Anda di halaman 1dari 6

Patogenesis

Catatan : Bisa menyerang/merusak banyak jaringan intestinal mucosa (cecum, transverse colon, ascending colon, sigmoid colon, kadand rectum dan appendix) , liver, brain.

Faktor virulensi: adhesion molecule contact dependent cytolisis protease hemolisyn phagocytic activity

Sifat amoeba: lack mitochondria/krebs cycle enzyme obligate fermenters glucoseethanol

Cyst mature infective ( cirri: chitin wall & memiliki 4 nucleus infectiousresist gastric acid) termakan pasien Inkubasi 2 hari- 4 bulan Eksistasi dalam small bowel

Invasi ke colon oleh trophozoit (sebelum merusak, dia berkolonisasi dulu, tropozoit berkoloni di colon) Untuk berkolonisasi dibutuhkan lingkungan dengan low oxigen tensiondan suply metabolik lain yang dibutuhkan.

Penetrasi & adherence (Entanoeba hystolitica meningkatkan sekresi mukus, mengubah komposisi dan menghabiskan mucin dari sel goblet shingga permukaan lebih mudah diserang untuk invasi Mucus barrier Broken....

Contact dependent focal Adhere to colonic muchins & host cell by: -

superficial epithelial erosion

N-acetyl D-galactosamine-inhibitable lectin 260 kDa protein (Gal/Gal NAc Adherence lectin) o Terdiri dari 170-kDa secara imunologis mirip integrin o 35-31-kDa subunit o Tidak secara langsung cytotoxic tetapi dibutuhkan untuk cytolisis sebagai target cell lysis o Lectin: bind to carbohidrat in epithelial cell & RBC

Molecul adhesi lain; 220 kDa lectin 112 kDa adhesin Surface lipophosphoglycan adherence & invasive ulcerative lesion typical from intestinal amebiasis

Cell lysis Channel- forming peptides ( Amoebapores) Ada 3 isoform A (non efficient in lysing eritrosit), B, C ( most effective) rasio: 35:10:1 Hypothesis: Amoebapore berikatan dengan negatively charged phospholipids via protonated lysine residues diikuti oleh insersi peptide ke lipid bilayer driven by membrane potential dari target membrane oligomerization terjadi dengan formasi channel sepanjang plasma membrane menyebabkan mengizinkan pasase air, ion dan molekul kecil lainnya

Butuh pH:0.5 dalam amoeboic vesicle Lysing cell target

Invasi pada lapisan mukosa yang lebih dalam

Tropozoit harus melisiskan sel disekelilingnya dan mendegradasikan extracelluler matrix

o Tropozoit contact dengan extracellular matrix menginduksi formasi: Adhesion plaque Containing actin filamen Vinculin -actinin Tropomyosin Myosin I

o Berikatannya dengan : 37-kDa fibronectin binding protein & 140 kDa integrin like receptor menginduksi peningkatan kalsium intraseluler yang dibutuhkan untuk reorganize tropozoit cytoskeleton untuk membentuk adhesion plaque ( tidak ada atau kalsium intraseluler sedikit adhesion poor!) o Kontak tropozoit dengan extraseluler matrix menginduksi pengeluaran cystein proteinase dan konten dari electron- dense granuls ( termasuk collagenase, 2 protease, dan 25 polipeptid lain) Ada kurang lebih 7 gen yang mengencoding cystein proteinase pada Entamoeba Hystolitica Cytopathic effect berhubungan dengan jumlah aktifitas proteinase, juga sejumlah haemolysin ( di encode oleh plasmid rDNA) & cytotoxic pada intestinalmucosal cell line

Lisis sel destruksi jaringan flask-shaped ulcer (ulkusr seperti botol) pharbol ester & protein kinase C activator menambah cytolitic activity dari parasit

Penyebaran Amoebiasis ke liver

Terjadi via portal blood

Tropozoit naik ke portal vein Liver abcess terisi dengan aceluar proteinaceous debrish (Anchovy paste) lisis heptosit & neutrofil ( menurunkan inflamatory cell dalam liver abcess)

Triangular area hepatic necrosis dapat terjadikarena iscemia karena portal venous obstruction

Tropozoit dapat terdapat sepanjang peripheral lesion hepatic

Catatan Imunitas: serum antibody develop 7 hari dan menetap hingga 10 tahun respon karena invasi : IgA pembatasan penyakit dan mencegah recurrensi oleh cell mediated immunity TNF NO CD8+ lymphosit IFN-d

KOMPLIKASI
1. Necrotizing colitis 2. Ameboma 3. Toxic megacolon 4. Extraintestinal extention atau local perforasi 5. Peritonitis Bentuk kronik dari amebic colitis, mirip dengan inflammatory bowel disease dengan abdominal pain dan diare berdarah Ameboma adalah focus nodular dari proliferative inflamasi kadang-kadang berkembang pada amebiasis kronik, biasanya pada dinding colon. (nelson)

PROGNOSIS Pada kebanyakan pasien diakhiri dengan asimtomatik dan eradikasi. Kematian terjadi sekitar 5% orang yang memiliki infeksi ekstraintestinal. Pada beberapa anak yang memiliki resiko tinggi harus diawasi seperti pada bayi, anak kurang gizi, anak tidak mendapat ASI, dan yang mengalami dehidrasi. (nelson)

TINDAKAN PENCEGAHAN 1) Memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang kebersihan perorangan, terutama pembuangan tinja yang saniter, dan mencuci tangan sesudah buang air besar dan

sebelum memasak atau menjamah makanan. Menyebarkan informasi tentang risiko mengkonsumsi buah atau sayuan mentah atau yang tidak dimasak dan minum air yang tidak terjamin kebersihannya. 2) Membuang tinja dengan cara yang saniter. 3) Melindungi sumber air umum dari kontaminasi tinja. Saringan air dari pasir menghilangkan hampir semua kista dan filter tanah diatomaceous menghilangkan semua kista. Klorinasi air yang biasanya dilakukan pada pengolahan air untuk umum tidak selalu membunuh kista; air dalam jumlah sedikit seperti di kantin atau kantong Lyster sangat baik bila di olah dengan yodium dalam kadar tertentu, apakah itu dalam bentuk cairan (8 tetes larutan yodium tincture 2% per quart air atau 12,5 ml/ltr larutan jenuh kristal yodium) atau sebagai tablet pemurni air (satu tablet tetraglycin hydroperiodide, Globaline , per quart air). Biarkan lebih kurang selama 10 menit (30 menit jika dingin) sebelum air bisa diminum. Filter yang mudah dibawa dengan ukuran pori kurang dari 1,0 m efektif untuk digunakan. Air yang kualitasnya diragukan dapat digunakan dengan aman bila di rebus selama 1 menit. 4) Mengobati orang yang diketahui sebagai carriers; perlu ditekankan pentingnya mencuci tangan dengan baik sesudah buang air besar untuk menghindari infeksi ulang dari tetangga atau anggota keluarga yang terinfeksi. 5) Memberi penyuluhan kepada orang dengan risiko tinggi untuk menghindari hubungan seksual oral yang dapat menyebabkan penularan fekal-oral. 6) Instansi kesehatan sebaiknya membudayakan perilaku bersih dan sehat bagi orang-orang yang menyiapkan dan mengolah makanan untuk umum dan menjaga kebersihan dapur dan tempat-tempat makan umum. Pemeriksaan rutin bagi penjamah makanan sebagai tindakan pencegahan sangat tidak praktis. Supervisi yang ketat perlu dilakukan terhadap pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat ini. 7) Disinfeksi dengan cara merendam buah dan sayuran dengan disinfektan adalah cara yang belum terbukti dapat mencegah penularan E. histolytica. Mencuci tangan dengan baik dengan air bersih dan menjaga sayuran dan buah tetap kering bisa membantu upaya pencegahan; kista akan terbunuh dengan pengawetan, yaitu dengan suhu diatas 50oC dan dengan iradiasi. 8) Penggunaan kemopropilaktik tidak dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai