai upaya penangkapan ikan secara liar dengan menggunakan bom, merupakan fenomena yang ada didepan mata kita. Karena itu yang lebih baik dilakukan adalah meningkatkan lagi kesadaran untuk lebih menjaga kearifan alam. Bersyukurlah kita masih sempat melihat keberadaan hiu tutul di Teluk Palu, namun bukan berarti kita lalu mengartikulasikan bahwa kehadiran makhluk tersebut bakal berdampak negatif. Sekali lagi makna kehadiran hiu tutul lebih pada untuk mengingatkan kita warga masyarakat untuk lebih mencintai makhluk ciptaan Tuhan. **

Cerpen

Detak Jarum Jam di Dinding Oleh :Efrain Limbong

Siang itu hari masih saja panas, meskipun jarum jam yang terpampang di dinding rumah sudah mengarah ke angka tiga dan matahari sudah tidak tegak di atas kepala. Seperti biasa Marni sabar menanti kepulangan suami tercinta dari tugas kantor. Namun ada yang tidak lasim, akhir-akhir ini Ardin sang suami lambat pulang ke rumah untuk makan siang dan istirahat.

Yang Marni tahu jika sudah tiba di rumah, Ardin selalu terlihat dalam keadaan letih dan kusut. Ia seperti punya beban, berat hal ini berpengaruh pada napsu makannya yang berkurang. Dalam kondisi tersebut Marni memilih untuk tidak banyak bertanya apa yang menimpa suaminya. Ia hanya duduk tenang di meja makan sambil menemani sang suami perlahan-lahan menghabiskan makanannya di piring. Marni punya perasaan jika sang suaminya punya masalah, sehingga membuatnya terlihat stress. Tapi masalah ini sepertinya bukan masalah biasa, karena menguras pikiran dan tenaga suaminya. Sebagai istri, sudah menjadi kewajiban untuk memberi kekuatan kepada suaminya menghadapi masalah yang dihadapi. Tapi ia sendiri tidak bertindak berlebihan dan ingin menggali lebih dalam masalah yang dihadapi. Jarum jam di dinding rumah berdetak, kini jarum pendek sudah mengarah ke angka empat, yang berarti sudah satu jam lagi berlalu, Marni menanti suaminya balik ke rumah. Sebenarnya tidak masalah kalau Marni tidak harus menghabiskan waktu menuggu sang suami pulang. Ia bisa saja menggunakan waktu yang ada untuk melakukan aktivitas lain. Tapi rasanya, Marni merasa harus menunggu. Hanya itu yang harus ia lakukan untuk memberi dorongan bagi suami. Bukankah prinsip berumah tangga harus seperti itu? susah senang harus dilalui bersama? Sejenak Marni, mengarahkan pandangan ke jam dinding. Terlihat kini jarum panjang mengarah ke angka enam, artinya waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Tidak terasa memang waktu terus berlalu dan itu membuat Marni menjadi gelisah. Ya Marni memang gelisah, jangan-jangan karena sibuk menghadapi masalah, kesehatan Ardin terganggu dan akibatnya jatuh sakit. Ah semoga tidak, tanpa sadar Marni mendesah. Tidak lama kemudian terdengar suara kendaraan roda empat berhenti di depan rumah. Marni tahu betul kalau suara kendaraan tersebut milik suaminya. Ya, kendaraan berplat merah yang sudah empat tahun ini dikendarai suaminya. Marni menyambut di depan pintu rumah. Aku lambat pulang ma, tadi ada pemeriksaan, tutur Ardin dengan suara perlahan. Ia terlihat sang letih dan seperti kurang darah.

Masalah yang dihadapi Ardin, memang bukan persoalan sederhana, karena sudah berada dalam koridor hukum. Semua bermula dari adanya bantuan dana dari pusat yang turun ke daerah untuk program pemulihan. Program itu sendiri merupakan upaya pemulihan terhadap daerah tempat tinggal Ardin yang pernah terkena konflik beberapa tahun lalu. Programnya meliputi penciptaan suasana kondusif lewat pendekatan keamanan, penguatan kelembagaan masyarakat, serta penguatan ekonomi kerakyatan. Program tersebut mendapat dukungan dari pusat. Bahkan sebelum dana dicairkan, sejumlah pejabat Pusat sudah seringkali berkunjung ke daerah itu. Kebetulan kantor yang dipimpin Ardin turut kecipratan dana untuk pelaksanaan aitem program pemulihan tersebut. Total dana yang turun dari pusat mencapai puluhan miliar rupiah dan yang dikelola oleh kantornya mencapai ratusan juta rupiah. Sebagai kuasa pengguna anggaran di kantornya, Ardin sudah menunjuk sejumlah stafnya untuk menggelola dana itu dengan baik. Ia juga sudah mewanti-wanti agar proses administrasi dilakukan setertib mungkin. Karena mengusung tema pemulihan, maka sudah pasti pengelolaan dana tersebut berorientasi ke masyarakat. Artinya dana tersebut harus benar-benar jatuh ke tangan masyarakat yang berhak menerima. Masalah mulai muncul ketika suara-suara protes mulai mencuat soal ketidakberesan pengelolaan dana pemulihan itu. Awalnya ribut-ribut mengarah pada kantor lain, namun akhirnya merembet ke kantor yang dipimpinnya. Seperti tidak terbendung, suara ribut-ribut itu lalu terekspos ke media massa baik cetak maupun elektronik. Dan kantornya disebut-sebut turut melakukan penyimpangan. Sejak itu Ardin mulai berurusan dengan pihak aparat hukum. Ia diminta memberi keterangan soal pengelolaan dana tersebut dan dugaan penyimpangan sebagaimana dituduhkan. Dalam setiap kali pemeriksaan, Ardin menghabiskan waktu berjam-jam untuk memberi keterangan. Kadang ada pertanyaan yang membuat Ardin terhenyak dan tidak bisa mengelak dari kenyataan. Dari beberapa kali pemeriksaan itu, aparat hukum sudah bisa menyimpulkan adanya kebenaran praktek penyimpangan yang dilakukan dalam pengelolaan dana pemulihan di kantornya. Dan sebagai kuasa pengguna anggaran, Ardin turut bertanggungjawab atas adanya penyimpangan tersebut. Kalau sudah begitu, Ardin tahu apa konsekuensi dan resiko yang akan ditanggungnya. Ya sebuah resiko yang akan bersentuhan langsung dengan diri dan keluarganya.

Hari ini kembali Marni sabar menunggu kepulangan suaminya dari tempat kerja. Marni sudah tahu bahwa ada jadwal pemeriksaan suaminya dengan kasus yang dihadapi. Sebetulnya Marni was-was dengan agenda pemeriksaan hari ini, karena yang ia tahu akan menjadi penentu status hukum suaminya dalam kasus tersebut. Namun Marni membuang jauh-jauh semua prasangka buruk, ia selalu mencoba bersikap tenang terhadap masalah yang dihadapi keluarganya. Marni tidak ingin ia bersikap panik karena akan merusak konsentrasi keluarga. Jam di dinding kembali berdetak, Marni melihat jarum pendek sudah mengarah ke angka empat. Sudah pukul empat sore suaminya belum pulang, padahal ia meninggalkan rumah seperti bisa pukul delapan pagi. Marni kembali cemas ia takut sesuatu menimpa suaminya. Karena jujur saja ia sudah sering mengikuti pemberitaan, kalau seorang yang tengah diperiksa tiba-tiba saja sudah langsung ditahan. Ia tidak ingin hal itu berlaku terhadap suaminya dan berharap kasusnya bisa terselesaikan dengan akhir yang baik. Ia punya optimisme karena sang suami sendiri pernah meyakinkannya dalam sebuah perbincangan di ruang tamu, bahwa dirinya tidak bersalah. Tidak usah kuatir ma, papa tidak bersalah. ujar Ardin coba meyakinkan Marni. Namun dari sorot matanya terlihat bahwa ada kegamangan di dalamnya. Marni tahu kalimat pendek yang diucapkan suaminya tidak lebih sebagai pelipur. Dimana-dimana dalam kondisi kritis selalu ada upaya menghibur diri. Tapi mungkinkah suaminya benar-benar tidak bersalah. Ah, hanya suaminya dan yang di atas sana yang tahu. Marni tidak bisa membayangkan bagaimana kelak jika suaminya dijebloskan ke dalam tahanan, siapkan ia menerima kenyataan tersebut? Tak terasa kembali jam di dinding rumah Marni berdetak untuk kesekian kalinya. Kali ini jarum pendek sudah bertengger di angka lima dan suaminya belum betul-betul pulang. Tiba-tiba terdengar suara telepon rumah berbunyi mengusik kesendirian Marni, ia lalu mengangkat telepon tersebut dan mendengar suara yang ternyata dari kantor sang suami. Dari seberang terdengar staf kantor melaporkan kalau suaminya sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyalahgunaan dana bantuan pemulihan dan saat ini sedang ditahan di kantor Kejaksaan. Seketika Marni tersentak, ia mencoba menenangkan diri dan menutup telepon. Badannya yang tadinya hangat tiba-tiba berubah menjadi dingin dan terasa lemas. Apa yang ia kuatirkan ternyata menjadi kenyataan, suaminya ditahan. Marni lalu merasa seperti ada yang berputar dan terus berputar dalam kepalanya, tiba-tiba pandangannya menjadi gelap, Marnipun terkulai dan tidak sadarkan diri. (***)

Kolom Efrain Limbong Antara Mimpi dan Realitas Ada yang menarik saat ekspos Program Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulteng Jumat pekan lalu, di Press Room Kantor Gubernur. Dihadapan rekan-rekan wartawan sang Kadis Dr Ir Hasanuddin Atjo mensosialisasikan rencana pembangunan Terusan Khatulistiwa yang membelah daratan dari Desa Tambu Kabupaten Donggala ke Desa Kasimbar Kabupaten Parigi-Moutong. Menurut Atjo, rencana pembangunan itu bukan mimpi tapi suatu yang realistis. Ada beberapa alasan, sehingga terusan itu harus dibuat, diantaranya posisi Sulteng yang terjepit antara Provinsi Sulut dan Sulsel, membuka akses pelayaran dari Teluk Tomini ke Selat Makassar, serta akan memberi aspek manfaat ekonomi. Menurut Atjo, jika 1000 kapal melintasi terusan sepanjang 28 KM itu tiap tahunnya, maka diperkirakan akan menghasilkan kurang lebih Rp 30 triliun dari pembayaran biaya tol. Sedangkan efisensi bahan bakar bakal mencapai Rp 19 triliun. Rencana pembanguan terusan Khatulistiwa kata Atjo juga disemangati pembangunan Terusan Panama yang memotong tanah genting Panama sepanjang 82 km, memotong Amerika Utara dan Amerika Selatan serta menghubungkan Samudera Pasifik dan Atlantik. Terusan ini memotong waktu tempuh kapal laut karena tidak perlu memutar lewat ujung selatan Amerika Selatan. Keuntungan yang didapat dari terusan ini sebesar Rp 176 triliun pertahun, ungkapnya. Saat ini rencana pembangunan Terusan Khatulistiwa sudah dalam fase penyusunan rencana strategis (renstra) melibatkan berbagai stakeholder dan termasuk tim pendamping dari Untad dan Unhas. Dana pembangunannya sendiri bukan diambil dari APBD Sulteng tapi diharapkan dari APBN lewat Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Untuk lebih mengristalkan proyek besar tersebut, akan dibahas lanjut dalam forum Badan Kerjasama Pemerintah Regional se Sulawesi (BKPRS) di Makassar pada tanggal 23 Maret ini. Jika di Kawasan Barat sudah ada jembatan Suramadu, kenapa tidak di kawasan Timur ada terusan Khatulistiwa. Jadi membangun terusan ini bukan hal sulit tinggal komitmen dari semua pihak. Karena teknologinya sudah tersedia. Jika terusan Panama bisa dibaut mengpaa Khatulistiwa tidak. Terusan ini masuk kategori semi tertutup. Dalam artian ditengah-tengah terbuka sementara dibagian ujung barat dan timur dibuat tertutup berupa terowongan agar ada lintasan darat menuju Utara dan Selatan Sulawesi.

Entah siapa yang mendahului, rencana pembangunan Terusan Khatulistiwa sudah ramai diperdebatkan di dunia maya, baik disitus sulteng@yahoogroup.com atau di facebook oleh kawan-kawan LSM, akademisi, jurnalis, legislatif termasuk caleg sekalipun. Sudah pasti muaranya ada yang pro dan kontra. Yang kontra sudah jelas menuding itu rencana tak masuk akal, gila, serta mimpi. Ketua Komisi III DPRD Sulteng Muharam Nurdin bahkan terang-terangan menuding pembangunan tersebut sebagai rencana yang absurd. Simak saja pernyataan berikut ini yang dikirim oleh Tony, saya senang sekali ada kawan yang seide dengan saya untuk menolak gagasan gila itu, coba bayangkan hari ini orang dari Posona ke Tada cukup jalan kaki, tapi kalau gagasan itu terjadi dia harus menuruni tebing yang curam, lantas harus naik perahu lagi, atau tunggu jembatan kaya Suramadu yang sudah 6 tahun belum jadi. Jangankan masuk akal, dekat diakalpun tidak. Atau seperti ini, Apa yang difikirkan para pemimpin daerah dengan gagasan gila ini? potong pulau tidak seperti potong roti. Sudah begitu miskinkah ide untuk bangun Sulawesi, sampai muncul rencana kriminal lingkungan semacam ini. Pernyataan tersebut dikirim dedengkot aktivis LSM Sulteng, Anto Sangaji. Sementara yang pro seperti bung Tion Camang menyatakan, membangun terusan Katulistiwa bukan ide yang tidak masuk akal atau jauh dari akal. Dalam abad teknolologi sekarang semuanya masuk akal. Dulu gagasan untuk mendarat ke bulan juga dianggap tidak masuk akal, tapi kenyataannya bisa. Masalahnya apakah bangun terusan itu suatu kebutuhan atau hanya keinginan para petinggi itu? Apakah bangun terusan layak secara ekologis atau tidak? Jangan hanya karena kepentingan ekonomi segelintir kapitalis atau kehausan korupsi para pejabat, keberlangsungan Sulawesi dinafikan. Tanpa terusan itu, kita sudah khawatir Sulawesi akan terbelah dua karena memang jalur patahan, ujarnya

Lain rencana pembangunan Terusan Khatulistiwa, lain lagi cerita soal rencana alih fungsi lahan Suaka Margasatwa (SM) Bakiriang menjadi kawasan pertambangan. Alih-alih bakal direkomendasikan oleh Gubernur, Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng sudah menolak membuat pertimbangan teknis sebagai bagian proses pinjam pakai kawasan ke Menhut. Lewat Kabid Planotoli Dinhut Sulteng Ir Safiuddin Natsir menegaskan, kawasan SM Bakiriang yang seluas 12.500 ha ditetapkan lewat Keputusan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No 398/kpts-II/1998 tanggal 21 April 1998 yang perlu dijaga kelestariannya. Antara rencana pembangunan Terusan Khatulistiwa dengan alih fungsi lahan SM Bakiriang untuk dijadikan kawasan Pertambangan punya kesamaan, yakni sama-sama sudah mulai digarap oleh pihak-pihak berkepentingan meski belum secara fisik. Persamaan lain jelas bakal terjadi pengrusakan lingkungan besar-besaran jika kedua proyek itu benar-benar direalisasikan. Perbedaannya? Ya ada komitmen dua SKPD level Provinsi. DKP Sulteng sudah jelas begitu getol dan mengebu-gebu ingin mewujudkan pembangunan Terusan Khatulistiwa antara Tambu dan Kasimbar menjadi sarana lintas Laut yang efisien. Sedangkan Dinas Kehutanan ingin meredam ekspolitasi tambang di kawasan SM Bakiriang yang dapat merusak lingkungan. Intinya DKP ingin mewujudkan mimpi, Dinhut meredam mimpi menjadi realitas. Mana lebih baik mimpi atau realitas? silahkan pilih.**

TERIMA KASIH

Pemateri adalah Wapemred Harian Garda Sulteng/Senior Member GMKI

Anda mungkin juga menyukai